Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN HASIL OBSERVASI LAPANGAN

KELOMPOK 13
PUSKESMAS JUMPANDANG BARU
SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

Pembimbing: dr. Gina Isni Iskandar


Disusun Oleh: Kelompok 13
Nurfi Resni Fitra Ramda (11020130016)
Heldy Jafar Yansari (11020120041)
Hartati Burhan (11020130058)
Atrian Anansyah Hidayatullah (11020130076)
Suardiman (11020130088)
Muh.Fadhil Asyraq Rahim (11020130101)
Nurfithri Alami (11020130113)
Andy Billa Vini Fauziah Abidin (11020130123)
Marwani (11020130133)
Rahmi Aulia Rauf (11020130148)
Fadhlan Auliah Budiamin (11020130151)
LAPORAN KASUS I
DEMAM TIFOID
IDENTITAS PASIEN :
• Nama : An. M
• Umur : 7 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Bangsa/suku : Makassar
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : Jl.Korban 40.000 Jiwa No.9
• Tanggal Pemeriksaan: 15-6-2016
ANAMNESIS

• Keluhan Utama : demam


• Anamnesis Terpimpin :
• Demam sejak 5 hari yang lalu. Demam dirasakan hilang
timbul dan memberat saat malam hari. Mual (+) dan
muntah (-), BAB dan BAK lancar. Tidak ada keluhan lain.
Pasien telah mengkonsumsi obat demam sebelumnya
tetapi pada malam hari demam tetap ada.
• Riwayat Penyakit sebelumnya : -
• Riwayat Penyakit Keluarga : Sepupu yang tinggal serumah
menderita demam tifoid sejak 4 hari yang lalu dan
diopname di RS.Faisal
PEMERIKSAAN FISIS:

• Tinggi Badan : tidak dilakukan


• Berat Badan : 15 kg
Tanda Vital
• Tekanan Darah : tidak dilakukan
• Nadi : tidak dilakukan
• Pernapasan : tidak dilakukan
• Suhu : 36,5
• Kepala : tidak ada kelainan
• Abdomen : tidak ada kelainan
• Ekstremitas : tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin dan Widal

DIAGNOSIS
Demam Tifoid

PENATALAKSANAAN
Pengobatan farmakologi yang diberikan :
Paracetamol 2x1 1 tab
Vitamin B
Vitamin C
Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara lain :
Makan yang cukup dan sehat
Perbanyak konsumsi air putih
HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Keluhan : Demam
Pemeriksaan Fisis :
Tekanan Darah : tidak dilakukan
Nadi : tidak dilakukan
Pernapasan : tidak dilakukan
Suhu : 37o C
Kepala : tidak ada kelainan
Abdomen : tidak ada kelainan
Ekstremitas : tidak ada kelainan
Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan
kepada pasien antara lain :
• Menghindari teman yang juga sedang demam
atau memiliki gejala yang sama dengan pasien
• Menjaga kebersihan makanan, diri, dan
lingkungan
Profil Keluarga

• Pasien tersebut adalah anak kedua dari tiga


bersaudara dalam keluarga, tinggal bersama
kedua orangtua, seorang kakak, serta nenek
dan sepupunya. Status pendidikan terakhir
adalah Sekolah Dasar kelas I, pekerjaan saat
ini adalah pelajar.
Status Sosial dan Kesejahteraan
Keluarga
• Pekerjaan sehari-hari pasien adalah pelajar.
Rumah pasien dalam keadaan kurang baik.
Rumah berukuran sekitar 6x10 m2, terdiri dari 1
lantai, terdapat 2 kamar tidur, dan masing-masing
terdapat satu ruang tamu, ruang keluarga, dapur,
dan toilet. Ventilasi dan pencahayaan di rumah
pasien kurang baik, dikarenakan rumah pasien
yang terdapat di dalam gang-gang sempit.
Peralatan rumah tangga cukup memadai, namun
kurang higienis.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Sepupu yang tinggal serumah menderita demam tifoid sejak 4 hari yang
lalu dan diopname di RS.Faisal

• Pola Konsumsi Makanan Keluarga


Pola konsumsi makanan sebanyak 3 kali dalam sehari terdiri dari sarapan
pagi, makan siang dan makan malam. , suka makan ikan, ayam dan telur.
Pasien tidak suka mengkonsumsi sayur, buah, dan jarang minum susu.
Serta sering jajan bakso, snack dll

• Psikologi Dalam Hubungan Antar Keluarga


Pasien memiliki hubungan yang baik dengan kedua orangtua, terutama
dengan ibunya.
FOTO KEADAAN RUMAH:

Tampak depan Ruang tamu


Toilet Selokan sekitar rumah
PEMBAHASAN TEORI

• DEMAM TIFOID
Definisi
• Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut
yang biasanya terdapat pada saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih
dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
Etiologi
• Penyebab demam tifoid adalah Salmonella typhi, basil
Gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak
berspora. Mempunyai sekurang – kurangnya tiga
macam antigen yaitu antigen O (somatik, terdiri dari
zat kompleks lipopolisakarida ), antigen H ( flagela ) dan
antigen K ( selaput ). Dalam serum penderita terdapat
zat anti ( aglutinin ) terhadap ketiga macam antigen
tersebut
Epidemiologi
• Penyebab demam tifoid secara klinis hampir selalu
Salmonella yang beradaptasi pada manusia, sebagian besar
kasus dapat ditelusuri pada karier manusia. Penyebab yang
terdekat mungkin air ( jalur paling sering ) atau makanan
yang terkontaminasi oleh karier manusia. Karier menahun
umumnya berusia lebih dari 50 tahun, lebih sering pada
perempuan, dan sering menderita batu empedu. S.
typhi berdiam dalam empedu bahkan di bagian dalam
empedu, dan secara intermiten mencapai lumen usus dan
dieksresikan ke feses, sehingga mengkontaminasi air atau
makanan
PATOGENESIS
• Setelah tertelan, bakteri harus menembus beberapa
mekanisme pertahanan tubuh pejamu sebelum
menimbulkan infeksi. Biasanya Salmonella mati pada
lingkungan yang bersifat asam, oleh karena itu terjadi
pengurangan inokulum yang banyak setelah bersentuhan
dengan isi lambung. Pengurangan selanjutnya terjadi di
usus halus melalui efek antibakteri langsung dari
pertarungan organisme dengan flora usus normal.
Gangguan mekanisme pertahanan pejamu ini
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
• Gejala Klinis
• Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya
lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita
dewasa. Masa tunas rata – rata 10 – 20 hari.
Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan,
lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak besemangat.
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
– Hematologi
– Urinalis
– Kimia Klinik
– Imunologi
• PENATALAKSANAAN
• Sebagian besar pasien demam tifoid dapat diobati di rumah
dengan tirah baring, isolasi yang memadai, pemenuhan
kebutuhan cairan, nutrisi serta pemberian antibiotik.
Sedangkan untuk kasus berat harus dirawat di rumah sakit
agar pemenuhan cairan, elektrolit serta nutrisi di samping
observasi kemungkinan timbul penyulit dapat dilakukan
dengan seksama. Pengobatan antibiotik merupakan
pengobatan utama karena pada dasarnya patogenesis
infeksi S. typhi berhubungan dengan keadaan bakterimia.
• KOMPLIKASI
– Perforasi usus pada tempat inokulasi, biasanya pada
ileum, terjadi pada 0,5-3% dan perdarahan
gastrointestinal beratterjadi pada 1- 10% anak
dengan demam tifoid.
– Ensefalopati toksik, trombosis serebral, ataksia
serebelar akut, neuritis optik, afasia, ketulian, serta
kolesistitis akut dapat terjadi
– Pneumonia biasa terjadi selama stadium kedua
penyakit, tetapi disebabkan oleh superinfeksi. 2
pencegahan demam tifoid mencakup hal–hal
berikut :
» Penyediaan sumber air minum yang baik
» Penyediaan jamban yang sehat
» Sosialisasi budaya cuci tangan
» Sosialisasi budaya merebus air sampai mendidih sebelum
diminum
» Pemberantasan lalat
» Pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman
» Sosialisasi pemberian ASI pada ibu menyusu
» Imunisasi
LAPORAN KASUS II
HIPERTENSI
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. H
• Umur : 55 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Bangsa/suku : Bugis
• Agama : Islam
• Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Jl. Ade Irma Nasution Lr. 6A
No. 34 Kel. Wala-walaya, Kec. Tallo
• Tanggal Pemerikaan : 15 Juni 2016
ANAMNESIS

• Keluhan utama : Hipertensi


• Anamnesis terpimpin :
• Hipertensi dialami sejak dua tahun yang lalu. Pasien
tidak memiliki menu makanan khusus untuk dirinya,
pasien mengikuti pola makan di keluarganya dan tidak
memiliki batasan untuk mengkonsumsi garam. Selain
itu pasien rutin mengkonsumsi obat hipertensi yaitu
captopril tablet 50 mg yang dikonsumsi satu kali dalam
sehari. Tidak ada efek samping batuk selama konsumsi
captopril
• Riwayat penyakit sebelumnya :
Riwayat DM (+)
Riwayat opname 2 tahun lalu akibat Hipertensi (+)
Riwayat Maag (-)
Riwayat Alergi (-)

• Riwayat penyakit keluarga :


Riwayat hipertensi
• PEMERIKSAAN FISIS
TB : 150 cm
BB : 57 kg
Status generalisata : Sakit ringan
GCs : Compos mentis
• Tanda vital
Tekanan darah : 170/90
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 19x/menit,
Suhu : 36,5o C
Kepala : Anemis (-), ikterus (-), sianosis (-)
Abdomen : Peristaltik (-)
Ekstremintas : Tidak ada kelainan
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

• DIAGNOSIS
Hipertensi Grade 2

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan farmakologi yang diberikan adalah:
Captopril tablet 50 mg
Pengobatan Non-Farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara lain :
Diet rendah garam
Batasi konsumsi gula
Mengurangi stress
Olahraga yang rutin dan teratur
• LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KE RUMAH
• Tanggal kunjungan : 15 Juni 2016
• Waktu kunjungan : 10.00 wita
Profil keluarga
Pasien tersebut merupakan seorang ibu rumah tangga dengan status
belum menikah. Pasien tinggal bersama dengan adik, keponakan, dan
iparnya. Status pendidikan paien yaitu SD.

Status sosial dan kesejahteraan keluarga


Pekerjaan sehari-hari pasien adalah ibu rumah tangga. Tempat tinggal
pasien di daerah pemukiman yang padat dihuni semenjak 1956.
Rumah pasien dalam keadaan kurang baik. Rumah terdiri dari 1 lantai,
di lantai 1 terdapat ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur dan kamar
mandi. Ventilasi dan pencahayaan di rumah pasien kurang. Peralatan
rumah tangga cukup memadai.
Riwayat penyakit dalam keluarga
Terdapat riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga, yaitu
orang tua dan adik pasien sendiri.

Pola konsumsi Makanan Keluarga


Pola konsumsi makanan keluarga pasien kurang baik, jarang
mengkonsumsi sayur, dan buah. Suka mengkonsumsi bakso,
dan gorengan.

Psikologi dalam hubungan antar keluarga


Pasien memiliki hubungan yang baik terhadap keluarganya.
Lingkungan
• Pemukiman pasien terdapat pada lingkungan yang
padat penduduk, tapi lingkungannya bersih dan
halamannya tertata baik. Tidak terdapat sampah yang
berserakan disekitar rumah. Sumber air untuk MCK
menggunakan sumur, dan air galon untuk dikonsumsi.
Sehari-hari pasien menggunakan kompor gas untuk
memasak. Terdapat saluran pembuangan air limbah di
depan rumah pasien dan dalam keadaan baik. Sampah
rumah tangga yang dihasilkan setiap hari diangkut oleh
tukang sampah.
DISKUSI

• Pasien datang ke puskesmas Jumpandang baru


dengan kaku pada tengkuk yang dialami sejak 2
hari yang lalu. Sudah pernah berobat
sebelumnya. Berdasarkan anamnesis yang
dilakukan oleh dokter, maka penatalaksanaan
farmakologis untuk pasien ini diberikan obat anti
hipertensi (captopril).
FOTO KEADAAN RUMAH:

Tampak depan Dapur


Toilet Ventilasi
Halaman Belakang Lorong
Landasan Teori
• Definisi
• Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah
normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat
memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar
(90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi
essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah
peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan
resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan
peningkatan volume aliran darah.
• Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on
Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood
Pressure)
• Patofisiologi
• Aktivitas kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron
dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon
steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal.
Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron
akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi
NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan
volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah.
Pengobatan hipertensi

Kelas obat utama yang digunakan untuk mengendalikan tekanan


darah adalah:
• Diuretik
• Beta Blocker
• Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE-inhibitor)
• Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)
• Antagonis Kalsium
• Alpha blocker
• VASO-dilator langsung
• Inhibitor Simpatetik Postganglion
• Agen-agen obat yang beraksi secara sentral
• VASO-dilator langsung
• Pengobatan hipertensi masyarakat dengan
menggunakan :
– Bayam
– Biji bunga matahari.
– Kacang-kacangan
– Pisang
– Kedelai
– Kentang
– Cokelat pekat (dark chocolate)
– Avokad
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai