Anda di halaman 1dari 37

Kanker Payudara

Darian Davin, S.Ked (04084821719187)


M. Rizky Rasyadi, S.Ked (04084821719188)

Pembimbing:
dr. Benny Kusuma, Sp.B(K)Onk, MARS
Outline

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Kesimpulan
Pendahuluan
Pendahuluan

 Kanker payudara  keganasan pada jaringan payudara


berasal dari epitel ductus ataupun lobulusnya.

 sering terjadi pada wanita di Amerika dan menempati nomor


dua sebagai penyebab kematian terbanyak akibat kanker

 Angka kejadian kanker di seluruh dunia adalah 23% dan


angka kematiannya adalah 14%. Pada tahun 2012,
diperkirakan terdapat kasus baru kanker payudara di Amerika
sebanyak 226.870 dan 39.150 kematian. (Morrow, 2015)
Pendahuluan
 faktor resiko  riwayat menstruasi dini atau menarche lambat, hormonal, usia, riwayat
keluarga, genetic seperti mutasi gen BRCA1, BRCA2, dan TP53, riwayat penyakit
payudara sebelumnya, riwayat reproduksi, obesitas, konsumsi alkohol dan faktor
lingkungan.

 Keluhan penderita kanker payudara dapat berupa adanya benjolan pada payudara,
nipple discharge, retraksi puting, skin dimpling, kulit sekitar payudara seperti kulit jeruk,
ulserasi dan benjolan pada ketiak.

 Pendekatan primer  menghindari faktor resiko yang dapat dihindari


 Pendekatan sekunder skrining kanker payudara seperti pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS).

 Pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun


paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat
dilakukan secara optimal
Tinjauan Pustaka
Anatomi
 Terdiri dari 15-20 lobus yang tersusun
radier dan berpusat pada papilla
mammaria dan mempunyai ampulla
yang melebar sebelum ujungnya.

 Dasar papilla mammaria dikelilingi oleh


areola.

 Lobus-lobus kelenjar dipisahkan oleh


septa fibrosa. Septa fibrosa yang terletak
diatas kelenjar terbentang dari kulit
sampai ke fascia profundal dan berfungsi
sebagai ligamen suspensorium atau
ligament cooper’s.

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik ed. 6. Jakarta: EGC.


Vaskularisasi
 Vaskularisasi payudara berasal dari arteri
mammary interna dan arteri thoracic lateral.
 Kedua arteri ini berasal dari arteri axillaris dan
memasuki payudara dari sisi superomedial
dan superolateral.

 Cabang dari kedua arteri ini beranastomosis


satu dengan lainnya. Arteri mammary interna
bercabang menjadi arteri intercostal posterior
dan arteri intercostal posterior menembus
lapisan dalam dari payudara.

 Vena yang terdapat pada payudara adalah


cabang dari thorakalis interna, vena posterior
intercostal dan vena axillaris.

Jatoi. 2006. Atlas of Breast Surgery


Aliran Limfe

 Kuadran lateral mengalirkan cairan limfe ke nodi


axillaris anterior atau kelompok pectoralis (terletak
tepat posterior terhadap pinggir bawah musculus
pectoralis major).

 Kuadran medial mengalirkan cairan limfe melalui


pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan
intercostalis dan masuk ke dalam kelompok nodi
thoracalis interna (terletak di dalam cavitas thorax di
sepanjang arteria thoraca interna).

 Beberapa pembuluh limfe mengikuti arteria intercostalis


posterior dan mengalirkan cairan limfe ke posterior ke
dalam nodi intercostalis posterior (terletak di sepanjang
arteria intercostalis posterior).

 Beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh


limfe dari payudara kontralateral
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik ed. 6. Jakarta: EGC.
Aliran Limfe
 Nodus limfe aksilaris biasanya menerima
>75% drainase limfe dari payudara.
 Sisanya dari medial payudara, mengalir
melewati pembuluh limfe yang menembus
cabang arteri mammae internal dan
masuk ke nodus limfe parasternal.

Berg Level’s:
 Level 1: Nodus limfe terletak yang lateral atau dibawah
dari batas bawah dari otot pektoralis minor
 Level 2: Nodus limfe yang terletak superfisial atau
didalam otot pektoralis minor
 Level 3: nodus limfe medial atau batas atas otot Hunt, K.K., Robertson, J.F.R., Bland K.I. Schwartz. 2015. The
Breast. Dalam: Brunicardo, F.C. (Editor). Schwartz’s Principle of
pectoralis minor dikategorikan sebagai nodus limfe level Surgery 10th ed. McGraw Hill
Kanker Payudara
 keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus
maupun lobulusnya.

Epidemiologi
 Data dari GLOBOCAN, international agency for research on cancer (IARC)
diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan
8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia.

 Kasus kanker payudara lebih banyak terjadi di daerah kurang berkembang


(883.000 kasus) dibandingkan dengan daerah yang lebih maju (794.000 kasus).
Angka insidens kanker payudara di Indonesia pada tahun 2012 menurut
GLOBOCAN dan IARC adalah 40/100.000 penduduk dengan angka
kematiannya 16,6 kematian / 100.000 penduduk/ (Infodatin, 2016)
Faktor resiko
Hormonal

Faktor
Mutasi Gen
lingkungan

Riwayat
Obesitas
keluarga

Gaya
hidup
Morrow, M., Burstein HJ., dan Harris JR. 2015. Malignant Tumors of
the Breast. Dalam: DeVita VT, Lawrence TS, dan Rosenberg SA
(Editor). Cancer Principles & Practice of Oncology, 10 th Edition.
Patogenesis

• Tahap dimana terjadi perubahan spesifik pada DNA


sel target, yang menuntun pada proliferasi abnormal
sebuah sel.
• Pada tahap ini, sudah terjadi perubahan permanen di
Fase dalam sel akibat kerusakan DNA yang berakhir pada
Inisiasi mutagenesis.
• Sel yang telah berubah ini tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan sel normal di sekitarnya.
• Fungsi protoonkogen dan tumor suppressor gene
berubah. Sel-sel yang terinisiasi ini tidak berkembang
menjadi sel kanker tanpa adanya pemicu dari agen-
agen promotor di dalam tubuh
• tahap awal pertumbuhan lesi pra-kanker
Fase • Pada tahap ini, terjadi percepatan abnormal
Promosi sel dan abnormal replikasi, oleh karena
adanya perubahan tambahan dalam genom
akibat zat promotor (merasangsang
pembelahan) seperti estrogen dan
progesteron.
• Stahap ketika klon sel mutan mendapatkan
Fase Progresi karakteristik neoplasma seiring perkembangan
tumor.
• Sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi
tambahan, termasuk menjadikannya lebih
infiltratif dan mampu bermetastasis.
Staging

 Tx : Tumor primer tidak dapat dnilai.


 To : Tidak terdapat tumor primer.
 Tis : Karsinoma in situ
 Tis(DCIS) : Ductal Carcinoma In Situ.
 Tis(LCIS) : Lobular Carcinoma In Situ.
 Tis(Paget’s) : Penyakit Paget pada putting tanpa
adanya tumor.

 Catatan : Penyakit Paget dengan adanya tumor


dikelompokkan sesuai dengan ukuran tumornya.
 T1 : Tumor dengan ukuran dimensi ≤ 20 mm
 T1mic :Tumor dengan ukuran dimensi ≤ 1mm
 T1a :Tumor dengan ukuran > 1 mm namun dimensinya ≤ 5 mm
 T1b :Tumor dengan ukuran > 5 mm namun dimensinya ≤ 10
mm
 T1c :Tumor dengan ukuran > 10 mm namun dimensinya ≤ 20
mm
 T2 :Tumor dengan ukuran > 20 mm namun dimensinya ≤ 50
mm
 T3 :Tumor dengan ukuran dimensi > 50 mm
 T4 :Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke
dinding dada/atau kulit (ulserasi atau nodul kulit). Invasi hanya
pada dermis tidak dikualifikasikan sebagai T4.
 T4a : Ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot
pektoralis)
 T4b : Ulserasi dan/atau nodul satelit ipsilateral dan/atau
edema (termasuk peau d’orange) pada kulit, yang tidak
memenuhi kriteria karsinoma inflamatori
 T4c :Memiliki kriteria T4a dan Tbc
 T4d : Karsinoma inflamatori
N = Kelenjar getah bening regional.
Nx : KGB regional tidak bisa dinilai (misalnya karena
telah diangkat sebelumnya)
N0 : Tidak terdapat metastasis kgb
N1 : Metastasis ke KGB aksila ipsilateral level I, II yang
mobil

N2 : Metastasis ke KGB aksila ipsilateral level I, II terfiksir,


atau adanya secara klinis terdapat pembesaran KGB
mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke
KGB aksila
N2a : Metastasis pada KGB aksila level I, II yang terfiksir
satu sama lain atau melekat ke struktur lain
N2b :Metastasis hanya pada KGB mamaria interna
ipsilateral yang terlihat secara klinis klinis dan tidak
terdapat metastasis pada KGB aksila level I, II
 N3 : Metastasis pad KGB infraklavikular ipsilateral degan
atau tanpa metastasis pada KGB aksila level I,II atau
secara klinis terdapat metastasis pada KGB mamaria
interna ipsilateral dengan metastasis pada KGB aksila
level I,II, atau metastasis pada KGB supraklavikula
ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan pada KGB
aksila/mamaria interna

 N3a :Metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral


N3b :Metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB aksila
N3c :Metastasis ke KGB supraklavikular
M : Metastasis jauh
M0 : Metastasis jauh belum dapat dinilai dari keadaan
klinis atau dari pemeriksaan radiografi

cM0(i+) : tidak ada tanda klinis atau bukti radiografi


dari metastasis jauh, namun terdapat deposit molekuler
atau mikroskopis sel tumor yang terdeteksi pada sirkulasi,
sumsum tulang atau jaringan nodus yang bukan regional
yang memiliki diameter tidak lebih dari 0,2 mm pada
pasien dengan atau tanpa gejala metastasis

M1 : Terdapat metastasis jauh yang dibuktikan dengan


tanda klinis dan radiografis dan atau ditemukan pada
pemeriksaan histologis dengan ukuran lebih dari 0,02 mm
Diagnosis

 Penegakan diagnosis;
1.Anamnesis
2.Pemeriksaan Fisik
3.Pemeriksaan Laboratorium
4.USG Payudara
5.MRI
6.Pemeriksaan Patologi Anatomi
7.Pemeriksaan Imunohistokimia
 Pemeriksaan ini dilakukan secara sistematis,
inspeksi dan palpasi. Inspeksi dilakukan
dengan pasien duduk, pakaian atas dan
bra dilepas dan posisi lengan di samping, di
atas kepala dan bertolak pinggang.Inspeksi
pada kedua payudara, aksila dan sekitar
klavikula
 Bertujuan untuk mengidentifikasi tanda
tumor primer dan kemungkinan metastasis
ke kelenjar getah bening.
 Pemeriksaan ini dilakukan secara sistematis,
inspeksi dan palpasi.
 Inspeksi dilakukan dengan pasien duduk,
pakaian atas dan bra dilepas dan posisi
lengan di samping, di atas kepala dan
bertolak pinggang.Inspeksi pada kedua
payudara, aksila dan sekitar klavikula.

Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia. 2015. Panduan  Bertujuan untuk mengidentifikasi tanda
Penatalaksanaan Kanker Payudara. Jakarta: PERABOI tumor primer dan kemungkinan metastasis
ke kelenjar getah bening.
Pemeriksaan laboratorium

 Dianjurkan:
1. Pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah
sesuai dengan perkiraan metastasis
2. Tumor marker : apabila hasil tinggi, perlu diulang untuk
follow up
Mamografi Payudara
 Bertujuan skrining kanker payudara, diagnosis kanker payudara, dan follow up
/ kontrol dalam pengobatan. Mammografi dikerjakan pada wanita usia
diatas 35 tahun
 Tanda primer berupa:
1. Densitas yang meninggi pada tumor
2. Batas tumor yang tidak teratur oleh karena adanya proses infiltrasi ke
jaringan sekitarnya atau batas yang tidak jelas (komet sign).
3. Gambaran translusen disekitar tumor
4. Gambaran stelata.
5. Adanya mikrokalsifikasi sesuai kriteria Egan
6. Ukuran klinis tumor lebih besar dari radiologis.
Mamografi Payudara

 Tanda sekunder :
1. Retraksi kulit atau penebalan kuli
2. Bertambahnya vaskularisasi
3. Perubahan posisi putting
4. Kelenjar getah bening aksila (+)
5. Keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak
teratur, Kepadatan jaringan sub areolar yang berbentuk utas
Terapi

Pembedahan
Radioterapi
Kemoterapi
Terapi Hormonal
Follow up
Pembedahan

 terutama untuk kanker payudara stadium awal


 Tipe Pembedahan
 Mastektomi simpel
 Mastektomi radikal
Radioterapi

 Radioterapi merupakan terapi loko-regional dan


umumnya dilakukan eksternal dengan Co60 ataupun
terapi dengan sinar X. Radioterapi dapat dilakukan
sebagai berikut:
 Radioterapi neoadjuvant (sebelum pembedahan)
 Radioterapi adjuvant (setelah pembedahan)
 Radioterapi palliative yang diberikan sebagai terapi paliatif,baik
pada tumor primer maupun metastasis tulang, cerebral, dan
sebagainya) (PERABOI, 2010).
Kemoterapi
 Kemoterapi merupakan salah satu terapi sistemik yang dapat digunakan
sebagai terapi adjuvan atau paliatif.
 Kemoterapi adjuvan dapat diberikan pada pasien pascamastektomi yang
pada pemeriksaan histopatologik ditemukan metastasis di sebuah atau
beberapa kelenjar. Kemoterapi juga dapat diberikan sebelum
pembedahan pada Ca mamma yang besar namun masih operabel pada
stadium lokal lanjut (neoadjuvant).
 Kemoterapi neoadjuvant ini dapat mengecilkan ukuran tumor sehingga
memudahkan pembedahan.
 Kemoterapi paliatif dapat diberikan pada pasien yang telah menderita
metastasis sistemik.
 Obat kemoterapi diberikan dalam bentuk kombinasi seperti CAF (CEF), CMF
dan AC.
 Kemoterapi adjuvan diberikan sebanyak 6 siklus, neoadjuvan 3 siklus,
paliatif diberikan jangka panjang dengan tujuan paliatif, terapeutik
diberikan sampai metastasis hilang atau terjadi intoksikasi
Terapi Hormonal
 Diberikan secara additif ataupun ablatif
 Sebelum pemberian terapi hormonal dilakukan uji reseptor (estrogen
receptor/ER positif atau progesteron receptor/PR positif) dan dipertimbangkan
status hormonal penderita (premenopause, 1-5 tahun menopause, dan
pascamenopause).
 Terapi additif berupa pemberian obat-obatan (antiestrogen, aromatase
inhibitor, megestrol acetate dan androgen atau estrogen). Yang tergolong
antiestrogen yaitu tamoxifen citrate, toremifene, dan raloxifene,
 Raloxifene lebih banyak digunakan untuk pengobatan osteoporosis. Aromatase
inhibitor seperti anastrozole dan letrozole menghambat konversi androgen
menjadi estrogen.
 Terapi ablatif berupa ovarektomi bilateral dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan pada kanker payudara premenopause, terutama dengan ER/PR+
Follow up

 Beberapa hal yang dilakukan:


1. Jadwal kontrol: tiap 2 bulan pada tahun I dan II, tiap 3 bulan
pada tahun III-V, dan tiap 6 bulan setelah tahun V
2. Pemeriksaan fisik: tiap kali control
3. Thorax foto: tiap 6 bulan
4. Laboratorium dan marker: tiap 2-3 bulan
5. Mammografi kontralateral: tiap tahun atau ada indikasi
6. USG abdomen atau hepar: tiap 6 bulan atau ada indikasi
7. Bone scanning: tiap 2 tahun atau ada indikasi.
Komplikasi

 Komplikasi kanker payudara berupa metastasis kanker


yang dapat terjadi melalui dua jalan:
1. Metastasis melalui sistem vena
2. Metastasis melalui sistem limfe
Prognosis
Faktor prognosis Prognosis baik
 Ekspresi ER dan atau PR menunjukkan prognosis
Ukuran Kecil
bagus dan juga memprediksikan respon baik
Perabaan kelenjar getah bening Tak teraba
terhadap terapi.
 Overekspresi HER 2/neu umumnya diferensiasi
Kelenjar getah bening secara PA Negative buruk, kelenjar getah bening aksillapositif dan
perilaku kanker agresif merupakan marker respon
Derajat diferensiasi Baik
terhadap trastuzumab dan kemoterapi
anthracycline dan taxane.
Invasi limfatik Negative

ER/PR Tinggi
 S phase yang tinggi menandakan proliferas yang
cepat dan berhubungan dengan prognosis
S-phase Rendah
yang buruk.
HER 2/neu negative
 Diploid tumor umumnya berhubungan dengan
Angiogenesis Negative
prognosis yang baik.
DNA ploidy Tinggi

Obesitas Negative
Kesimpulan
Kesimpulan
 Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat
berasal dari epitel ductus ataupun lobulusnya. Kanker payudara merupakan
kanker yang paling sering terjadi pada wanita di Amerika dan menempati
nomor dua sebagai penyebab kematian terbanyak akibat Terdapat beberapa
faktor risiko yang berperan dalam pathogenesis kanker payudara yaitu faktor
genetic dam faktor hormonal.

 Diagnosis kanker payudara dapat ditegakkan berdasakan anamnesis keluhan


pada payudara dan aksila serta faktor-faktor risiko kanker payudara,
pemeriksaan status lokalis, serta pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan imaging, dan pemeriksaan patologi. Modalitas
terapi kanker payudara dapat berupa pembedahan, radiasi, kemoterapi, terapi
hormonal

 Komplikasi tersering yang ditemukan pada kanker payudara adalah metastasis


kanker ke KGB regional. Skrining awal kanker payudara yang paling penting
yaitu dengan melakukan deteksi dini dengan SADARI, mammografi dan USG.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai