Anda di halaman 1dari 56

REFLEKSI KASUS IBS

GENERAL ANESTESI – ET PADA


PASIEN LAPARATOMI
SPLEENECTOMY
Disusun oleh:
Ervinda Rivantyas Putri ( 42170047 )
Pembimbing:
dr. Yos Kresna W., M.Sc, Sp. An
Identitas Pasien

• Nama : Ny. D
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Tanggal Lahir : 4-04-1994 (24 tahun)
• No. Rm : 00-50-xx-xx
• Operasi tanggal : 25 januari 2018
Keluhan Utama

Perut membesar
Riwayat Penyakit Sekarang

• Perut membesar 2 tahun.


• Timbul perlahan dan tidak disertai rasa nyeri,
• Tidak ada keluhan lain seperti mual, muntah.
• Pasien sehari2 tidak merokok,
• Tidak minum alkohol
• Tidak mengkonsumsi obat-obatan yang rutin dikonsumsi
• Beraktivitas sebagai ibu rumah tangga
• Pasien sedang tidak hamil maupun menyusui.
Riwayat Penyakit Dahulu

• DM (-)
• Hipertensi (-)
• Asma (-)
• PPOK (-)
Status Umum

• Kesadaran : Kompos Mentis


• Berat badan : 60 Kg
• Status gizi : Baik
Pemeriksaan Fisik

• Kondisi Umum : Baik


• GCS : E4V5M6
• Kesadaran : Compos Mentis
• Vital Sign :
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• Napas : 18x/menit
• Suhu : 360C
Airway

• Jalan napas : Bebas (tidak menggunakan alat bantu nafas)


• Hidung : Patensi hidung baik
• Mulut : gigi palsu/goyang/maju/ompong (-)
• Lidah : simetris, ukuran normal
• Faring : malampati 2
• Mandibula : dbn
B: Breathing

• Respirasi : 18 x/menit
• Suara nafas : vesikuler
• Pergerakan dinding dada : simetris
C: Circulation

• Tekanan darah : 120/80


• Nadi : 100x/menit; adekuat
• Saturasi : 100%
• CRT : <2 detik
• Kondisi akral : hangat
D: Disability

• Keadaan umum : Baik


• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4V5M6
• Kelainan neurologis : (-)
Pemeriksaan Fisik

• Kepala : Normocephali, Conjuntiva Anemis(-/-), Sklera Ikterik (-/-)


• Leher : Tidak ada kelainan
• Thorax : Tidak ada kelainan
• Abdomen : Terdapat distensi abdomen
• Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan darah lengkap


• Foto USG
Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


DARAH LENGKAP
Hemoglobin 12,5 g/dl 12-16 g/dL
Leukosit 6,48 4,8 – 10,8 Ribu/mm3
Eritrosit 4,15 L 4,2 – 5,4 Juta/mm3
Hematokrit 29,2 L 37 – 47 %
MCV 70,4 L 79,0 – 99,0 fL
MCH 25,1 L 27,0 – 31,0 Pg
MCHC 35,6 33,0 – 37,0 g/dL
RDW 37,6 35 – 47 fL
Trombosit 194 150-450 ribu Ribu/mm3
PDW 10,1 9,0-13,0 fL
P-LCR 17 15 – 25 %
USG

• Terdapat perbesaran kelenjar limfa


Diagnosa

Kista pada spleen


Tindakan

Splenektomi
Dilakukan pada tanggal 25 Januari 2018
Jam 19.15
Asesment Pra Anestesi dan Sedasi

• Riwayat Penyakit : (-)


• Riwayat Alergi : (-)
• Riwayat Transfusi Darah : (-)
• Riwayat Merokok : (-)
• Riwayat Minum Alkohol : (-)
• Riwayat Operasi : (-)
• Status Psikiatri : Tenang
Asesment Pra Anestesi dan Sedasi

• Status Fisik : ASA 1, penyulit (-)


• Diagnosa Medis : Kista spleen
• Rencana Anestesi: General Anestesi dengan ET
• Instruksi pra anestesi :
• Puasa 8 jam sebelum operasi
• Infus RL 20 tpm
Tujuan Pra Anastesi

• Mengidentifikasi kondisi dan risiko pada pasien


• Persiapan terapi sebelum operasi
• Menentukan teknik anestesi
• Persiapan penyulit dan penatalaksaannya saat operasi
• Kemungkinan komplikasi
Operasi Splenektomi

Hari kamis, 25 Januari 2018


Pukul 19.15
Ruang OK 1
Laporan Pra Induksi dan Laporan
Anestesi Instalasi Bedah Sentral
KU : CM Alergi : (-) Kelainan Penyerta : (-)

ASA : 1 Hb : 12.5 gr% Berat Badan : 60 kg

Tensi : 110/72 mmHg Hct : 38.9 %

Nadi : 84 x/menit Leukosit : 9.5 ribu

Napas : 18 x/menit Gol. Darah :

