Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus

Faringitis Tuberculosa

Pembimbing :
dr. Indra Setiawan, Sp.THT-KL

Oleh :
Yulanda Fitriana

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SMF ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN JOMBANG
2018
Identitas Pasien
• Nama : Tn. T
• Umur : 20 th
• Alamat : Bulurejo, Diwek
• Status Pernikahan : sudah menikah
• Pekerjaan : Pedagang
• Pendidikan Terakhir : SMP
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Jawa
• Tanggal Pemeriksaan : 10 November 2018
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA

• Nyeri Telan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

oNyeri telan pada tenggorokan sudah dirasakan 1 bulan ini, disakan terus-
menerus terutama saat makan. Nyeri telan tidak berkurang walau saat istirahat
maupun saat diberi minum, 1 minggu ini nyeri telan dirasa memberat hingga
pasien enggan untuk makan, minum, dan berbicara karena kadang juga terasa
sakit untuk berbicara.
oBatuk (+), pilek (-). Pasien batuk terus-menerus dirasakan sudah 1 bulan.
Keluhan batuk bersamaan dengan nyeri telan yang dirasakan. Awalnya batuk
kering tidak ada dahaknya, kemudian menjadi batuk grok-grok berdahak warna
kuning kehijauan.
oBeberapa hari ini suara serak. Suara serak seperti ada dahak yang mengumpul
di tenggorokan. Tidak enak saat berbicara
o5 hari ini merasa nyeri pada kedua telinga, dirasakan hilang timbul, nyeri
terutama saat menelan. Telinga terasa seperti buntu, grebek-grebek (-), suara
mendengung (-), penurunan pendengaran (-), keluar cairan dari telinga (-),
riwayat dibersihkan dengan cotton buds (-), riwayat kemasukan air (-). Keluhan
nyeri pada telinga ini dirasakan pertama kali, sebelumnya tidak pernah.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

oDemam (+). Selama 1 bulan ini pasien sering demam sumer-sumer,


demam tidak terus menerus namun cukup sering. Badan terasa nggregesi
dan lemas. Pasien juga mengatakan sering keringat dingin saat malam
hari.
o1 minggu ini pasien merasakan bila semakin kurus. selama sakit ini berat
badan berkurang 5 kg
oSariawan (-), benjolan pada leher (-), nyeri kepala (-)
o1 minggu ini pasien sudah berobat ke puskesmas, dirawat inap di
puskesmas selama 5 hari namun keluhan tidak membaik, kemudian
dirujuk ke poli THT RSUD Jombang.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

- riwayat batuk lama (>1 bulan) (-)


- R/HT (-) , DM (-), gastritis (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


-ayah sudah meninggal karena sakit TBC
-keluarga yang tinggal serumah tidak ada yang mengeluh batuk atau nyeri telan

RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL

-pasien bekerja sebagai pedagang makanan di alun-alun Jombang, pasien tidak


mengetahui apakah ada teman sesama pedagang yang sakit batuk atau nyeri telan
-merokok (+)
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS
• KU : lemah
• Kesadaran/ GCS : Compos Mentis / 456
• TD : 120/80 mmHg
•N : 88 x/menit
•S : 37,2 C
• RR : 24 x/menit
• BB : 42 kg
• TB : 165 cm
STATUS LOKALIS
K/L : a/i/c/d -/-/-/-, pupil isokor, pembesaran KGB (-)

Thorax : simetris, retraksi dinding dada (-), sonor/sonor,


fremitus taktil N,
rh wh vs
+ + - - + +
- - - - + +
- - - - + +

S1S2 tunggal, mur2 (-)

Abdomen : flat, bu+N, timpani, soefl, nyeri tekan (-)

Ekstremitas : akral HKM, CRT <2dtk, edema (+) ektremitas


inferior
Status Lokalis Hidung

Pemeriksaan Luar

INSPEKSI PALPASI Dekstra Sinistra

Warna Normal Krepitasi dorsum nasi tidak ada tidak ada


Deformitas tidak ada Deformitas dorsum nasi tidak ada tidak ada
Saddle Nose tidak ada Nyeri tekan fossa canina tidak ada tidak ada
Largnet Nose tidak ada
Nyeri tekan sinus ethmoidalis tidak ada tidak ada
Luka tidak ada anterior

Edema tidak ada


Nyeri tekan sinus frontalis tidak ada tidak ada
Sekret tidak ada

Maserasi tidak ada


Nyeri tekan ala nasi tidak ada tidak ada
Rhinoskopi Anterior

Dextra Sinistra

Maserasi - -
Krusta - -
Vestibulum Nasi
Hiperemi - -
Penyempitan - -
Kavum Nasi Sekret - -
Krusta - -
Foetor ex nasal - -

Sekret - -
Darah - -
Meatus Nasi Inferior Pus - -
Krusta - -
Polip -

Edema - -
Konka Nasi Inferior Hipertrofi - -
Atrofi - -
Mukosa pucat - -
Dextra Sinistra
Meatus Nasi Media Sekret - -
Darah - -
Pus - -
Krusta - -
Polip - -

Konka Nasi Media Edema - -


Hipertrofi - -
Atrofi - -
Mukosa pucat - -

Fisura Olfaktoria dbn dbn

Septum nasi Deviasi - -


Krista - -
Spina - -

Benda Asing - -
Status Lokalis Tenggorokan

Tonsil
• Bibir : mukosa kering • Besar : T1/T1
• Mulut : mukosa licin,stomatitis (-) • Warna : Hiperemi
• Gusi : perdarahan tidak ada, ulkus tidak ada, • Edema : tidak ada/tidak ada
• Gigi : caries tidak ada
• Lidah : terdapat selaput putih, terdapat granulasi pada 1/3
• Detritus : tidak ada/tidak ada
posterior lidah • Pseudomembran (-)
• Palatum Durum : hiperemi (+) • Tumor : tidak ada/tidak ada
• Palatum Mole : hiperemi(+), terdapat bercak kemerahan (spt • Kripte : Hiperemis
petechiae) • terdapat granulasi kemerahan disertai
• Uvula : eksudat bewarna putih
Bentuk : dbn
Posisi : di tengah
Hiperemi : uvula hiperemi disertai granulasi bewarna
kemerahan
Faring : hiperemi (+), edem, terdapat granulasi disertai
eksudat bewarna putih, terdapat sekret kental
bewarna putih di dinding faring, reflek muntah (+)
Status Lokalis Telinga

PRE AURICULA AURICULA


Inspeksi Dextra Sinistra Inspeksi Dextra Sinistra

Bentuk Normal Normal Bentuk Normal Normal

Warna Coklat Coklat Warna Coklat Coklat


Hiperemis tidak ada tidak ada
Hiperemis tidak ada tidak ada
Edema tidak ada tidak ada
Edema tidak ada tidak ada
Tumor tidak ada tidak ada
Tumor tidak ada tidak ada
Kelainan Kongenital tidak ada tidak ada
Kelainan Kongenital tidak ada tidak ada
Palpasi Dextra Sinistra
Nyeri Tekan Tragus tidak ada tidak ada
Nyeri Tarik Auricula tidak ada tidak ada
RETRO-AURICULA MEATUS AKUSTIKUS EKSTERNUS

Inspeksi Dextra Sinistra Dekstra Sinistra


Lumen Normal Normal
Sikatriks tidak ada tidak ada
Serumen serumen (+) serumen (+)
Fluktuasi tidak ada tidak ada Bau tidak ada tidak ada
Hiperemis tidak ada tidak ada Hiperemis tidak ada tidak ada
Edema tidak ada tidak ada Edema tidak ada tidak ada
Furunkel tidak ada tidak ada
Tumor tidak ada tidak ada
Massa tidak ada tidak ada
Kelainan Kongenital tidak ada tidak ada Sekret Tidak ada tidak ada
Palpasi Dextra Sinistra Jaringan epitel tidak ada tidak ada
Nyeri Tekan Mastoid tidak ada tidak ada Jaringan Granulasi tidak ada tidak ada
Kolesteatom tidak ada tidak ada
Telinga kanan Telinga kiri
MEMBRANA TIMPANI

Dextra Sinistra

Reflex cahaya (+) (+)


Retraksi tidak ada tidak ada

Bombans tidak ada tidak ada


Perforasi Tidak ada tidak ada

Sekret tidak tidak ada

Pulsasi tidak ada tidak ada

Kolesteatom tidak ada tidak ada


Sikatrik tidak ada tidak ada

Pulsatil tidak ada tidak ada


Tepi perforasi tidak ada tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
• Foto Thorax : TB miliier
DIAGNOSIS

Faringitis Tuberkulosa

DIAGNOSIS BANDING
• Faringitis bakterial
• Faringitis kronis
PLANNING

- Darah lengkap
PLANNING - Foto thorax
DIAGNOSIS - Tes sputum basil tahan asam

Terapi simptomatis :
- Parasetamol 250 atau 500 mg, 1 –2 tablet per oral 4 x sehari (jika diperlukan)
PLANNING - Obat kumur
TERAPI
Terapi spesifik :
Sesuai pengobatan paru ( sesuai protap pengobatan TB menurut hasil tes BTA )
MONITORING

Pasien dengan infeksi kuman mycobacterium tuberkulosa harus mengikuti petunjuk


pengobatan yang benar agar tidak timbul resistensi kuman. Prognosis biasanya baik
dengan pengobatan yang terkontrol. Penderita tuberkulosis yang telah dinyatakan
sembuh tetap dievaluasi minimal 2 tahun setelah sembuh untuk mengetahui adanya
PROGNOSIS kekambuhan. Evaluasi yang baik mencakup :
1. Sputum BTA mikroskopik 3, 6, 12 dan 24 bulan setelah dinyatakan sembuh.
2. Evaluasi foto toraks 6, 12 dan 24 bulan setelah dinyatakan sembuh
(Aditama MY, 2002)
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa dari pemeriksaan yang telah
EDUKASI dilakukan ( pemeriksaan fisik dan foto thorax) penyakit yang diderita adalah TBC
paru dan faringitis. Pasien menderita infeksi pada paru yang sudah menyebar
hingga tenggorokan, sehingga tenggorokan juga terinfeksi yang menyebabkan
adanya keluhan yaitu nyeri telan.
- Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita sangat menular, dapat menular
melalui kontak udara ataupun dari sputum/ dahak pasien. Sehingga baik pasien
maupun keluarga harus saling menjaga agar tidak terjadi penularan (memakai
masker, membuang dahak di tempat khusus lalu dipendam di tanah)
- Pasien akan di alih rawatkan ke bagian paru untuk diperlukan pemeriksaan
penunjang lagi untuk menegakkan diagnosis secara pasti yaitu tes sputum/ tes
dahak, agar kemudian di terapi sesuai dengan protap pengobatan TBC.
- Memberitahu pasien dan keluarga untuk menjaga daya tahan tubuh dengan
mengkonsumsi makan bergizi, olahraga teratur, dan memberitau pasien untuk
berhenti merokok.
- Memberitahu pasien untuk menghindari makan-makanan yang dapat mengiritasi
tenggorokan
- Memberitahu pasien untuk selalu menjaga kebersihan mulut.
- Memberitahu pasien untuk mencuci tangan secara teratur
- Memberitau pasien untuk minum obat secara teratur
Pembahasan
In This Case Theory

