Anda di halaman 1dari 49

Epidemiologi Usia

Lanjut
Oleh : AHMAD ADI TRIANTO(1720322009)
PENDAHULUAN

 Masalah gizi  masalah kesehatan masyarakat


 Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multi
faktor  penanggulangannya melibatkan berbagai
sektor terkait
 Masalah gizi sering erat kaitannya dengan
kekurangan pangan  pemecahannya tidak selalu
dengan produksi dan pengadaan pangan
GIZI BURUK

Penyebab
Langsung

Kurang Penyebab Tidak


Tidak Cukup Pengasuhan Pelayanan Langsung
Persediaan Pangan Yg baik Kesehatan Dasar
di Rumah

Penyebab
Utama

Akar
Masalah

Ekonomi, Keamanan, Politik dll Tidak Menentu


Sumber : Unicef, 1998
Faktor yang mempengaruhi keadaan gizi

Produksi Pendapatan, lapangan


pertanian kerja, pendidikan,
kesehata
kemampuan sosial
n

Pengolahan Kemampuan keluarga Konsumsi Keadaan


bahan menggunakan makanan gizi
makanan makanan

Distribusi Tersedianya bahan


bahan makanan, dapat
makanan dan diperolehnya bahan
faktor harga makanan
KONSEP DASAR TIMBULNYA MASALAH GIZI
Masalah Gizi muncul disebabkan karena multifaktor (banyak faktor) yakni:
KEP, anema, GAKY dan KVA.

Kesimbangan antara Host, Agent dan Environment dikenal dengan Multiple of


Diseases. Lawanya Single Causation,

Berbagai bentuk AGEN:


1. Gizi
Unsur gizi dapat menyebabkan defisiensi zat gizi atau Kelebihan zat gizi,
2. Kimia dari luar
Obat-obatan, bahan kimia dalam makanan, zat aditif
3. Kimia dari dalam
Agens berasal dari kimia dalam yang dihubungkan dengan metabolisme dalam
tubuh seperti sitem hormonal, kelebihan lemak.

4. Faktor Faali
Saat kehamilan, eklamsia dan lain-lain

5. Genetis
Seperti Diabetes Mellitus, buta warna, hemophili, albino

6. Faktor Psikis
Misal tekanan darah tinggi, tukak lambung
7. Physik

Sinar matahari, radioaktif

8. Biologis dan Parasit


Metazoa, bakteri, jamur

KONSEP DASAR TIMBULNYA PENYAKIT


Tiga Model Timbulnya Penyakit:

1. Segitiga Epidemiologi (The Epidemiologic Triangle)


2. Jaring-Jaring Sebab Akibat (The Web of Causation)
3. Roda (The Wheel)
1. Segitiga Epidemiologi
Keseimbangan antara Host, Agent dan Environment.
Perubahan salah satu faktor akan mengubah keseimbangan Agent, Host dan
Environment.

Agen Host

Environment
Host
Umur, JK, RAS, imunologik, kebiasaan.

Environment
Fisik : cuaca, tanah, air.
Biologis : Kependudukan
Tumbuh-tumbuhan
Hewan

Sosial ekonomi:
Pekerjaan
Urbanisasi
2. Jaring-Jaring Sebab Akibat

Serangkaian sebab akibat dimana penyakit disebabkan oleh banyak faktor.

Ada penyebab dan akibat.


Contoh seperti woc Berikut ini :
GIZI KURANG

Asupan Penyakit/
Makanan Kurang Infeksi
Perawatan
Akses terhadap Anak dan Sanitasi/Pelayanan
makanan kurang Ibu hamil Kesehatan

Kemiskinan,Pengetahuan,
Ketrampilan, Perilaku

Ipoleksosbud
Adaptasi dari The State of the World’s Children 1998, UNICEF
Faktor terkait
penyebab Daya Beli
Masalah Anemia
Konsumsi
makanan hewan

Kurang zat gizi mikro

Anemia pada Anemia pada


anak-anak Ibu

ASI TTD
Sanita Aktifitas KB
si Sanitasi Fisik
Kelangsungan Hidup Anak
Pertumbuhan Perkembangan

Sehat
Asupan Gizi
Perilaku pengasuhan
Asuhan Ibu Hamil/Menyusui
Pemberian makan/menyusui Perawatan
Keterjaminan kesehatan dan
Stimulasi psikososial/kognitif
pangan individu Lingkungan sehat
Kebersihan diri
Perawatan kesehatan
Pengelolaan makanan

Ketersediaan Sumberdaya

Sumberdaya Ketersediaan Pengasuhan Sumber daya kesehatan


pangan/ekonomi Pengetahuan/kepercayaan
Air bersih, Sanitasi,
Produksi pangan Kesehatan/Gizi/Anemia
Pelayanan kesehatan,
Pendapatan Kejiwaan/stress
Lingkungan/perumahan
Pekerjaan Penguasaan sumberdaya aman dan sehat
Asset tanah Curahan waktu/dukungan

Politik, ekonomi, sosial, budaya


3. Roda
Copceptual Framework Food and Nutrition System

National Community
Development
Food supply in the communty

Marketing distribution
Food production
And price polity
and processing

income
Employment

Food availability
In the family

Education Family size


Caring capacity
Food intake of Food habits

Nutrition and individuals


Health
Environmental, safe
water, waste
disposal
Konsep Riwayat Alamiah Terjadinya Penyakit

Masa Pre Patogenesis Masa Patogenesis


Mati
Kronis
Sebelum sakit berat
Cacat
Sembuh

Agent ringan
Host
penyembuhan
Ambang klinis

Lingkungan Proses
patogenesi

Interaksi manusia dan stimulus


Patogenesis Penyakit kurang gizi

Faktor lingkungan

Ketidak Kemerosotan Perubahan Perubahan


Perubahan kimia
cukupan jaringa fungsi anatomi

Malnutrisi ditandai Malnutrisi yang


dengan penurunan diperiksa mela Tampak tanda klinis
Faktor BB dan pertumbuhan lui laboratorium
manusia terhambat
Ilustrasi status gizi

Gizi Kurang

Gizi Baik

Gizi Lebih
CONTOH JENIS-JENIS GANGGUAN GIZI

1. Kekurangan energi dan protein (KEP)


2. Kekurangan vitamin A (KVA)
3. Kekurangan zat besi (Anemia gizi)
4. Kekurangan Yodium (GAKY)
5. Gangguan gizi lebih

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA


RENDAH
Teknik Penentuan Status Gizi
 Penilaian status gizi ditujukan untuk individu maupun
kelompok/masyarakat.
 Tujuan umum:
 Mengumpulkan data dasar tentang status gizi yang digunakan sebagai
dasar pembuatan perencanaan, rumusan dan modifikasi kegiatan
untuk meningkatkan gizi dan kesehatan pada populasi.
 Khusus:
• mengidentifikasi jenis masalah gizi,
• menentukan faktor determinan dan distribusi masalah gizi
• Menentukan faktor ekologi secara langsung dan tidak langsung yang
mempengaruhi masalah gizi
• Membantu pemerintah setempat membuat kebijakan terkait ‘politik’
menyadari luasnya masalah gizi.
PENILAIAN STATUS GIZI
0

Pengukuran Langsung Pengukuran Tidak Langsung

1. Antropometri 1. Survei Konsumsi Makanan


2. Biokimia 2. Statistik Vital
3. Klinis 3. Faktor Ekologi
4. Biofisik
Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi


menjadi empat penilaian yaitu:
(1) antropometri, (2) klinis, (3) biokimia, dan (4)
biofisik.

Masing-masing penilaian tersebut akan dibahas


secara umum sebagai berikut:
Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Antropometri
1 Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau
dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

2 Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan
ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh
Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Klinis
1 Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi dan dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial
tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-
organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

2 Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk servei klinis cepat (rapid
clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat
tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat
gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi
seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan
gejala (sympton) atau riwayat penyakit.
Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Biokimia
1 Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah,
urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

2 Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala
klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Biofisik
1 Pengertian
Penentuan suatu gizi secara biofisik adalah metode penentuan status
gizi dengan melihat kemampuan tingkat fungsi (khusus jaringan) dan
melihat perubahan struktur dan jaringan.

2 Penggunaan
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja epidemik (epidemic og night blindnes). Cara yang
digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Penilaian Status Gizi Secara Tidak
Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi
tiga yaitu:
(1) Survei konsumsi makanan, (2) statistik vital, dan
(3) faktor ekologi.

Pengertian dan penggunaan metode ini akan


diuraikan sebagai berikut:
Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Survei Konsumsi Makanan


1 Pengertian
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi.

2 Penggunaan
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan
individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan
kekurangan zat gizi.
Masalah Gizi, Distribusi, dan Faktor
Resiko masalah Gizi Utama (KEP, GAKY,
dan Defisiensi Vit. A di Masyarakat)
 1. Kurang Energi Protein (KEP)
 Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau
gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang dari
80% indeks berat badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NCHS. KEP merupakan
defisiensi gizi (energi dan protein) yang paling berat dan meluas terutama Balita.
Pada umumnya penderita KEP berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah.
 Riskesdas 2013 prevalensi kurang gizi 19,6% dan anak pendek 37,2% yang masih
cukup tinggi, di Disisi lain prevalensi gizi lebih pada balita sudah mencapai11,9%.
Bila dibandingkan dengan negara-negara di wilayah Asia Tenggara lainnya,
Indonesia masih menduduki peringkat dibawah Singapura(9),Malaysia(62),
Thailand(89), dan sedikit diatas Filipina(117), Vietnam(121)
2. Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY)

 Yodium merupakan zat mineral mikro yang harus


tersedia didalam tubuh yang berfungsi untuk
pembentukan hormon tiroid dan berguna untuk
proses metabolisme di dalam tubuh
 Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada
tumbuh kembang manusia.
Lanjut..
 Gangguan akibat kurang yodium masih merupakan
salah satu masalah gizi mikro di Indonesia, Hal ini
dapat dilihat pada tahun 2013 prevalensi GAKY di
Indonesia mencapai 11,1% (Riskesdas, 2013).

 Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) juga


merupakan defisiensi yodium yang berlangsung lama
akibat dari pola konsumsi pangan yang kurang
mengkonsumsi yodium sehingga akan mengganggu
fungsi kelenjar tiroid
Faktor-faktor penyebab GAKY
1. Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
2. Lokasi (Geografis dan non geografis)
3. Asupan energi dan protein
4. Pangan Goitrogenik
5. Genetik
Dampak GAKY

1. Perkembangan mental terhambat


2. Pendengaran terganggu dan dapat menjadi tuli
3. Perkembangan saraf penggerak terhambat, bila
berjalan langkahnya khas, mata juling, gangguan bicara
sampai bisu dan reflek fisiologi yang meninggi
Dampak GAKY pada berbagai tingkatan umur
Cara Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium(GAKY)
 Di USA, thn 1916, Marine & Kimball, Fortifikasi Garam konsumsi di
Michigan, berhasil Nasional
 Iodisasi Garam di Indonesia, 1930-1942
 Indonesia: strategi upaya penanggulangan GAKY (jangka pendek-
jangka panjang) (Depkes 2004) :
1. Strategi Jangka Panjang
 Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
 Surveillans
 Iodisasi garam
 Penganekaragaman konsumsi pangan
2. Strategi jangka pendek
 Distribusi kapsul minyak beryodium (1974-98)
 Produksi garam dan konsumsi garam beryodium.
Sesuai Kepres no 69, 13 Oktober 1994
Angka dan proporsi (persen) defisiensi yodium pada anak usia
sekolah (konsntrasi yodium urin <100 μg/L) dalam juta di berbagai
regional dunia, 2003, 2007 dan 2011
Konsumsi Kandungan Yodium Nasional Tahun 2013

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%
Axis Title

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Cukup Yodium Kurang Yodium Tidak Yodium
Series1 77.00% 14.80% 8.15%
Penelitian di Purworejo, 2015
3. Defisiensi/ Kekurangan vitamin A
(KVA)
Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan masalah utama
dinegara berkembang. Selain itu, seringkali ditemukan jika anak
menderita kekurangan enegi protein (KEP), maka anak itu juga
sekaligus menderita kekurangan vitamin A.
Vitamin A berfungsi sebagai penglihatan, pertumbuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh . Ibu nifas yang cukup
mendapatkan Vitamin A akan meningkatkan kandungan Vitamin A
dalam ASI, sehingga bayi yang disusui lebih kebal terhadap
peyakit serta kesehatan ibu lebih cepat pulih.
Penyebab

Ada 2 faktor penyebab kekurangan Vitamin A, yaitu :


 Penyebab langsung
Konsumsi Vitamin A dalam makanan sehari-haritidak mencakup
kebutuhan tubuh yang lama. Kekurangan Vitamin A ini umumnya terjadi
sejak balita karena kurangnya sumber Vitamin A.
 Penyebab tidak langsung
1. Penyakit infeksi
2. Proses penyerapan makanan dalam tubuh terganggu
3. Adanya penyakit ISPA, campak, diare.
Epidemiologi …

Agent

Host environment

next
Epidemiologi

 HOST
Host atau pejamu ialah keadaan manusia dimana dapat menjadi faktor risiko
untuk terjadinya suatu penyakit. faktor host pada penyakit KVA adalah:

1. Bayi yang lahir dengan BBLR atau kurang dari 2,5 kg.
2. Keadaan imunitas dan respons imunitas sel T pada tubuh berkurang.
3. Tingkat pendidikan atau kurang pengetahuan Ibu mengenai pola konsumsi
vitamin A saat hamil sehingga menyebabkan BBLR.

Back
Epidemiologi ….

 AGENT
Agent pada kekurangan vitamin A adalah Vitamin A itu sendiri yang kurang
dikonsumsi pada diri host.

Back
Epidemiologi ….

 ENVIRONMENT
1. lingkungan sosial seperti sosial budaya pada pola makan
2. Lingkungan fisik seperti tidak tersedianya pangan sumber Vitamin A.

Back
Gejala klinis KVA

1. Buta senja = XN. Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina.
2. Xerosis konjunctiva = XI A. Selaput lendir mata tampak kurang mengkilat atau
terlihat sedikit kering, berkeriput, dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan
kusam.
3. Xerosis konjunctiva dan bercak bitot = XI B. Gejala XI B adalah tanda-tanda XI A
ditambah dengan bercak bitot
4. Xerosis kornea = X2. Kekeringan pada konjunctiva berlanjut sampai kornea,
5. Keratomalasia dan Ulcus Kornea = X3 A ; X3 B. Kornea melunak seperti bubur dan
dapat terjadi ulkus.
6. Xeroftalmia Scar (XS) = jaringan parut kornea. Kornea tampak menjadi putih atau
bola mata tampak mengecil
7. Xeroftalmia Fundus (XF). Tampak seperti cendol

Prinsip dasar untuk mencegah xeroftalmia adalah memenuhi kebutuhan vitamin A


yang cukup untuk tubuh serta mencegah penyakit infeksi. Selain itu perlu
memperhatikan kesehatan secara umum (Wardani, 2012).
Kelebihan vitamin A

1. Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A suplemen dalam
takaran tinggi yang berlebih, misalnya takaran 16.000 RE untuk jangka waktu
lama atau 40.000-55.000 RE/hari.
2. Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, rambut rontok, kulit
mengering, tidak nafsu makan(anoreksia) dan sakit pada tulang.
3. Pada wanita menstruasi berhenti. Pada bayi terjadi pembesaran
kepala(hidosifalus) . Gejala ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin
A. karoten tidak dapat menimbulkan gejala kelebihan, karena absorpsi karoten
menurun bila dikonsumsi tinggi. Dan akan disimpan didalam lemak.
Faktor-faktor yang dapat mencegah
xeroftalmia:
1. Faktor sosial budaya, lingkungan dan pelayanan kesehatan
a. Ketersediaan pangan sumber vit.A
b. Pola makan
c. Kurang tersebarnya petugas kesehatan
d. Sarana pelayanan kesehatan yang sulit terjangkau
e. Sanitasi yang kurang sehat
2. Faktor keluarga
a. Pendidikan
b. Pola asuh anak
c. Penghasilan
3. Faktor individu
a. Anak dengan BBLR
b. Anak terkena KEP
c. Tidak mendapatkan MP-ASI
d. Terkena penyakit infeksi (ISPA,campak,diare)
Pencegahan & Pengobatan KVA

a. Memperbaiki pola makan masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga


masyarakat kita semakin gemar mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
b. Melakukan fortifikasi vitamin A terhadap beberapa bahan makanan yang banyak
dikonsumsi masyarakat dengan memperhatikan syarat-syarat fortifikasi.
c. Meningkatkan program pemberian suplemen vitamin A yang sudah berjalan pada
kelompok sasaran yaitu :
1). Bayi umur 6-12 bulan : diberikan kapsul vitamin A warna biru,
2). Anak umur 1-5 tahun : diberikan kapsul vitamin A warna merah,
3). Ibu nifas : diberikan kapsul vitamin A
4). Anak yang terserang campak : diberikan kapsul vitamin A dosis 200.000 UI.
d. Pemberian imunisasi pada anak harus terus dipantau supaya terhindar dari penyakit
infeksi.
e. Mengkonsumsi makanan yang seimbang agar metabolisme vitamin A dalam tubuh
dapat berjalan secara normal

Anda mungkin juga menyukai