Anda di halaman 1dari 20

DEMAM THYPOID

SUARDIMAN
111 2 0 1 7 1 0 1 3
DEFINISI

Dengan gejala demam


Infeksi akut saluran > 7 hari, gangguan
Disebabkan bakteri
pencernaan  usus pencernaan, dengan
Salmonella thypi
halus atau tanpa penurunan
kesadaran
EPIDEMIOLOGI

 Insidensi Demam tifoid yang tergolong tinggi yang terjadi di wilayah asia
tenggara,tengah,serta selatan dan kemungkinan afrika selatan.

 Negara berkembang  penyakit endemis, 95% merupakan kasus rawat


jalan

 Ditjen Bina Upaya Masyarakat melaporkan bahwa demam tifoid


menempati urutan ke 3 dari 10 penyakit terbanyak yang di rawat inap di
rumah sakit di indonesia.(41.081)

 Usia penderita di Indonesia antara 3-19 tahun pada 91% kasus.yang


dimana penyebab infeksi di sebabkan karena keluarga yang menderita
demam tifoid,tidak mencuci tangan dengan sabun serta menggunakan
piring yang sama.
ETIOLOGI

S. typhi, S. paratyphi A, S.
paratyphi B (S.Schotmuelleri)
dan S. paratyphi C
(S.Hirschfeldii).

Bakteri Gram-negatif,
mempunyai flagela, tidak
berkapsul, tidak membentuk
spora. fakultatif anaerob.

Antigen somatik (O) yang terdiri


dari oligosakarida, flagelar
antigen (H) yang terdiri dari
protein dan envelope antigen (K)
yang terdiri polisakarida.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK

 Masa inkubasi rata-rata bervariasi antara 10 – 14


hari,dengan gejala klinis bervariasi dari ringan sampai
berat,dari asimptomatik hingga gejala yang khas.

 Minggu pertama  demam, nyeri kepala, anoreksia,


mual, muntah, konstipasi.

 Minggu kedua  berupa demam,bradiakardi relatif,


diare, lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut
kembung dapat disertai ganguan kesadaran dari yang
ringan sampai berat.
 Lidah tifoid  lidah tampak kering, diolapisi
selaput tebal, di bagian belakang tampak lebih
pucat, di bagian ujung dan tepi lebih kemerahan.

 Roseola  nodul kecil sedikit menonjol diameter


2 – 4 mm, berwarna merah pucat hilang pada
penekanan, pada daerah perut, dada, kadang-
kadang di bokong, fleksor lengan atas.

 Hepatosplenomegali

 Rose spot  ruam makulopapular berwarna


merah ukuran 1 – 5 mm, pada abdomen, toraks,
ekstremitas dan punggung pada orang kulit putih.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah tepi

 Anemia ringan – berat


 Leukositosis
 Limfositosis
 Trombositopenia
 SGOT dan SGPT seringkali
meningkat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Uji Widal

Uji Typhidot Kultur darah

Uji IgM Dipstick


- Reaksi aglutinasi - Mendeteksi adanya
Uji Widal

Uji IgM Dipstick


antara antigen kuman antibodi IgM spesifik
terhadap S.typhii pada
S.typhi dengan spesimen serum atau whole
antibodi  aglutinin. blood
-Menentukan adanya - Sensitifitas sebesar 65-
aglutinin dan serum 77% dan spesifitas sebesar
95-100%
penderita (O,H,Vi)
-Meningkat pada akhir
minggu pertama –
minggu ke 4
-Bukan untuk
Penentuan
kesembuhan penyakit
- Mendeteksi antibodi - Hasil biakan darah yang

Kultur darah
Uji Typhidot

IgM dan IgG pada positif memastikan demam


tifoid,tetapi hasil negatif
protein membran luar tidak menyingkirkan
salmonella Typhii demam tifoid
-Dapat di deteksi 2-3
hari setelah infeksi
-Sensitifitas sebesar
98% dan spesifitas
76,6%
PENATALAKSANAAN

Istirahat dan
perawatan

Diet dan Terapi


Penunjang

Pemberian Anti
mikroba
MEDIKAMENTOSA

• Kloramfenikol 4x500 mg
Sampai 7 hari bebas demam.
• Tiamfenikol 4x 500mg ,demam
rata-rata menurun pada hari ke
5 ampai 6
MEDIKAMENTOSA

Antibiotik
Sefalosporin
gen.III
Ceftriaxone
Dosis 3-4 gram
dalam 100cc
Chloramphenicol Ampicillin dan Dekstrosa selama
Cotrimoxazole
4 x 500mg Amoxicillin 1/2jam
(2x2 tablet selama perinfus/hari)
Selama 10-14 hari Dosis 50-150
2 minggu)
atau sampai 7 hari mg/kgBB selama Sefuroksim
setelah demam↓ (2 minggu) Dosis 2-3 x 1
gram.
Seforeperazon
2-3 x 1 gram
MEDIKAMENTOSA

Antibiotik
Golongan
florokuinolon
-Norfloksasin Drug Choice pada
2x400mg/hari Azitromisin Ibu Hamil
Drug Combination
selama 14 hari 2x500mg
-Indikasi hanya
-Siprofloksasin Mengurangi angka HINDARI
pada toksik
2x500mg/selama 16 relap,jika di tifoid,peritonitis KLORAMFENIKOL
hari bandingkan jika di serta syok septik.
-Ofloksasin bandingkan
-Kortikosteroid Gunakan Ampisilin
2x400mg selama 7 pengguan
hari seftriakson Deksametason dosis Amoksisilin dan
3x5 mg seftriakson
-Pefloksasin
400mg/hari selama
7 hari
KOMPLIKASI

Intestinal Ekstra-intestinal

• Perdarahan usus • Kardiovaskuler


• Perforasi usus • Darah
• Peritonitis • Paru
• Hepar
• Ginja
• Tulang
• Neuropsikiatrik
PREVENTIF DAN KONTROL PENULARAN

Identifikasi dan eradikasi


kuman Salmonella typhii pada
penderita dan karier

Pencegahan Transmisi
langsung dari pasien terinfeksi
S.Typhii akut maupun karier

Proteksi pada orang yang


beresiko terinfeksi
VAKSINASI
Vaksin oral Ty 21a (kuman yang dilemahkan)
• Diberikan per oral 3x dengan interval pemberian selang sehari.
• Kontraindikasi: wanita hamil, menyusui, penderita
imunokompromais, sedang demam, sedang minum antibiotik, dan
anak kecil 6 tahun.
• Diberikan pada anak berumur diatas 2 tahun.
• Lama proteksi dilaporkan 6 tahun.

Vaksin parenteral sel utuh (TAB vaccine)


• Mengandung sel utuh Salmonella typhi yang dimatikan
• Dosis untuk dewasa 0,5 mL; anak 6-12 tahun 0,25 mL; dan anak 1-5
tahun 0,1 mL yang diberikan 2 dosis dengan interval 4 minggu.
• Kontraindikasi: pada keadaan demam, hamil, dan riwayat demam
pada pemberian pertama.
• Vaksin ini sudah tidak beredar lagi, mengingat efek samping yang
ditimbulkan dan lama perlindungan yang pendek.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai