Anda di halaman 1dari 26

OLEH

Dr. SATRIA SpAn


 DEFINISI :
Drowning :
> Kematian yang terjadi 24 jam setelah
penderita tengelam

Near drowning :
> Penderita yang selamat dari peristiwa
tenggelam dan dapat mengalami gangguan
ringan sampai cardiac arrest
 EPIDEIOLOGI
> 400.000 DROWING terjadi didunia
> 50% anak dibawah 5 tahun
paling banyak 1 – 2 tahun
Laki-laki lebih sering dg peak 5 th dan 20 th
Dewasa paling sering alkohol, drug abuse
TENGGELAM

PANIK

REFLEK INSPIRASI DAN MENELAN

ASPHIKSIA ( HIPOKSEMIA & ASIDOSIS )


Asphyxia

Laryngospasm ( 15 % ) Relaxation of the airway

Respiratory arrest Aspirasi air

Cardiac arrest Gangguan surfactant


V / Q mismatch*
“Dry drowning”
“Wet drowning”
 SECONDARY DROWNING : Gagal napas
yang terjadi setelah ada perbaikan ( Acute
Lung Injury)
o
 Tenggelam diair dingin < 21
Dapat menyebabkan DIVING REFLEX
Rangsangan N. Trigeminal cab ophtalmik
Terutama pada anak-anak
 DIVING RESPON :
1. APNEU
2. BRADIKARDIA
3. VASOKONSTRIKSI

 Tenggelam diair tawar dan diair laut tidak ada


perbedaan dalam patofisiologi
 PENGARUH TENGGELAM PADA PARU :
a. Intrapulmonary shunting
b. Ventilation-perfusion mismatch
c. Decreased compliance
d. Masuknya cairan di alveoli akibat capillary-
alveolar leak
e. Hipoksemia akibat perubahan diatas
 PENGARUH PADA PARU DIPERBERAT OLEH

- Teraspirasinya bakteri Gram-negative, alga,


fungi, dan protozoa
- Partikel pasir, muntahan, bahan kimia yg
bersifat iritasi ( minyak, chlorine )
Pneumonia dan gagal napas
 PERNAPASAN :
1. Laringospasm ( stridor )
2. Napas cepat dan dangkal
3. Flare
4. Batuk
5. Ronchi dan wheezing
6. Cyanosis
 KARDIOVASKULER :
Aritmia s/d cardiac arrest akibat hipoxemia
dan hipotermia
 CNS:
Penurunan kesadaran
 GINJAL :
ATN, Hemoglobinuria, Myoglobinuria
 LABORATORIUM
DL, UL, Elektrolit, serum CK, AGD, Toxicology
 THORAX FOTO
 EKG
 Pemeriksaan mikrobiologi dan culture
1. Memerlukan terapi oksigen s/d ventilasi
2. Tidak sadar / koma
3. Arritmia s/d Cardiac arrest
4. Hipotermia
 Penderita segera dievakuasi dari air
 Jika Cardiac arrest segera lakukan BLS
 Hati-hati trauma cervical
 Jangan menekan perut >> aspirasi
 Beri selimut
 Oksigen terapi
 Rujuk ke Rumah sakit
 AIRWAY
Head tilt, Chin lift, Jaw thrust, Intubasi
Hati-hati trauma cervical
 BREATHING
Terapi oksigen dengan masker
nonrebreathing
Ventilasi mekanik dengan PEEP
Target SaO2 > 90 %
Bronchodilator
Antibiotik broadspectrum
 CIRCULATION
Terapi aritmia
Penanganan syok
CPR dan DC SHOCK
 PROTEKSI OTAK
a. Sedasi
b. Cegah cedera otak sedunder :
1. Hindari hipoksemia , SaO2 > 90 %
2. Hipoperfusi ( MAP > 90 mmHg )
3. Hindari hipocapnea, PaCO2 < 30 mmHg
o o
c. Hipotermia, Rewarming 1 - 2 perjam
Predictors of death or severe neurological
impairment after submersion
At site of immersion:
Immersion duration > 10 minutes
Delay in commencement of CPR > 10 minutes
In the emergency department
Asystole on arrival or CPR duration > 25 minutes
Fixed dilated pupils and Glasgow Coma Score < 5
Fixed dilated pupils and arterial pH < 7.0
In the ICU
No spontaneous, purposeful movements and abnormal
brainstem function 24 hours after immersion
Abnormal CT scan within 36 hours of submersion
80 % Px near-drowning pulih tanpa cacat , 2–9% hidup
dengan cacat otak, dan 12% meninggal .
 Pengawasan pd anak-2 yang berenang,
bermain di air.
 Mencegah anak mengunyah permen karet
atau makan selama berenang , menyelam
atau bermain di air.
 Untuk orang dewasa, jangan minum alkohol.
 Orang dengan riwayat kejang sebaiknya
dijaga dengan ketat pada waktu berenang.
 Kolam renang diberi pembatas, pagar serta
informasi kedalaman kolam.
 Untuk daerah terbuka (danau & laut)
perhatikan kondisi cuaca sebelum
berenang atau naik boat dan selancar air.
 Menggunakan pelampung tanpa
memperhatikan jarak perjalanan, ukuran dari
boat, kemampuan berenang orang yang naik
boat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai