Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN CC 2

Oleh :
Eka Dewi Novitasari
0100840023

Dokter Pembimbing :
dr. Ignatius I. Letsoin, Sp.S, M.Si, Med. FINS, FINA
BAB I
PENDAHULUAN

 Aneurisma hampir tidak pemah menimbulkan gejala kecuali terjadi pembesaran dan menekan
salah satu saraf otak sehingga memberikan gejala sebagai kelainan saraf otak yang tertekan

 Apabila terjadi pada pembuluh darah otak, gejalanya dapat berupa sakit kepala yang hebat, bersifat
berdenyut, dapat disertai atau tidak disertai dengan muntah. Komplikasi dari aneurisma dapat
menyebabkan terjadinya pecahnya pembuluh darah di otak, yang juga dikenal dengan stroke

 Aneurisma intrakranial sering ditemukan ketika terjadi ruptur yang dapat menyebabkan
perdarahan dalam otak atau pada ruang subarahnoid, sehingga menyebabkan perdarahan
subarahnoid. Sehingga terjadi stroke hemoragik, kerusakan dan kematian otak.
DEFINISI
• Aneurisma adalah dilatasi abnormal dari arteri.

• Aneurisma adalah pelebaran atau menggelembungnya dinding pembuluh darah,


yang didasarkan atas hilangnya dua lapisan dinding pembuluh darah, yaitu tunika
media dan tunika intima, sehingga menyerupai tonjolan atau balon.
EPIDEMIOLOGI

• lima per 100.000 kasus,


• pasien berusia 3 - 50 tahun.
• otopsi ditemukan sebesar 5 %
• Wanita dibandingkan pria, : 2 - 3 : 1,
• Aneurisma multiple atau lebih dari
satu didapatkan antara 15 - 31%
KLASIFIKASI

 Berdasarkan penyebabnya
 Berdasarkan bentuknya

 Berdasarkan diameternya aneurisma sakuler

 Menurut besarnya
BERDASARKAN PENYEBABNYA

 Kongenital (aneurisma sakuler) 4.9%


 Aneurisma mikotik (septik) 2,6%

 Aneurisma arteriosklerotik

 Aneurisma traumatik 5--76,8%.


BERDASARKAN BENTUKNYA

a. Saccular aneurysm with narrow neck b. Saccular


aneurysm with broad neck c. Fusiform aneurysm
BERDASARKAN DIAMETERNYA ANEURISMA SAKULER

 Aneurisma sakuler kecil dengan diameter < 1


cm.
 Aneurisma sakuler besar dengan diameter
antara 1- 2.5 cm.
 Aneurisma sakuler raksasa dengan diameter >
2.5 cm.
MENURUT BESARNYA
 baby (< 2 mm)
 small (2-6 mm)

 medium (6-15 mm)

 large (15-25 mm)

 giant (> 25 mm).


ETIOLOGI
• Melemahnya struktur dinding pembuluh darah arteri
•Hipertensi (tekanan darah tinggi)
•Aterosklerosis
•Beberapa infeksi dalam darah
•Bersifat genetik
•Malformasi arteriovenosa,
PATOFISOLOGI
terjadi pada pertemuan pembuluh darah

turbulen

tahanan aliran darah pada dinding arteri paling besar.

Defek tunika muskularis

Perubahan elastisitas
(lamina elastika interna)

melemahkan dinding pembuluh darah

mengurangi kerentanan untuk berubah pada tekanan


intraluminal.

Aneurisma
GEJALA KLINIS

Sebelum Ruptur

Ruptur
GEJALA KLINIS
 apabila timbul gejala-gejala Gambaran klinik pecahnya aneurisma
gangguan saraf. dibagi dalam 5 tingkat ialah:
• Tingkat I : Sefalgia ringan dan sedikit
 Gejala: sakit kepala, tanda perangsangan selaput otak atau
penglihatan kabur/ ganda, tanpa gejala.
mual, kaku leher dan • Tingkat II : Sefalgia agak hebat atau
kesulitan berjalan. ditambah kelumpuhan saraf otak.
 Gejala (warning sign), : • Tingkat III : Kesadaran somnolent,
bingung atau adanya kelainan
kelumpuhan,gangguan,pengli
neurologik fokal sedikit.
hata, kelopak mata tidak bisa
• Tingkat IV : Stupor, hemiparese sampai
membuka secara tiba-tiba, berat, mungkin adanya permulaan
nyeri daerah wajah, nyeri deserebrasi dan gangguan sistim saraf
kepala sebelah gejala otonom.
menyerupai gejala stroke. • Tingkat V : Koma dalam, tanda
rigiditas desebrasi dan tanda stadium
paralisis cerebral vasomotor.
PERDARAHAN INTRASEREBRAL

 Stroke, yang disebabkan adanya perdarahan ke dalam jaringan otak

 Terjadi secara tiba-tiba, dimulai dengan sakit kepala, yang diikuti oleh tanda-
tanda kelainan neurologis (misalnya kelemahan, kelumpuhan, mati rasa,
gangguan berbicara, gangguan penglihatan dan kebingungan).

 Sering terjadi mual, muntah, kejang dan penurunan kesadaran, yang bisa timbul
dalam waktu beberapa menit.
PERDARAHAN SUBARAKNOID

 Perdarahan tiba-tiba ke dalam rongga diantara otak dan selaput otak (rongga
subaraknoid).

 Biasanya tidak menimbulkan gejala. Kadang aneurisma menekan saraf atau mengalami
kebocoran kecil sebelum pecah, sehingga menimbulkan pertanda awal, seperti sakit
kepala, nyeri wajah, penglihatan ganda atau gangguan penglihatan lainnya.

 Denyut jantung dan laju pernafasan sering naik turun, kadang disertai dengan kejang.
Dalam beberapa jam bahkan dalam beberapa menit, penderita kembali mengantuk dan
linglung.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Ct scan
 CTA

 MRI/ MR angiografi

 Lumbal punksi
PENATALAKSANAAN
 Dengan memasukkan kateter  membedah otak,
dari pembuluh darah arteri di memasang klip logam kecil
kaki, dimasukkan terus di dasar aneurisma,
sampai ke pembuluh darah di sehingga bagian dari
otak yang terkena aneurisma,
pembuluh darah yang
dan dengan bantuan sinar X,
menggelembung itu
dipasang koil logam di tempat
aneurisma pembuluh darah tertutup dan tidak bisa
otak tersebut. Setelah itu dilalui oleh darah.
dialirkan arus listrik ke koil
logam tersebut, dan
diharapkan darah di tempat
aneurisma itu akan membeku
dan menutupi seluruh
aneurisma tersebut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KOMPLIKASI

1. Perdarahan 5. Perdarahan
subarachnoid saja. subarachnoid dan
2. Perdarahan hidrosephalus yang
subarachnoid dan sebagian kecil menjadi
perdarahan intra hidrosephalus
serebral (60%). normotensif (30%)
3. Infark serebri (50%). 6. Aneurisma a. carotis
4. Perdarahan interna dapat menjadi
subarachnoid dan fistula
subdural. caroticocavernosum.
7. Masuk ke sinus
sphenoid bisa timbul
epistaksis
8. Perdarahan subdural
saja.
PROGNOSIS
 Bergantung pada jenis aneurisma (rupture atau unruptur), bentuk aneurisma,
lokasi, waktu penanganan dan kondisi pasien saat dilakukan pengobatan

 Prinsipnya semakin cepat ditemukan aneurisma mempunyai kemungkinan


kesembuhan yang baik, oleh karena itu pemeriksaan medis rutin sangat
dianjurkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai