1611012020
Rheumatoid arthritis merupakan suatu keadaan kronik
atau penyakit autoimun yang mengakibatkan inflamasi
dalam waktu yang lama pada sendi. Berdasarkan studi,
lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria
dengan rasio 3 : 1.
Juvenile Rheumatoid Arthritis ( JRA) or Juvenile Idiopathic
Arthritis is the most commont form of childhood arthritis.
The cause remains unknown. For most patients, the
immunogenic associations, clinical pattern, and functional
outcome are different from adult onset rheumatoid arthritis
(RA).
Mengenali Rheumatoid Arthritis
Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki.
Perbandingannya adalah 2-3:1.
Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40
sampai 60 tahun. Namun penyakit ini juga dapat terjadi
pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid
juvenil)
Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita
penyakit artritis rematoid maka anda kemungkinan
besar akan terkena juga.
Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis
reumatoid.
- Pemeriksaan darah
9 dari 10 penderita memiliki laju endapan eritrosit
yang meningkat, sebagian besar menderita anemia,
kadang jumlah sel darah putih berkurang, 7 dari 10
penderita memiliki antibodi yang disebut faktor
rheumatoid.
- Pemeriksaan cairan sendi
- Rontgen, bisa menunjukkan adanya perubahan khas
pada sendi.
tujuan terapi
a. Mengurangi nyeri
b. Mengurangi inflamasi
c. Menghentikan kerusakan sendi
d. Mencegah cacat
e. Memperbaiki fungsi sendi
f. Memperbaiki kualitas hidup
g. Mencegah kematian dini
Prinsip dasar dari pengobatan artrtitis rematoid adalah
mengistirahatkan sendi yang terkena, karena
pemakaian sendi yang terkena akan memperburuk
peradangan. Mengistirahatkan sendi secara rutin
seringkali membantu mengurangi nyeri.
Pembidaian bisa digunakan untuk imobilisasi dan
mengistirahatkan satu atau beberapa sendi, tetapi
untuk mencegah kekakuan, perlu dilakukan beberapa
pergerakan sendi yang sistematis.
penatalaksanaan terapi
Non-Farmakologi :
a. Istirahat yang cukup
b. Mengurangi berat badan jika obesitas
c. Terapi fisik
d. Penggunaan alat pembantu untuk menjaga
fungsi sendi
e. Pasien dengan penyakit yang parah
mendapatkan keuntungan dari prosedur operasi
seperti tenosinovektomi, perbaikan tendon dan
penggantian sendi.
f. Pendidikan pasien tentang penyakit dan
pembatasan terapi obat
Pemberian obat-obat :
1. Golongan imunosupressan
2. Golongan NSAID
3. Golongan Kortikosteroid
4. Golongan emas
5. Agen biologi
6. Golongan rheumatoid arthritis lainnya
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN
NSAID adalah obat-obat yang dapat mengurangi
peradangan jaringan, nyeri dan bengkak.
Dalam dosis penuh yang lazim, NSAID memperlihatkan efek
analgesik yang bertahan lama dan membuatnya sangat
berguna pada pengobatan nyeri berlanjut atau nyeri
berulang akibat radang.
NSAID dikontra indikasikan untuk pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap asetosal atau NSAID lainnya.
NSAID sebaiknya tidak diberikan kepada pasien yang
mengidap tukak lambung aktif.
NSAID harus digunakan dengan hati-hati pada pasien usia
lanjut, pada gangguan alergi, selama kehamilan dan
menyusui, dan pada gangguan koagulasi
Pemberian NSAID harus hati-hati pada pasien gagal ginjal,
payah jantung, atau gagal hati.
Efek samping : Pada saluran cerna, mual, diare, pendarahan,
tukak, reaksi hipersensitivitas, sakit kepala, pusing, vertigo,
gangguan pendengaran ( Tinnitus, fotosensitivitas, dan
hematuria).
NSAID dapat juga menyebabkan kerusakan hati, alveolitis,
pankreatitis, dan perubahan pada mata.
Contohnya : Ibuprofen. Asam mefenamat, Naproxen.
Metotreksat menghambat reduktase asam dihidrofolat dan
bertentangan dengan sintesis, perbaikan, dan replikasi DNA.
Kadar serum puncak dicapai selama 1- 2 jam.
Bioavailabilitas kira – kira 60 %
Untuk pengobatan rheumatoid arthritis aktif yang berat dan
tidak memberikan respon terhadap terapi konvensional.
Kontra indikasi : Kerusakan signifikan pada ginjal, fungsi hati
yang abnormal, kehamilan dan menyusui, sindrom
imunodefisiensi.
Metotreksat adalah anti metabolit yang toksik terhadap
darah, paru, saluran cerna dan lainnya.
Respon buruk
Ya Tidak
Methotrexate,
Kombinasi leflunomid, DMARD
DMARD sulfasalazine, nonbiologis
nonbiologis atau kombinasi
atau anti-TNF DMARD
Respon buruk
Anti-TNF, Anti-TNF
rituximab, atau kombinasi
atau abatacept nonbilogik