Suhu : 36,1 0C
Laporan Pra Induksi dan Laporan
Anestesi Instalasi Bedah Sentral
• Jenis anestesi : GA dengan ET
• Premedikasi : Fentanyl 100 mcg, tramus 25 mg
• Induksi : propofol 200 mg
• Maintenance : Oksigen, Nitrit Oxide, sevoflurance
Obat yang diberikan

Obat Dosis Sediaan

Propofol 200 mg 10 mg/ml (1A=20 ml)

Fentanyl 100 mcg 0,05 mg/ml (1A=2 ml)

25 mg/2,5ml (1A=2,5
Tramus 25 mg
ml)

Ondancentron 4 mg 4 mg/2ml (1A=2 ml)

Ketorolac 30 mg 30mg/ml (1A=1 ml)


Assesment Pra Induksi

• Identitas pasien benar (+)


• Persetujuan medis telah ditandatangani (+)
• Teknik anestesi sudah ditentukan (+)
• Tensi sitolik antara 90-180 mmHg (+)
• Tensi diastolik antara 50-110 mmHg (+)
• Nadi dewasa antara 50-130 kali per menit (+)
• Laju nafas dewasa 8-35 kali per menit (+)
• Suhu antara 36,5 sampai 39oC (+)
• Saturasi oksigen antara 90-100% (+)
• Jalan nafas bebas/terkontrol (+)
• Nyeri minimal/tidak ada (+)
Peralatan untuk intubasi

• S : Scope (Stetoskop dan Laringoskop)


• T : Tube (Endotracheal Tube Non Kinking no.7)
• A : Airway
• T : Tape (Hepafix)
• I : Inserter
• C : Connector
• S : Suction
Prosedur Anestesi

Fentanyl 100 mcg, Oksigenasi agar


Refleks bulu mata
Memposisikan Pasien Propofol 200 mg dan terjadi hiperventilasi
pasien hilang
Tramus 25 mg. melalui facemask

ETT disambungkan ke
ventilator dan
dilakukan bagging
secara manual.
Maintenance: O2 Karena pasien dapat
Auskultasi kedua Pemasangan ET Non
50%: N2O 50%, bernapas dengan
lapang paru Kinking
Sevoflurane spontan, maka
dilakukan pemberian
napas bantuan
dengan
perbandingan 2:1.
Laporan Pra Induksi dan Laporan
Anestesi Instalasi Bedah Sentral
• Cairan Masuk : 300 ml (RL 300 ml )
• Cairan Keluar : 3 ml (Darah 3 ml )

• Balance Cairan : (+) 297 ml


Hemodinamik Saat Operasi

Chart Title
150

120 120
110
100
90
80
70 70 70
60 60 60

30

0
11 11:30
Sistol 12
Diastol
Nadi
Obat Injeksi Tambahan saat Operasi

• Ketorolac 30 mg
• Ondancetron 4 mg
Monitoring di Ruang Pemulihan & Pesan Paska Anestesi
(Post Anesthesia Discharge Scoring System)

Alderete Score Score


Motorik 2
Sirkulasi 2
Respirasi 2
Kesadaran 2
Warna Kulit 2
Instruksi Dokter Anestesi Post Operasi
/Anestesi
• Cairan Intravena : RL 20 tpm
• Analgetik : Ketorolac 30 mg 3x1 IV
• Antivometika : Ondansetron 4 mg 2x1 IV
• Antibiotik : (-)
• Oksigen : (-)
Follow Up Pasca Operasi

Tanggal Hasil Follow Up Terapi yang diberkan di bangsal

26 januari 2018 Subjective: Pasien mengatakan masih sedikit


nyeri pada bagian yang dilakukakn
pembedahan  RL 15 tpm
Objective: KU sedang, Compos Mentis  Analgetik: Inj. Ketorolac 15 mg/12
27 Januari 2018 Subjective: Pasien mengeluhkan nyeri daerah jam
operasi sudah berkurang  Lain-lain: -
Objective: KU sedang, Compos Mentis
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Definisi Anestesi

Hilangnya seluruh modalitas dari sensasi yang meliputi sensasi sakit/nyeri,

rabaan, suhu, posisi/propioseptif dengan atau tanpa hilangnya kesadaran


Jenis Anastesi

Anestesi
• Umum
• Inhalasi
• Intraven
a
Pre Anestesi

TUJUAN:
• Tindakan bedah memberikan hasil optimal + segala resikonya.
• Antisipasi masalah-masalah
• Indentifikasi faktor – faktor penyulit
• Teknik anestesi yang tepat.
• Melakukan premedikasi/obat-obat profilaksis yang mungkin diperlukan.
General Anestesi

• General Anestesi
General anestesi  tindakan meredakan rasa nyeri secara
sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversible.
• Teknik general anestesi:
• TIVA
• GA Intubasi
• GA LMA
• GA Facemask
Pengelolaan Jalan Napas
• Pada pasien kritis atau teranestesi mutlak jalan nafas harus bebas.

