Anda di halaman 1dari 14

OLEH :

1. LEONARDO A. SEME
2. MARIA ASTISARI R. RAFE
 Exocrine pancreatic tumours berbahaya pada
anjing (Ettinger and Feldman, 2005) dan
kucing (Dill-Macky, 1993).
 Bennett et al. (2001) melaporkan estimasi
kejadian 17.8/100,000 pasien per tahun
beresiko pada anjing dan 12.6/100,000 pasien
per tahun beresiko pada kucing.
 Anjing betina tua dan spaniels beresiko
tinggi (Withrow and Macewen, 2001)
 Etiologi neoplasma eksokrin pankreas belum diketahui
 Gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium sering tidak
spesifik tetapi kehilangan berat badan, muntah, dan
anoreksia biasa terjadi (Ettinger and Feldman, 2005).
 Paraneoplastic alopecia dilaporkan pada kucing (Tasker et
al., 1999) dan exocrine pancreatic insufficiency pada anjing
(Bright, 1985).
 Pemeriksaan Clinicopathologic menunjukan adanya
peningkatan enzim pankreatik tetapi obstruksi biliary
ekstrahepatik lebih banyak terlihat. Ditambah lagi
perubahan pada liver enzim (serum alkaline phosphatase
and alanine aminotransferase) terjadi peningkatan
dibandingkan aktifitas amylase dan lipase (Bennett et al.,
2001).
 Kasus ini tidak melaporkan pengobatan yang
sukses pada exocrine pancreatic neoplasia pada
anjing atau kucing, dan beberapa pasien karena
luasnya metatstatis pada diagnosa (Garvey and
Zawie, 1984).
 Pada kasus ini hanya menjelaskan bebrapa
gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium yang
dikombinasi dengan patologi anatomi dan
histopatologi yang merupakan kharateristik
exocrine pancreatic adenocarcinoma pada
anjing
 Anjing betina ras pincher berumur 4 tahun di
rumah sakit hewan kecil, Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Tehran
dengan anorexia dan muntah terus-menerus
selama 40 hari. Ditambah muncul ichterus,
konstipasi, dan kadang-kadang muncul
steatorrhoea. Pada pemeriksaan klinis,
severe jaundice pada membran mukus. Suhu
38.5°C , frekuensi pulsus 180/min dan
frekuensi respirasi normal 20/min normal.
 Pancreatik adenocarcinoms dari sel acinar atau
ductal, walaupun pada banyak kasus berasal dari
ductal (Ettinger and Feldman, 2005).
 Kasus ini menunjukan tumor pada sel acinar dan
ductal.
 Pankreatik adenocarcinoma sering menunjukan
tingkah laku agresif dan metastasis yang
biasanya implantasi pada peritonium.
Metatastasis pada hati biasanya nodul kecil atau
beberapa yang besar. Nodus limfatikus
metatasis, langsung menginvasi dinding
duodenum. (Jubb et al., 1993)
 Kerusakan hepar biasa indikasi peningkaan
serum alkaline phosphatase dan bilirubin,
dengan peningkatan ALT, menunjukan adanya
obstructive hepatopathy (Ettinger and Feldman,
2005).
 Jaundice dan cholestasis dihasilkan dari
obstruksi saluran tumor oleh tumor atau
penyakit sekunder hati
 Ascites terjadi karena penyebaran transcoelomic
dari neoplasia atau konsekuensi tekanan portal
vena dan cabang major vena atau respon untuk
hypoproteinemia (Meuten, 2002).
 Hypoproteinaemia pada kasus ini dapat
berasosiasi dngan kehilangan protein yang
masuk ke dalam peritoneal, atau kehilangan
melalui ginjal berlanjut ke deposit kompleks
imun. Adanya neutrofil menunjukan adanya
inflamasi berlanjut pada tumor atau nekrosis
tumor (Bennett et al., 2001).
 Adanya steatorrhoea bisa menginterpretasi exocrine
pancreatic insufficiency (EPI) dan obstruksi saluran
biliari pankreatik.
 Gejala klinis atau raadiografi dan sonografi yang
ditemukan tidak spesifik.
 Jika efusi peritoneal pada pemeriksaan abdminal
abdominal ultrasonography, sampel dapat diaspirasi
dan evaluasi cytologically. Namun kebanyakan kasus
sel malignat tidak masuk ke efusi peritoneal dan sel
neoplastik tidak dapat diidentifikasi secara cytology.
 Laparotomy dan pemeriksaan histopatologi pada
sampel merupakan metode yang dipilih sebagai
diagnosis defenitiv (Ettinger and Feldman, 2005).
 Oskoui-zadeh, K.1; Jamshidi, Sh.2*;
Ashrafihelan, J.3 and Veshkini, A.2. 2008.
Exocrine pancreatic adenocarcinoma in a toy
breed dog. Iranian Journal of Veterinary
Research, Shiraz University, Vol. 9, No. 1, Ser.
No. 22.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai