Anda di halaman 1dari 32

Muhammad Alfi Reza

111 2016 0088

Pembimbing: dr. Hj. A. Tendrijaja

PUSKESMAS MACCINI SAWAH


MAKASSAR
 Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia
kronik pada diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi atau kegagalan beberapa
organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf,
jantung dan pembuluh darah.
DM Tipe 1 Defisiensi
insulin absolut

1. Defisiensi
insulin relatif
DM Tipe 2 2. Resistensi
insulin
3. Ektopik lipid
Urutan Negara 1995 (juta) urutan Negara 2025 (juta)

1 India 19,4 1 India 57,2

2 Cina 16,0 2 Cina 37,6

3 Amerika Serikat 13,9 3 Amerika Serikat 21,9

4 Federasi Russia 8,9 4 Pakistan 14,5

5 Jepang 6,3 5 Indonesia 12.4

6 Brazil 4,9 6 Federasi Russia 12,2

7 Indonesia 4,5 7 Meksiko 11,7

8 Pakistan 4,3 8 Brazil 11,6

9 Meksiko 3,8 9 Mesir 8,8

10 Ukraine 3,6 10 Jepang 8,5

Semua negara lain 49,7 103,6

Jumlah 135,3 300


1. Diabetes tipe 1 (Defek sel beta)
 Autoimun
 Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (Resistensi Insulin)
3. Diabetes tipe lain
 Defek genetik fungsi sel beta
 Defek genetik kerja insulin
 Penyakit eksokrin pankreas
 Endokrinopati
 Karena obat atau zat kimia
 Infeksi
 Sebab imunologi yang jarang
4. Diabetes gestasional
Type 1 diabetes: Type 2 diabetes:
β-cell Defect insulin
destruction secretion,
insulin
resistance

Other types of Gestational


diabetes diabetes
PATOFISIOLOGI TERJADINYA HIPERGLIKEMI
PANKREAS

HATI
GLIKOGENOLISIS

Pelepasan insulin / Kerja insulin


G LIKOGEN

-
PGH +
+ GLUKOSA GLUKOSA

GLUKONEO ALB
GENESIS
Lipolisis
Asam Laktat
ALB: Asam lemak LEMAK
bebas
OTOT
KELUHAN PENDERITA
• Keluhan klasik
poliuria, polidipsi, berat badan
menurun, lemah badan
• Keluhan lain
mata kabur, gatal, luka sukar
sembuh, kesemutan pada kaki
• Pada keadaan berat
kesadaran menurun atau luka
pada kaki
1. A1C > 6,5%. Test dilakukan pada lab yang
memakai sertifikasi NGSP dan
standarisasi pemeriksaan DCCT
atau
2. Glukosa plasma puasa > 126 mg/dl
(Setelah puasa sekurang-kurangnya 8 jam)
atau
3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) 2 jam
pasca beban > 200 mg/dl
atau
4. Adanya keluhan diabetes melitus glukosa
plasma sewaktu > 200 mg/dl
HbA1c ( ADA 2010)
HbA1c > 6,5 % : Diabetes melitus
HbA1c 5,7 – 6,4 % : Prediabetes
Faktor risiko
 Usia > 45 tahun
 Mereka yang < 45 tahun tetapi dengan:
 Obesitas, IMT > 25 kg/m2
 Riwayat keluarga diabetes – ayah atau ibu
 Pernah GPT atau TGT
 Wanita pernah DMG, melahirkan anak lebih
dari 4 kg
 Kurang aktifitas fisik
 Hipertensi > 140 / 90 mmHg
 HDL kolesterol < 35 mg/dl dan atau trigliserid
> 250 mg/dl
 PJK atau strok
SKRINING DENGAN PEMERIKSAAN
GLUKOSA PLASMA PUASA
Subyek

Glukosa Plasma Puasa (mg/dl)

< 110 110 - 125 > 126

Norma GPT DM
l

TTGO

< 140 140 - 199 > 200

Norma TGT DM
l
GPT: Glukosa Plasma Terganggu, TGT: Toleransi Glukosa Terganggu
Catatan :Pemeriksaan dilakukan di laboratorium.
SKRINING DENGAN PEMERIKSAAN
GLUKOSA DARAH SEWAKTU
Subyek

Glukosa Glukosa Sewaktu (mg/dl)*

< 99 100 - 199 > 200

Norma TTGO DM
l
< 140 140 - 199 > 200

Norma TGT DM
l

TGT: Toleransi Glukosa Terganggu


*Alat reflectance meter
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan
pada pasien dengan kecurigaan menderita penyakit
Diabetes melitus diantaranya:
a. Pemeriksaan laboratorium:
 Gula darah sewaktu (GDS)
 Gula darah puasa (GDP)
 Gula darah 2 jam post prandial (GD2PP)
 Tes tolerasansi glukosa oral (TTGO)
 HBA1c  untuk melihat kadar glukosa 3 bulan terakhir

b. Pemeriksaan khusus
 Foto dada
 Fungsi ginjal
 EKG
 Neurologis
 Visus
TATA CARA
PENATALAKSANAAN
• Terapi nutrisi medik
• Latihan jasmani
• Obat penurun glukosa
- Obat hipoglikemik oral
- Insulin
• Edukasi
TERAPI NUTRISI MEDIK
Komposisi jenis makanan

20-25%
10-15% Karbohidrat
Lemak
60-70% Protein
TERAPI NUTRISI MEDIK
(Perencanaan makanan)
1. Komposisi makanan
Karbohidrat 60 – 70%
Protein 10 – 15%
Lemak 20 – 25%
2. Jumlah kalori/hari
Antara 1100 – 2300 Kkal (tergantung berat
badan)
Kebutuhan kalori basal pria 30 Kkal/kg,
wanita 25 Kkal/kg
3. Perhitungan status gizi = rumus Broca yaitu :
BB idaman = (TB – 100) – 10%
PENILAIAN STATUS GIZI
Untuk menghitung kebutuhan kalori dapat digunakan rumus Broca :
Berat badan idaman = (TB – 100) – 10%

1. Status gizi dibagi atas:


• Berat badan kurang = < 90% BB idaman
• Berat badan normal = 90 – 110% BB idaman
2. Berat badan lebih = 110 – 120% BB idaman
3. Obes = > 120% BB idaman
PENILAIAN STATUS GIZI
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Klasifikasi IMT (kg/m2) Risiko penyakit

Kurus < 18,5 Rendah

Normal 18,5 – 22,9 Rata-rata

Berat badan lebih > 23


Risiko 23 – 24,9 Meningkat
Obese I 25 – 29,9 Sedang
Obese II > 30 Sangat

Kriteria WHO thn 2000 untuk orang Asia


LATIHAN JASMANI

1. Jenis latihan jasmani


Jalan, bersepeda, jogging, berenang
2. Lamanya
3 – 4 kali seminggu selama 30 menit
3. Manfaat
Dapat menurunkan berat badan,
meningkatkan sensitivitas insulin
OBAT MENURUNKAN GLUKOSA

Obat hipoglikemik oral

Insulin
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
(OHO)
Berdasarkan cara kerjanya OHO dapat
dibagi atas tiga golongan
• Pemicu sekresi insulin (insulin
secretagogue)
• Memperbaiki sensitivitas insulin di
jaringan
• Menghambat penyerapan glukosa di usus
TEMPAT DAN CARA KERJA OHO
Tempat kerja Cara kerja Obat

Sekresi Sulfonilurea
insulin Metiglinid
secretagogues

Pembentukan Biguanide
glukosa Thiazolidinedione
Penghambat
Mengurangi pencernaan
glukosa-
karbohidrat
(Acarbose)

Memperbaiki sensifitas Thiazolidinedione


insulin jaringan Biguanide

DeFronzo. Ann Intern Med 1999;131:281-303


Golongan Generik Mg/tab Dosis Lama Frek/hari Waktu
harian kerja
Klorpropamid 100-250 100-500 24-36 1
Glibenklamid 2,5 - 5 2,5 - 15 12-24 1–2
Sulfonilurea Glipizid 5 - 10 5 – 2- 10-16 1–2 Sebelum
Glikuidon 30 30 - 120 6–8 2–3 makan
Glimepirid 1,2,3,4 0,5 - 6 24 1
Glinid Repaglinid 0,5,1,2 1,5 - 6 - 3
Nateglinid 120 360 - 3
Tiazolidindion Rosiglitazon 4 4-8 24 1 Tdk
bergantung
Pioglitazon 15,30 15 - 45 24 1 jadwal makan

Penghambat Acarbose 50-100 100-300 3 Bersama


glukosidase α suapan
pertama
Biguanid Metformin 500-850 250-3000 6-8 1-3 Bersama/sesu
dah makan
Menurunkan kadar glukosa darah

• Menekan produksi glukosa hati


(glukoneogenesis)
• Meningkatkan asupan glukosa ke otot dan
jaringan lemak
• Menekan lipolisik jaringan lemak
Nama Buatan Efek puncak Lama kerja
Cepat 2-4 jam 6-8 jam
Actrapid Novo Nordisk (U-40&U-100)
Humulin-R Eli Lilly (U-100)
Menengah 4-12 jam 18-24 jam
Insulatard Novo Nordisk (U-40&U-100) Novo Nordisk (U-
Monotard Human 40&U-100)
Humulin-N Eli Lilly (U-100)
Campuran 1-8 14-15
Mixtard 30 Novo Nordisk (U-40&U-100)
Humulin-30/70 Eli Lilly (U-100)
Panjang
Lantus Aventis Tidak ada 24 am
Bentuk Penfill untuk Novopen 3 adalah :
Actrapid Human 100
Insulatard Human 100
Maxtard 30 Human 100
Bentuk Penfill untuk Humapen Ergo adalah :
Humulin-R 100
Humulin-N 100
Humulin-30/70
Bentuk Penfill untuk Optipen adalah :
Lantus
JENIS INSULIN
Jenis dan lama kerja insulin
Mulai Kerja Kerja Maksimal Lama Kerja
Lama Kerja Nama Insulin
(Jam) (Jam) (Jam)

Actrapid 0,5 2,5 - 5 6-8


Kerja Singkat
Humulin R 0,5 2,5 - 5 6-8

1-2 4 - 12 18 - 24
Monotard
Kerja Sedang Insulatard 1-2 4 - 12 18 - 24

Humulin N 1-2 4 - 12 18 - 22

JMF 37
Sekitar 60% pasien DM yang mendapat
insulin dapat bertahan hidup seperti
orang normal, sisanya dapat mengalami
kebutaan, gagal ginjal kronis, dan
kemungkinan untuk meninggal lebih
cepat.
 WHO. Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and its
Complications. World Health Organization Department of Non-
communicable Disease Surveilance. Geneva. 1999.
 American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus. Clinical practice recommendation 2004. Diabetes care 2004; 27
(Suppl. 1) : S5-S10
 Sudoyo Aru.W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed IV, Jilid. III. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2006.
 Soegondo S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed IV, Jilid. 2. Perhimpunan
Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta: 2005; Hal 1974-80.
 Power AC. Diabetes Mellitusm Harrison’s Principles of Interna Medicine.
15th. New York: Mv. Graw Hill Companies Inc. 2001.
 Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. PERKENI. 2011.
 Mubin Halim. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi.
Ed. 2. EGC. 2012. Hal. 485-87.
 Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. PERKENI. 2002.
 Mansjoer Arif, dkk. Kapita selekta kedokteran ed III. Jilid. 1. Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta : 2001.

Anda mungkin juga menyukai