Anda di halaman 1dari 13

BAB 7.

Alergi dan Imunologi Klinik

Fadhillah Islamyah P. R 111 2017 2131


Pendahuluan
Ringan
(gatal, mengantuk)

Obat Efek samping


Berbahaya
(Hiperkalemia, intoksikasi
digitalis, keracunan
aminofilin, dan reaksi
anafilaktik )
Insiden
KEJADIAN PERSENTASE

Pasien yang di rawat di Rumah Sakit 6-15%

Reaksi alergi dari efek samping obat 6-10%

Masyarakat 1-3%
Klasifikasi
Efek samping pada orang normal:
▪Efek samping, yaitu farmakologis suatu obat yang tidak diinginkan tetapi
juga tak dapat dihindarkan yang terjadi pada dosis terapeutik.
▪Overdosis, yaitu reaksi yang secara langsung berhubungan dengan
pemberian dosis yang berlebihan.
▪Efek sekunder yaitu reaksi efek samping yang secara tidak langsung
berhubungan dengan efek farmakologis primer suatu obat.
▪lnteraksi obat yaitu efek suatu obat yang memengaruhi respons satu atau
lebih obat-obat lain.
Klasifikasi
Efek samping pada orang-orang yang Sensitif
▪Intoleransi, yaitu reaksi yang disebabkan oleh efek farmakologis yang
meninggi.
▪Idiosinkrasi adalah reaksi yang tidak berhubungan dengan efek farmakologis
dan tidak juga disebabkan reaksi imunologis.
▪Reaksi alergi atau hipersensitivitas dapat terjadi pada pasien tertentu. Gejala
yang ditimbulkan melalui mekanisme imunologis.

▪Pseudoalergi (reaksi anafilaktoid) yaitu tejadinya keadaan yang menyerupai


reaksi tipe I tanpa melalui ikatan antigen dengan IgE (lgE independent).
Manifestasi Klinis
Hipersensitivitas Hipersensitivitas Hipersensitivitas Hipersensitivitas
tipe I tipe II tipe III tipe IV

1. Urtikaria
1. Sesak 1. Dermatitis
2. Angioedema
1. Anemia hemolitik 2. Demam
2. Urtikaria 3. Ertiema
2. Trombositopenia 3. Sesak
3. Angioedema 4. Demam
3. Granulositopenia 4. Batuk
4. Pingsan dan 5. Artalgia
4. eosinofilia 5. Infiltrat paru dan
hipotensi 6. Limfadenopati
efusi pleura
7. Dan lain-lain
Diagnosis

Anamnesis:
• Obat yang di pakai pasien Uji Kulit:
sebelumnya Penisilin, sediaan serum, insulin.
Laboratorium:
• Riwayat pemakaian obat di masa Obat lain masih diragukan, karena:
• tipe 1 : uji kulit, uji radio-alegro-
lampau dan tanyakan reaksi obat • Reaksi alergi bukan dari obat
sorben
• Lama waktu pemakaian obat aslinya
• Tipe 2 : darah perifer lengkap
sampai timbul gejala • Beberapa obat bersifat sebagai
• Tipe 3 : kadar komplemen
• manifestasi alergi obat pencetus lepasnya histamin.
• Tipe 4 : uji tempel
dihubungkan dengan obat • Konsentrasi obat terlalu tinggi
tertentu menyebabkan hasil positif semu.
• Pemakaian obat topikal
Pengobatan
▪Hentikan pemakaian obat yang dicurigai.
▪sindrom Steven Johnson , harus mendapat kortikosteroid dan menjaga
kebutuhan cairan.
▪Infeksi sekunder, perlu antibiotik.
▪Antihistamin untuk urtikaria dan angioedema
▪Kortikosteroid (60-100 mg prednison) untuk vaskulitis, penyakit serum, kelainan
darah, hati, nefritis interstisial
Pencegahan
▪Memberi obat sesuai indikasi
▪Tanyakan riwayat alergi obat
▪Lakukan uji kulit. Jika negatif, pemberian boleh di berikan dengan
hati-hati. Jika positif, pertimbangkan pemberian obat.
▪Bila tidak ada fasilitas untuk melakukan uji kulit atau laboratorium,
bisa melakukan uji provokasi atau desensitisasi dengan syarat-
syarat tertentu.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai