FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Makassar, april 2020
OLEH :
Muh. Sofyan Wahid
111 2017 2062
PEMBIMBING : DR. dr. Ny. Suzanna Siegers P,Sp.OG (K)
BAB I
DATA PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. N
• Umur : 39 tahun
• Agama : Islam
• Suku : Makassar
• Pekerjaan : IRT
• Status Perkawinan : Nikah
• Jumlah Perkawinan : 1 kali
• Umur Pertama Kawin : 24 tahun
• No. RM : 333698
• Tanggal masuk RS : 18/02/2020
• Pukul : 21.00 WITA
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri perut tembus ke belakang dan riwayat pelepasan lendir (+),darah(+)
Riwayat Menstruasi
• Menarche : 12 tahun
• Siklus 28 hari.
• Setiap bulan menstruasi sekitar 6 hari
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum: Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Vital Sign :
TD : 180/110 mmHg
N : 88 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,7 °C
Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam
• TFU : 37 cm V/V : TAK/TAK
• LP : 105 cm Portio : Lunak, sedang
• TBJ : 3885 gr Pembukaan : 6 cm
• Situs: Memanjang Ketuban : (+)
• Punggung: Kanan Bag. Terdepan : Kepala
UUK : Sulit dinilai
• HIS : 1x10’ (10-15”)
Penurunan : Hodge 1
• DJJ : 145 x/i Panggul dalam kesan cukup
• Bag. Terbawah : Kepala Pelepasan lendir (+), darah (+), air(-)
• Perlimaan: 4/5
• Anak Kesan Tunggal
• Gerakan anak (+), dirasakan Ibu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG : Gravid tunggal, intrauterine, hidup,situs
memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, plasenta
letak korpus lateral kiri, EFW : 4025 gr, UK : 40 minggu 4
hari
• Pemeriksaan Laboratorium
• HGB : 7,7 gr/dL
• WBC : 11,2 103/uL
• RBC : 2,98 106/uL
• PLT : 192 103/uL
• CT/BT : 8’/3’/30”
• HbSAg : Non Reaktif
• HIV : Non Reaktif
• Proteinuria : +1
RESUME
• Seorang perempuan umur 39 tahun datang pukul 21.00 WITA tanggal
12 februari 2020 dengan keluhan nyeri perut tembus ke belakang.
Pelepasan lendir ada, darah ada. Riw. ANC > 4x, Suntik TT 2x.Pasien
merupakan G5P3A1 40 minggu 0 hari.
• Pemeriksaan tanda vital TD 180/110 mmHg, Nadi 88x/i, Pernapasan
20x/i, Suhu 36,7oC. Pada pemeriksaan obstetri luar didapatkan hasil
TFU : 37 cm, LP : 105 cm, TBJ : 3885 gr, Situs:Memanjang,Punggung
: Kanan, HIS : 1x10’ (10-15”), DJJ : 140 x/i, Bag. Terbawah : Kepala,
Perlimaan : 4/5, Anak Kesan Tunggal, Gerakan anak (+),dirasakan Ibu
.
RESUME
• Sedangkan pada pemeriksaan obstetri dalam didapatkan
hasil V/V : TAK/TAK, Portio : lunak, sedang, Pembukaan : 6
cm, Ketuban :(+), Bag. Terdepan : Kepala,UUK :Sulit
dinilaiPenurunan: Hodge 1, Panggul dalam kesan cukup,
Pelepasan lendir (+), darah (+), ketuban (-).
• Pada pemeriksaan USG didapatkan hasil gravid tunggal,
intrauterine, hidup, situs memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, plasenta letak korpus lateral kiri, EFW :
4025 gr, UK : 40 minggu 4 hari. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan proteinuria +2.
DIAGNOSIS
G5 P3 A1 Gravid 40 minggu 0 hari Inpartu Kala 1 Fase aktif +
Preeklampsia Berat
PENATALAKSANAAN
• Memasang O2 4 lpm
• Loading dose :
• MgSO4 40% 4 gr dalam 100cc cairan RL 73 tpm (habis dalam
30 menit)
• Maintenance :
• MgSO4 40% 6 gr dalam 500 cc cairan Ringer Laktat, 28 tpm (habis
dalam 6 jam) hingga 24 jam post partum
• Nifedipine 10 mg/8 jam/oral
• Rencana SSTP
OUTCOME
• Lahir bayi perempuan, BBL 3700 gram, PBL 51 cm, A/S 8/10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang
di tandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal
terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan
koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan
adanya hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan disertai
dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan
diatas 20 minggu dan terdapat proteinuria.
KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN ACOG 2013
• Preeklamsia - eklamsia
• Hipertensi kronis : Hipertensi yang terjadi sebelum
kehamilan atau sebelum UK 20 minggu
• Hipertensi gestational :hipertensi yang terjadi sesudh
usia kehamilan 20 minggu tanpa disertai tanda-tanda
preeklamsia
• Superimposed preeklamsia : Kondisi hipertensi yang
memberat setelah kehamilan 20 minggu disertai tandai
tanda preeklamsia
KLASIFIKASI PREEKLAMSIA YANG
BARU
JANGAN menganggap
preeklamsia : RINGAN
• Faktor Trofoblast
• Faktor Imunologik
• Faktor Hormonal
• Faktor Genetik
• Faktor Gizi
• GEJALA KLINIS
• Hipertensi
• Gejala subjektif: sakit kepala, nyeri ulu hati,
gangguan penglihatan.
• Oligouri
• edema
• Proteinuria
• PATOGENESIS
• Teori kelainan vaskularisasi plasenta
• Teori iskemia plasenta dan pembentukan oksidan
• Teori Disfungsi endotel
• Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
• Teori adaptasi kardiovaskularori genetik
• DIAGNOSIS
• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA
Preeklampsia
Usia Usia
Kehamilan < Kehamilan ≥
37 mgg 37 mgg
Perawatan poliklinik
- Kontrol 2 kali perminggu
- Evaluasi gejala pemberatan preeklamsia (tekanan darah,
Terminasi
tanda impending, edemia paru
Kehamilan
- Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin,
(AST/ALT) setiap minggu
- Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick count/hari,
kesejahteraan janin (NST dan USG) 2 kali/minggu, evaluasi
pertumbuhan janin setiap 2 minggu)
< 34 minggu
Jika didapatkan
Eklampsa :
Jika usia kehamilan ≥
Edema paru 24 minggu, janin
DIC hidup :Berikan Terminasi kehamilan
HT berat, tidak terkontrol pematangan paru setelah stabilisasi
Gawat janin Iya (dosis tidak harus
Solusio plasenta selalu lengkap) tanpa
IUFD menunda terminasi
Janin tidak viabel (tergantung kasus)
Tidak
Perawatan konservatif
: Evaluasi di kamar bersalin selama 24-48 jam Usia kehamilan ≥ 34 minggu
Rawat inap hingga terminasi inpartu
Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam) Perburukan maternal - fetal
Pemberian anti HT jika TD ≥ 160/110
Pematangan paru 2x24 jam
Evaluasi maternal-fetal secara berkala
ANTI HIPERTENSI
• Indikasi utama pemberian anti hipertensi pada
kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dan
mencegah penyakit serebrovaskuler
•Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah >
160/110 mmHg
•Pemberian anti hipertensi pilihan pertama adalah
nifedipin 10-20 mg/ oral
•Alternatif anti hipertensi yang lain adalah :
metildopa, labetalol
MAGNESIUM SULFAT
preeklamsia / eklamsia
•Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklamsia
pada Pasien preeklamsia berat
•Merupakan pilihan utama pada Pasien preeklamsia berat
dibandingkan diazepam atau fenitoin untuk mencegah
terjadinya kejang atau kejang berulang
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN MGSO4