Anda di halaman 1dari 22

POSYANDU BALITA

Pengertian
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan
salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dilaksanakan oleh, dari, dan bersama masyarakat,
untuk memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak
balita (Kemenkes, 2012).
LANJUTAN DEFINISI
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya
kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006)
PRINSIP DASAR POSYANDU
a. Merupakan usaha masyarakat yang memadukan
pelayanan profesional dan non profesional.
b. Adanya kerjasama lintas sektor (misal depkes dan
BKKBN) dan lintas program (KIA, KB, gizi, imunisasi
dan penanggulangan diare).
c. Menggerakan kelembagaan masyarakat (pos desa,
pos imunisasi, pos kesehatan, pos timbang dan lain-
lain).
d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi,
balita, ibu hamil/ menyusui/ nifas).
e. Menggunakan pendekatan pengembangan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
atau primary health care (PHC).
Tujuan Posyandu

a. Mempercepat penurunan angka kematian


ibu dan anak
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu
untuk menurunkan IMR
c. Mempercepat penerimaan NKKBS
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
e. Kegiatan penunjang untuk meningkatan
kemampuan hidup sehat
Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah semua masyarakat,
utamanya adalah:

a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun


b. Balita usia 1 sampai 5 tahun
c. Ibu hamil
d. Ibu menyusui
e. Ibu nifas
f. Pasangan usia subur
Pelaksana Posyandu
Pelaksana Posyandu adalah kader.
Kader Posyandu adalah siapa saja dari anggota
masyarakat yang:
1. Mau bekerja secara sukarela dan ikhlas
2. Mau dan sanggup melaksanakan kegiatan
Posyandu
3. Mau dan sanggup menggerakkan masyarakat
untuk melaksanakan dan Mengikuti kegiatan
Posyandu.
Tugas Kader Posyandu
Secara garis besar tugas kader Posyandu adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan kegiatan bulanan Posyandu
a. Mempersiapkan pelaksanaan Posyandu
b. Kegiatan bulanan Posyandu
c. Kegiatan setelah pelayanan bulanan Posyandu
2. Melaksanakan kegiatan di luar Posyandu
a. Melaksanakan kunjungan rumah.
b. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut
serta dalam kegiatan Posyandu.
c. Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran,
penyuluhan, dan berbagai usaha kesehatan masyarakat
Manfaat posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB,
imunisasi, gizi, penanggulangan diare.

1. Kesehatan ibu dan anak


a. Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu,
Pemeriksaan kehamilandan nifas, Pelayanan
peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil
penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil.
b. Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi
pada bulan Februari dan Agustus (Bagian
Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat
dari kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya
tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas
Kesehatan RI. 2006: 95)
c. Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap
bulan di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95).
Penimbangan secara rutin di posyandu untuk
pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini
mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari
penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data
tersebut dapat diketahui status pertumbuhan balita
(Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila
penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk
pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.
2. Keluarga Berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah
pemberian pil dan kondom. Bila ada petugas kesehatan maka
dapat dilayani KB suntik dan konseling KB.

3. Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam
imunisasi yang diberikan di posyandu adalah :
a. BCG untuk mencegah penyakit TBC.
b. DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan),
tetanus.
c. Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
d. Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit
kuning).
4. Peningkatan Gizi.
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita,
sangat tepat untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo,
Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan gizi balita di posyandu yang
dilakukan oleh kader berupa memberikan penyuluhan
tentang ASI, status gizi balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A,
stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita (Dinas
Kesehatan RI. 2006: 24).

5. Penanggulangan diare
Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127).
Melakukan rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda
bahaya di Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 129).
Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader
posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 132)
Pelaksanaan Layanan Posyandu
Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan
masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:

1. Meja 1 : Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu


menyusui
2. Meja 2 : Penimbangan balita
3. Meja 3 : Pencatatan hasil penimbangan
4. Meja 4 : Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi
ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui
5. Meja 5 : Pelayanan kesehatan, KB, imunisasi
dan pojok oralit
Kegiatan Posyandu
1. Kegiatan Utama:
a. KIA
b. KB Panca krida
c. Imunisasi posyandu
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare.

2. Kegiatan Pengembangan / Pilihan:


a. Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Penemuan Dini dan Pengamatan Penyakit Potensial
Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran
Pernafasan Akut, Demam Berdarah, Gizi Buruk,
Polio, Campak dan Tetanus Neonatorum.
Lanjutan………
c. Program Diversifikasi Pertanian Tanaman
Pangan dan Pemanfaatan Pekarangan
melalui Tanaman Obat Keluarga
d. Kegiatan Ekonomi Produktif seperti usaha
peningkatan pendapatan keluarga, usaha
simpan pinjam
e. Berbagai program pembangunan
masyarakat desa lainnya. (Kementrian
Kesehatan RI, 2009)
Pokok Pokok Kegiatan Posyandu
a. Pengawasan gizi balita
b. Pemberian bimbingan dan nasihat kepada ibu dalam usaha
menumbuhkan perilaku gizi yang positif yang diperlukan
dalam kegiatan posyandu
c. Pelayanan pertolongan gizi diberikan untuk menanggulangi
penderita gangguan gizi terutama penderita defiansi vitamin
A, penderita anemia gizi dan pencegahan terjadinya
dehidrasi pada anak yang menderita diare.
d. Motivasi dan pelayanan KB untuk menunjang kegiatan
Posyandu.
e. Kegiatan rujukan penderita penyakit infeksi ke Puskesmas
terdekat atau rumah sakit sebagai pelengkap kegiatan
Posyandu. (POKJANAL POSYANDU, 2011)
STRATA POSYANDU

Menurut Kemenkes (2011). Terdapat empat klasifikasi


posyandu berturut-turut dari terendah sampai tertinggi
yang dilakukan atas dasar pengorganisasian dan tingkat
pencapaian programnya, yaitu:
1. Posyandu Pratama (Berwarna Merah)
Pelaksanaan posyandunya masih belum mantap,
kegiatannya belum dapat diakukan secara rutin setiap
bulannya dan kader yang aktif masih sangat terbatas.
Frekuensi penimbangan masih kurang delapan kali
dalam satu tahun. Pada posyandu klasifikasi ini dinilai
gawat.

2. Posyandu Madya (Berwarna Kuning)


Pelaksanaan posyandu pada tahap ini dapat dilakukan
sebanyak lebih dari delapan kali dalam satu tahunnya,
dengan jumlah kader kurang lebih sekitar 5 orang.
Dengan cakupan kegiatannya adalah KIA, KB, Gizi, dan
Imunisasi masih rendah yaitu kurang dari 50%.
3. Posyandu Purnama (Berwarna Hijau)
Pada klasifikasi ini posyandu dapat dilakukan lebih dari 8
kali dengan jumlah kadernya 5 orang atau lebih dan
dengan cakupan program utamanya lebih dari
50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin
sudah ada dana sehat yang masih sederhana

3. Posyandu Mandiri (Berwarna Biru)


Kegiatan posyandu sudah dilakukan dengan teratur,
cakupan lima program utama sudah baik, ada program
tambahan, dan dana sehat telah menjangkau lebih dari
50% KK. Dana sehat menggunakan prinsip Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) serta
mampu berswasembada. (Kementrian Kesehatan RI,
2009
Prinsip-prinsip dasar posyandu
a. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana
terdapat perpaduan antara pelayanan professional dengan non
professional (yaitu oleh masyarakat).
b. Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB, Gizi,
Imunisasi, dan penanggulangan diare) maupun lintas sektoral.
c. Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok tumbang, pos
imunisasi, pos kesehatan, dan lain-lain).
d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi antara 0-1
tahun, anak balita antara 1-5 tahun, dan ibu hamil, PUS).
e. Pendekatan yang dibutuhkan adalah pengembangan dan
PKMD/PHC. (Effendy, 1998 dalam Makhfuldi dan Effendi, 2009).
Lokasi Posyandu

Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah


dijangkau oleh masyarakat dan ditentukan oleh
masyarakat sendiri, Posyandu dapat dilaksankan di pos
pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai
desa, balai RT, atau di tempat khusus yang dibangun
masyarakat. (Kementrian Kesehatan RI, 2009).

Anda mungkin juga menyukai