Anda di halaman 1dari 32

DEMENSIA

Oleh

Hidayatul Rahmi
1711901045

Pembimbing
dr. Elvina Zuhir, Sp. S

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU PENYAKIT SARAF RSUD BANGKINANG
UNIVERSITAS ABDURRAB 2018
BAB III
ILUSTRASI KASUS
• IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Umur : 67 Tahun
Alamat : Jalan A.Yani Bangkinang
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Konsultasi : 15 Mei 2018
 ANAMNESIS : Alloanamnesis/autoanamnesis
o Keluhan Utama:
“ Bicara pelo sejak 2 hari yang lalu “
o Riwayat Penyakit Sekarang:
• Bicara pelo sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, terjadi tiba-tiba ketika
pasien sedang menonton TV. Awalnya pasien merasakan anggota gerak kanan
terasa berat digerakkan membuat pasien menjadi berjalan dengan menyeret, dan
ketika memegang benda, mudah terlepas. Kelemahan tungkai dan lengan sama.
Pasien tetap sadar, tidak mengalami sakit kepala dan muntah, juga tidak ada
riwayat trauma sebelumnya.
• 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien lebih banyak tidur, kontak dengan
anggota keluarga masih ada. Sering bicara sendiri dan terlihat seperti orang
bingung.
• Sering lupa sejak 5 tahun yang lalu, awalnya pasien lupa tanggal dan hari,
kesulitan mengingat nama orang baik yang baru dikenal maupun teman yang
telah lama dikenal, dan sering mengulang pertanyaan dan pekerjaan yang telah
dilakukan sebelumnya.
• Pasien tidak betah di rumah dan sering bepergian. Kemudian pasien kadang-
kadang juga sering tersesat di jalan yang sudah sering dilalui.
• Pasien juga cenderung mudah marah, tersinggung, cemas. Kegiatan sehari-hari
dan kehidupan sosial sedikit terganggu. Tidak ada riwayat trauma, pemakaian
obat-obatan sebelum pasien mengalami gejala ini.
o Riwayat Penyakit Dahulu:
• 2 tahun yang lalu pasien juga pernah bicara pelo, tidak dibawa ke dokter dan
hilang sendiri.
• Riwayat menderita tekanan darah tinggi sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu,
namun tidak kontrol secara teratur ke dokter.
• Riwayat gula darah tinggi tidak ada
• Riwayat penyakit jantung tidak ada
o Riwayat Penyakit Keluarga :
•Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan hal yang sama
•Tidak ada riwayat DM keluarga
•Riwayat hipertensi keluarga –
o Riwayat Pekerjaan dan Sosial Ekonomi
• Pasien seorang pensiunan TNI dan tinggal bersama istri serta anaknya. Riwayat
merokok 12 batang/hari selama kurang lebih 40 tahun.
 PEMERIKSAAN FISIK
1. Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : E4V5M6, Komposmentis
Tanda Vital
Frekuensi nadi : 72 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Suhu : 36,oC
 PEMERIKSAAN FISIK
1. Umum
Kelenjar Getah Bening
Leher : Tidak ada pembesaran
Aksila : Tidak ada pembesaran
Inguinal : Tidak ada pembesaran
 PEMERIKSAAN FISIK
1. Umum
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, gerakan dinding dada simetris kanan dan
kiri
Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus taktil simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di linea midclavicularis sinistra
Perkusi :
•Batas atas: SIC III linea parasternalis sinistra
•Batas jantung kanan: SIC IV linea sternalis dekstra
•Batas jantung kiri: SIC V 1 jari lateral linea midclavicula sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I & II reguler, gallop (-), murmur (-)
 PEMERIKSAAN FISIK
1. Umum
Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut datar, distensi (-), massa (-), jaringan parut(-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), massa (-), tidak ada pembesaran hepar
dan lien
Korpus Vertebra
Inspeksi : Tidak ada kelainan
palpasi : Tidak teraba kelainan
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
A. Tanda Rangsangan Selaput Otak:
• Kaku Kuduk : Negatif
• Brudzinski I : Negatif
• Brudzinski II : Negatif
• Kernig Sign : Negatif
B. Tanda Peningkatan Tekanan intrakranial:
• Pupil :Isokor, Ø 3mm/3 mm, Refleks cahaya +/+
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
C. Pemeriksaan Saraf Kranialis
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
C. Pemeriksaan Saraf Kranialis
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
C. Pemeriksaan Saraf Kranialis
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
C. Pemeriksaan Saraf Kranialis
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
C. Pemeriksaan Saraf Kranialis
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
C. Pemeriksaan Saraf Kranialis
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
C. Pemeriksaan Saraf Kranialis
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
C. Pemeriksaan Saraf Kranialis
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
C. Pemeriksaan Saraf Kranialis
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
D. Pemeriksaan Keseimbangan dan Koordinasi
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
E. PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK
 PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Neurologis
E. Sistem Refleks
 PEMERIKSAAN FISIK
Mini Mental State Examination : Sulit dilakukan
Skor iskemik Hachinski : 12
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10,7 g/dl
Leukosit : 7.600/mm3
GDR : 85 gr%
Ureum : 20 g/dl
Kreatinin : 1,2 g/dl
Na : 141 mEq/L
K : 3,8 mEq/L
Gajah Mada Score : Penurunan kesadaran (-)
Muntah (-)
Nyeri kepala (-), kesan : Infark.
Siriraj Stroke Score : (2,5 x 0) + (2x0) + (2x0) + (0,1x 70) – (3x0) -12 = -5
Kesan : infark
Diagnosis Klinis : Hemiparese dextra + parese n XII dextra tipe sentral +
gangguan kognitif
Diagnosis Topik : Korteks serebri hemisfer sinistra
Diagnosis Etiologi : Trombosis serebri
Diagnosis Sekunder: Hipertensi Stage II
Demensia vaskular
PEMBAHASAN
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
• Dari anamnesis diketahui pasien menderita lemah anggota gerak kanan
saat pasien beraktivitas ringan, yang tidak disertai penurunan kesadaran,
muntah dan sakit kepala.
• Tekanan darah 160/100. Dari pemeriksaan fisik ditemukan kelemahan
pada anggota gerak kanan.
PEMBAHASAN
• Demensia ditegakkan berdasarkan anamnesis bahwa pasien berusia 67
tahun, sering dan mudah lupa sejak 5 tahun ini baik berupa waktu, nama-
nama orang baik yang baru dan yang telah lama dikenal, alamat,
peristiwa yang baru dan telah lama terjadi yang menunjukkan bahwa
pasien mengalami gangguan memori jangka pendek dan jangka panjang.
• Dari pemeriksaan fisik, ditemukan refleks glabella, grasp dan hisap yang
menunjukkan adanya regresi, serta skor iskemik hachinski menunjukkan
suatu demensia vaskular
PEMBAHASAN
• Pada kasus ini, demensia kemungkinan disebabkan oleh proses degenerasi
otak dan hipertensi yang merupakan salah satu faktor resiko demensia
karena menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah otak.
• Setelah pasien mengalami stroke, tidak menutup kemungkinan bahwa
gejala yang dialami, menjadi bertambah berat, sesuai dengan teori bahwa
demensia berhubungan dengan infark pembuluh darah otak.
PEMBAHASAN
• Pemberian obat pada Ny. K berupa Levazide ( Levodopa 100 mg,
benserazide HCl ) 3x1 merupakan pengobatan utama untuk penyakit
parkinson.
• Di dalam otak levodopa dirubah menjadi dopamine.
• L-dopa akan diubah menjadi dopamine pada neuron dopaminergik oleh L-
aromatik asam amino dekarboksilase (dopa dekarboksilase).
Terima Kasih ... 

Anda mungkin juga menyukai