Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN DAN KESEHATAN ANJING KINTAMANI BALI

HANDLING DAN RESTRAIN


ANJING KINTAMANI BALI
Anggota Kelompok II
Luh Made Nanda Ayuni. S 1809511016
Ni Made Rita Adnyani 1809511017
Kadek Leni Martha Diana 1809511019
Nurul Amira 1809511020
Theresia Ene 1809511022
Ni Luh Dewi Kustiantari 1809511025
I Gusti Ayu Putu Aristha Dewi 1809511026
Linus Putra Jaya Lase 1809511028
Margaretha Dhea Shinta L. 1809511029
Putu Devindia Trisha Suciada 1809511030
Umi Reston 1809511032
Fazral Anshari Berutu 1809511036
PENDAHULUAN
Anjing merupakan hewan peliharaan yang paling dekat dengan manusia. Oleh karena itu, sangat perlu bagi
kita untuk bisa melakukan handling maupun restrain pada anjing untuk mengaturnya. Berbagai hewan memiliki teknik
handling dan restrain yang berbeda-beda. Penggunaan teknik handling dan restrain yang benar akan meminimalisir tingkat
cedera yang dapat terjadi. Cedera dapat berasal dari gigitan, cakaran, pijakan, alergi, sengatan, maupun tendangan.

Dalam ilmu kedokteran hewan, handling dan restrain anjing sangat diperlukan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan, pengobatan penyakit maupun perawatan rutin. Karakteristik anjing kintamani yang selalu waspada dan aktif pada
kondisi yang baru justru dapat membahayakan banyak orang disekitarnya. Guna meminimalisir hal tersebut maka dapat
dilakukan handling untuk mengurangi pergerakan anjing.
DEFINISI
Handling merupakan cara penanganan atau memegang hewan sebelum diperiksa dengan cara menghalangi
gerak aksi dari hewan secara fisik.

Sementara Restraint ‘pengekangan’ didefinisikan sebagai suatu penahanan secara paksa dalam hal ini
pada praktik veteriner, suatu metode penahanan hewan secara paksa dibawah pengawasan para teknis
veteriner

Definisi lain dari kata restraint dalam kedokteran hewan adalah membatasi aktivitas suatu hewan
secara verbal, fisikal, dan atau farmakologis supaya hewan tersebut dicegah dari melukai diri
serta yang berada di sekelilingnya

Sedangkan menurut Mr. Webster restraint atau pengekangan adalah tindakan mencegah aksi atau
gerakan maju, baik dengan kekuatan moril atau fisik maupun dengan membuat suatu aksi atau gerakan
dan pengekangan pasien adalah hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang dokter hewan.
FUNGSI HANDLING DAN RESTRAIN
Restrain Pada Anjing Memiliki Fungsi Handling pada anjing memiliki anjing memiliki
Sebagai Berikut : fungsi sebagai berikut sebagai berikut :
Untuk mempermudah penanganandan meminimalisir
Supaya hewan tenang saat diperiksa terjadinya cedera pada hewan maupun pada manusia
saat akan melakukan pemeriksaan

Mempermudah saat pemeriksaan pengambilan darah, ataupununtuk darah, ataupun


untuk persiapanmelakukanprosedur persiapan
melakukanprosedur operasi. operasi.
Mempermudah pemberian obat atau
penanganan Selainitu, Selain itu, untuk menjaminkeamanan
menjaminkeamanan bagi hewan itu bagi hewanitu
sendiri (merasa aman).
Mencegah kemungkinan terjadinya cidera
MANFAAT HANDILING DAN RESTRAIN
Handling dan restrain memiliki beragam manfaat, baik untuk hewan ternak maupun orang yang
menangani ternak tersebut. Penanganan ternak ditujukan untuk pemeriksaan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan perawatan rutin. Penggunaan teknik handling dan restrain yang
benar akan meminimalisir tingkat cedera yang dapat terjadi. Cedera dapat berasal dari gigitan,
cakaran, pijakan, alergi, sengatan, tendangan, dan beberapa cedera lain seperti penyakit
zoonosis.
METODE