Identitas Nama : Tn. T


Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : L
In This Case Theory

Anamnesis : • Pada tuberkulosis milier akut manifestasi penyakit berhubungan


• Nyeri telan pada tenggorokan sudah dirasakan 1 bulan ini, dengan penyebab mikroba/ kuman dalam aliran darah.
disakan terus-menerus terutama saat makan. Nyeri telan tidak Ditemukan erupsi tuberkel di daerah faucis, palatum mole, dasar
berkurang walau saat istirahat maupun saat diberi minum, 1 lidah atau mukosa pipi. Timbul rasa tidak enak pada stadium ini,
minggu ini nyeri telan dirasa memberat hingga pasien enggan tetapi bila erupsi meluas membentuk ulkus barulah timbul rasa
untuk makan, minum, dan berbicara karena kadang juga sakit sekali dan disfagia. Terdapat kecenderungan untuk berdarah
terasa sakit untuk berbicara. dan keluar air liur yang banyak, lendir kental melekat kedaerah
• Batuk (+), pilek (-). Pasien batuk terus-menerus dirasakan yang berulkus. Keadaan umum pasien segera memburuk dan
sudah 1 bulan. Keluhan batuk bersamaan dengan nyeri telan terdapat beberapa jenis gangguan dengan suhu badan yang
yang dirasakan. Awalnya batuk kering tidak ada dahaknya, meningkat. (Soepardi EA, 2000)
kemudian menjadi batuk grok-grok berdahak warna kuning • Terjadi ulserasi pada faring dan lidah dimana ulkus biasanya
kehijauan. terletak pada ujung lidah. Ulkus mempunyai sifat dangkal, tepi
• Beberapa hari ini suara serak. Suara serak seperti ada dahak tidak teratur dengan dasar yang bersih, pertumbuhan lambat.
yang mengumpul di tenggorokan. Tidak enak saat berbicara Ujung saraf masih utuh sehingga timbul rasa nyeri dengan gejala
• 5 hari ini merasa nyeri pada kedua telinga, dirasakan hilang yang ada hubungan dengan disfagia akut
timbul, nyeri terutama saat menelan. Telinga terasa seperti
buntu, grebek-grebek (-), suara mendengung (-), penurunan
pendengaran (-), keluar cairan dari telinga (-), riwayat
dibersihkan dengan cotton buds (-), riwayat kemasukan air (-).
Keluhan nyeri pada telinga ini dirasakan pertama kali,
sebelumnya tidak pernah.
In This Case Theory

Anamnesis : • Penularan mycobacterium tuberkulosis biasanya melalui udara,


• Demam (+). Selama 1 bulan ini pasien sering demam sumer- hingga sebagian besar fokus primer tuberkulosis terdapat dalam
sumer, demam tidak terus menerus namun cukup sering. paru. Selain melalui udara penularan dapat peroral misalnya
Badan terasa nggregesi dan lemas. Pasien juga mengatakan minum susu yang mengandung basil tuberkulosis , biasanya
sering keringat dingin saat malam hari. mycobacterium bovis. Dapat juga terjadi dengan kontak langsung
• 1 minggu ini pasien merasakan bila semakin kurus. selama misalnya melalui luka atau lecet dikulit. Cara infeksi ini disebut
sakit ini berat badan berkurang 5 kg cara eksogen. Sedangkan cara endogen yaitu penyebaran melalui
• Sariawan (-), benjolan pada leher (-), nyeri kepala (-) darah (hematogen) pada tuberkulosis miliaris dan melalui aliran
• 1 minggu ini pasien sudah berobat ke puskesmas, dirawat inap limfe (limfogen) (Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2 FK UI)
di puskesmas selama 5 hari namun keluhan tidak membaik,
kemudian dirujuk ke poli THT RSUD Jombang.
In This Case Theory

Planning diagnosis : • Untuk menegakkan diagnosis disamping dijumpainya gambaran klinis


- Darah lengkap juga diperlukan pemeriksaan sputum untuk melihat adanya
- Foto thorax tuberkulosis paru. Dilakukan juga biopsi jaringan yang terinfeksi untuk
- Tes sputum basil tahan asam menyingkirkan adanya proses keganasan, serta mencari basil tahan
asam di jaringan. (Soepardi EA, 2000)
In This Case Theory

