PENDAHULUAN
Casting adalah cara merebahkan hewan untuk tindakan medis dan pembedahan.
Untuk casting pada bisa menggunakan tali yang dililit kebagian ektremitas caudal dari
arah punggung kemudian ke arah abdomen dan ditarik secara berlahan maka hewan akan
rebah secara perlahan.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui cara cara Restrain dan Casting sapi, kuda, kambing, dan babi.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Restrain hidung
Teknik restrain kali ini biasa di kenal dengan tali ketuh atau tali telusuk. Caranya:
angkat kepala hewan hampir tinggi dan tarik ke arah sisi yang berlawanan dengan tempat
bekerja. Lakukan tekanan pada jembatan batas antara lubang hidung untuk menyebabkan
sakit pada jaringan sensitif diantara lubang hidung.
4. Restrain Kepala
Teknik restrain ini didesain untuk mengalihkan perhatian dari posisi menangkap dan
menghindarkan dari tendangan dan membuat beberapa langkah khusus yang mungkin.
5. Restrain Leher
Teknik restrain ini didesain untuk mengalihkan perhatian dari posisi menangkap.
Sealain itu restrain ini bertujuan untuk menahan sapi agar tidak berlari kemana-mana saat
akan diobati atau diperiksa.
6. Restrain pada anak sapi (Pedet
Raih seluruh punggung hewan dan tarik kaki pada samping terdekat dari luar. Pedet
kemudian diturunkan kebawah pada lantai dengan berat melawan kaki. Sehingga jatuh ke
tanah secara lembut. Jangan menjatuhkan anak sapi dengan menarik kakinya secara cepat
dari bawah tubuhnya sehingga ia jatuh keras pada sampingnya. Pada hewan yang sangat
muda, dengan cara ini mungkin bisa melukainya.
Ujung dari tali dibawa mengelilingi kaki di atas hock, melewati mata kaki, dan kembali ke
fetlock sehingga tali berbentuk seperti angka 8.
Untuk mengikat kaki depan dibutuhkan tali yang berat dan pendek atau diperlukan tali yang
panjangnya kurang-lebih enam kaki. Salah satu ujung tali diikat di sekitar pastern dengan
clove hitch meninggalkan ujung tali yang bebas yang panjangnya sekitar delapan inci. Kaki
depan tertekuk dan ujung panjang tali dibawa ke depan dan melewati bawah tali utama turun
dari withers.
Kabel ini melewati sekitar bagian depan kaki beberapa kali tertekuk dan diikat simpul reefer
untuk ujung bebas pendek di pastern tersebut.
Hewan tersebut lalu digulingkan dan kaki belakangnya di sisi yang berlawanan diikat dengan
ujung tali casting yang tadi. Hal tersebut juga dilakukan pada kaki depan, sehingga hewan
tersebut kemudian benar-benar terkendali.
2.2.2 Squeese methode
Merupakan metode standar casting untuk sapi. Membebankan pada titik-titik berat
tubuh dari sapi. Langkah-langkah untuk cara ini adalah:
Membuat lingkaran di sekitar leher sapi menggunakan simpul bowline ditempatkan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
Dengan melempar akhir atas punggung sapi lagi, membuat setengah halangan lain hanya
dalam dari ambing. Menarik tali akan memaksa sapi untuk berbaring.
2.3 Handling dan Restrain Kuda
Handling dan restrain kuda dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Halter dan Tali Muka
Satu dari cara dasar menguasai kuda adalah menempatkan halter dan tali muka pada kuda.
Ini juga merupakan tahap pertama dalam memperoleh control kepala kuda, dimana ini adalah
kunci untuk mengontrol kuda. Biasanya, halter diletakkan pertama, lalu tali muka disematkan
di halter. Halter mempunyai loop kecil yang ditemukan di sekitar hidung dan loop besar yang
ditempatkan di atas dan dibelakang telinga. Kaitan dan kancing digunakan untuk membuka
dan menutup loop. (Hanie, 2006). Tali muka berasal dari beberapa material seperti nylon,
kulit rami atau cotton, dan mempunyai 2 model dasar, dengan rantai atau tanpa rantai. Tanpa
rantai, tali diletakkan hanya sebagai kendali (Hanie, 2006).
2. Menutup Mata
Ini merupakan metode yang dapat diterapkan pada satu atau kedua mata. Dilakukan agar
kuda tidak dapat melihat area bekerja, sehingga tidak memberikan respon. (Hanie, 2006).
3. Mengangkat Kaki
Mengangkat kaki merupakan cara restrain yang pada dasarnya bermaksud untuk
mengurangi pergerakan atau mencegah adanya tendangan. Cara seperti ini biasanya
dilakukan saat melakukan pemeriksaan eksplorasi rektal atau melakukan pemeriksaan lain
didaerah belakang, seperti menghitung pulsus pada arteri coccygea, atau menghitung
temperatur melalui anus,juga ketika memasang tapal kuda, mengambil radiografi, atau
menggunting rambut (Hanie, 2006).
Sebelum mengangkat salah satu kaki, kuda harus berdiri “kotak”, yang berarti semua
keempat kaki harus langsung menopang kuda dengan semua berat badan terdistribusi dengan
rata (Hanie, 2006).
4. Restrain ekor
Restrain ekor efektif untuk anak kuda dan kuda poni yang kecil. Ekor digenggam dekat
pangkal dan ekor dinaikkan lurus di atas punggung. Pada saat yang sama, digunakan lengan
lain untuk melingkari pundak atau pangkal leher (Hanie, 2006).
5. Penggunaan Praam/twitch
Praam adalah alat sederhana yang digunakan untuk mengendalikan kuda yang terbuat dari
tongkat kuat dan tebal, yang diujungnya terdapat lubang dengan tali sepanjang 30 cm. Praam
digunakan untuk mengalihkan perhatian kuda dengan cara memfokuskan rasa sakit kuda pada
bagian bibir atas sehingga mempermudah pemeriksa dalam memeriksa kuda maupun ketika
akan melakukan pengambilan sampel. Penggunaan pram dilakukan dengan cara melilitkan
tali praam pada kulit bibir atas sedemikian rupa dan menjaga membran mukosa bibir terletak
didalam. Penggunaan praam hendaknya tidak lebih dari 2 jam karena dapat menimbulkan
nekrosis. (Sonsthagen, 1991)
6. Hoppless
Merupakan alat yang digunakan untuk membelenggu kaki kuda, sehingga gerak kaki
menjadi terbatas. Selain untuk restrain, hopples dapat juga digunakan untuk casting.Hopples
berbentuk seperti pembalut yang terbuat dari anyaman tali yang ujungnya dipasang ring.
Macam-macam hopples: web hopple, english pastern hopplen two way hopple, king hopple,
english hopple, dan breeding hopple.
Prinsip : Hewan tidak boleh dikejar-kejar atau diburu, karena akan menimbukan
ketakutan dan jika berulang-ulang dapat menyebabkan hewan tersebut bertabiat
buruk. Untuk mengangkat seekor anak babi berumur beberapa hari, kita harus
menangkap secara cepat dari belakang, menangkap satu atau kedua kaki
belakang atau memegang tubuhnya tepat dibelakang pundak
Prinsip : Sebuah lingkaran yang dibentuk dari seutas tali dengan sebuat mata
dililitkan pada leher babi. Kemudian melemparkan badan tali ke tanah sehingga
babi akan melangkahinya jika hendak lari dan setelah itu diikat mati di badan
babi. Posisi manusia berada di belakang babi.
Seekor babi diikat dengan tali moncong. Tangan diulurkan dibawah badan
hewan dan memegang kaki depan dan kaki belakang sisi yang jauh serta
menariknya kearah kita sehingga babi tersebut akan roboh menjauhi kita. Hewan
yang sudah jatuh diikat atau ditahan di tanah oleh seorang asisten.
4. Pengekangan pada Babi ( Pram Babi)
Sebuah papan kayu sepanjang 18 inchi yang pada satu ujungnya dipasang rantai.
Ditempatkan di sekitar rahang atas dibelakang taring atau disekitar rahang
bawah. Seorang asisten memegang kepala babi pada pram sedangkan dokter
hewan mengerjakan bagian lain dari tubuh hewan tersebut.
Vaksinasi : Seekor babi dapat dipegang pada kaki belakangnya oleh seorang
asisten dan dengan permukaan ventral perut menghadap kedepan, dijepit dengan
lutut serta kepalanya ada dibawah
Kastrasi : babi dapat dibalikkan sehingga punggung di depan dan kepala di
antara lutut asisten.
Dipegang pada kedua kaki depan serta badannya dijepit diantara lutut.
1. Tongkat samping
Alat ini digunakan untuk mencegah kambing menyusuh diri sendiri. Surcingle (ambin
pemisah yang tipis, lebar) ditempatkan dibelakang kaki depan dan tongkat yang ringan itu
menjulur dari Surcingle melalui antara kedua kaki menuju leher.
Alat ini dapat digunakan untuk mencegah menyusuh diri sendiri atau mencapai bagian lain
dari tubuh dengan gigi
3. Pengekangan untuk pemotongan kuku dan vaksinasi
Kambing diletakkan pada punggung, jika hewan hendak divaksinasi dikunci pada
bagian paha, maka pengekangan cukup dilakukan dengan menyondongkannya ke
belakang sehingga kehilangan keseimbangan. Kaki depan harus ditekuk dan diangkat
seperti gambar.
4. Pengekangan untuk kastrasi
Untuk mengekang hewan yang akan di kebiri, asisten memegang kedua kaki kadang
dengan tangan kanan serta kedua kaki kiri dengan tangan kiri dan menunjang
punggung punggung hewan itu diantara kedua kakinya seperti pada gambar.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA