Ayu Sastinawati
111 2016 2019
Pembimbing:
dr. KARTIKA HANDAYANI, M.Kes, Sp. An
EVALUASI VOLUME INTRAVASKULAR
Riwayat Pemeriksaan
Umum Pasien Fisik
Hasil
Laboratorium
RIWAYAT PASIEN
• Mencari tahu intake oral yang terakhir
• Adanya mual muntah yang persisten
• Riwayat sedot lambung
• Kehilangan darah atau adanya luka parah
• Ada tidaknya pemberian cairan sebelumnya
• Riwayat hemodialisa terakhir jika pasien mengidap gangguan
ginjal.
PEMERIKSAAN FISIK
Indikasi terjadinya hipovolemia antara lain :
Turgor kulit yang terganggu
Membran mukosa yang kering
Nadi perifer yang melemah
Meningkatnya detak jantung saat istirahat dan penurunan
tekanan darah
Detak jantung dan tekanan darah ortostatik
Penurunan laju aliran kemih
Tanda Kehilangan Cairan (Hipovolemia)
Kehilangan Cairan (Ditunjukkan dalam persentase berat badan)
Tanda
5% 10% 15%
Membran mukosa Kering Sangat Kering Kering Sekali
Kesadaran Normal Letargi Tidak sadar
SVV=SVmax – SVmin/SVmean
cairan yang
hilang selama larutan kristaloid
cairan isotonis
proses isotonis
intraoperative
larutan saline
Ringer Laktat atau larutan
atau PlasmaLyte kristaloid elektrolit
seimbang
NORMAL SALINE
Normal Saline >>
• Menyebabkan asidosis metabolic
hiperkloremik → kandungan klorida yang
tinggi dan sedikit bikarbonat.
• Menyebabkan Acute Kidney Injury
Perioperatif → Kristaloid tinggi klorida
Osmolalitas (mOsm/L) 275-295 308 278 273, 276 295 295 309
Asetat (mmol/L) 1 0 0 0 27 27 27 24
Laktat (mmol/L) 1-2 0 29 28 0 0 0 0
Glukonat (mmol/L) 0 0 0 0 0 23 23 0
Maleat (mmol/L) 0 0 0 0 0 5
1.21:1 s/d
Rasio NaCl 1:1 1.18:1 1,19:1 1.16:1 1.43:1 1.43:1 1.14:1
1.54:1
LARUTAN KOLOID
• Koloid Sintetis
• Gelatins(Gelofusine)
• Dextran (Dextran 70 & 40)
• HES (Hydroxyethyl starch)
ALBUMIN
• Dipanaskan sampai 600C paling
tidak selama 10 jam untuk
meminimalisir risiko penularan
hepatitis dan penyakit viral
lainnya.
• Menghitung kebutuhan albumin :
𝐴𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡−𝐴𝐿𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑠𝑘𝑟𝑔 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 40 𝑥 2
•
100
• Nilai normal albumin : 3,5 – 4,5
gr/dl
FRAKSI PROTEIN PLASMA
• Fraksi protein plasma berisi
alfa dan beta globulin
sebagai tambahan untuk
albumin
• Menghasilkan hipotensi
reaksi alergi.
GELOFUSINE
• Gelatin (mis. Gelofusine)
berhubungan dengan reaksi
alergi histaminergik dan tidak
tersedia di Amerika Serikat.
DEXTRAN
• Merupakan kompleks polisakarida → dextran 70
(Macrodex) dan dextran 40 (rheomacrodex),
• Berat molekul masing-masing 70.000 dan 40.000.
• Untuk ↑ volume, untuk ↓ viskositas darah, faktor
antigen von Willebrand, adhesi platelet, dan
aggregasi sel darah merah.
• Microsurgery → ↑ aliran mikrosirkulasi dan ↓
terbentuknya mikrotrombus.
• Infus > 20mL/kg/hari dapat mengganggu darah,
memperpanjang waktu perdarahan, dan dapat
menyebabkan komplikasi perdarahan.
• Kontraindikasi → penyakit ginjal atau berisiko acute
kidney injury.
• Dapat terjadinya reaksi anafilaktoid dan anafilaktik.
HES
• Di beberapa negara ada beberapa jenis bentuk
yang tersedia dengan konsentrasi 6-10%, berat
molekul 200-670 dan derajat substitusi molarnya
antara 0.4 – 0.7
• Molekul yang lebih kecil dikeluarkan oleh ginjal
dan lebih besar harus dipecah oleh amylase.
• Jarang terjadi reaksi alergi
• Dapat ↓ kadar antigen factor von Willebrand,
memperpanjang prothrombin time dan dikaitkan
dengan komplikasi hemoragik.
• Berpotensi nefrotoksik
• Kontraindikasi → yang berisiko acute kidney
injury, termasuk lansia, sakit parah, atau riwayat
penyakit ginjal.
TERAPI CAIRAN PERIOPERATIF
kehilangan cairan
akibat sekresi yang tidak
berkeringat
pengeluaran urin gastrointestinal disadari dari paru
dan kulit
Perkiraan kebutuhan cairan
Asam Lambung
Keasaman tinggi 10-30 5-40 80-150
Keasaman rendah 70-140 5-40 55-95 5-25
.
Jaringan yang trauma, inflamasi dan terinfeksi
Tes Kompatibilitas
Crossmatch/Uji
Silang Serasi
Transfusi
Platelet
Granulosit
PACKED RED BLOOD CELLS
• Transfusi darah yang sering diberikan
adalah PRBCs
• Volume darah normal adalah 7 - 8%
berat badan ideal
• tingkat hemoglobin (Hb) 14 - 16 g / dL
dan hematokrit 40 - 45%.
• Dosis awal →10 - 20mL / kg.
Komplikasi Komplikasi
Imun Infeksi
Transfusi
Darah Masif
KOMPLIKASI IMUN
Reaksi Hemolitik Akut
Reaksi Hemolitik
Reaksi Hemolitik Lambat
Reaksi Febris/Demam
Reaksi Urtikaria
Reaksi Anafilaksis
Transfusion-Related Acute Lung
Reaksi Imun Injury (TRALI)
Nonhemolitk Transfusion-Associated Circulatory
Overload (TACO)
Penyakit Graft-Versus-Host
Acquires
Infeksi Virus Immunodeficiency
Syndrome (AIDS) Cytomegalovirus
(CMV)
Infeksi Virus Lain
Epstein-Barr
Malaria
Konsentrasi
Keseimbangan
Potasium
Asam Basa
Serum
Koagulopati
• Penyebab perdarahan non bedah → trombositopenia
dilusional
• Tes koagulasi “rutin”
• prothrombin time [pt]
• acttivated partial thromboplastin time [aptt]
• international normalized ratio [INR]
• hitung Platelet
• fibrinogeen
• Analisis viskoelastik pada faktor pembekuan pada whole
blood (thromboelstografi, thromboelastometri rotasi atau
analasis sonoclot)
Toksisitas Citrat
• Kalsium yang berikatan dengan sitrat dapat meningkat pada
transfusi dengan volume besar.
• Tanda penting pada hipokalsemia → kardio depresan dan
jarang terjadi pada pasien normal kecuali dengan tingkat
transfusi 1 unit per 5 menit.
• Karena metabolisme sitrat terjadi secara primer di hati, pasien
dengan penyakit hati atau disfungsi hati → terjadi
hipokalsemia → membutuhkan infus kalsium saat dilakukan
transfusi masif
• Bisa juga pada anak kecil atau pada gangguan fungsi
hormon paratiroid
Hipotermia
• Transfusi darah masif memiliki indikasi absolut untuk
menghangatkan produk darah atau cairan intravena setara
dengan suhu tubuh.
• Terjadinya aritmia ventrikuler progresif ke fibrilasi dapat terjadi
pada temperatur 30 C.
• Penggunaan penghangat darah dapat menurunkan insiden
dari hipotermi
Keseimbangan Asam Basa
• Pada situasi transfusi darah masif, status asam-basa
tergantung :
• perfusi jaringan
• jumlah darah yang di transfusi
• metabolisme sitrat
• Pada jaringan dengan perfusi normal, asidosis metabolik
dapat teratasi
• Terjadinya alkalosis metabolik → konfigurasi citrat dan asam
laktat menjadi bikarbonat yang terjadi di hati.
Konsentrasi Potasium Serum
• Konsentrasi ekstraseluler potasium dalam darah yang
disimpan terus meningkat.
• Jumlah potasium ekstraseluler yang di transfusikan → < 4 mEq
• Hiperkalemia dapat berkembang tanpa memandang usia
darah ketika tingkat transfusi melebihi 100ml/menit.
• Penatalaksanaan hiperkalemia :
• Isotonik saline → penurunan kadar natrium total tubuh.
• Retriksi air → normal atau peningkatan total sodium tubuh.
• Hipokalemia sering ditemukan pasca operasi → adanya
alkalosis metabolik.
STRATEGI ALTERNATIF UNTUK
PENATALAKSANAAN KEHILANGAN DARAH
SELAMA PEMBEDAHAN
Transfusi Autologus
•Pasien yang sedang menjalani prosedur bedah elektif dengan probabilitas yang tinggi untuk
mendapatkan transfusi dapat mendonorkan sendiri darahnya untuk digunakan pada saat
operasi
Penyalamatan Kembali Darah & Reinfus
•Teknik ini digunakan pada saat operasi jantung,operasi vaskular, dan operasi ortopedi
•Darah yang tumpah di aspirasi secara intraoperatif dan dimasukan ke dalam reservoid dan
dicampur dengan heparin.
Hemodilusi Normovolemik
•digunakan sebagai teknik transfusi dengan cara mengambil satu atau 2 unit darah selama
operasi biasanya digantikan dengan cairan kristaloid atau koloid menggunakan kateter IV
yang besar
Transfusi Direk Pendonor
•Pasien dapat meminta di berikan donor dari anggota keluarga yang diketahui merupakan
ABO kompatibel.