Pemeriksaan fisik Penyebab Masuknya basil tuberkulosis dalam


•Bibir : mukosa kering tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit.
• Mulut : mukosa licin,stomatitis (-) Terjadinya infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan
• Gusi : perdarahan (-), stomatitis (-), banyaknya basil tuberkulosis serta daya tahan
• Gigi : gigi berlubang (-)
•Lidah : terdapat selaput putih, terdapat
tubuh manusia. Infeksi primer biasanya terjadi
granulasi pada 1/3 posterior lidah dalam paru, melalui aliran darah dan limfe, basil
• Palatum Durum : hiperemi (+) tuberkulosis dapat mencapai faring. Menurut
• Palatum Mole : hiperemi(+), terdapat bercak Meyerson (1960) akan terbentuk ulkus pada satu
kemerahan (spt petechiae)
• Uvula : Bentuk dbn, Posisi di tengah, uvula sisi tonsil dan jaringan tonsil itu akan mengalami
hiperemi disertai granulasi bewarna nekrosis. Bila infeksi timbul secara hematogen,
kemerahan maka tonsil dapat terkena pada kedua sisi. Lesi
Faring : hiperemi (+), edem, terdapat granulasi
disertai eksudat bewarna putih, terdapat
sering ditemukan pada dinding faring posterior,
sekret kental bewarna putih di dinding arkus faring anterior, dinding lateral hipofaring
faring, reflek muntah (+) dan palatum mole serta palatum durum.
• Besar : T1/T1 Kelenjar regional leher membengkak
Tonsil • Warna : Hiperemi
• Edema : (-) / (-)
• Detritus : (-) / (-)
• Pseudomembran (-)
• Tumor : (-) / (-)
• Kripte : Hiperemis
• terdapat granulasi kemerahan disertai eksudat
bewarna putih di kedua sisi tonsil
In This Case Theory

Diagnosis : • Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronik dan


Faringitis Tuberkulosa sistemik yang disebabkan oleh Mikrobakterium dan cara
penyebarannya kedalam tubuh melalui saluran nafas,
getah bening, pencernaan atau langsung menyerang
organ tubuh
• Faringitis tuberkulosis adalah infeksi kronik yang
disebabkan oleh kuman mikrobakterium tuberkulosa dan
merupakan akibat dari tuberkulosis paru
(Soepardi EA, 2000)
In This Case Theory

Terapi Terapi simptomatik : • gambaran klinis faringitis tuberkulosis disesuaikan


-anti nyeri : Paracetamol dengan terapi tuberkulosa paru ditambah dengan terapi
-obat kumur simptomatik
• Departemen Kesehatan R.I. dalam rangka/ program
Terapi spesifik TB : pemberantasan penyakit tuberkulosis paru
HRE/ 5 H 2R2 (isoniazid + rifampisin menganjurkan terapi jangka pendek dengan panduan
+ etambutol setiap hari selama satu obat HRE/ 5 H2R2 (isoniazid + rifampisin + etambutol
bulan, dan dilanjutkan dengan setiap hari selama satu bulan, dan dilanjutkan dengan
isoniazid + rifampisin 2 kali isoniazid + rifampisin 2 kali seminggu selama 5 bulan)
seminggu selama 5 bulan)
Telinga kanan Telinga kiri
Daftar Pustaka
• Soepardi EA, Iskandar N, 2000, Penyakit dan Kelainan Tonsil dan
Faring, Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok,
Edisi 4, FK-UI, Jakarta, Hal : 176-179
• Soepardi EA dkk, Penatalaksanaan Penyakit dan Kelainan THT, 2000,
Edisi 2 Balai Penerbit FK-UI, Jakarta, Hal : 22-229.
• Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK-UI, 1985, Tuberkulosis Anak,
Dalam Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2, Infomedica, Jakarta,
Hal : 573-578.
• Aditama MY, 2002, Tuberkulosis, Diagnosis, Terapi dan Masalahnya,
Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta, Hal : 26-60

Anda mungkin juga menyukai