Ada beberapa metode pengendalian hewan yakni:

Physical Restraint : pengendalian hewan dengan


memakai tangan atau dengan bantuan alat

Chemical Restraint: pengendalian hewan dengan


menggunakan bahan-bahan kimia

Physicological restraint: mengendalikan hewan


dengan menggunakanilmujiwa
TEKNIK HANDLING

Handling cara menangani hewan dengan tangan kosong agar hewan tenang dan tidak stress sehingga mempermudah
perlakuan. (McCurnin, 1985). Mendekati anjing dengan tenang dan tidak menunjukkan gelagat adanya ancaman atau disakiti,
memanggil nama anjing dengan suara lebih tinggi dan keras, karena frekuensi pendegaran anjing lebih tinggi. Bila menurut
anjing akan berposisi rebah, dan kelihatan lebih inferior. Setelah itu dekati anjing dengan gerakan wajar tidak terlalu cepat
atau kaku lalu ulurkan tangan dengan telapak tangan menghadap ke bawah dan biarkan anjing mengendusnya. Bila anjing
sudah mengendus setelah itu kita bisa menggaruk-garuk bagian bawah telinga atau dada. Ini berarti anjing sudah akrab dan
percaya dengan kita (McCurnin, 1985).
TEKNIK HANDLING

HANDLING ANJING DALAM POSISI REBAH LATERAL


Dengan anjing di posisi berdiri, raih seluruh kaki anjing dan peganglah kaki depan dan
belakang dan dekatkan dengan tubuh handler. Perlahan-lahan angkat kaki anjing dari meja
(atau lantai), dan biarkan tubuhnya meluncur perlahan-lahan .Gunakan lengan untuk
menekan di sisi kepala, sehingga mengurangi pergerakan kepala serta sedikit tekan panggul
anjing dengan siku.

HANDLING ANJING DALAM POSISI REBAH STERNA


Pada posisi rebah sternal biasanya berguna untuk membantu beberapa macam
pemeriksaan seperti pemeriksaan mata dan telinga. Handling pada possisi ini dapat
dilakukan dengan cara menemempatkan satu tangan di bawah leher dan tangan lainnya
di punggung dengan tangan sepanjang sisi anjing. Kemudian tangan yang lain
dicondongkan ke arah anjing untuk menarik kepala anjing ke arah bahu handler bila
dibutuhkan kontrol pada keadaan tertentu. Hewan yang ditempatkan pada posisi ini
dapat digunakan untuk pengambilan darah melalui vena jugularis.
TEKNIK HANDLING

HANDLING ANJING DENGAN POSISI DUDUK


Handling anjing pada posisi ini dapat dilakukan dengan cara menempatkan
satu tangan di bawah leher anjing sehingga lengan memegang kepala anjing
aman terhadap restrainer tubuh. Menempatkan lengan lain di sekitar kaki
belakang untuk mencegah anjing dari berdiri atau berbaring selama prosedur.
Menarik anjing dekat dengan dada lebih memungkinkan kontrol jika binatang
itu mencoba untuk bergerak.

HANDLING ANJING DENGAN POSISI BERDIRI


Handling anjing pada posisi ini dapat dilakukan dengan cara menempatkan satu
tangan di bawah leher anjing sehingga memegang lengan kepala anjing aman.
Kepala harus sedemikian rupa sehingga tidak mungkin untuk anjing menggigit
salah satu pemegang atau orang melakukan prosedur. Tempatkan lengan di
bawah perut untuk mencegah anjing dari duduk atau berbaring selama.
prosedur. Menarik anjing dekat tubuh untuk memungkinkan kontrol lebih jika
binatang itu mencoba untuk bergerak (Lane, 2003).
TEKNIK RESTRAIN
Menguasai (restraint) dan menangani (handling) hewan yang dimaksudkan memiliki
tujuan, misalnya untuk memberikan vaksinasi, merawat luka, memotong kuku,
persiapan operasi, dan lain-lain.

Upaya menguasai dan menangani hewan harus mempertimbangkan hal-hal berikut:


• Perhitungan tujuan yang dikehendaki
• Teknik yang paling efisien, tidak menyebabkan hewan tersiksa, kesakitan atau
membahayakan
• Kapan sebaiknya teknik terpillih itu dilaksanakan
• Siapa yang qualified melakukannya
SECARA FISIK (PHYSICAL RESTRAINT)

1. Pemasangan Brangus
• Anjing harus berada pada posisi
duduk pada meja periksa atau lantai,
tergantung ukuran anjing. Kadang-
kadang dibutuhkan seorang asisten
untuk memasangkan brangus.
• Berdiri disamping anjing dengan
memegang brangus pada tangan.
• Letakkan brangus pada moncong
anjing dan tarik tali dengan kedua
tangan dan ikatkan di belakang.
• Ikatan yang tepat akan
memungkinkan untuk menyelipakn
satu jari pada tali
SECARA FISIK (PHYSICAL RESTRAINT)
SECARA FISIK (PHYSICAL RESTRAINT)

2. Restrain Anjing
• Tempatkan tali jerat pada anjing.
• Lingkarkan lengan kanan di bagian bawah
dagu anjing hingga menyentuh
punggungnya, dan tangan kiri melingkar
pdari bagian bawah perut hingga
punggungnya. Jauhkan moncong anjing
dari orang yang melakukan prosedur agar
terhindar dari gigitan.
• Pegang tubuh anjing hingga merapat pada
tubuh. Pindahkan salah satu lengan
tergantung pemeriksaan apa yang akan
dilakukan. Apakah pemeriksaan pada
dubur atau pada muka.
RESTRAIN ANJING POSISI LATERAL

• Letakkan tali jerat pada anjing dan posisikan anjing berdiri.


• Tempatkan lengan kanan di leher anjing hingga melewati
antara kaki depan anjing dan genggam kaki depan kanan
anjing. Sedangkan tangan kiri melingkar dari punggung anjing
dan menggenggam kaki kanan belakang (pada posisi ini, anjing
siap untuk direbahkan lateral).
• Dengan posisi anjing yang merapat pada tubuh, angkat tungkai
dengan pelan yang memungkinkan anjing rebah lateral pada
meja.
• Jangan lepaskan kaki dari genggaman hingga anjing tidak
merasa stress. Lengan kanan dapat digunakan untuk memberi
tekanan pada leher jika dibutuhkan dan memberi control lebih.
• Jika anjing berukuran besar, diperlukan 2 orang untuk
menahannya. Satu orang menahan bagian tubuh depan, dan
satu lagi menahan bagian belakang.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati Aria Langga. 2016.Teknik Restrain Anjing Dan Kucing Di Klinik 911 Pet Clinic Dokter Hewan Medan. Banda Aceh :
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala

S, Gigih Fikrilah. 2020. Handling dan Restrain Pada Hewan. https://vetmedicinae.com/handling-dan-restrain-pada-hewan/


Diakses pada 18 November 2020

Rendrawan, Dedy. 2014. Penuntun Praktikum Ilmu Bedah Umum Veteriner. Makassar: Program Studi Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Kangmaruf. 2015. Handling dan Restrain Praktis pada Anjing dan Kucing. Diakses Pada 19 November 2020 Ma’uruf. Adrin.
2015.Handling dan restrain praktis pada anjing dan kucing.URL https://mydokterhewan.blogspot.com/2016/05/handling-dan-
restrain praktis- pada.html?m=1

Herman N F. et al. 2014. Handling, Restrain, Venasectio, Dan Pemberian Obat. Universitas Hasanudin Baraya. Makasar.

Selvaraju, Sarojoni; dkk, 2011, “Simulasi Handling dan Restrain Hewan Besar dan Kecil”. Departemen Klinik Reproduksi dan
Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Insitut Pertanian Bogor, Bogor
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai