Kalor
Pertemuan ke-4
23 September 2016
2 L ( Ti T )
T0 T∞
q
Ti Ri r0
ln
ri 1
R0 k ro h
Hubungan
Ro antara perpindahan panas
dengan
Gambar 2-8 tebal isolasi
: Perpindahan panas menyeluruh melalui silinder
1 1
Ui U0
r ; ro
Ai ln o A0 ln
1 ri 1 A0 ri 1
hi 2 k L ho Ao Ai hi 2 k L h0
seperti pada gambar dibawah Gb. …… . Suhu dinding dalam isolasi
sedang muka luarnya terkena lingkungan konveksi pada T∞ .
Ri r0 1 1
ln 2L ( Ti T0 )( )
ri 1 k r0 h r02
0
ln r r
( 0 i
1 2
)
R0 k ro h k r0 h
k
r0 rc
h
9 : Tabel kritis isolasi
Contoh :
a. Hitunglah jari-jari kritis isolasi asbes
pipa yang terkena udara kamar yang s
b. Hitunglah rugi kalor dari pipa yang d
dibalut dengan isolasi pada jari-jari kr
# Pemasangan isolasi di sekeliling
pipa atau kawat kecil tidak selalu mengurangi perpindahan panas
Contoh :
a. Hitunglah jari-jari kritis isolasi asbes ( k = 0,17 W/ m oC) yang membalut
pipa yang terkena udara kamar yang suhu nya 20oC dengan h = 3 W/m2 oC ?
b. Hitunglah rugi kalor dari pipa yang diameter nya 5 cm dan suhu nya 200oC , jika
dibalut dengan isolasi pada jari-jari kritis , dan tanpa isolasi ?
Jawab :
a) ro = rc = k/h = 0,17 / 3 = 0,0567 m = 5,67 cm
Jawaban :
a) ro = rc = k/h = 0,17/3
= 0,0567 m
=5,67 cm
b) Dengan Isolasi :
a) ri = 5/2 = 2,5 cm
q 2 (Ti T ) 2 ( 200 20 ) W
105,7
L ln ro ri 1 ln ( 5,67 2,5 ) 1 m
k r0 h 0,17 ( 0,0567)(3)
Tanpa
Tanpa isolasi
Isolasi ::
q W
h ( 2 ri ) ( Ti T ) (3)( 2 )(0,025)( 200 20) 84,8
L m
2.5 Sistem
2.5. Sistem Konduksi
konduksi Konveksi
– konveksi
Panas yang dihantarkan melalui suatu benda sering dikeluarkan secara konveksi .
Contoh : - HE type finned tube seperti pada block mesin kendaraan bermotor.
- Dinding tanur , oven
Gambar 2-11: Sistem konduksi konveksi satu dimensi melalui sirip siku empat
Kalor konduksi pada suatu benda kadang harus
dibuang ke lingkungan sekitar melalui proses
konveksi. Laju perpindahan panas konveksi menurut
hukum Newton :
q = h A (Ts - T)
Perpindahan Panas pada Sirip (Fin)
Neraca
Neraca energiEnergi
:
Energi masuk = energi keluar + energi yang hilang karena konveksi
dT
Energi masuk : q x k A
dx
dT dT d 2T
Energi keluar : q x dx k A x dx k A( dx )
dx dx dx 2
Energi hilang karena konveksi : q= h P dx ( T - T∞ )
Dimana : A = luas penampang sirip
P = keliling
dx= tebal sirip
Sehingga
Neraca energidiperoleh
: Neraca Energi nya sbb :
dT dT d 2T
kA k A( dx ) h P dx ( T T )
dx dx dx 2
d 2T hP d 2T hP
kA 2 ( T T ) 0 atau 2
( T T ) ..........
= 0 ..............................(1)
dx kA dx kA
hP
Asumsi : Ө = T - T∞ dan kA
m2
dT d d 2T d 2
;
dx dx dx 2 dx 2
d 2
m2 0 ..........................................................................(2)
dx 2
Analisa umum konduksi
pada fin
atau dapat ditulis pula dalam bentuk:
Karena T∞ konstan maka:
Untuk mendapatkan C1 dan C2
maka perlu ditetapkan kondisi batas,
pertama yaitu kondisi batas pada
basis fin (x=0):
Untuk Kasus B:
Untuk kasus C:
Batasan B.C :
1. Sirip sangat panjang dan suhu diujung sirip sama dengan suhu fluida disekitarnya
2. Ujung sirip diisolasi sehingga dT/dx = 0
3. Sirip panjangnya tertentu dan melepaskan kalor dari ujungnya.
Ad. 1 ) Sirip sangat panjang dan suhu diujung sirip sama dengan suhu fluida
disekitarnya
BC :
a) Ө = Ө 0 pada x = 0 → Ө 0 = C1 + C2
b) Ө = 0 pada x = ∞ → Ө = C2 Cm ∞
→ C2 = 0 : C 1 = C0 = 0
Subtitusi C2 dan C1 ke persamaan ( 3)
Ө = Ө 0 𝑐 − 𝑚𝑥 + 0
𝜃 𝑇 − 𝑇∞
Ө = Ө 0 𝑐 − 𝑚𝑥 atau 𝜃0
= 𝑇0 − 𝑇∞
= 𝑐 − 𝑚𝑥 ………………………….. (4)
𝐶1 𝑐 − 𝑚𝐿 = 𝐶2 𝑐 𝑚𝐿
𝐶1
𝐶2
= 𝑐 2𝑚𝐿 → 𝐶1 = 𝐶2 𝑐 2𝑚𝐿
Subtitusi C1 ke Ө 0 → 𝜃0 = 𝐶2 ( 1 + 𝑐 2𝑚𝐿 )
𝜃 𝐶2 𝑐 2𝑚𝐿 𝑐 − 𝑚𝑥 + 𝐶2 𝑐 𝑚𝑥
Sehingga
𝜃0
= 𝐶2 ( 1 +𝑐 2𝑚𝐿 )
𝑐 2𝑚𝐿 𝑐 − 𝑚𝑥 𝑐 −2𝑚𝐿 𝑐 𝑚𝑥
=
1 +𝑐 2𝑚𝐿
( 𝑐 −2𝑚𝐿
)+ 1 +𝑐 2𝑚𝐿
𝑐 − 𝑚𝑥 𝑐 𝑚𝑥
=
1 + 𝑐 −2𝑚𝐿
+ 1 +𝑐 2𝑚𝐿
𝜃 cosh [ 𝑚 𝐿− 𝑥 ]
= ………………………………………..……………… (5)
𝜃0 cosh 𝑚 𝐿
atau
𝑇 − 𝑇∞ 𝜃 cosh [ 𝑚 𝐿− 𝑥 ]
𝑇0 − 𝑇∞
= 𝜃0
= cosh 𝑚 𝐿
Menentukan jumlah panas yang dilepas
Dengan menggunakan persamaan distribusi suhu ( persamaan 4 dan 5 ) →
panas yang dilepas sirip dapat dihitung = q = - k A 𝑑𝑇
𝑑𝑥
/ x =0
persamaan ( 4) : 𝜃 = Ө 0 𝑐 − 𝑚𝑥
𝑑𝜃
𝑑𝑥
= - m 𝜃 0 𝑐 − 𝑚𝑥 = - m 𝜃 0 𝑐 − 𝑚 (0) = - m 𝜃 0
ℎ𝑃
→ m2 = ℎ 𝑃 𝑘 𝐴 → m =
𝑘𝐴
ℎ𝑃
→ q =− k A(−m𝜃0 ) = k A𝜃0 𝑘𝐴
q = + ℎ 𝑃 𝑘 𝐴 𝜃0 …………………………………………..(6)
Untuk kasus 2 , kalor yang dilepas oleh sirip :
𝑑𝜃
q = - kA / x =0
𝑑𝑥
𝑐 − 𝑚𝑥 𝑐 𝑚𝑥
Persamaan ( 5) : 𝜃 = 𝜃0 [ 1 +𝑐 − 2𝑚𝐿 + ]
1 +𝑐 2𝑚𝐿
𝑑 𝜃 − m 𝑐 − 𝑚 (0) 𝑚 𝑐 𝑚 (0)
𝑑𝑥
= [ 1 +𝑐 − 2𝑚𝐿
+ 1 +𝑐 2𝑚𝐿
]
1 1
= − m 𝜃0 [ 1 +𝑐 − 2𝑚𝐿 + 1 +𝑐 2𝑚𝐿
]
1 +𝑐 2𝑚𝐿 − 1 − 𝑐 − 2𝑚𝐿
= − m 𝜃0 [ 1 +𝑐 − 2𝑚𝐿 ( 1− 𝑐 2𝑚𝐿 )
]
𝑐 2𝑚𝐿 − 𝑐 − 2𝑚𝐿
= − m 𝜃0 [ 1 +𝑐 2𝑚𝐿 + 𝑐 − 2𝑚𝐿 ]
(𝑐 𝑚𝐿 + 𝑐 − 𝑚𝐿 ) ( 𝑐 𝑚𝐿 − 𝑐 − 𝑚𝐿 )
= − m 𝜃0 [ (𝑐 𝑚𝐿 + 𝑐 − 𝑚𝐿 )2
]
= − m 𝜃0 tank ( m L)
q = − k A[− m 𝜃0 tanh ( m L) ]
tank
ℎ𝑃
= kAm 𝜃0 tanh ( m L)
tank m = 𝑘𝐴
Atau
q = ℎ 𝑃 𝑘 𝐴 tank ( m L) ………………………………….. ( 7)
tanh
Efisiensi sirip
Efisiensi Sirip : /fin
Untuk memindahkan efektivitas sirip dalam memindahkan sejumlah panas
parameter efisiensi sirip = 𝜂𝑓
Contoh kasus 1 :
ℎ 𝑃 𝑘𝐴 𝜃0 𝑘 𝐴 1
𝜂𝑓 = = .
ℎ 𝑃 𝐿 𝜃0 ℎ 𝑃 𝐿
Kasus 2 :
ℎ 𝑃 𝑘𝐴 𝜃0 𝑡𝑎𝑛𝑘 ( 𝑚 𝐿) 𝑡𝑎𝑛𝑘 ( 𝑚 𝐿)
𝜇𝑓 = =
ℎ 𝑃 𝐿 𝜃0 𝑚𝐿
Sirip yang dibahas disini cukup dalam , sehingga aliran kalor dapat dianggap
satu (1) dimensi
ℎ𝑃 ℎ( 2 𝑧+ 2 𝑡)
mL = . L = . L
𝑘𝐴 𝑘𝑧𝑡
Dimana
Z = Kedalaman sirip
t = tebal sirip
→ jika sirip cukup dalam maka 2 Z >> zt
1
2 ℎ𝑍 2 ℎ 𝐿 2
mL = L = . 𝐿 x 1
𝑘 𝑡 𝑍 𝑘𝑡 𝐿 2
3
2 ℎ 2
= . 𝐿
𝑘 𝑡 𝐿
3
2 ℎ 2
= . 𝐿
𝑘 𝐴𝑚
dimana :
L = t = profil bidang sirip
Lt = 𝐴𝑚
𝑡
Untuk kasus 2 : ada panjang koreksi . Harper & Brown → 𝐿𝑐 = L +
2
K = 205 W/ m K
𝑃 ℎ 𝐴 𝐾 = 0,0157 140 1,96 𝑥 10−5 205
= 0,094
ℎ𝑃 140 (0,0157 )
mL = L = ( 0,025) = 0,5847
𝑘𝐴 205 ( 1,96 𝑥 10 −5 )
tanh m L = tank
tank tanh 0,5847 = 0,526 i
𝑞
𝐴
= ( 6000 ) (14,8) + 42000 [ 1 – (6000) (1,96 𝑥 10−5 ) ]
= 125.861 W/ m2
2.6 Tahanan
2.6. Tahanan Kontak
kontak termal Termal
Jika ada 2 bahan padat yang berbeda dihubungkan satu dengan yang lain =
sisi bahan diisolasi : sehingga aliran panas berlangsung dalam arah axial.
→ Fluks bahan yang melewati kedua bahan keadaan Steady
stedi
A B q T1 T2A
T2B T3
X
∆xA ∆xB 1 2 3
(a) (b)
Gambar 2-12 : Efek tahanan kontak termal a ) situasi fisik b)profil suhu
Penurunan suhu secara tiba-tiba pada bidang ke. 2 =yaitu bidang kontak
kedua bahan = disebabkan oleh tahanan kontak termal.
Neraca Energi diperoleh :
atau
𝑇1 − 𝑇3
q = ∆ 𝑥𝐴 1 ∆ 𝑥𝐵
+ +
𝑘𝐴 𝐴 ℎ𝑐 𝐴 𝑘𝐵 𝐴
1
ℎ𝑐 𝐴
= tahanan kontak termal
ℎ𝑐 = koefisien kontak
𝑇2𝐴 − 𝑇2𝐵
= 1
ℎ𝑐 𝐴
1 𝐴𝑐 2 𝑘 𝐴 𝐴𝐵 𝐴𝜗
ℎ𝑐 = [ + 𝑘𝑓 ]
𝐿𝑔 𝐴 𝑘 𝐴 + 𝐴𝐵 𝐴
Keterangan :
𝐴𝑐 = bidang kontak
𝐴𝑣 = bidang kosong
𝐿𝑔 = tebal ruang kosong
Lihat elemen kecil
Ada 3 kasus:
•sirip sangat panjang, sehingga suhu ujung sirip = suhu lingk
•ujung sirip diisolasi, kerugian kalor melalui ujung diabaikan
•sirip dengan panjang tertentu
a) Sirip sangat panjang, Tujung = T
θ TT
emx
θ
o o
T T