Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

Anemia gizi besi  kekurangan zat besi mrpk masalah gizi dg prevalensi
terbesar di dunia. Mnrt Soekirman (2000) ± 2,1 milyar orang di dunia
menderita anemia gizi besi rmsk pd tingkat berat.

≥Anemia gizi mrpk salah satu masalah gizi di Indonesia mjd masalah
kesehatan masyarakat (Public Health Problem). Data Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004
prevalensi anemia defisiensi pada balita 40,5%, ibu hamil 50,5%, ibu nifas
45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun 57,1% dan usia 19-45 tahun 39,5%.
PENDAHULUAN
◦ Dari aspek kesehatan dan gizi, remaja sebagai generasi
penerus merupakan kelompok yang perlu mendapat
perhatian, Remaja putri secara normal akan mengalami
kehilangan darah melalui menstruasi setiap bulan. Bersamaan
dengan menstruasi akan dikeluarga sejumlah zat besi yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Oleh karena itu
kebutuhan zat besi untuk remaja wanita > pria. Di lain pihak
remaja putri cenderung untuk membatasi asupan makanan
karena mereka ingin langsing. Shg penyebab prevalensi
anemia cukup tinggi pada remaja wanita. Keadaan seperti ini
sebaiknya tidak terjadi, karena masa remaja merupakan
masa pertumbuhan yang membutuhkan zat-zat gizi yang
lebih tinggi (Dep.Kes. 1998).
ANEMIA ?
Anemia  kondisi dimana jumlah sel darah merah yg
terkandung di dlm darah < batas normal. Kurangnya sel darah
merah ini biasanya diindikasikan o/ hitungan hemoglobin yg
lebih rendah dr N .
Kadar Normal Hemoglobin :
Nilai ambang anemia menurut WHO th 1993 dengan
pemeriksaan hemoglobine metode Cyan met hemoglobine
adalah sebagai berikut : (temu karya Nasional anemia th
1993)
Ibu Hamil : 11 g/dl
Balita : 11 g/dl
Anak usia sekolah : 12 g/dl
Remaja putri /WUS : 12 g/dl
Ibu menyusui > 3 bln : 12 g/dl
Pria dewasa : 13 g/dl

5

KEBUTUHAN TERHADAP BESI

◦ 5 – 10 mgr / hari
◦ Meningkat pada :
◦ Bayi Pertumbuhan
◦ Prasekolah
meningkat
◦ Remaja / pubertas
◦ Penyakit infeksi

Sangat sedikit
Pengeluaran besi Deskuamasi: sel-sel kulit, sal cerna
Keringat, urine & empedu
GEJALA ANEMIA :
Gejala tjd karena me↓ kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah
berupa :
 Muka pucat,
 Kurang bertenaga,
 Mudah mengantuk dan
 Sakit kepala.
 Pada kondisi yang lebih parah, gejala yang muncul dapat berupa
peningkatan denyut jantung, nafas tersenggal-senggal dan pingsan.
8

GEJALA KLINIK
akibat menurunnya kapasitas pengangkutan
oksigen oleh darah yi.

Lesu, letih, pucat Kulit kering ,kuku pucat,


Mudah ngantuk kuku spt sendok
sering pingsan Lidah : iritasi
Sakit kepala Pembesaran jantung
Nafsu makan
kurang
Gambar 1. Telapak tangan penderita anemia
Gambar 2. Kuku penderita anemia tampak berwarna pucat
Gambar 3. Glositis
Gambar 4. Kuku berbentuk sendok (koilonikia)
AKIBAT DEFISIENSI BESI
Bayi dan Anak
◦ Gangguan perkembangan motorik dan koordinasi
◦ Gangguan perkembangan bahasa dan kemajuan belajar
◦ Pengaruh pada psikologis dan kemampuan belajar
◦ Penurunan aktivitas fisik
Orang Dewasa Pria dan Wanita
◦ Penurunan kerja fisik dan daya pendapatan
◦ Penurunan terhadap daya tahan terhadap keletihan
Wanita Hamil
◦ Peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu
◦ Peningkatan angka kesakitan dan kematian janin
◦ Peningkatan risiko bayi BLR
Tabel Bioavailabilitas Relatif Zat Besi Nonheme dlm Bbrp Jenis Makanan

Jenis Rendah Sedang Tinggi


Makanan
Sereal Maizena gandum Tepung Jagung Katul giling beras
Shorgum beras Tepung Putih Havermout
Tepung Terigu Katul jagng

Buah-buahan Apel Pir Blewah Jambu Biji pepaya


Alpukat plum Mangga Lemon tomat
Pisang stroberry Nenas Jeruk Manis
Anggur Persik

Sayuran Terung Wortel\ Brokoli labu


Polong-polongan Kentang Kol lobak
Tepung Kedelai Kembang Kol
Minuman Teh Anggur Merah Anggur Putih
Kopi
Kacang- Almond kacang tanah Kacang arab
kacangan Kelapa kenari

Protein Hewani Keju Ikan


Telur Daging
Susu Unggas
Makanan yang dianjurkan:

Mengandung banyak zat besi (Fe). Seperti daging merah, hati,


havermout, kacang arab, kacang merah, salak, mangga, jahe, katul,
dan sayuran hijau (daun ketela rambat, bawang, kacang panjang.
Namun, batasi pemberian sayuran hijau, karena kandungan seratnya
yang tinggi dapat menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.
Makanan sumber protein, yang merupakan bahan baku pembentukan
membrane sel darah merah.
Makanan yang dihindari:
Mengandung zat-zat penghambat proses penyerapan zat besi oleh tubuh.
Seperti, tannin (teh, cokelat, jus apel, kacang tanah), polifenol ( cokelat,
kacang polong, dan serealia termasuk gandum), kalsium (di dalam susu), dan
zat seng ( di dalam beras merah).
Makanan yang merangsang produksi asam lambung, misalnya makanan yang
terlalu asam dan pedas.
Faktor2 yg Mempengaruhi Penyerapan Zat Besi
1. Zat pemacu (enhancers) Fe
a.Vitamin C (asam askorbat) pada buah jambu monyet, jambu biji, pepaya,.
b.Asam malat dan tartrat  sayuran: wortel, kentang, brokoli, tomat, kobis, labu
kuning.
c.Asam amino cystein  daging sapi, kambing, ayam, hati, ikan. akan membantu
optimalisasi penyerapan zat besi.
d.Protein hewani maupun protein nabati tdk meningkatkan absorpsi ttp walaupun
dalam jumlah yang sedikit akan meningkatkan zat besi non heme yg berasal dari
serealia dan tumbuh-tumbuhan yg disebut meat factor seperti daging, ikan dan
ayam . Perlu diketahui bahwa susu, keju dan telur tidak meningkatkan absorpsi
zat besi (Yanni, 2003)
2. Zat penghambat (inhibitors) Fe
a.Fitat, asam oksalat, tanin bahkan fosfat yg ada dalam berbagai bahan makanan
nabati cenderung membentuk endapan zat besi yang tidak larut yang
menyebabkan zat besi tersebut tidak dapat diserap.  dedak, katul, jagung,
protein kedelai, susu coklat dan kacang- kacangan.
b.Senyawa polifenol pd makanan nabati, buah-buahan, sayuran, rempah-rempah,
kacang-kacangan, sereal dan yang paling tinggi terdapat dalam teh, kopi,
anggur merah, kakao dan berbagai macam teh herbal (Hurrell, 1999).
c.Zat kapur atau kalsium pada susu, keju.
TIPS MENANGGULANGI ANEMIA
1.Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,  bagi wanita menstruasi atau
sedang hamil. Zat besi yg paling mudah diserap bersumber dari hewani, spt daging,
ayam dan ikan. Beberapa makanan spt sayuran, buah-buahan, sereal (yg diperkuat
zat besi), telur dan kacang-kacangan juga mengandung zat besi, namun lebih sulit
dicerna.
2.Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat pemacu (enhancers) penyerapan zat
besi. Beberapa jenis makanan dapat memacu penyerapan zat besi spt buah-buahan
tinggi vitamin c, wortel, kentang, tomat, jambu biji dan pisang.
3.Mengurangi makanan yang mengandung zat penghambat (inhibitors) penyerapan
zat besi. ada beberapa jenis makanan justru menghambat tubuh u/ menyerap zat
besi spt Teh, kopi, dan kacang-kacangan. Karena jenis makanan tsbt mengandung
zat aktif fitat dan polopenol. Makanan tinggi kalsium dan pospat seperti keju dan
susu juga merupakan zat aktif penghambat penyerapan zat besi.
Namun bukan berarti harus menghindari makanan-makanan tersebut, tetapi
bisa memisahkan waktu dalam mengkonsumsi makanan tinggi zat besi dengan
makanan penghambat penyerapan zat besi
4.Mengkonsumsi suplemen zat besi sesuai anjuran dokter. Beberapa kelompok
individu yang rentan anemia seperti wanita hamil, menstruasi, perdarahan dan
penyakit tertentu, membutuhkan asupan zat besi yang lebih. Tetapi asupan
suplemen ini perlu pengawasan dokter karena dapat menyebabkan konstipasi dan
tinja berwarna hitam
PENGOBATAN

◦ Pengobatan kausal/ penyebab


◦ Pemberian preparat besi :
◦ Ferro sulfat, fosfat, fumarat
◦ Suplementasi besi
◦ Fortifikasi besi
◦ Transfusi darah

Anda mungkin juga menyukai