Anda di halaman 1dari 30

SPEKTROSKOPI RESONANSI

MAGNETIK INTI
(NUCLEAR MAGNETIC RESONANSE)
Asal usul gejala NMR
• Inti-inti atom unsur-unsur dapat dikelompokkan
sebagai mempunyai spin atau tidak mempunyai spin.
Suatu inti berspin akan menimbulkan medan magnet
kecil, yang ditunjukkan oleh suatu momen magnet
nuklir, berupa suatu vektor. Diantara inti-inti yang lebih
umum yang memiliki spin dan tidak memiliki spin
antara lain :
Prinsip Dasar
• Spektroskopi NMR didasarkan pada
penyerapan gelombang radio oleh inti-inti
tertentu dalam molekul organik, apabila
molekul tersebut berada dalam medan
magnet yang kuat.
• Setiap inti (hidrogen atau karbon) mempunyai
perbedaan momen magnetnya dengan
momentum angularnya, karena setiap inti
mempunyai perbedaan muatan dan massa.
1H-NMR dan 13C-NMR
• Pengukuran menggunakan resonansi magnet inti
menghasilkan spektrum 1H-NMR yang
memberikan informasi mengenai jumlah setiap
jenis hidrogen yang terdapat dalam suatu
molekul dan sifat lingkungan dari setiap jenis
atom hidrogen tersebut.
• Spektrum 13C-NMR memberikan informasi
tentang jumlah karbon yang terdapat dalam
molekul dengan semua pergeseran kimianya
sehingga dapat diketahui sifat lingkungannya
Komponen spektrofotometer NMR
• tempat sampel
• celah
• magnet
• ossilator radio frekuensi
• detektor radio frekuensi
• audio amplifier
• pencatat (recorder)
Skema alat spektrofotometer NMR
Tempat sampel
• Tempat sampel berupa tabung gelas yang
berbentuk silindris, diletakkan diantara dua kutub
magnet.
• Sampel dilarutkan dalam pelarut yang tidak
mengandung proton seperti CCl4, CDCl3, D2O atau
asetonitril dan sejumlah kecil TMS ditambahkan
sebagai standar internal, kemudian dimasukkan
kedalam tempat sampel. Sampel kemudian
diputar sekitar sumbunya untuk mengusahakan
agar semua bagian dari larutan terkena medan
magnet yang sama.
Celah magnet
• Magnet terdiri dari dua bagian, magnet pokok
mempunyai kekuatan sekitar 14.100 Gauss,
dan ia ditutup oleh potongan-potongan kecil
kutub elektromagnet.
• Pada celah magnet terdapat kumparan yang
dihubungkan dengan ossilator frekuensi radio
(RF) 60 MHz.
Ossilator frekuensi radio
• Ossilator frekuensi radio akan memberikan
tenaga elektromagnetik sebesar 60 MHz melalui
kumparan yang dihubungkan pada celah sampel.
• Kumparan selanjutnya memberikan tenaga
elektromagnetik yang digunakan untuk
mengubah orientasi perputaran proton.
• Kebanyakan spektrofotometer NMR
menggunakan sinyal frekuensi RF tetap dan
mengubah-ubah kekuatan medan magnet untuk
membawa setiap proton mengalami resonansi.
Detektor radio frekuensi
• Kumparan detektor berada tegak lurus dengan
kumparan ossilator RF. Bila ada tenaga yang
diserap, kumparan detektor tidak menangkap
tenaga yang diberikan oleh kumparan ossilator
RF.
• Bila sampel menyerap tenaga, maka putaran inti
akan menghasilkan sinyal frekuensi rasio pada
bidang kumparan detektor, dan alat memberikan
respon ke pencatat sebagai sinyal resonansi atau
puncak.
Pencatat
• Pencatat berfungsi untuk menangkap sinyal
resonansi atau puncak.
• Sebelum sinyal sampai ke pencatat biasanya
dilewatkan terlebih dahulu ke audio amplifier
untuk menggandakan sinyal, sehingga menjadi
lebih nampak.
1H-NMR

NMR PROTON
Daerah Geseran Kimia (δ)
• Inti atom yang mempunyai nilai geseran kimia (δ)
daerah rendah (dekat TMS) disebut high shielded field
(daerah medan magnet tinggi), sedangkan daerah
makin jauh dari TMS disebut low shielded field (daerah
medan rendah).

Low shielded field High shielded field


(daerah medan rendah) (daerah medan magnet tinggi)
Faktor yang Mempengaruhi Kerapatan
Elektron Disekeliling Proton
• Efek induksi  berbagai gugus yang bekerja
melalui ikatan kimia yang terdapat pada
proton, yang umumnya disebabkan oleh
adanya atom-atom yang bersifat
elektronegatif, seperti O, N, Cl.
• Efek anisotropi suatu ikatan kimia  seperti
adanya ikatan kimia yang mengandung gugus
alkena (C=C), alkuna (CΞC), karbonil (C=O), dan
aromatik (Ar).
Faktor yang Mempengaruhi Kerapatan
Elektron Disekeliling Proton
• Ikatan hidrogen, pembentukan ikatan hidrogen dari
suatu atom H dari gugus hidroksil dengan gugus
karbonil (C=O) menyebabkan nilai geseran kimia ke
arah medan rendah, menjauhi dari TMS dan akan
muncul pada daerah sekitar 13 ppm
• Pelarut, pelarut yang polar akan sedikit berpengaruh
terhadap senyawa polar, sebab dapat terjadi ikatan
hidrogen, terutama pada sampel yang mengandung
gugus COOH, NH2, dan OH. Efek ikatan hidrogen
terhadap pelarut dapat dihindari dengan menggunakan
pelarut yang kurang polar, konsentrasi encer, atau
temperatur ditinggikan.
• Temperatur, akan sedikit berpengaruh pada sampel
yang cenderung membentuk ikatan hidrogen.
Interpretasi spektrum NMR
Dalam menginterpretasi spektrum NMR, ada empat
langkah yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Jumlah sinyal, yang menerangkan ada berapa macam
perbedaan dari proton-proton yang terdapat dalam
molekul.
2. Kedudukan sinyal, yang menerangkan tentang
lingkungan elektronik dari setiap macam
proton/karbon.
3. Intensitas sinyal, yang menerangkan berapa banyak
proton dari setiap macam proton yang ada.
4. Pemecahan (splitting) dari sebuah sinyal menjadi
beberapa puncak, yang menerangkan kepada kita
tenang lingkungan dari sebuah proton dengan lainnya
yaitu proton-proton yang berdekatan.
1. Jumlah sinyal
• Seringkali puncak spektrum sekelompok atom
hidrogen akan muncul sebagai multiplet
dibandingkan singlet.
• Pemecahan puncak spektrum (spin-spin
splitting) atom H terjadi karena interaksi
dengan atom hidrogen tetangga (coupling).

Singlet Doublet Triplet Quartet Quintet

Sektet Septet Octet Nonet


2. Kedudukan sinyal 1H-NMR
Prediksi Geseran Kimia 1H-NMR
Geseran Kimia 13C-NMR
Geseran Kimia 13C-NMR
3. Intensitas sinyal
• Proses yang menunjukkan jumlah relatif H
dengan menghitung luas area dibawah puncak
• Perhitungan berupa perbandingan sederhana
dari tinggi garis integral.
tinggi garis
55,5 : 22 : 32,5

5:2:3
4. Aturan/ hukum pemecahan spin-spin

1. Proton ekuivalen kimia tidak menunjukkan


pemecahan spin-spin. Hal ini dapat terjadi
pada karbon yang sama atau pada karbon
yang berbeda tetapi spin mereka tidak
berpasangan
4. Aturan/ hukum pemecahan spin-spin

2. Proton yang memiliki n proton tetangga yang


ekuivalen memberikan sinyal yang pecah
menjadi puncak multiplet (n + 1) dengan
konstanta kopling = J
4. Aturan/ hukum pemecahan spin-spin
3. Aturan N+1 diaplikasikan terhadap proton
dalam rantai alifatik (jenuh) atau siklik jenuh.
Contoh Spektrum 1
Contoh Spektrum 2
Contoh Spektrum 3

Anda mungkin juga menyukai