• Menilai hambatan jalan nafas

• Look (lihat)

• Gerakan dada & perut

• Warna kulit

• Tingkat kesadaran

• Listen (dengar)

• Feel (raba)
Pengelolaan Jalan Napas

• Penderita dengan tanda obstruksi jalan nafas harus


segera ditolong, dengan cara:
• Membersihkan jalan nafas
• Membebaskan jalan nafas
Pengelolaan Jalan Napas
Endotracheal Tube

• Intubasi ET ialah prosedur manajemen saluran napas dengan


memasukkan pipa ke dalam trakea melalui mulut atau nasal.
• Ujung distal dari pipa  pertengahan antara plica vocalis dan
bifukarsio trakea.
• Pipa  disambungkan ke mesin anestesi.
Indikasi Kontraindikasi
• Pasien dengan lambung • Trauma servikal.
penuh Mencegah terjadinya • Keadaan trauma/obstruksi jalan
aspirasi dan regurgitasi. napas atas.
• Operasi thorax
• Operasi kepala, leher, posisi
miring/tengkurap
• Membantu menghisap sekret.
Komplikasi Pemasangan ET

• Trauma pada laring, faring, trakhea dan gigi


• Bradikardi  stimulasi vagus
• Hipoksemia  prosedur lama
• Ventilasi tidak adekuat
Usia Diameter (mm) Skala Jarak Sampai Bibir
Laryngoscope French
Prematur 2,0-2,5 10 10 cm
Neonatus 2,5-3,5 12 11cm
Miller blade dan Macintosh blade 1-6 bulan 3,0-4,0 14 11 cm
½-1 tahun 3,0-3,5 16 12 cm

1-4 tahun 4,0-4,5 18 13 cm


4-6 tahun 4,5-,50 20 14 cm
6-8 tahun 5,0-5,5* 22 15-16 cm
8-10 tahun 5,5-6,0* 24 16-17 cm

10-12 6,0-6,5* 26 17-18 cm


tahun
12-14 6,5-7,0 28-30 18-22 cm
tahun
Dewasa 6,5-8,5 28-30 20-24 cm
wanita
Tube
Induksi GA Maintenanc Analgesik,
dengan ET e Anti Emetik
• Propofol • Oksigen 2 Pasca
200 mg liter/menit Operasi dan
• Fentanyl • N2O 2 Obat Lain
100 mcg liter/menit • Remopain
• Tramus 25 • Sevofluran 30 mg
Propofol

• Cara kerja: menghambat kerja neutransmitter yang dimediasi GABA menurunkan Ca Refluk
 hiperpolarisasi
• Dosis: 2 mg/ kg BB
• Durasi: 15 menit
• Onset: 15-45 detik
• Kontra Indikasi: penyakit hepar, asidosis metabolic
• Efek Samping: Penurunan tekanan darah melalui penurunan tahanan arteri perifer dan dilatasi
vena
Fentanyl

• Cara kerja: terikat pada reseptor opioid dalam berbagai tingkatan. Fentanyl terikat pada
reseptor µ opioid  thalamus, hipotalamus sistem retikuler dan neuron-neuronnya sakit
tidak mencapai daerah kortikal  Blokade terhadap rangsangan sakit, somatic dan visceral
• Dosis: 2-3 mcg/kgBB
• Durasi: 10-20 menit
• Onset: 30 detik
• Kontra Indikasi :depresi napas akut, cedera kepala (mempengaruhi respon pupil), dan lain-
lain.
• ES: mual muntah, mengantuk, sakit kepala, hipotermia, halusinasi, dan lain-lain.
Tramus
• Cara kerja: bekerja di reseptor nikotinik Ach tidak dapat berikatan dengan reseptor tersebut
 kehilangan respon kontraksi yang akan menyebabkan kelumpuhan otot
• Dosis: 100-600 mcg/kgBB
• Durasi: 15-35 menit
• Onset: 2-3 menit
• ES: kulit flushing, hipotensi, takikardia, bronkospasme, dan lain-lain
Remopain (Ketorolac Tromethamine)
• Cara kerja: bekerja menghambat biosintetis prostaglandin
• Dosis: 30 mg
• ES: mata kering atau gatal, kemerahan, mual-muntah, diare, perdarahan GI

Invomit (Ondasetron)
• Cara kerja: antagonis selektif reseptor 5-HT3 menghambat mual dan muntah
• Dosis: 4 mg
• ES: nyeri kepala, pusing, mudah lelah, konstipasi, nyeri perut
MAINTENANCE

• Oksigen
• N2O (efek analgesic)
• Sevoflurane (efek induksi cepat)

• Diberikan Oksigen dan N2O dengan perbandingan 50:50 / 70:30.


N2O

• Sebagai analgesik  15 mg morfin pada konsentrasi 20%


• Kelarutan dalam darah rendah
Sevoflurance

• Single breath induction  mudah mencapai konsentrasi tinggi di alveolus


• Kelarutan dalam darah rendah  cepat bangun
Recovery Room Follow Up
• Alderete Score • Komplikasi dan Efek
• Aktivitas motorik Samping GA tidak
• Respirasi ada
• Circulation • Nyeri luka bekas
• Kesadaran operasi
• Warna Kulit

Anda mungkin juga menyukai