KELOMPOK 13
PUSKESMAS JUMPANDANG BARU
SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS
DIAGNOSIS
Demam Tifoid
PENATALAKSANAAN
Pengobatan farmakologi yang diberikan :
Paracetamol 2x1 1 tab
Vitamin B
Vitamin C
Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara lain :
Makan yang cukup dan sehat
Perbanyak konsumsi air putih
HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Keluhan : Demam
Pemeriksaan Fisis :
Tekanan Darah : tidak dilakukan
Nadi : tidak dilakukan
Pernapasan : tidak dilakukan
Suhu : 37o C
Kepala : tidak ada kelainan
Abdomen : tidak ada kelainan
Ekstremitas : tidak ada kelainan
Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan
kepada pasien antara lain :
• Menghindari teman yang juga sedang demam
atau memiliki gejala yang sama dengan pasien
• Menjaga kebersihan makanan, diri, dan
lingkungan
Profil Keluarga
• DEMAM TIFOID
Definisi
• Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut
yang biasanya terdapat pada saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih
dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
Etiologi
• Penyebab demam tifoid adalah Salmonella typhi, basil
Gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak
berspora. Mempunyai sekurang – kurangnya tiga
macam antigen yaitu antigen O (somatik, terdiri dari
zat kompleks lipopolisakarida ), antigen H ( flagela ) dan
antigen K ( selaput ). Dalam serum penderita terdapat
zat anti ( aglutinin ) terhadap ketiga macam antigen
tersebut
Epidemiologi
• Penyebab demam tifoid secara klinis hampir selalu
Salmonella yang beradaptasi pada manusia, sebagian besar
kasus dapat ditelusuri pada karier manusia. Penyebab yang
terdekat mungkin air ( jalur paling sering ) atau makanan
yang terkontaminasi oleh karier manusia. Karier menahun
umumnya berusia lebih dari 50 tahun, lebih sering pada
perempuan, dan sering menderita batu empedu. S.
typhi berdiam dalam empedu bahkan di bagian dalam
empedu, dan secara intermiten mencapai lumen usus dan
dieksresikan ke feses, sehingga mengkontaminasi air atau
makanan
PATOGENESIS
• Setelah tertelan, bakteri harus menembus beberapa
mekanisme pertahanan tubuh pejamu sebelum
menimbulkan infeksi. Biasanya Salmonella mati pada
lingkungan yang bersifat asam, oleh karena itu terjadi
pengurangan inokulum yang banyak setelah bersentuhan
dengan isi lambung. Pengurangan selanjutnya terjadi di
usus halus melalui efek antibakteri langsung dari
pertarungan organisme dengan flora usus normal.
Gangguan mekanisme pertahanan pejamu ini
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
• Gejala Klinis
• Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya
lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita
dewasa. Masa tunas rata – rata 10 – 20 hari.
Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan,
lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak besemangat.
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
– Hematologi
– Urinalis
– Kimia Klinik
– Imunologi
• PENATALAKSANAAN
• Sebagian besar pasien demam tifoid dapat diobati di rumah
dengan tirah baring, isolasi yang memadai, pemenuhan
kebutuhan cairan, nutrisi serta pemberian antibiotik.
Sedangkan untuk kasus berat harus dirawat di rumah sakit
agar pemenuhan cairan, elektrolit serta nutrisi di samping
observasi kemungkinan timbul penyulit dapat dilakukan
dengan seksama. Pengobatan antibiotik merupakan
pengobatan utama karena pada dasarnya patogenesis
infeksi S. typhi berhubungan dengan keadaan bakterimia.
• KOMPLIKASI
– Perforasi usus pada tempat inokulasi, biasanya pada
ileum, terjadi pada 0,5-3% dan perdarahan
gastrointestinal beratterjadi pada 1- 10% anak
dengan demam tifoid.
– Ensefalopati toksik, trombosis serebral, ataksia
serebelar akut, neuritis optik, afasia, ketulian, serta
kolesistitis akut dapat terjadi
– Pneumonia biasa terjadi selama stadium kedua
penyakit, tetapi disebabkan oleh superinfeksi. 2
pencegahan demam tifoid mencakup hal–hal
berikut :
» Penyediaan sumber air minum yang baik
» Penyediaan jamban yang sehat
» Sosialisasi budaya cuci tangan
» Sosialisasi budaya merebus air sampai mendidih sebelum
diminum
» Pemberantasan lalat
» Pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman
» Sosialisasi pemberian ASI pada ibu menyusu
» Imunisasi
LAPORAN KASUS II
HIPERTENSI
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. H
• Umur : 55 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Bangsa/suku : Bugis
• Agama : Islam
• Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Jl. Ade Irma Nasution Lr. 6A
No. 34 Kel. Wala-walaya, Kec. Tallo
• Tanggal Pemerikaan : 15 Juni 2016
ANAMNESIS
• DIAGNOSIS
Hipertensi Grade 2
• PENATALAKSANAAN
Pengobatan farmakologi yang diberikan adalah:
Captopril tablet 50 mg
Pengobatan Non-Farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara lain :
Diet rendah garam
Batasi konsumsi gula
Mengurangi stress
Olahraga yang rutin dan teratur
• LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KE RUMAH
• Tanggal kunjungan : 15 Juni 2016
• Waktu kunjungan : 10.00 wita
Profil keluarga
Pasien tersebut merupakan seorang ibu rumah tangga dengan status
belum menikah. Pasien tinggal bersama dengan adik, keponakan, dan
iparnya. Status pendidikan paien yaitu SD.