Anda di halaman 1dari 11

Pendahuluan

 Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, dengan kemajuan teknologi yang semakin

berkembang, memudahkan manusia untuk dapat mengakses berbagai informasi

dengan cepat. Sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan dibidang kesehatan, terutama mengenai hak-hak yang wajib mereka

dapatkan bahkan mengenai penyakit yang mereka derita.

Bioetika berasal dari bahasa Latin yaitu bio dan etika. Bio adalah kata yang

artinyakehidupan. Jadi pada dasarnya, bioetika merupakan studi tentang masalah-

masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran

yang menyangkut masalah etika di bidang kehidupan.

Penerapan kaidah bioetik merupakan suatu keharusan bagi seorang dokter.

Kaidah yang harusnya dimiliki seorang dokter, yaitu : Beneficence, autonomy, non

maleficence dan justice. Sebagai seorang dokter yang baik harus memiliki panduan

dan standar tersebut.

Seorang dokter harus adil. Dalam hal ini dokter wajib memperlakukan

pasiennya tanpa membeda-bedakan. Dilarang membedakan tingkat ekonomi,

pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial maupun

kewarganegaraan.
Skenario D :

Seorang pasien anak laki-laki berusia 10 tahun dirawat di sebuah rumah sakit

dengan penyakit kanker stadium lanjut. Pasien tersebut dirawat untuk pengobatan

lebih lanjut. Orangtua pasien bukanlah orang kaya, tetapi orangtuanya ingin terapi

anaknya tetap berlanjut. Dokter tidak yakin obat-obat yang diberikan dapat

membantu. Karena berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya pada

penyakit ini, pasien tetap meninggal walaupun telah diterapi dengan kemotrapi.

Akhirnya dokter memutuskan untuk menjelaskan kepada orangtua pasien bahwa

kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walau

diterapi dengan obat-obatan, tetapi dokter tidak mengatakan kepada orangtua

pasien untuk tidak membeli obat-obatan tersebut.

No. Keadilan (Justice) Ada Tidak

ada

1 Memberikan segala sesuatu secara universal. 

2 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia 

lakukan.

3 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam 

posisi yang sama.

4 Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, 

accesibility, availability dan quality).

5 Menghargai hak hukum pasien. 

6 Menghargai hak orang lain. 

7 Menjaga kelompok rentan (yang paling merugikan). 


8 Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, 

status sosial, dan lain-lain.

9 Tidak melakukan penyalahgunaan. 

10 Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan 

pasien.

11 Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya. 

12 Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian 

(biaya, beban dan sanksi) secara adil.

13 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang 

tepat dan kompeten.

14 Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa 

alasan sah/tepat.

15 Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan 

penyakit/gangguan kesehatan.

16 Bijak dalam makroalokasi. 


Pembahasan

A. Pengertian Bioetik :

Bioetika berasal dari kata “bios” yang berati kehidupan dan “ethos” yang berarti

norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang

masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan dibidang biologi dan ilmu kedokteran

baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika

mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, hukum bahkan politik. Bioetika selain

membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ,

teknologi reproduksi butan, rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan,

faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien,

moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya.

Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada

manusia dan hewan percobaan.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah

yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya

memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga

memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.


B. Kaidah dasar bioetik

Kaidah-kaidah bioetik merupakan sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter.

Seorang dokter wajib mengamalkan prinsip-prinsip yang ada dalam kaidah tersebut,

tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih

penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Kondisi

seperti ini disebut Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi

prinsip etika kedokteran barat menetapkan bahwa praktik kedokteran Indonesia

mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah

dasar etika kedokteran atau bioetika, yaitu:

1. Beneficence

Dalam arti bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat

manusia, dokter tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam

kondisi sehat. Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam

kaidah ini. Kaidah beneficence menegaskan peran dokter untuk menyediakan

kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk

memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri yang terkandung

didalam kaidah ini, yaitu :

a) Mengutamakan Alturisme

b) Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

c) Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya

menguntungkan seorang dokter

d) Tidak ada pembatasan “goal based”

e) Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan

dengan suatu keburukannya


f) Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang

g) Menjamin kehidupan baik-minimal manusia

h) Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan

i) Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti

yang orang lain inginkan

j) Memberi suatu resep berkhasiat namun murah

k) Mengembangkan profesi secara terus menerus

l) Minimalisasi akibat buruk

2. Non – Maleficence

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak

melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang

paling kecil resikonya bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan

kunoFist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Ciri-ciri non-malficence, yaitu :

a) Menolong pasien emergensi

b) Mengobati pasien yang luka

c) Tidak membunuh pasien

d) Tidak memandang pasien sebagai objek

e) Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

f) Melindungi pasien dari serangan

g) Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

h) Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

i) Menghindari misrepresentasi

j) Memberikan semangat hidup

k) Tidak melakukan white collar crime


3. Justice

Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib

memberikan perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan

pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan,

perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan dan kewarganegaraan tidak boleh

mengubah sikap dan pelayanan dokter terhadap pasiennya. Ciri-ciri justice, yaitu :

a) Memberlakukan segala sesuatu secara universal

b) Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

c) Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang

sama

d) Menghargai hak sehat pasien

e) Menghargai hak hukum pasien

f) Menghargai hak orang lain

g) Menjaga kelompok rentan (yang paling merugikan)

h) Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status

social dan sebagainya

i) Tidak melakukan penyalahgunaan

j) Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

k) Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

l) Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil

m) Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

n) Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat

o) Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan

kesehatan

p) Bijak dalam makroalokasi


4. Autonomi

Dalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak

manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak

menentukan nasib sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis

dan membuat keputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui,

membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Ciri-ciri dari

prinsip Autonomi:

a) Menghargai hak menentukan nasib sendiri

b) Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan

c) Berterus terang menghargai privasi

d) Menjaga rahasia pasien

e) Menghargai rasionalitas pasien

f) Melaksanakan Informed Consent

g) Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

h) Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

i) Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan,

termasuk keluarga pasien sendiri

j) Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non

emergensi

k) Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien

l) Mejaga hubungan atau kontrak


Kesimpulan

Etika adalah cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode pada tugas

manusia untuk menemukan nilai-nilai moral atau menerjemahkan nilai-nilai itu ke

dalam norma-norma (etika dasar) dan menerapkan nya pada situasi kehidupan

konkret.

Teknologi telah berkembang yang memmunculkan berbagai problem etika.

Institusi-institusi telah membahas masalah bioetika seperti transpalasi organ tubuh,

pembuahan in vitro, jantung buatan, abortus, penguasaan kelahiran, alokasi sumber

daya, rekayasa genetik, pengubahan perilaku, dan problem-problem yang berkaitan

dengan kematian. Karena bioetika menyelidiki dimensi etis dari masalah-masalah

teknologi, ilmu kedokteran, dan biologi, sejauh diterapkan pada kehidupan, maka

mau tidak mau cakupannya luas sekali.

Prinsip-prinsip dalam bioetik tersebut dapat diterapkan dalam menghadapi

pasien, sehingga terciptanya situasi yang baik bagi hubungan pasien dan dokter

dalam pelayanan kesehatan demi kesembuhan pasien.


Daftar Pustaka

1. https://fendygoo.blogspot.co.id/2015/01/makalah-bioetika-atau-

biomedis.html

2. Basterra, F.J.E. (1994). Bioethics. Minnesota: The Lithurgical Press.

3. Beauchamp T, James F. (1977). Childress, Principles of Biomedical Ethics:

Oxford University Press.

4. Bertens, K. (2004). Etika. Jakarta: Gramedia.

5. Bertens,K. (1990). Prospek Perkembangan Bioetika di Indonesia.

Jakarta:Makalah Kongres Persi.

6. Bone Edouard. (1988). Bioteknologi dan Bioetika. Yogyakarta: Kasinius.

7. Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan

(4th ed). Jakarta: EGC.


MAKALAH BIOETIK
Kaidah Dasar Bioetik

Nama : Riani setiadi


NIM : 102017191
Kelompok : D3

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai