Anda di halaman 1dari 39

1

PRESENTASI KASUS
SINDROMA NEFROTIK

Oleh:
dr. Rizky Rasyadi

Pembimbing: dr. Indra Kurnia, SpPD

RSUD PRABUMULIH 2020


IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Tn. A

Umur : 24 tahun

Jenis Kelamin : Laki- laki

Berat Badan : 77kg

Alamat : Prabumulih
Tinggi Badan : 169cm
ANAMNESIS

Keluhan Utama

• Bengkak pada seluruh tubuh sejak 4 minggu


6 Minggu SMRS

Bengkak diawali pada daerah kelopak mata dan muka


terutama pada pagi hari saat bangun tidur, dan
bengkak berkurang saat siang dan sore hari yang
kemudian menjalar ke daerah kaki
4 Minggu SMRS
5

Bengkak(+) semakin bertambah, menyebar ke daerah


muka, perut, dan kedua tungkai.

BAK BAK Sesak (-)


Berbusa (+) Berkurang (+)
Demam (-)
Kejang (-)
Muntah (-)
Pegal pada R/ Bercak merah
Nyeri ulu pada wajah (-)
pinggang (+) hati (+)
RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA
6

 Pada keluarga tidak ada keluhan seperti ini


sebelumnya
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
7

 Os pernah berobat dengan keluhan yang sama 1


tahun yang lalu ke RSMH
RIWAYAT PENGOBATAN
8

 Os disarankan mengkonsumsi obat asam


mikofenolat.
RIWAYAT ALERGI
9

 Alergi terhadap obat-obatan, makanan, cuaca


tertentu disangkal.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
10

 Os masih bisa beraktivas ringan dirumah. Os


makan 3 kali sehari dengan sayur dan lauk pauk.
Pemeriksaan Fisik
11

 Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : kompos mentis
 Berat badan : 77 kg
 Tinggi badan : 169cm
 Suhu : 370C
 Nadi : 110 x/menit, isi dan tegangan:
kurang
 Pernafasan : 24x/menit,
12

 Keadaan spesifik
 Kepala : Normocephali. Muka sembab (+)
 Mata : Conjungtiva anemis -/-

Sklera ikterik -/-


Refleks pupil +/+ isokor.
Edema palpebra +/+
 Leher : Pembesaran KGB (-)
Cont.
13

 Thoraks : simetris
 Paru-paru
 Inspeksi : Statis, dinamis simetris, retraksi (-)
 Palpasi : Stemfremitus normal, kanan = kiri
 Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru.
 Auskultasi : Vesikuler (+) normal wheezing (-), ronkhi (-).
 Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, voussure cardiac tidak terlihat.
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, thrill tidak teraba.
 Perkusi : belum dapat dinilai
 Auskultasi : HR: 110 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal, bising (-).
14

 Abdomen
 Inspeksi : Datar (-), venektasi (-). Asites (+)
 Palpasi : Lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : Bising usus (+) normal.
 Lipat paha dan genitalia : Pembesaran KGB (-),
edema skrotalis (-)
 Ekstremitas : Akral hangat (+), sianosis (-),
edema pretibial (+), CRT<2”
Pemeriksaan Penunjang
15

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Kolesterol 458 < 200 mg/dl
total
Albumin 1,9 3,5-5,0 g/dl

Globulin 2,5 1,5-3,0 g/dl

As urat 7.9 3.5 – 7.2

Ureum 52 10 – 50 mg/dl

Kreatinin 1.4 0.5 – 1.2 m/dl


16

 DIAGNOSIS BANDING
 Oedem anasarka e.c Sindrom nefrotik
 Oedem anasarka e.c Glomerulonefritis Akut

 DIAGNOSIS KERJA
 Sindrom Nefrotik + dispepsia
Tatalaksana
17

 PENATALAKSANAAN
Rencana Pemeriksaan Lanjutan :
 Pemeriksaan darah rutin dan urin lengkap/ 24 jam

 Tampung Urin output/ 24 jam

 Asupan cairan input/ 24 jam

 Observasi tanda vital/ 8 jam


Terapi

18

 Istirahat sampai edema  Inj Ondansetron 2x1amp


berkurang (pembatasan IV
aktivitas)  Albuminar 25% 1
 Pembatasan garam 1-2 kolf/hari
gram/hari.  Atorvastatin tab 1x20mg
 Diet rendah kolesterol  Spironolaktron tab
 IVFD RL 12jam/ kolf 1x100mg
 Inj furosemide 3x2amp IV  Nucral syr 3x1c
 Inj ceftriaxone 1x2gr IV  Neurodex tab 1x1
 Inj metilprednisolon
2x125mg IV
 Inj pantoprazole 2x1amp
IV
Prognosis
19

 PROGNOSIS
 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad functionam : dubia ad bonam
 Ad sanatiam : dubia ad bonam
20

Tanggal Catatan Instruksi


22-07-2020 S: Bengkak (+) BAK kurang, pegal (+) A/ SN + dyspepsia
  P/ - Istirahat sampai edema berkurang (pembatasan
O: KU : sedang aktivitas)
Sens: CM - Pembatasan garam 1-2 gram/hari.
TD: 110/80 - Diet rendah kolesterol
RR: 22 - IVFD RL 12jam/ kolf
T: 36,3 - Inj furosemide 3x2amp IV
  - Inj ceftriaxone 1x2gr IV
- Inj metilprednisolon 2x125mg IV
- Inj pantoprazole 2x1amp IV
- Inj Ondansetron 2x1amp IV
- Albuminar 25% 1 kolf/hari
- Atorvastatin tab 1x20mg
- Spironolaktron tab 1x100mg
- Nucral syr 3x1c
- Neurodex tab 1x1
21

TINJAUAN PUSTAKA
22

SINDROMA NEFROTIK
Definisi Sindrom Nefrotik

Sindrom Nefrotik (SN) merupakan salah satu manifestasi


klinik glomerulonefritis (GN) yang ditandai dengan edema
anasarka, proteinuria masif ≥3,5 g/hari, hipoalbuminemia
<3,5 g/dL, hiperkolesterolemia dan lipiduria. Pada proses
awal atau SN ringan untuk menegakkan diagnosis tidak
semua gejala tersebut harus ditemukan.
Etiologi dan Klasifikasi
Sindrom Nefrotik
GN Lesi Minimal (GNLM)
Glomerulosklerosis Fokal (GSF)
Glomerulonefritis GN Membranosa (GNM)
Primer GN Membranoproliferatif (GNMP)
GN Proliferatif lain
Glomerulonefritis
Sekunder

Penyakit Jaringan Efek obat


Infeksi: Lain-lain:
Keganasan: Penghubung: dan Toksin:
HIV,
Obat DM, pre-
Hepatitis Adenokarsinoma Lupus Eritematosus
Antiinflamasi eklamsia, refluks
virus B dan C, Paru, payudara, Sistemik, Arthitis
Non-steroid, vesikoureter
Sifilis, kolon, Reumatid, MCTD
penisililamin, atau sengatan
Malaria, Karsinoma Ginjal (Mixed Connective
probenesid, air lebah
Tuberkulosis Tissue Disease)
raksa, heroin
EPIDEMIOLOGI

SN dapat terjadi pada semua umur


Tersering pada anak-anak (4-8 tahun) Pada beberapa kasus, SN dapat sembuh
Insidensi 15:1 (anak:dewasa) sendiri dan menunjukkan respon yang
baik terhadap terapi steroid, tetapi
sebagian lain dapat berkembang menjadi
kronik
Patofosiologi Sindrom Nefrotik

Proteinuria
• Disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler terhadap
protein akibat kerusakan glomerulus.

Hipoalbuminemi
a
• Disebabkan oleh proteinuria masif dengan akibat penurunan
tekanan onkotik plasma.

Edema
• Teori underfill: hipoalbuminemia menyebabkan penurunan
tekanan onkotik plasma sehingga cairan bergeser dari
intravaskular ke jaringan interstisium dan terjadi edema
• Teori overfill: retensi natrium oleh ginjal menyebabkan cairan
ekstravaskular meningkat sehingga terjadi edema
Lanjutan…
Urin berbusa, lemas,
kehilangan nafsu
makan

Manifestasi
Edema Klinis
anasarka Sindrom Hipertensi
Nefrotik

Garis putih pada


kuku (muehrcke’s
band) menandakan
 hipoalbuminemia
Diagnosa

Anamnesa: Periksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang


• Anamnesa • Edema pada • Proteinuria: ≥ 3,5 g/hari
penggunaan obat, daerah kelopak • Hipoalbuminemia: ≤ 2,5 g/dL
kemungkinan mata (puffy face), • Hiperlipidemia: >220 mg/dL
berbagai infeksi, dada, perut, • Protein total menurun: ≤ 6 g/dL
dan riwayat tungkai dan • Biopsi ginjal
penyakit sistemik genitalia.
lain perlu • Perubahan warna • USG renal: terdapat tanda-
diperhatikan  kulit menjadi tanda glomerulonefritis kronik.
SN Primer atau putih (leukonychia)
Sekunder
Penatalaksaan Sindrom Nefrotik

Penatalaksanaan SN terdiri dari pengobatan


spesifik yang ditujukan terhadap penyakit dasar
dan pengobatan non-spesifik untuk mengurangi
proteinuria, mengontrol edema dan mengobati
komplikasi.

