Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK I : Muhammad Ihsan Nurwansyah

Anjar Hardi Permadi


Muhammad Rofdan Hikmatulloh
Nizar Jati Fadhilah
Vina Wulansari
Sani Herlian Tresna
Ernawati
Risse Gandhira
Ai Komalasari
Sindi Nuraini

1. Apa yang dimaksud dengan akuntabilitas(cari beberapa


pendapat ahli dan simpulkkan)
Yang dimaksud akuntabilitas beserta kesimpulanya :
1. Menurut Mardiasmo
Menurut Mardiasmo, akuntabilitas dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu akuntabilitas
vertikal dan akuntabilitas horizontal.
Akuntabilitas Vertikal – Akuntabilitas vertikal merupakan akuntabilitas berupa
pertanggungjawaban yang dilakukan kepada atasan.
Akuntabilitas Horizontal – Akuntabilitas horizontal merupakan akuntabilitas berupa
pertanggungjawaban yang dilakukan kepada orang ataupun lembaga yang setara.

2. Menurut Mahmudi
Menurut Mahmudi, akuntabilitas adalah kewajiban agen (pemerintah) untuk mengelola
sumber daya, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang
berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada pemberi mandat (prinsipal).
3. Lawton dan Rose
Pengertian akuntabilitas menurut Lawton dan Rose dapat dikatakan sebagai sebuah
proses dimana seorang atau sekelompok orang yang diperlukan untuk membuat laporan
aktivitas mereka dan dengan cara yang mereka sudah atau belum ketahui untuk
melaksanakan pekerjaan mereka.

4. Syahrudin Rasul (2002:8)


Menurut Syahrudin Rasul, akuntabilitas adalah kemampuan memberi jawaban kepada
otoritas yang lebih tinggi atas tindakan seseorang / sekelompok orang terhadap
masyarakat luas dalam suatu organisasi.

5. LAN (1999)
Pengertian akuntabilitas menurut LAN adalah kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki
hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

6. Affan Gafar
Pengertian akuntabilitas menurut Affan Gafar adalah setiap pemegang jabatan yang
dipilih oleh rakyat yang kemudia harus dapat mempertanggungjawaban kebijaksanaan
yang hendak dan telah ditempuh, dan mempertanggungjawabkan ucapan atua kata-kata
yang telah dikeluarkan dan juga mempertanggung jawabkan perilaku dalam kehidupan
yang pernah, sedang bahkan akan dilaksanakan.

KESIMPULAN : Menurut kelompok kami Akuntabilitas adalah suatu kewajiban


pertanggungjawaban dan dapat mempertanggungjawabkan kepada atasan atau masyarakat
dari kegiatan – kegiatan atau aktifitas –aktifitas yang sudah dilaksanakan maupun sedang
berlangsung.
2. Aspek-aspek apa saja yang mendorong akuntabilitas ?
Aspek – aspek yang mendorong akuntabilitas :
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) Hubungan yang
dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara
dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggung jawab memberikan arahan yang
memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Dilain sisi, individu/kelompok/institusi bertanggung jawab untuk memenuhi
semua kewajibannya. Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang bertanggung jawab antara kedua belah pihak.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results oriented) Hasil yang
diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab,
adil dan inovatif. Dalam konteks ini, setiap individu/kelompok/ institusi dituntut untuk
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak
dan berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requires reporting) Laporan
kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti
mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses
yang telah dilakukan. Dalam dunia birokrasi, bentuk akuntabilitas setiap individu
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences) Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung
jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat
berupa penghargaan atau sanksi.
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance) Tujuan utama
dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive
accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan
sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja. Dalam hal ini proses setiap
individu/kelompok / institusi akan diminta pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat
dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.
3. Bagaimana menerapkan akuntabilitas dalam pelaksanaan
tugas sehari hari?
Beberapa penerapan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas sehari hari :
1. Menerapkan komitmen tinggi dalam melakukan setiap tugas
2. Bertanggung jawab dalam melakukan setiap tugas
3. Monitoring dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas secara periodik
4. Menumbuhkan rasa kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
5. Melakukan pekerjaan sesuai SOP
6. Adanya prosedur kebijakan yang ditetapkan institusi dalam melaksanakan tugas
7. Menyeimbangkan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki
8. Menetapkan kejelasan dari setiap tugas meliputi kewenangan, peran, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan dan sistem pelaporan kinerja yang baik individu maupun
organisasi

4. Apa Hambatan dalam penerapan akuntabilitas ?


Ada beberapa hambatan dalam penerapan akuntabilitas, sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran diri pegawai dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik.
Setiap individu sibuk memikirkan diri sendiri tanpa menghiraukan kesengsaraan orang
lain sehingga lupa pada berbagai kekurangan dalam penyelenggaraan tugas pemerintah
yang akan mengurangi akuntabilitas.
2. Aspek keuangan, dimana pegawai dengan standar gaji kurang, memiliki kecenderungan
untuk berusaha keras mencari penghasilan tambahan agar dapat menghidupi keluarganya.
Dalam kondisi yang demikian ini, setiap usaha pemenuhan kebutuhan hidup tersebut
dianggap normal-normal saja bahkan dinilai wajib.
3. Faktor kepentingan, dimana sikap moral sangat menentukan dalam usaha membedakan
antara nilai-nilai baik dan buruk. Sikap konsumerisme yang terbentuk dalam suatu
masyarakat dapat mengurangi/menurunkan moral dan tanggung jawab pegawai
pemerintah pada publik yang seharusnya dilayani. Hal inilah yang mendorong pegawai
untuk mencari uang/penghasilan melalui cara-cara yang tidak wajar bahkan seringkali
merugikan pihak-pihak yang lain.
4. Faktor budaya, dimana budaya yang berkembang dalam masyarakat di mana para pejabat
pemerintah lebih mendahulukan pelayanan terhadap keluarga dan kerabat daripada publik
merupakan budaya yang tidak mendukung akuntabilitas.
5. Keterbatasan sumber daya manusia, dimana dengan keterbatasan SDM yang memiliki
kemampuan dan keahlian di salah satu bidang memungkinkan SDM tersebut
mendapatkan tugas yang tidak sesuai dengan kompetensinya.
6. Payung hukum, dimana Kelemahan hukum yang paling mendasar adalah pernyataan di
mana seseorang dianggap tidak bersalah sebelum dapat dibuktikan bahwa dia memang
bersalah. Sedangkan untuk membuktikan apakah seseorang itu bersalah atau tidak sangat
sulit dan memerlukan tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Inilah yang sering terjadi di
pengadilan di mana yang bersalah menjadi bebas karena keahliannya menyembunyikan.
Hal ini telah mendorong tidak diselenggarakannya akuntabilitas.
7. Aspek politik, dimana Dalam kondisi sumber daya tersentralisasi di tangan pemerintah
dan setiap keputusan publik menjadi kewajiban pemerintah sendiri, mengakibatkan
penumpukkan tanggung jawab sehingga sulit mengelola, memantau, dan
mengevaluasinya. Birokrasi yang terlalu besar dan berbelit-belit telah mengurangi
pelaksanaan akuntabilitas.

Anda mungkin juga menyukai