Anda di halaman 1dari 57

Kebijakan Kesehatan

I
Policy Formulation
(Formulasi Kebijakan)
Formulasi kebijakan mengisyaratkan
diperlukannya tindakan yang lebih teknis
dengan cara menerapkan metode penelitian
guna mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk merumuskan permasalahan
kebijakan dan mencari berbagai alternatif
solusi kebijakan.
Asumsi-asumsi tentang Formulasi
• Sering tidak diawali dengan rumusan
permasalahan yang jelas
• Tidak dimonopoli oleh suatu institusi
pemerintah
• Formulasi dan reformulasi dapat terjadi secara
terus menerus dalam jangka panjang
• Karena bersifat kompetisi antar aktor maka
formulasi menimbulkan situasi ada yang kalah
dan menang
• Tidak terbatas hanya dilakukan oleh satu actor
Metode Formulasi
• Rasional
• Inkremental/tambal sulam (berdasarkan
kebijakan/keputusan yang sudah ada
kemudian diperbaiki/disempurnakan untuk
memecahkan masalah yang baru tersebut).
• Model system
Langkah-langkah dalam model rasional
• Pengambil kebijakan dihadapkan pada suatu
masalah
• Tujuan dan nilai2 yang ingin dicapai dapat
dirangking
• Alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah
dirumuskan
• Analisa biaya dan manfaat dilakukan untuk masing-
masing alternatif
• Membandingkan masing-masing alternatif
• Memilih alternatif yang terbaik
Model system

Envinronment
Environment

Demans
Decisions
A Political
Inputs Support Outputs
System Or policies
Policy Legitimation
• Legitimasi adalah proses pengesahan suatu
keputusan menjadi sebuah undang-undang
dan hukum tertulis lainnya.

• Bentuk-bentuk legitimasi kebijakan public


• UUD
• UU
• PP
• KEPRES
• KEPMEN
• PERDA
• UNDANG-UNDANG
• Undang-undang merupakan peraturan tinggi
setelah undang-undang dasar yang diangkat
sebagai konstitusi negara Indonesia. Undang-
undang mengatur urusan-urusan yang bersifat
spesifik. Misalnya masalah pertanian, lalu
lintas, pemasaran, dan lain sebagainya.
• PERPU ( peraturan pemerintah pengganti
Undang-undang)
• Perpu baru bisa diputusan oleh presiden
disaat yang genting. Misalnya dalam hal
penanganan masalah bencana alam ataupun
perang. Sebab harus dibahas DPR pada
kesempatan pertama untuk dijadikan UU.
Dalam konteks ini, DPR cuma punya dua
pilihan: menolak atau menyetujui
• PP
• Peraturan pemerintah diterbitkan untuk
memeberikan penjelasan terhadap undang-
uandang agar tidak terjadi salah tafsir bagi
masing-masaing penafsir kebijakan.
• PERATURAN PRESIDEN
• Peraturan presiden merupakan peraturan yang
dikeluarkan oleh presiden untuk menajalankan
implementasi kebijakan kepada pemerintahan.
• PERATURAN DAERAH
• Peraturan Daerah adalah Naskah Dinas yang
berbentuk peraturan perundang-undangan,
yang mengatur urusan otonomi daerah dan
tugas pembantuan atau untuk mewujudkan
kebijaksanaan baru, melaksanakan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan
menetapkan sesuatu organisasi dalam
lingkungan Pemerintah daerah yang ditetapkan
oleh Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
Policy Implementation
(Implementasi Kebijakan)
Apa itu implementasi ?
• Jones (1987) ; those activities directed toward putting
a program into effect (proses mewujudkan program
hingga memperlihatkan hasilnya)

• Van Horn dan Van meter (1975) : those actions by


public and private individual (or groups) that are the
achievement or objectives set forth in prior policy (
tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah maupun
swasta baik secara individu maupun kelompok yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang menjadi prioritas kebijakan)
• Secara lebih konkrit Mazmanian & Sabatier
menyatakan bahwa fokus perhatian dalam
implementasi yaitu memahami apa yg senyatanya
terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku,
diantaranya adalah :
Kejadian dan kegiatan yg timbul sesudah disahkannya
pedoman-pedoman kebijakan yg mencakup usaha
mengadministrasikan maupun usaha menimbulkan
dampak yang nyata pada masyarakat.
Kesimpulan umum
• Implementasi adalah tindakan yang dilakukan setelah
suatu kebijakan ditetapkan
• Implementasi merupakan cara agar sebuah kebijakan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
• Tujuan kebijakan adalah melakukan intervensi, dan
implementasi adalah tindakan intervensi itu sendiri.
• Implementasi melibatkan usaha dari policy makers
untuk mempengaruhi street level bureaucracy
(Lipsky) untuk memberikan pelayanan atau mengatur
perilaku target group.
Mengapa implementasi penting ?
• Implementasi merupakan proses yg penting
dalam proses kebijakan, dan tak terpisahkan
dari proses formulasi kebijakan (Jones, 1987)
• Implementasi bahkan jauh lebih penting dari
pembuatan kebijakan. Kebijakan hanya berupa
impian atau rencana yg bagus dan tersimpan
dalam arsip kalau tak diimplementasikan
(udoji, 1981)
• Tanpa implementasi kebijakan tak akan bisa
mewujudkan hasilnya.
• Implementasi bukanlah proses yang sederhana,
tetapi sangat kompleks dan rumit.
• Benturan kepentingan antar aktor baik administrator,
petugas lapangan, maupun sasaran sering terjadi
• Selama implementasi sering terjadi beragam
interprestasi atas tujuan, target maupun strateginya
• Implementasi dipengaruhi oleh berbagai variabel,
baik variabel individual maupun organisasional
• Dalam prakteknya sering terjadi kegagalan
dalam implementasi
• Banyaknya kegagalan dalam implementasi
kebijakan telah memunculkan kajian baru
dalam studi kebijakan yaitu studi
implementasi kebijakan
• Guna menilai keberhasilan atau kinerja sebuah
kebijakan maka dilakukan evaluasi kebijakan
Bagaimana melakukan intervensi dalam
implementasi?
Mazmanian dan Sabatier (1983); memberikan
langkah-langkah sbb :
1. Mengidentifikasi masalah yang harus
diintervensi
2. Menegaskan tujuan yang hendak dicapai
3. Merancang struktur proses implementasi
Dg demikian program harus disusun secara jelas
dan harus dioperasionalkan dalam bentuk
proyek.
Lineberry (1984) menyatakan beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam implementasi :
1. Pembentukan unit organisasi atau staf pelaksana
2. penjabaran tujuan dalam berbagai aturan pelaksana
(Standard operating procedures/SOP)
3. Koordinasi berbagai sumber dan pengeluaran pada
kelompok sasaran serta pembagian tugas diantara
badan pelaksana
4. pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai
tujuan
Menurut Anderson 1979) ada 4 aspek dalam
implementasi kebijakan :
1. Who is involved policy implementation ?
2. The nature of administrative process (hakekat
dari proses administrasi)
3. Compliance with policy (kepatuhan pada
kebijakan)
4. The effect of implementation (dampak dari
pelaksanaan kebijakan)
Ada dua fokus dalam melakukan implementasi :

1. Compliance (kepatuhan) : apakah implementor patuh pada


aturan, juklak, jadwal dsb ?

2. What happening ? : mempertanyakan bagimana kinerja


implementasi, apa yang dicapai dsb. Dalam hal ini beberapa
hal yang penting :
a. Banyaknya aktor yang terlibat
b. Kejelasan tujuan
c. Partsipasi semua unit pemerintahan
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
(Ripley & Franklin (1985)
Kesimpulan umum aktivitas
implementasi meliputi :
1. Siapa pelaksananya
2. Berapa besar dana dan darimana diperoleh ?
3. Siapa sasarannya
4. Bagaimana manajemennya
5. Bagaimana kinerja dan keberhasilannya
diukur
Faktor penentu keberhasilan
implementasi

1. Logika kebijakan itu sendiri


2. Kemampuan pelaksana dan ketersediaan
sumber
3. Manajemen yang baik
4. Lingkungan dimana kebijakan
diimplementasikan
implementasi kebijakan dipengaruhi oleh 4 variable
1. Idealized policy : yaitu pola interaksi yang digagas oleh perumus
kebijakan dengan tujuan untuk mendorong, mempengaruhi dan
merangsang target group untuk melaksanakannya
2. Target groups : yaitu bagian dari policy stake holders yang diharapkan
dapat mengadopsi pola-pola interaksi sebagaimana yang diharapkan
oleh perumus kebijakan. Karena kelompok ini menjadi sasaran dari
implementasi kebijakan, maka diharapkan dapat menyesuaikan pola-
pola perilakukan dengan kebijakan yang telah dirumuskan
3. Implementing organization : yaitu badan-badan pelaksana yang
bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan.
4. Environmental factors : unsur-unsur di dalam lingkungan yang
mempengaruhi implementasi kebijakan seperti aspek budaya, sosial,
ekonomi dan politik.
• Sering terjadi suatu program tidak mampu
mewujudkan tujuannya( kegagalan implementasi)
• Ketidakmampuan program mewujudkan tujuan
disebut oleh Andrew Dunsire sebagai implementation
gap yaitu suatu kondisi dimana dalam proses
kebijakan terjadi perbedaan antara apa yang
diharapkan pembuat kebijakan dengan apa yg
senyatanya terjadi.
• Implementation gap ini sangat dipengaruhi oleh
implementation capacity dari orgs pelaksana (Goggin,
1990)
Persoalan dalam implementasi
1. Interprestasi : Kebijakan lebih bersifat
strategis, sehingga Birokrat perlu
menginterprestasikan atau
mengoperasionalkan kebijakan tersebut
2. Pendayagunaan resources
3. Manajemen program
Prasarat keberhasilan implementasi :
• 1. Tiadanya hambatan eksternal
• 2. Tersedianya resources yg memadai
• 3. Good policy
• 4. Hubungan ketergantungan yg minimum
• 5. Pemahaman & kesepakatan thd tujuan
• 6. Tugas ditetapkan dengan urutan yg tepat
• 7. Komunikasi dan koordinasi lancar
• 8. Ada dukungan otoritas
Kegagalan implementasi
A. Tak bisa diimplementasikan
B. Unsucsessfull implementation
Penyebab kegagalan sebuah kebijakan :
1. Bad policy : perumusannya asal-asalan, kondisi
internal belum siap, kondisi eksternal tak
memungkinkan dsb
2. Bad implementation : pelaksana tak memahami
juklak, terjadi implementation gap dsb)
3. Bad Luck
Faktor lain penyebab publik tak mau
melaksanakan kebijakan (Anderson, 1979)
• Kebijakan bertentangan dg sistem nilai
masyarakat
• Adanya konsep ketidakpatuhan selektif thd
hukum
• Keanggotaan seseorang dalam suatu
organisasi/ kelompok
• Tidak adanya kepastian hukum (terjadi
pertentangan antara kebijakan satu dg
lainnya)
Studi implementasi ;
• Mrpk studi untuk mengetahui proses
implementasi
• Tujuan utamanya adalah untuk memberi
umpan balik pada pelaksana kebijakan
• Untuk mengetahui apakah proses pelaksanaan
telah sesuai dengan rencana atau standard yg
ditetapkan
• Untuk mengetahui hambatan dan problem yg
muncul dalam proses implementasi
• Beberapa pakar beranggapan bahwa studi
implementasi perlu melihat output kebijakan, shg
sering disebut juga evaluasi implementasi
• Dalam evaluasi implementasi dilihat dampak jangka
pendek akibat proses implementasi tersebut
• Biasanya bersifat deskriptif kualitatif
• Metode pengumpulan data = metode penelitian
sosial lainnya
• Karena bertujuan untuk memberikan umpan balik
maka biasanya digunakan metode yg lain spt, FGD,
rapat, brainstorming dsb. Juga catatan-catatan
harian pribadi dapat dijadikan sumber data yang
akurat (Bryan & White, 1987)
Perkembangan studi (penelitian)
implementasi (Gogin dkk (1990)
1. Penelitian generasi pertama, fokus :
a. Bagaimana suatu aturan diujudkan sebagai hukum
dan bagaimana suatu hukum dijadikan program
b. Upaya menunjuukkan sifat kekomplekan dan
dinamika implementasi
c. menekankan pentingnya subsistem kebijakan
d. Mengidentifikasi faktor yg berhub dg hasil suatu
program
e. mendiagnosis bbrp penyakit yg sering mengganggu
pelaksana
Penelitian generasi kedua, Fokus :
1. Jenis dan isi kebijakan
2. organisasi pelaksana dan sumberdaya
3. pelaksana kebijakan : sikap, motivasi, hub
antar pribadi, komunikasi dsb
4. Hasil : pengakuan bahwa implementasi bisa
berubah setiap saat, identifikasi faktor
penentu keberhasilan, berbagai persoalan yg
muncul dsb
Penelitian generasi ketiga, fokus :
• 1. Komunikasi antar lembaga pemerintahan
• 2. penyusunan desain penelitian
• 3. Mengkaji variabel-variabel prediktor dalam
implementasi
Pendekatan dalam studi implementasi
1. Pendekatan strukural (peran organisasi)
2. Pendekatan prosedural dan manajemen
(Misal : Network planning and Controll/ NPC,
Program Evaluation and Review Tehnique /
PERT dsb)
3. Pendekatan Perilaku (komunikasi, informasi,
sikap dsb)
4. Pendekatan politis (aspek-aspek antar
departemental/ politik)
Beberapa model Implementasi
(Parsons, 1997)
• 1. Model analisis kegagalan (implementasi sbg proses
interaksi antara tujuan dan tindakan( Pressman & Wildavsky,
1973), implementasi sebagai politik adaptasi saling
menguntungkan ( Mc Laughin, 1975)
• 2. model Top down (mengidentifikasi faktor yang
menyebabkan keberhasilan implementasi (Van Meter van
Hoirn (1975), Grindle (1980), Sabatier & Mazmanian (1979)
dsb
• 3. model Bottom up (mengidentifikasi faktor lain dan interaksi
organisasi antara Pemerintah dg warga negara (lipsky, 1971),
Implementasi sebagai proses yg disusun melalui konflik dan
bergaining (Wetherly, 1977), Implementasi sebagai proses alur
(Smith, 1973)
• 4. model sintesis (Ripley & Franklin (1985), Nakamura &
Smallwood (1986) dsb
Policy Evaluation
(Evaluasi Kebijakan)
Evaluasi kebijakan
• Kegiatan untuk menilai sejauhmana kefektifan
sebuah kebijakan publik guna
dipertanggungjawabkan pada konstituennya dan
sejauhmana tujuan tercapai
• Kegiatan yang bertujuan menilai “manfaat” suatu
kebijakan (Jones ,1984)
• Kegiatan yang ditujukan untuk melihat sebab-sebab
kegagalan suatu kebijakan atau untuk mengetahui
apakah kebijakan publik yang telah dilaksanakan
meraih dampak yg diinginkan
Apa itu evaluasi ?
• Anderson (1979) : Evaluasi adalah the appraisal of
assesstment of policy including its content implementation
and impact (penilaian atau pengukuran kebijakan termasuk
isi, implementasi dan dampaknya)
• Jones (1987) Evaluasi : an activity designed to judges the
merits of government programs which varies significancy in
the spesificationof objects, the techniques measurement and
methods of analysis (suatu aktivitas yg dirancang untuk
menilai keberhasilan program- program yg berbeda secara
tajam dalam spesifikasi obyeknya, tehnik pengukurannya serta
metode analisanya).
Mengapa evaluasi diperlukan ?
• 1. Merupakan satu tahapan dalam
siklusKebijakan
• 2. mengetahui keberhasilan/ kegagalan atau
kebijakan
• 3. mengetahui penyebab kegagalan
• 4. mengetahui apakah dampak kebijakan
publik sesuai dg yang diharapkan
• 5. menilai manfaat suatu kebijakan
Manfaat Evaluasi kebijakan :
• 1. Memperoleh informasi tentang kinerja kebijakan
• 2. Mendorong seseorang untuk lebih memahami
maksud, kualitas dan dampak kebijakan
• 3. Umpan balik bagi manajemen dalam rangka
perbaikan/ penyempurnaan implementasi
• 4. Memberikan rekomendasi pada pembuat
kebijakan
Fungsi Evaluasi (Dunn; Ripley)
• Eksplanasi : Menjelaskan realitas pelaksanaan
program
• Kepatuhan : Melihat apakah pelaksanaan sesuai
standar dan prosedur)
• Auditing: Melihat apakah output sampai ke sasaran.
Adakah kebocoran dan penyimpangan
• Akunting : Apa akibat sosial ekonomi dari kebijakan.
Misal seberapa jauh mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat, adakah dampak yang
ditimbulkan
Tujuan evaluasi kebijakan :
• 1. Mengukur efek suatu program
• 2. Bahan pertimbangan untuk pembuatan
keputusan lebih lanjut mengenai program di
masa datang
• 3. Menilai kesesuaian dan perubahan program
• 4. Alasan memenuhi akuntabilitas
Implikasi dari tujuan evaluasi tsb :
• Mengukur efek: hal ini menunjuk pada
perlunya metodologi penelitian
• Membandingakan efek dgn tujuan: menunjuk
pada penggunaan kriteria untuk mengukur
keberhasilan
• Memberikan sumbangan pada pembuatan
kebijakan berikutnya
• Terjadi peningkatan program dimasa datang
Keputusan yg dapat diambil dari hasil evaluasi
(Weis dalam Shafritz and Hyde, 1987)

• 1. Meneruskan atau mengakhiri program


• 2. Memperbaiki praktek & prosedur adm
• 3. Menambah atau mengurangi strategi dan tehnik
implementasi
• 4. Melembagakan program ke tempat lain
• 5. Mengalokasikan sumber daya ke program lain
• 6. Menolak atau menerima pendekatan/ teori yg
digunakan sbg asumsi
Persoalan yg ingin dijawab dalam evaluasi
(Ripley, 1985)
• 1. Kelompok dan kepetingan mana yg memiliki akses dalam pembuatan
kebijakan?
• 2. Apakah pembuatan cukup rinci, terbuka dan memnuhi prosedur?
• 3. Apakah program didesain secara logis ?
• 4. Apakah sumber daya yg menjadiinput program telah memadai untuk
menc tuj ?
• 5. Apa standar implementai yg baik bagi kebijakan tsb ?
• 6.Apakah program dilaks sesuai standar efisiensi ekonomi? Apakah uang
digunakan dg tepat dan jujur?
• 7. Apakah kel sasaran memeproleh pelayanan seperti yg didesain dalam
program ?
• 8. Apakah program memberikandampak pada kelompok non sasaran? Apa
jenis dampaknya ?
• 9. Apa dampak yg diharapkan dan tak diharapakan pada masyarakat ?
• 10. Kapan tindakan program dilaksanakan dan dampaknya diterima oleh
masyarakat ?
• 11. Apakah tindakan dan dampak sesuai yg diharapkan ?
Kasley dan Kumar (1987)
• 3 pertanyaan yg perlu dijawab dalam evaluasi
:
1. Siapa yg memperoleh akses dari input dan
output program ?
2. Bagaimana mereka bereaksi thd program
tersebut ?
3. Bagaimana program tsb mempengaruhi
perilaku sasaran kebijakan ?
Aspek kajian evaluasi kebijakan
• 1. Proses pembuatan kebijakan
• 2. Proses implementasi kebijakan
• 3. Konsekwensi kebijakan
• 4. Efektivitas dampak kebijakan

• Evaluasi dapat dilakukan sebelum (evaluasi


formatif), pada saat (evaluasi implementasi)
dan sesudah kebijakan diimplementasikan
(evaluasi sumatif)
Pengelompokkan evaluasi yg lain:
• 1. Evaluasi administratif : Biasanya dilakukan
dg aspek finansial dan prosedur (dilakukan
dalam lingkup pemerintahan)
• 2. Evaluasi Yudisial : Evaluasi yang berkaitan
dengan obyek-obyek hukum
• 3. Evaluasi Politik: Evaluasi yg dilakukan oleh
lembaga-lembaga politik
Evaluasi Administratif terdiri atas :
• Effort evaluation: Mengevaluasi input program
• Performance evaluation: Mengkaji output
dibandingkan dengan input program
• Effectiveness evaluation: Mengkaji apakah
pelaksanaanya sesuai dg sasaran & tujuan
• Effeciency evaluaiton: Membandingkan biaya dengan
output yang dicapai
• Process evaluation: Mengkaji metode pelaksanaan,
aturan dan prosedur dalam pelaksanaan
Evaluasi jika dikaitkan dg tujuan :
• Evaluasi kecocokan : Apakah kebijakan tb diteruskan
dan bagaimana prospek kebijakan
• Evaluasi efektifitas: Apakah dampaknya sesuai dgn
yang diinginkan, serta biaya dan manfaatnya
sebanding?
• Evaluasi efisiensi: Apakah sumber daya yang
digunakan efisien dan mampu menc. hasil yang
optimal
• Meta evaluasi: Menguji dan menilai proses evaluasi
itu sendiri, apakah telah dilakukan dgn benar,
profesional dan obyektif?
Bagaimana melakukan evaluasi ?
• Berbagai hal yg harus diperhatikan sebelum
melakukan evaluasi :
1. Mengamati, memahami tujuan evaluasi
2. Mengamati, melilih kriteria
3. Mengamati senitivitas metode
4. memperhatikan efektivitas biaya
5. memperhatikan kendala yg berhub dg
anggaran, yakni SDM dan juga data
• Kegiatan evaluasi mencakup 3 macam
kegiatan :
1. Specification : menyangkut obyek yg dinilai
2. Measurement : memilih tehnik pengukuran
yang tepat untuk menilai
3. Analysis : Melakukan analisa informasi yg
disajikan
Kriteria yg harus dipenuhi dalam
melakukan evaluasi :
• 1. Relevansi : mampu memberikan inf yg tepat pada
pembuat dan pelaku kebijakan, menjawab scr benar
pertanyaan dalam waktu yg tepat
• 2. Signifikan : mampu memberikan inf yg baru dan
penting melebih yg sudah ada
• 3. Validitas : mampu memberikan pertimbangan yg
persuasif & seimbang tentang hasil nyata kebijakan
• 4. Reliabilitas : dapat membuktikan bahwa hasilnya
diperoleh dengan penelitian yg teliti
• 5. Obyektif : tidak memihak /bias
• 6. Tepat waktu
• 7. Daya guna : bisa dimengerti & dimanfaatkan oleh
pelaku dan pembuat kebijakan

Anda mungkin juga menyukai