Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN GANGGUAN
PERSEPSI HALUSINASI
Ns. M.Miftachul Ulum.S.ST.,S.Sos.,S.Kep.M.Kes.
Pengertian PERSEPSI

 Persepsi atau tangapan adalah


proses mental yang terjadi pada
diri manusia yang akan
menunjukkan bagaimana kita
melihat, mendengar, merasakan,
membau, serta meraba ( kerja
indra) di sekitar kita.
Proses terjadinya Persepsi
1. Adanya obyek atau stimulus
2. Di tangkap panca indra
3. Di bawa ke otak atau pusat saraf
4. Berupa persepsi rangsangan,
pengalaman atau respon
GANGGUAN PERSEPSI
 Ilusi
 Halusinasi
 Delusi
 Osilasi
 Stereotipy
PENGERTIAN HALUSINASI
 Merupakan gangguan penyerapan tanpa
adanya rangsang apapun pada seseorang
klien yang terjadi dalam keadaan sadar
atau terbangun yang mana dasarnya
mungkin organic, psikotik, fungsional
ataupun histerik (W.F. Maramis)
PROSES HALUSINASI
 Halusinasi merupakan reaksi terhadap stress
dan usaha dari alam tak sadar untuk
melindungi egonya atau pernyataan simbolik
dari gangguan psikotik individu.
 Halusinasi adalah gejala skunder dari
Schizofrenia 70% mengalami halusinasi
dan
 20% mengalami campuran halusinasi
pendengaran dan halusinasi penglihatan
(Stuart & Sundeen, 1995).
KARAKTERISTIK HALUSINASI
 Karakterisitik dari halusinasi pendengaran,
Stuart dan Laraia (2001), adalah mendengar
suara-suara kebisingan, paling sering suara
orang.
 Suara berbentuk kebisingan yang kurang
jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara
tentang klien, bahkan sampai ke percakapan
lengkap antara dua orang atau lebih tentang
orang yang mengalami halusinasi .
TANDA & GEJALA
HALUSINASI
1. Menarik diri
2. Bicara, tersenyum dan tertawa sendiri
3. Pembicaraan lancar kadang tidak masuk akan
4. Klien berjalan mondar mandir
5. Tidak dapat memusatkan perhatian
6. Merusak diri sendiri, orang lain &lingkungan
7. Ketakutan dan kebingungan
1. Merasa diasingkan dan diremehkan
orang lain
2. Tiba-tiba gelisah dan marah-marah
3. Menyalahkan diri sendiri dan orang lai
4. Pikiran cepat berubah-ubah
5. Tidak mampu melakukan perawatan
diri sendiri, misalnya : mandi, ganti
pakaian, gosok gigi.
6. Nada suara tinggi.
Penyebab halusinasi pendengaran

 (a) Gangguan mental organik


 (b) waham
 (c) Keadaan afek seseorang
 (d) Panik menarik diri
Konstribusi Halusinasi
1. Faktor predisposisi
a. Faktor genetis
Secara genetic schizophrenia diturunkan melalui
kromosom-kromosom tertentu. Diduga letak gen
schizophrenia pada kromosom 6, dengan kontribusi
genetic tambahan nomor 4, 8, 15 dan 22.
b. Faktor neurobiology
Ditemukan korteks prefrontal dan korteks limbic
pada schizofenia tidak pernah berkembang penuh,
penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal,
neurotransmitter juga tidak normal, khususnya
dopamine, serotonin, glutamate.
c. Studi neurotransmitter
Adanya ketidakseimbangan dopamine
berlebihan dibandingkan dengan serotonin.
d. Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester
ketiga kehamilan dapat menjadi faktor
predisposisi schizophrenia.
e. Psikologis
Predisposisi schizophrenia; anak
diperlakukan oleh ibu pencemas, terlalu
melindungi, dingin, dan tidak berperasaan,
sementara ibu mengambil jarak dengan
anaknya.
  Faktor presipitasi
a. Berlebihnya proses informasi pada system
saraf menerima dan memproses informasi
di thalamus dan frontal otak.
b. Mekanisme penghantar listrik di saraf
terganggu.
c. Gejala pemicu seperti : kondisi kesehatan,
lingkungan, sikap dan perilaku.
POHON MASALAH
Resiko tinggi kekerasan : Efek
Mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori persepsi : Core Problem


Halusinasi dengar

Isolasi sosial : Causa


Menarik diri

Gangguan konsep diri :


Harga diri rendah
Masalah keperawatan
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
DS : Klien mengatakan ingin marah bila mendengar
suara-suara
Klien mengatakan takut dengan apa yang
dilihatnya
DO : Klien bicara sendiri
Klien merusak diri sendiri
Klien gelisah dan merasa ketakutan
Muka merah
Sering memaksakan kehendak
Menyalahkan diri sendiri
Nada suara tinggi
2. Perubahan sensori persepsi :
halusinasi dengar

DS : Klien mengatakan mendengar


suara bisikan
DO : Klien sering bicara, tersenyum
dan tertawa sendiri
Ekspresi wajah tegang
Tidak dapat memusatkan
perhatian
Bibir komat kamit
3. Isolasi social : menarik diri
 DS: Klien mengatakan tidak cocok dengan orang
 lain Klien tidak maubergaul dengan orang lain
 Klien mengatakan apa yang mau diomongkan
 DO: Klien sering menyendiri
 Bicara klien lambat
 Klien berbicara sambil menunduk
Kahlil Gibran….
Dan apakah kerja dengan rasa cinta itu ?

Laksana menenun kain dari benang

Yang ditarik dari jantungmu

Seolah-olah kekasihmulah

Yang akan mengenakan kain lain


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan b.d halusinasi dengar
2. Perubahan sensori persepsi : halusinasi dengar b.d
menarik diri
3. Isolasi sosial : menarik diri b.d harga diri rendah
STRATEGI PELAKSANAAN
HALUSINASI

1. Diagnosa : Resiko mencederai diri


sendiri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan halusinasi
dengar.
2. TUM : Klien dapat mengendalikan
diri sendiri sehingga tidak
mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
TUK I : Klien dapat membina
hubungan saling percaya
 Ciptakan lingkungan yang hangat dan
tenang
Bicarakan dengan klien secara jelas, singkat, padat
sehingga topic yang akan dibicarakan mudah diterima
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
teknik prinsip komunikasi terapeutik
Jelaskan tujuan interaksi
Perhatikan dengan cermat ungkapan klien dengan
empati
Ajak klien membicarakan hal-hal nyata yang ada di
lingkungan
TUK II:  Klien dapat mengenal 
halusinasinya
 Lakukan kontak sering dan singkat
 Observasi tingkah laku klien terkait dengan
halusinasinya
 Bantu klien untuk mengenal halusinasinya
(ISI, WAKTU, FREKUENSI, PERASAAN)
 Diskusikan dengan klien tentang situasi yang
menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
halusinasi
TUK III : Klien dapat mengontrol
halusinasinya
 Identifikasi bersama klien tindakan yang
dilakukan jika terjadi halusinasi
 Diskusikan cara yang digunakan klien, bila
bermanfaat beri pujian
 Diskusikan cara baru untuk mengontrol
halusinasinya
 (a) Katakan “ Saya tidak mau dengar kamu”
 (b) Menemui orang lain untuk bercakap-cakap
jika halusinasi terdengar
TUK IV : Klien dapat dukungan keluarga dalam 
mengontrol halusinasinya

 Anjurkan klien memberi tahu keluarga dalam


mengontrol halusinasinya
 Diskusikan dengan keluarga : gejala halusinasi,
cara yang dilakukan klien dan keluarga untuk
memutus halusinasi, cara merawat anggota
keluarga yang halusinasi di rumah, beri kegiatan
jangan biarkan bicara sendiri, makan bersama,
bepergian bersama.
TUK V : Klien dapat memanfaatkan obat 
dengan baik untuk mengendalikan halusinasinya

 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis,


frekuensi dan manfaat obat
 Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan
merasakan manfaatnya
 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang efek dan efek
samping obat yang dirasakan
 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
dengan dokter
 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
(benar klien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar
waktu)

Anda mungkin juga menyukai