Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

HAKEKaT ILMU PENGETAHUAN ALAM


(IPA)
 ANCELLA ONEERNANDA JESSICA I.A
 AJENG ANDRIYANI
 EVRITA SUKMA DEWI
 AYU ERYKA STYAWATI
 HOFIFAH ADENINGSIH
APAKAH ITU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) ?

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah


Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya,
atau suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis tentang gejala alam.
Gejala alam dipisahkan menjadi gejala alam
fisik(fisika) dan hayati (biologi)
ILMU PENGETAHUAN
ALAM (IPA)

TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP


MITOS RASIONALISME EKSPERIMENTASI METODE KEILMUWAN
MITOS
Mitos adalah Suatu kepercayaan masyarakat yang sudah menjadi pandangan hidup atau
sikap hidup yang turun menurun dari nenek moyang atau yang sudah menjadi kepercayaan
pada suatu daerah tertentu dan apabila itu dilanggar akan berakibat buruk seperti musibah.

 Mitos terbagi menjadi 3 macam yaitu :


1. Mitos sebenarnya
2. Cerita rakyat
3. Legenda
 Faktor Mitos dipercayai kebenarannya:
1. Keterbatasan pengetahuan manusia
2. Keterbatasan penalaran manusia
3. Keingintahuan manusia sementara terpenuhi
PENALARAN DEDUKTIF – TAHAP RASIONALISME

 Penalaran Deduktif adalah Kemampuan penalaran menggunakan cara berpikir logis dan
analitis yang berusaha menjelaskan gejala alam secara rasional, meninggalkan cara mitos
ataupun irasional.
 Rasionalisme adalah Pemecahan masalah menggunakan rasio atau daya nalar dalam upaya
memperoleh pengetahuan yang benar menjadi aliran pemahaman.
 Penalaran Deduktif adalah Cara berpikir yang didasarkan pernyataan bersifat umum untuk
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, menggunakan pola berpikir silogisme.
 Silogisme terdiri atas dua pernyataan yang disebut premis mayor dan premis minor, serta
sebuah kesimpulan. Kesimpulan yang diambil menurut penalaran deduktif ini benar bila
kedua premis yang digunakan benar, dan cara menarik kesimpulan juga benar. Jika salah satu
premisnya salah, maka kesimpulan yang diambil juga salah.

Contoh : Semua orang suatu saat mati (Premis Mayor)


Si A adalah orang (Premis Minor)
Maka si A akan mati (Kesimpulan)
PENALARAN INDUKTIF – TAHAP EMPIRISME
 Penalaran Induktif adalah Cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum berdasarkan pengamatan atas
gejala-gejala yang bersifat khusus.
Contoh :
Logam besi dipanaskan bertambah panjang. Logam tembaga, logam aluminium, logam seng, dan
logam-logam yang lain, jika dipanaskan juga bertambah panjang. Maka dapat disimpulkan bahwa semua
logam jika dipanaskan akan bertambah panjang.

 Dengan diperolehnya prinsip-prinsip yang bersifat umum, maka pemahaman atas gejala-gejala alam yang
beraneka ragam menjadi lebih mudah. Meskipun demikian, pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan
penalaran induktif ini ternyata belum semuanya dapat diandalkan kebenarannya. Fakta yang nampak
berkaitan belum tentu menunjukkan hubungan sebab-akibat, atau belum dapat menjamin tersusunnya
pengetahuan yang sistematik. Tambahan pula masih adanaya kelemahan indra kita untuk memperoleh hasil
pengamatan yang dapat diandalkan.
METODE KEILMUAN / ILMIAH
 Metode Keilmuan (Metode Ilmiah) adalah Metode untuk memperoleh pengetahuan yang kebenarannya
dapat diandalkan digunakan perpaduan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif, atau gabungan
rasionalisme dan empirisme. Dengan demikian, cara untuk mendapatkannya harus memenuhi syarat logis,
objektif, metodik, sistematis dan berlaku umum (universal).

LANGKAH-LANGKAH
METODE ILMIAH

PERUMUSAN PENYUSUNAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENARIKAN


MASALAH HIPOTESIS DENGAN EKSPERIMENTASI KESIMPULAN
LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
1. PERUMUSAN MASALAH 3. PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN
Pertama-tama disadari adanya persoalan atau EKSPERIMENTASI
masalah yang perlu dicari pemecahannya. Ini Dari perumusan hipotesis yang diajukan dapat
dapat berupa pertanyaan apa, mengapa, dan diperkirakan fakta-fakta apa sajakah yang
bagimana, tentang masalah yang dihadapi. Oleh diperlukan, yang dapat memberi arah pada
karena masalah itu tidak selalu sederhana (rumit) bentuk eksperimen yang harus dilakukan. Jadi
dan juga dapat sangat luas, maka harus eksperimen dilakukan untuk memperoleh
disederhanakan dengan cara membatasi dan fakta/data baru yang berkaitan dengan hipotesis
merumuskannya. yang sedang diuji. Selanjutnya fakta atau data
yang terkumpul diolah, dianalisis, lalu diambil
2. PENYUSUNAN HIPOTESIS suatu kesimpulan.
Berdasarkan pengetahuan yang telah ada, dan
pengamatan terhadap fakta-fakta yang berkaitan, 4. PENARIKAN KESIMPULAN
dapatlah disusun suatu jawaban sementara atas Jika kesimpulan yang diambil dari pengolahan
permasalahan yang telah dirumuskan tersebut. dan analisis fakta/data yang diperoleh itu sesuai
Jawaban sementara ini disebut Hipotesis. dengan hipotesis yang diajukan, maka hipotesis
itu merupakan pengetahuan yang baru.
LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH DIGAMBARKAN DALAM BAGAN
DI BAWAH INI.
Masalah baru untuk
Sadar ada masalah
dipecahkan lebih
lanjut/eksperimen atau
Mengidentifikasi dan observasi lanjutan
merumuskan masalah

Pernyataan/ pertanyaan: Teori


tentang apa, mengapa, dan
bagaimana

Hukum/dalil
Perumusan Hipotesis

Dipilih salah satu yang


paling mungkin dari banyak Menarik kesimpulan
jawaban sementara berdasarkan pengujian dan
analisis data serta ringkasan
Pengumpulan data/bukti semua informasi yang
melalui diperoleh.
eksperimen/observasi
BEBERAPA CATATAN TENTANG METODE ILMIAH

1) Langkah-langkah dalam metode ilmiah itu saling berkaitan, langkah yang satu merupakan landasan bagi
langkah berikutnya.

2) Metode ilmiah pada dasarnya sama bagi semua disiplin keilmuan, baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu
sosial.

3) Metode ilmiah tidak dapat diterapkan untuk pengetahuan yang tidak termasuk kelompok ilmu, misalnya
matematika, bahasa, dan humaniors (seni).

4) Ilmu yang diperoleh melalui metode ilmiah: tidak bertujuan mencari kebenaran mutlak melainkan
kebenaran yang obyektif dan bersifat sementara, yang bermanfaat bagi manusia pada suatu tingkat
perkembangan tertentu.
KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN METODE ILMIAH

 KEUNGGULAN METODE ILMIAH


1. Melatih kebiasaan berpikir yang sistematis, logis, dan analitis.
2. Memupuk sifat jujur, obyektif, terbuka, disiplin, dan toleran
3. Tidak menerima faham berdasarkan takhayul
4. Tidak menerima pendapat yang apriori atau suatu pendapat tanpa ada bukti-bukti nyata.

 KETERBATASAN METODE ILMIAH


1. Adanya kelemahan panca indera maupun keterbatasan peralatan yang digunakan tidak
menutup kemungkinan bahwa kesimpulan yang diperoleh mempunyai kesalahan. Karena
itu kebenaran ilmiah bersifat tentatif atau sementara. Bila kemudian ditemukan fakta baru
yang tidak sesuai dengan teori yang ada, maka perlu disusun teori yang baru.
2. Sulit untuk memilih fakta yang benar-benar berkaitan dengan masalah yang akan
dipecahkan.

Anda mungkin juga menyukai