Anda di halaman 1dari 31

M.K.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PRODI S-2 IKM FKM USU

Topik Kuliah Ke-3

PERATURAN PERUNDANGAN
BIDANG K3

Oleh:
Gerry Silaban
KEDUDUKAN HUKUM UU No.1 Tahun 1970

HUKUM
HUKUM KETENAGAKERJAAN HUKUM
PERDATA PIDANA

Lex Specialist
Lex Generalist
• UU Uap 1930 (Stbl. No.225 Th. 1930)
• UU Petasan (Stbl. No.143 Th. 1932) • UU KK No.1/1970
• UU Rel Industri (Stlbl. No. 593 Th. 1938)
• UU Timah Putih Kering (Stbl. No. 509 Th. 1932)
• MPR 1930

PERATURAN PELAKSANAAN
DASAR HUKUM
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 3, 9 dan 10 UU No. 14 Tahun 1969

UU No. 1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP, Permen, Kepmen; SE;


DASAR HUKUM
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU No. 13/2003


Ttg Ketenagakerjaan

UU No. 1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP, Permen, Kepmen, SE;


DASAR HUKUM
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

• UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan


Pokok mengenai Ketenagakerjaan
Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan
yang layak bagi kemanusiaan.
DASAR HUKUM
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan
moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama.
Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja
yang meliputi:
(1) norma keselamatan kerja
(2) norma kesehatan kerja
(3) norma kerja
(4) pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi
dalam hal kecelakaan kerja
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Penjelasan

Pasal 86 (2)
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan
untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan
derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Penjelasan

Pasal 87 (1)
Yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.
BAB XVI
Bagian Kedua
Sangsi Administratif

Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi administratif
atas pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam
Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45
ayat (1), pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal
126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang
ini serta peraturan pelaksanaannya.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat
produksi;
h. pencabutan ijin.

(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana


dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
Menteri.
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970

LATAR BELAKANG

• Yuridis - VR. 1910 Stbl No. 406


• Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi: peningkatan
intensitas kerja
• Upaya preventif mulai dari perencanaan

UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970

TUJUAN
memberikan perlindungan atas keselamatan:
• Tenaga kerja
• Orang lain
• Sumber-sumber produksi
dapat dipakai secara aman dan efisien
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970

Bab II RUANG LINGKUP


Pasal 2 ayat 1
tempat kerja di darat, dalam tanah, permukaan air, dalam air,
di udara

dengan unsur :
• dilakukan usaha
• ada tenaga kerja yang bekerja
• ada sumber bahaya:
a. Keadaan mesin/ alat/ bahan
b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA ( BAB III Pasal 3)

a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;


b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA (Pasal 3)

j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;


k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970

PENGAWASAN (Bab IV Pasal 5)

MENAKER
DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA


PENGA DOKTER P2K3
K3 BANDING
WAS PRSH
(Pasal 6)

DEP/DINAS LUAR - POLI PRSH PRSH


DEPNAKER - JASA KESEH

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA - JASA
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
KEWAJIBAN PENGURUS

• Pasal 8 - Pemeriksaan Kesehatan


• Pasal 9 (Bab V Pembinaan):
(1) Menjelaskan dan menunjukkan:
 kondisi dan bahaya tempat kerja.
 semua pengaman dan alat perlindungan yang
diharuskan dalam tempat kerja.
 APD.
 Cara dan sikap bekerja yang aman.
(2) Dinyatakan mampu dan memahami  pekerja
(3) Pengurus wajib  pembinaan
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-
syarat K3
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970

KEWAJIBAN PENGURUS

Bab VI: P2K3


• Pasal 10 - Membentuk P2K3

Bab VII: KK
• Pasal 11 - Laporan kecelakaan
Bab X: Kewajiban Pengurus
• Pasal 14 - Menempatkan secara tertulis
- Memasang gambar
- Menyediakan APD secara cuma-cuma
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
KEWAJIBAN dan HAK TENAGA KERJA (Bab VIII)
• Pasal 12
a. Memberikan keterangan yang benar;
b. Memakai alat perlindungan diri;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja;
d. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat
keselamatan dan
e. kesehatan kerja yang diwajibkan;
f. Menyatakan keberatan kerja

BAB IX
• Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970

Bab XI: Ketentuan-ketentuan Pokok

• Pasal 15 (2):
Ancaman pidana:
a. Kurungan 3 bulan
b. Denda Rp 100.000,-
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970

MGT
SDM

BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

AMAN Prod’s
FAKTOR
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT
PENYEBAB

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAAN

ANALISIS
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970

Secara Sektoral

 PP No. 19/1973: Pestisida


 PP No. 11/1979: K3 Pertambangan
 Permenaker No. 01/1978: K3 Dalam Penebangan dan
Pengangkutan Kayu
 Permenaker No. 01/1980: K3 Pada Konstruksi
Bangunan
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970

Pembidangan Teknis

 Permenaker No. 04/1980: APAR


 Permenaker No. 01/1982: Bejana Tekan
 Permenaker No. 02/1983: Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik
 Permenaker No. 03/1985: Pemakaian Asbes
 Permenaker No. 04/1985: Pes. Tenaga dan Prod.
 Permenaker No. 05/1985: Pes. Angkat dan Angkut
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970
[Lanjutan]

 Permenaker No. 02/1989: Instalasi Petir


 Permenaker No. 04/1998: PUIL
 Permenaker No. 03/1999: Lift Listrik
 Kepmenaker No. 51/1999: NAB Kebisingan
 SE Menaker No. 01/1979: Pengadaan Kantin
 SE Menaker No. 01/1997: NAB Kimia
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun1970

Pendekatan Personil

• UU dan Peraturan Uap Tahun 1930


• Permenaker No. 01/1976: Wajib latihan Hiperkes bagi dokter
• Permenaker No. 01/1979: Wajib latihan Hiperkes bagi Paramedis
• Permenaker No. 02/1982: Kualifikasi juru las
• Permenaker No. 01/1988: Operator pesawat uap
• Permenaker No. 01/1989: Operator keran angkat
• Permenaker No. 02/1992: Ahli K3
• Kepmenaker No. 187/1999: Bahan Kimia Berbahaya
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970

Pendekatan SDM

• Permenaker No. 01/1976: Wajib Latih Hiperkes Bagi Dokter


Perusahaan
• Permenaker No. 01/1979: Wajib Latih Bagi Paramedis
• Permenaker No. 02/1980: Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
• Permenaker No. 02/1982: Syarat dan Kwalifikasi Juru Las
• Permenaker No. 01/1988: Syarat dan Kwalifikasi Operator Pesawat
Uap
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970
[Lanjutan]

 Permenaker No. 01/1979: Syarat dan Kwalifikasi Operator


Angkat dan Angkut
 Permenaker No. 02/1992: Ahli K3
 Kepmenaker No. 407/1999: Kompetensi Teknisi Lift
 Kepmenaker No. 186/1999: Pengorganisasian
Penanggulangan Kebakaran
 Kepmenakertrans No. 187/1999: Ahli K3 Kimia
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970

Pendekatan Kelembagaan

 Permenaker No. 04/1987: P2K3


 Kepmenaker No.155/1987: DK3N
 Permenaker No. 04/1995: Perusahaan Jasa K3
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970

Pendekatan Sistem

Permenaker No. 02/1980: Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja


Permenaker No. 01/1981: Melapor PAK
Permenaker No. 03/1982: Pelayanan Kes Ker
Permenaker No. 05/1996: SMK3
Permenaker No. 03/1998: Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kec.

Anda mungkin juga menyukai