Anda di halaman 1dari 15

Kesetimbangan Asam

Basa dan Fungsi


Homestasis pada Ginjal
Theresia Laurencia

102017080

D2
Skenario

– Seorang laki-laki berusia 80 tahun dibawa ke rumah sakit setelah terbaring di ranjang dalam
waktu cukup lama karena menderita stroke akut. Setelah diperiksa oleh dokter. Laki-laki tersebut
diketahui memiliki turgor jaringan yang buruk, mulut kering, takikardi dan hipotensi. Hasil
pemeriksaan serum menunjukkan kadar :
– Natrium : 150 mEq/L
– Kalium : 5.2 mEq/L
– Bikarbonat : 35 mmol/L
– Urea : 90.3 mg/L
– Kreatinin : 1.13 mg/L
Istilah yang tidak diketahui

Stroke : Terjadinya gangguan fungsional otak


fokal maupun global secara mendadak dan akut
yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat
gangguan aliran darah otak dan bukan gangguan Serum : Merupakan plasma dikurangi fibrinogen
Turgor Jaringan : Ketengangan jaringan yang aliran darah sepintas, tumor otak, stroke dan prekusor pembekuan lainnya yang telah
disebabkan terlampau banyak diisi darah (KBBI) sekunder karena trauma maupun infeksi ( WHO terpakai selama proses pembekuan (Sherwood L,
MONICA, 1996) 2001)
Fase stroke akut : jangka waktu antara awal mula
serangan stroke berlangsung sampai satu minggu
(Misbach, 1999; dalam Bangun, 2009)
Rumusan Masalah

– Seorang laki-laki berusia 80th


menderita stoke akut disertai ; Hipotesis
turgor jaringan buruk, mulut – Akibat stroke akut pasien tersebut
kering, takik kardi dan hipotensi mengalami gangguan cairan dalam
tubuh sehingga mengalami
dehidrasi.
Mind Map

Dehidrasi

Asam Basa RM Ginjal

Fungsi Ginjal
(cairan
tubuh)
Makroskopis Ginjal
Ginjal manusia terdiri dari dua buah:
– Ginjal kiri: iga ke XI
– Ginjal kanan: iga ke XII
– Terletak retroperitoneal

Pembungkus:
– Capsula fibrosa
– Capsula adiposa
– Fascia renalis

Bagian struktur ginjal:


– Korteks: -korpuskulum ginjal
-tubulus kontortus proksimal dan distal
– Medulla: -pyramid
-pelvis renalis

Vaskularisasi: A.V Renalis


Inervasi: Plexus renalis
Getah bening: Nnll. Para-aorticae
Mikroskopis Ginjal
Unit fungsional: tubulus uriniferus
Tubulus uriniferus ada dua bagian: nefron dan duktus koligens
Nefron (korteks):
– Korpuskulum ginjal: -glomerulus
-kapsula bowman
– Tubulus kontortus proksimal
– Tubulus kontortus distal
– Ansa henle: -segmen tebal asendens
-segmen tebal desendens
-segmen tipis ansa henle
Duktus koligentes (medulla):
– Duktus Bellini
– Terdapat hormon ADH
Sel khusus, yaitu apparatus jukstaglomerular:
– Sel mesangial
– Sel jukstaglomerular
– Makula densa
Fungsi Homeostasis Ginjal

1. Mempertahankan keseimbangan air (H2O) di tubuh


2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai terutama
melalui regulasi keseimbangan H2O.
3. Mempertahankan volume plasma yang tepat, yang penting dalam
pengaturan jangka-panjang tekanan darah arteri.
4. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh yang
tepat dengan menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3-.
5. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk
natrium (Na+), klorida (Cl-), kalium (K+), kalsium (Ca2+), ion
hydrogen (H+), bikarbonat(HCO3-), fosfat(PO43-), sulfat(SO42-),
magnesium(Mg2+).
Filtrasi, Reabsorpsi dan Sekresi
Keseimbangan Asam Basa

– HCO3- difiltrasi secara terus menerus ke dalam tubulus


– Sejumlah besar H+ juga di ekskresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus ke dalam tubulus
proksimal
– > H+ yang disekresikan daripada HCO3- yang di filtrasi hilang asam di ekstrasel dan berlaku
sebaliknya.
Keseimbangan Elektrolit

– Pengaturan volume

– Mengontrol jumlah garam Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate (GFR).

– Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi Na+

– Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air

– Pengaturan osmolaritas

– Terjadi ketika perbedaan konsentrasi solut (zat terlarut) tidak dapat menembus membran plasma di
intrasel dan ekstrasel

– Kesimpulan,pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan
sistem endokrin.

– Saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ADH dengan
meningkatkan reabsorbsi natrium dan air.

– Jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh,maka hormone atriopeptin (ANP) akan meningkatkan eksresi
volume natrium dan air.
Komposisi
Urine
– Ion Na+: berkisar dari 135-148 mEq/L
– Ion K+: berkisar dari 3,5-5,5 mEq/L
– Ion Cl-: Berkisar dari 95-105 mEq/L
– Ion HCO3-: berkisar dari 22-26 mEq/L
– Urea: tidak lebih dari 30 mEq/L
– Kreatinin: berkisar dari 0,5-1,3 mg/dL
– Glukosa dan protein: tidak ada
Dehidrasi

Bagian Dehidrasi Overhidrasi


– Dehidrasi adalah kekurangan air dalam suatu
Denyut Meningkat Normal atau meningkat periode waktu yang tidak dapat diganti melalui
mekanisme regulator normal.
Tekanan darah Menurun Normal atau meningkat – Kehilangan air berlebihan dari kompartemen
cairan tubuh ekstraseluler mengakibatkan
peningkatan osmolalitasnya.
Turgor kulit Menurun Meningkat
– ADH distimulasi untuk menahan air, tetapi
efek keseluruhannya tetap sama saat
Bola mata Melunak/cekung Normal penurunan total body water.
– Overrdehidrasi (intoksikasi air) adalah suatu
Keluaran urin Menurun Normal atau menurun keadaan klinis akibat kelebihan cairan.
– Asupan air ekstra yang cepat mengakibatkan
Kesadaran Menurun Menurun penghambatan ADH dan diuresis air
Kesimpulan

– Dalam pembahasan di atas telah diketahui bahwa


keseimbangan elektrolit atau cairan dalam tubuh sangatlah
penting, keseimbangan ini akan mempengaruhi kadar asam
basa dalam tubuh. Oleh karenanya perlu bagi kita tetap
menjaga asupan air bagi tubuh kita. laki-laki dalam skenario
mengalami dehidrasi yang disebabkan oleh kurangnya
pasukan air di dalam tubuhnya kemudian dirinya mengalami
turgor jaringan yang buruk, mulut kering, takikardi dan
hipotensi serta hasil serum yang tidak normal.
Daftar Pustaka

– Richard S. Snell. Clinical Anatomy By Regions. 9th edition. Philadelphea: Lippincott Williams & Wilkins, a Woltes Kluwer business; 2012.h.206-22.

– Paulsen F, Waschke J. Sobotta: atlas anatomi manusia, jilid 2: organ-organ dalam. Edisi ke-23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010: h. 161, 164-7

– Snell RS. Clinical anatomy for medical students. 6th ed. USA : Lippincott William &Wilkins ; 2000.

– Puts R, Pabst R, editors. Sobotta atlas of human anatomy volume 2 trunk, viscera, lower limb. 14th ed. Germany : Elsevier Gmbh ; 2006.

– Ricard L. Drake, A.Wayne Vogl, Adam W. M. Mitchell. Gray dasar-dasar anatomi. Indonesia: Elsevier; 2014

– Gartner LP, Hiatt JL. Atlas berwarna histologi. Edisi ke-5. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara Publisher; 2012: h. 374-80.

– Eroschenko VP. Atlas histologi diFiore. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008: h. 373, 378-83.

– Linda S Costanzo. Physiology. 4th Edition. Philadelphea: Elsevier. 2010.h.235-86.

– Ganong. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed.24. Jakarta: EGC; 2012 h.397-502.

– 10Ward J, Clarke R, Linden R. At a glance fisiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h.71.

– Guyton, A.C, Hall J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th Ed. Jakarta: EGC; 2008.

– Murray R K, Granner D, Rodwell V. Biokimia harper. Edisi ke-27 : Penerbit buku kedokteran EGC, 2009

– Nelson DL, Cox MM. Lehninger principles of biochemistry. 5th edition. England : W.H. Freeman and company.p.684-689

– Leksena E.Strategi terapi cairan pada dehidrasi. CDK. 2015; 42(1): 70-3

– Rahardjo, Susalit, Suhardjono. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2010, h 1050-2

Anda mungkin juga menyukai