Tatalaksana Non-Farmakologis:
 Diet:

 Pembatasan asupan protein 0,8-1,0 g/KgBB/hari 


untuk mengurangi proteinuria. Apabila fungsi ginjal
menurun, asupan protein diturunkan menjadi 0,6
g/KgBB/hari.
 Diet rendah garam (Na < 2 gr/hari), rendah lemak
jenuh serta rendah kolesterol.
Lanjutan…
Tatalaksana Farmakologis
 Edema hebat  albumin  dosis 0,5-1 gr/KgBB i.v. 

diberikan dalam 2-4 jam, yang diikuti dengan pemberian


furosemid 1-2 mg/KgBB i.v.
 Kombinasi diuretik: loop diuretic dan tiazid biasanya

diberikan 2 kali sehari


 Obat penghamat ACE Inhibitor  antiproteinuria dan

antihipertensi
 Obat penurun lemak golongan statin (simvastatin,
pravastatin, lovastatin)  menurunkan kolesterol LDL,
trigliserida dan meningkatan kolesterol HDL.
 Kortikosteroid  golongan Glukokortikoid (prednisolon

dan metilprednison)  mengurangi respon peradangan dan


menekan imunitas.
Lanjutan…
Untuk SN dengan penyebab primer, tatalaksana tergantung pada
etiologi masing-masing:
 Glomerulosklerosis Fokal Segmental  Prednison 1 mg/KgBB/hari
(maksimal 80 mg) atau 2 mg/KgBB/2 hari (maksimal 120 mg).
Diberikan selama 4 minggu atau sampai remisi komplit tercapai.
Setelah remisi tercapai, lakukan tapering off kortikosteroid selama 6
bulan.
 Glomerulonefritis Membranosa  Terapi inisial selama 6 bulan dengan
memberikan kortikosteroid (i.v. dan oral dan agen alkil oral
(siklofosfamid/klorambusil) bergantian selang 1 bulan.
 Glomerulonefritis Lesi Minimal  Prednison atau prednisolon 1
mg/KgBB/hari (maksimal 80 mg) atau 2 mg/KgBB/2 hari (maksimal
120 mg). Diberikan selama minimal 4 minggu apabila remisi komplit
tercapai. Apabila tidak tercapai diberikan selama maksimal 16 minggu.
 Glomerulonefritis Membranoprolieratif  Kortikosteroid dosis rendah
(harian atau selang sehari) ditambah dengan siklofosfamid oral atau
mychophenolate mofetil oral. Terapi ini diberikan selama 6 bulan.
Keseimbangan
Nitrogen

Gangguan
Fungsi Ginjal Hiperlipidemia

Komplikasi

Infeksi Hiperkoagulasi

Metabolisme
Kalsium dan
Tulang
• Prognosis pasien dengan sindrom
nefrotik yang mendapatkan terapi
secara umum baik tergantung pada
Prognosi penyebab, usia, dan respon terhadap
terapi. Pada anak dengan SN biasanya
s memiliki prognosis baik. Pada orang
dewasa dengan usia >30 tahun lebih
memiliki risiko gagal ginjal.
35

ANALISIS
MASALAH
Diskusi
Teori Kasus
Anamnesa Anamnesa
- Urine biasanya akan berbuih. - Urine berbuih (+)
- Mudah lelah - Mudah lelah (-)
- nafsu makan menurun - Nafsu makan menurun (+)
- muntah - Mual (+) dan Muntah (-)
- diare - Diare (-)

Periksaan Fisik Pemeriksaan Fisik


- Edema pada daerah kelopak mata - Muka sembab(+)
(puffy face), dada, perut, tungkai - Asistes (+) Nyeri ulu hati (+)
dan genitalia. - Edema pitting pada kedua tungkai kaki (+)
- perubahan warna kulit menjadi
putih (leukonychia)
Lanjutan…

Teori Kasus
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang
- Hipoalbuminemia: ≤ 2,5 g/dL - Hipoalbuminemia: 1,9 g/dL
- Hiperlipidemia: >220 mg/dL - Hiperlipidemia: 223 mg/dL
- Protein total menurun: ≤ 6 g/dL - protein total menurun: 3,40 g/dL
- Biopsi ginjal - Biopsi ginjal tidak dilakukan
- USG renal - USG renal tidak dilakukan
Teori Kasus
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
- Diet protein, rendah garam, rendah lemak jenuh serta - Diet MB
rendah kolesterol.
- Kombinasi diuretik, furoemid 1-2 mg/KgBB i.v. - Diuretik: Furosemide 3x 2
Furosemid oral dapat diberikan dan bila resisten dapat mp IVdan Spironolactone
dikombinasi dengan tiazid, metalazon atau 1x100mg
asetazolamid.
- ACE Inhibitor. - ACE Inhibitor tidak
diberikan.
- Obat penurun lemak golongan statin (simvastatin, - Obat penurun lemak:
pravastatin, lovastatin) Simvastatin 1 x 20mg
- Kortikosteroid pada SN adalah golongan - Kortikosteroid: Metil
Glukokortikoid yaitu prednisolon dan metil prednison. Prednisolon 2 x 125mg IV
- albumin dengan dosis 0,5-1 gr/KgBB i.v. diberikan - Albumin 20%
dalam 2-4 jam.
39

Thank You

Anda mungkin juga menyukai