Anda di halaman 1dari 19

“REVIEW PENGUSAHA

SUKSES INDONESIA”

PUTERA SAMPOERNA

MONIKA RAMADHANI MARDILA


NO. BP : 1611012020
Sang Bos Perusahaan Rokok Terbesar Di
Indonesia,Yaitu PT HM Sampoerna.
Profil
 Nama : Putera Sampoerna
 TTL : Schiedam, Belanda, 13 Oktober 1947.

 Pendidikan :
◦ Diocesan Boys School di Hong Kong
◦ Carey Baptist Grammar School di Melbourne
◦ University of Houston di Texas,
Penghargaan
 A Mild menang dalam ajang Indonesian Best Brand Award 2002
dan Top Brand 2002
 Peace Through Commerce Medal Award 2011 dari Administrasi
Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan Amerika
Serikat
 Forbes menobatkan Putera sebagai orang terkaya ke-9 di
Indonesia pada tahun 2011
 Pengusaha terkaya di Indonesia urutan kelima versi GLOBE
Magazine 2008

Karya :
 Putera Sampoerna Foundation (PSF)
 A Mild
 Universitas Siswa Bangsa Internasional.
Bidang usaha
 Bisnis Rokok (PT. HM Sampoerna)
 Sampoerna Strategic
Bidang Telekomunikasi (Ceria),
Perkebunan Sawit (Sampoerna Gro),
Perkayuan (Samko Timber),
Keuangan Mikro (UKM Sahabat)
Kisah Perjalanan Bisnis Putera
Sampoerna
Tokoh kali ini adalah tokoh yang menjadi
bos di perusahaan rokok terbesar di
Indonesia, yaitu PT HM Sampoerna. Generasi
ketiga dari keluarga Sampoerna di Indonesia
ini adalah anak dari Liem Swie Ling atau Aga
Sampoerna dan cucu dari Liem Seeng Tee.
Pada tahun 2011, Putera Sampoerna memiliki
total kekayaan mencapai 2,4 miliar US Dollar
sehingga tidak heran jika Forbes menobatkan
Putera sebagai orang terkaya ke-9 di
Indonesia.
 Putera lahir di Schiedam, Belanda, pada tanggal 13
Oktober 1947. Dari dulu, ia sudah berpindah-
pindah tempat. Ia mendapatkan pendidikan
internasional pertamanya di Diocesan Boys
School di Hong Kong, kemudian melanjutkan
pendidikannya di Carey Baptist Grammar School
di Melbourne, dan kemudian melanjutkan
pendidikan tingginya di University of Houston di
Texas, Amerika Serikat. Lulus dari University of
Houston, Putera dan istrinya yang merupakan
warga Amerika Serikat keturunan Tionghoa, Katie,
tinggal di Singapura dan menjalankan bisnis
perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa
sawit mmilik pengusaha Malaysia.
 Lulus kuliah, Putera tidak langsung melibatkan diri
dalam bisnis keluarga. Bersama istrinya, Katie,
warga Amerika Serikat keturunan Tionghoa, Putera
menjalankan perusahaan yang mengelola
perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Malaysia,
dan tinggal di singapura. Baru pada 1980, Putera
kembali ke Surabaya dan bergabung dalam
operasional PT. Sampoerna milik ayahnya. Pria yang
menggemari angka sembilan itu mulai menjadi figur
penting dalam perusahaan setelah menjabat CEO
dari ayahnya, Aga Sampoerna, pada 1986. Setelah
Aga meninggal pada 1994, Putera semakin aktif
dengan merekrut profesional mancanegara untuk
turut mengembangkan bisnisnya.
 Sejak tahun 1986, ia menjabat sebagai CEO menggantikan
ayahnya. Ia mulai menjadi sosok yang penting di perusahaan
tersebut. Tahun 1988 dianggap sebagai tahun yang bersejarah
bagi Putera, keluarganya, dan bisnis keluarganya sendiri. Pada
tahun itu, Putera menjual seluruh saham keluarga Sampoerna di
PT HM Sampoerna Tbk sebanyak 40% kepada Philip Morris
International atau PT Dji Sam Soe. Pengumuman penjualan
saham tersebut jelas saja mengejutkan banyak pihak internal
(karyawan) dan eksternal PT Sampoerna (investor, pengamat
ekonomi, dll).
 Keputusan Putera untuk menjual bisnis keluarga yang sudah
dirintis sejak tahun 1913 ini dinilai sebagai langkah yang sangat
beresiko. Ditambah HM Sampoerna selama ini merupakan
sumber pendapatan utama dari keluarga Sampoerna sendiri. Saat
dijual pun, kinerja perusahaan dalam keadaan yang sangat baik.
Hingga saat ini, masih beum diketahui alasan sebenarnya dibalik
penjualan saham tersebut.
 Setelah ayahnya meninggal delapan tahun kemudian,
Putera semakin aktif menggerakkan perusahaan ini
dengan merekrut orang-orang profesional dari luar
negeri untuk ikut mengembangkan usaha bisnisnya ini.
Pria yang menyukai angka sembilan ini dikenal oleh
masyarakat luas sebagai figur yang lihai dalam
melakukan inovasi produk inti perusahaannya, yaitu
rokok. Ia juga jeli melihat berbagai peluang bisnis yang
ada di segmen usaha lain. Di bisnis rokok, nama Putera
sudah tidak bisa dihilangkan dari sejarah
perkembangan rokok rendah tar dan nikotin

 HM Sampoerna adalah pelopor produk LTLN di


Indonesia dengan produknya yang bernama A Mild
dan diluncurkan pada tahun 1988. Pada tahun yang
sama, HP Sampoerna juga membuat orkes tanjidor
dengan melibatkan sebanyak 234 orang.
 A Mild yang merupakan salah satu perusahaan pribadi Putera
Sampoerna didirikan pada tanggal 19 Oktober 1988 berkaitan
dengan 25 tahun perseroan House of Sampoerna (1963 –
1988). Karyawan perusahaan yang didirikan dengan modal
awal sebesar 150 juta Rupiah ini mula-mula berjumlah 38
orang, termasuk Yos Adiguna Ginting. Putera mendirikan pabik
di Surabaya pada bulan April 1987 yang pada waktu itu PT HM
Sampoerna masih bernama House of Sampoerna. Peletakkan
batu pertama dilakukan pada tanggal 1 April 1988 dan
dibangun di atas tanah seluas 7.500 meter persegi di Surabaya.
Produk perdaana A Mild yang waktu itu berisi dua belas batang
diluncurkan pada tanggal 21 Oktober 1988.
A Mild didirikan karena adanya tuntutan dari konsumen yang
menginginkan rokok kretek yang sehat. Pada waktu itu, banyak
konsumen yang ragu dengan rokok kretek dengan kadar tar
dan nikotin tinggi serta rokok putih dengan kadar tar dan
nikotin rendah.
 Pada waktu itu, salah satu merek rokok kretek yang
paling disukai masyarakat dengan penjualan tertinggi di
Indonesia, Asia Tenggara, bahkan Asia, dan tertinggi
kelima di dunia adalah merek Dji Sam Soe. Dji Sam Soe
dinikmati banyak orang jika dibandingkan dengan rokok
kretek lainnya. Berkat pengalaman yang Putera
dapatkan di luar negeri, ia mendapat ide untuk
membuat rokok krettek dengan tar dan nikotin yang
rendah. Ia meminta bantuan dari M. Warsianto, seorang
ilmuwan Indonesia, untuk meneliti kandungan tar dan
nikotin yang tepat untuk tiap batang rokok. Akhirnya,
didapatkanlah ukuran yang sesuai, yaitu diameter
batang 7,5 milimeter dengan kandungan tar sebanyak
14 mg dan nikotin 1 mg. Ukuran tersebut hampir
menyamai rokok putih bermerek Marlboro yang
memiliki kadar tar 13 mg dan nikotin 1 mg.
 Ketika Putera menjabat sebagai CEO, PT
Sampoerna memperluas bisnisnya ke
dalam bidang supermarket dengan
mengakuisi Alfa dan juga mendirikan
sebuah bank yang dinamakan Bank
Sampoerna pada akhir tahun 1980-an,
meskipun bisnis perbankan ini gagal.
Setelah ikut campur dalam perusahaan
keluarganya selama kurang lebih dua puluh
tahun, Putera mengalihkan kepemimpinan
perusahaan ini kepada anaknya yang
bernama Michael.
 Kinerja HM Sampoerna kala itu (2004) berhasil
memperoleh pendapatan bersih Rp 15 triliun
dengan nilai produksi 41,2 miliar batang dan
menduduki posisi ketiga perusahaan rokok yang
menguasai pasar, yakni sebesar 19,4% pangsa pasar
rokok di Indonesia, setelah Gudang Garam dan
Djarum. Hingga saat ini alasan Putera Sampoerna
untuk melakukan penjualan tersebut tidak
diketahui dengan jelas, tapi setelah sekian lama,
terbukti bahwa langkah yang ditempuhnya sudah
dipikirkan dengan matang. Walau sudah
melepaskan saham Sampoerna, Putera justru kian
sukses. Ia bertenger di urutan kelima pengusaha
terkaya di Indonesia versi GLOBE Magazine 2008
dengan total kekayaan US$ 2.42 miliar.
 Setelah menjual PT HM Sampoerna, Putera
mendirikan Sampoerna Strategic yang bergerak di
bidang telekomunikasi yaitu Ceria, perkebunan
sawit dengan nama Sampoerna Agro, perkayuan
yaitu Samko Timber dan keuangan mikro UKM
Sahabat.
 Sampoerna Strategic dinahkodai oleh Michael
Sampoerna, anak bungsu Putera. Tahun 2001 ia
juga mendirikan organisasi sosial Putera
Sampoerna Foundation (PSF) yang dipimpin oleh
puterinya Michelle Sampoerna. Melalui PSF ia
berupaya memajukan masyarakat Indonesia
melalui empat pilar yakni Pendidikan,
Pemberdayaan Perempuan, Kewirausahaan, dan
Bantuan Kemanusiaan.
 Sebagai pendiri PSF, Putera Sampoerna menerima
penghargaan dari Administrasi Perdagangan
Internasional Departemen Perdagangan Amerika
Serikat berupa Peace Through Commerce Medal
Award 2011 pada tanggal 12 Desember 2011 di
Nusa Dua, Bali. Menurut Francisco J. Sanchez,
Wakil Menteri Perdagangan AS, penghargaan itu
diberikan kepada Putera sebagai usaha aktif yang
ia lakukan dalam meningkatkan perdagangan
internasional antara Amerika Serikat dan
Indonesia melakui kerja sama di bidang pendidikan
tingkat tinggi. Pada tahun 2013, PSD
menggabungkan Sampoerna School of Education
(SSE) dan Sampoerna School of Business (SSB)
menjadi sebuah perguruan tinggi bernama
Universitas Siswa Bangsa Internasional.
 Pada awal 2006 beredar kabar Putera, yang
dikenal menggemari judi, telah menjadi
pemilik perusahaan judi raksasa yang
bermarkas di Gibraltar, Mansion dan
dilaporkan akan menggantikan Vodafone
sebagai sponsor klub sepak bola Manchester
United selama empat tahun dalam kontrak
senilai 60 juta poundsterling, namun kontrak
tersebut kemudian dibatalkan. Kemudian
beralih menjadi sponsor klub sepak bola Liga
Inggris Totenham Hotspur sejak musim 2006-
2007. Selain itu, Putera juga membeli kasino
Les Ambassadeurs di London dengan harga
120 juta poundsterling.
 Pada awal 2006 beredar kabar Putera, yang
dikenal menggemari judi, telah menjadi
pemilik perusahaan judi raksasa yang
bermarkas di Gibraltar, Mansion dan
dilaporkan akan menggantikan Vodafone
sebagai sponsor klub sepak bola Manchester
United selama empat tahun dalam kontrak
senilai 60 juta poundsterling, namun kontrak
tersebut kemudian dibatalkan. Kemudian
beralih menjadi sponsor klub sepak bola Liga
Inggris Totenham Hotspur sejak musim 2006-
2007. Selain itu, Putera juga membeli kasino
Les Ambassadeurs di London dengan harga
120 juta poundsterling.
 Hingga saat ini, banyaknya tuntutan
konsumen akan rokok LTlN tetap tinggi
sehingga akhrinya A Mild menang telak
dalam ajang penghargaan produk, yaitu
pada ajang Indonesian Best Brand Award
2002 dan Top Brand 2002

Anda mungkin juga menyukai