Anda di halaman 1dari 29

SPONDILITIS

TUBERKULOSIS
Dibuat oleh:
Reiner Surira Kombonglangi, S.Ked
PEMBIMBING
Dr. Robert T, Sp.OT
PENDAHULUAN
• Tuberkulosis merupakan penyakit multisistemik dengan berbagai
kumpulan kasus.
• Kebanyakan tempat penyakit ekstrapulmonal adalah mediastinal,
retroperitoneal dan nodus lypha servikal, badan vertebra, adrenal,
meninges, dan traktus GI.
• Spondilitis TB biasanya mengenai Thoraks bawah dan spinal lumbal
thoraks tetapi bisa mempengaruhi beberapa tingkatan spinal.
• WHO melaporkan 9,6 juta orang terinfeksi TB diantaranya 1,5 juta
meninggal. Rata-rata angka kematian TB menurun dengan 47% dari
tahun 1990-2015 dengan 43 juta kehidupan terselamatkan diantara
2000 dan 2014 dengan diagnose dan pengobatan TB.
• Di Indonesia ditemukan kasus baru 583.000 orang pertahun, kasus
TB menular 262.000 orang dan angka kematian 140.000 orang
pertahun.
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN
• Spondilitis Tuberkulosis merupakan peradangan
granulomatosa yang bersifat kronik
• Percivall Pott (1793) yang pertama kali menulis
tentang penyakit ini dan menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara penyakit ini dengan
deformitas tulang belakang yang terjadi,
sehingga penyakit ini disebut juga penyakit Pott.
ETIOLOGI
• Spondilitis Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis
• Basil tuberculosis berupa batang lurus dan tipis berukuran
sekitar 0,4-3 μm.
• Basil tuberculosis bersifat tahan asam
PATOFISIOLOGI
Infeksi berawal dari bagian sentral, bagian depan atau
daerah epifisial korpus vertebra. Kemudian terjadi
hiperemi dan eksudasi yang menyebabkan osteoporosis
dan perlunakan korpus. Selanjutnya terjadi kerusakan
pada korteks epifisis, diskus intervertebralis dan
vertebra sekitarnya. Kerusakan pada bagian depan
korpus ini akan menyebabkan terjadinya kifosis.
Kemudian eksudat (yang terdiri atas serum, leukosit,
kaseosa, tulang yang fibrosis serta basil tuberkulosa)
menyebar ke depan, di bawah ligamentum longitudinal
anterior.
PATOFISIOLOGI
Eksudat ini dapat menembus ligamentum dan
berekspansi ke berbagai arah di sepanjang garis
ligament yang lemah. Pada daerah servikal, eksudat
terkumpul di belakang fasia paravertebralis dan
menyebar ke lateral di belakang muskulus
sternokleidomastoideus. Eksudat dapat mengalami
protrusi ke depan dan menonjol ke dalam faring yang
dikenal sebagai abses faringeal. Abses dapat berjalan
ke mediastinum mengisi tempat trakea, esophagus, atau
kavum pleura.
PATOFISIOLOGI
• Abses pada vertebra torakalis biasanya tetap tinggal
pada daerah toraks setempat menempati daerah
paravertebral, berbentuk massa yang menonjol dan
fusiform. Abses pada daerah ini dapan menekan
medulla spinalis sehingga timbul paraplegia. Abses
pada daerah lumbal dapat menyebar masuk mengikuti
muskulus psoas dan muncul dibawah ligamentum
inguinal pada bagian medial paha. Eksudat juga dapat
menyebar ke daerah Krista iliaka dan mungkin dapat
mengikuti pembuluh darah femoralis pada trigonum
skarpei atau region glutea.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
GAMBARAN KLINIS
-Nyeri dan bengkak. PEMERIKSAAN LAB PEMERIKSAAN
- Demam dan DARAH PENUNJANG
penurunan berat badan Relatif limfositosis, turunnya
- malaise, penurunan hemoglobin, dan PEMERIKSAAN
berat badan, penurunan peningkatan rata-rata RADIOLOGI
sedimentasi eritrosit
nafsu makan, keringat MRI
malam dan demam HISTOPATOLOGI Pada pemeriksaan MRI
pada malam hari, tulang Ditemukan squestrum, ditemukan hipointens
belakang kaku dan nyeri eksudat, hiperblastosis, dan T1W1 dan hiperintens
bila digerakkan serta nekrosis, nekrosis kaseosa, T2W1, abnormal signal
deformitas kifosis yang sel giant langerhans, tipe sel intervertebral disk.
nyeri bila diperkusi. infiltrasi pada Spondilitis
tuberculosis juga limfosit
ditemukan, lesi terdapat
pada region thorax bawah.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari Spondilitis
Tuberkulosis adalah myeloma vertebra,
limpoma, neoplasma tiroid, spondilitis
piogenik, spondilitis bruselar.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi apabila tidak segera ditangani adalah:
• Komplikasi Saraf
Komplikasi yang terjadi adalah paraplegia atau tetraplegia,
abses epidural.
• Deformirtas Spinal
• Komplikasi lainnya
Komplikasi lainnya yang ditemukan adalah abses
retrofaringeal, suara parau, masalah menelan, dan yang jarang
terjadi adalah pseudoaneurisma aorta, arteritis tubercular.
PENATALAKSANAAN
• KONVENSIONAL

Standar pengobatan di Indonesia berdasarkan program P2TB paru adalah: 3,13

Kategori 1

Untuk penderita baru BTA (+) dan BTA (-)/roentgen (+), diberikan dalam dua tahap,
yaitu:

Tahap I, diberikan rimfapisin 450 mg, Etambutol 750 mg, INH 300 mg dan
Pirazinamid 1500 mg. obat diberikan setiap hari selama 2 bulan pertama (60 kali)

Tahap II, diberikan Rimfapisin 450 mg dan INH 600 mg. obat diberikan 3 kali
seminggu (interminten) selama 5 bulan (66 kali)
PENATALAKSANAAN
Kategori 2

Untuk penderita baru BTA (+) yang sudah pernah minum obat selama lebih
sebulan, termasuk penderita dengan BTA (+) yang kambuh/gagal yang diberikan
dalam 2 tahap, yaitu:

Tahap I, diberikan Streptomisin 750 mg (Inj), INH 300 mg, Rimfapisin 450 mg,
Pirazinamid 1500 mg dan Etambutol 750 mg. obat diberikan setiap hari,
Streptomisin injeksi hanya 2 bulan pertama (60 kali) dan obat lainnya selama 3
bulan (90 kali).

Tahap II, diberikan INH 600 mg, Rifampisin 450 mg dan Etambutol 1250 mg. obat
diberikan 3 kali seminggu (intermiten) selama 5 bulan (66 kali)
PENATALAKSANAAN
PEMBEDAHAN
Untuk penanganan pembedahan dilakukan
debridement, dekompresi medulla spinalis
atau cauda spine, bone graft, fiksasi
internal. Laminektomi direkomendasikan
pada pasien dengan penyakit kompleks
posterior dan sindrom tumor spinal.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
• Nama : Tn Rudy Wanena
• TTL : 1 Januari 1985
• Agama : Kristen Protestan
• Suku : Wamena
• Pekerjaan : Swasta
• Tanggal MRS : 16 Januari 2017
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG,
DAHULU, KELUARGA
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan susah duduk akibat nyeri
pada tulang belakang dan pinggul sejak 4 bulan yang
lalu, mual (-), batuk lama disangkal, trauma disangkal,
BAB (+)

• RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini

• RIWAYAT KELUARGA
Pada keluarga tidak ada yang mengalami hal seperti ini.
PEMERIKSAAN FISIK
• K/L : Ca (-/-), SI (-/-), OC (-)
• Thorax : Simetris, Sonor, Vesi (+/+), Rho (-/-), Whz (-
/-), BJ I-II reguler
• Abdomen : Datar, BU (+), N.T (-), Timpani
• St Lokalis
- Look : Slab (-), hiperemis (+), edema (+)
- Feel : Deformitas (+)
- Movement : pergerakkan terbatas
- NVD : a. radialis et tibialis posterior (+), N. radialis
et tibialis posterior (+)
DIAGNOSIS & PLANNING
• DIAGNOSIS
Susp Spondilitis TB

• PLANNING
- IVFD RL + Neurosanbe 1 amp +
Ketorolac 1 amp 20 tpm
- Injeksi ranitidin
- Ro thorax PA, vertebra lumbosakral,
pedis AP/LAT
FOLLOW UP
17/1/2017
S : Nyeri tulang 18/1/2017
belakang dan pinggul S : Nyeri tulang
O : Wbl belakang dan pinggul
A : Spondilitis TB O : Wbl
P : A : Spondilitis TB
- DR, CT, BT, KL P :
- Omeprazol 1 x 1 - Omeprazol 1 x 1
- Antrain 3 x 1 - Antrain 3 x 1
- Rimfapisin 2 x 300 - Rimfapisin 2 x 300
- INH 1 x 300 - INH 1 x 300
- Ethambutol 2 x 500 - Ethambutol 2 x 500
- Pirazinamid 3 x 500 - Pirazinamid 3 x 500
- Vit B6 1 x 1 - Vit B6 1 x 1
- Co Paru
FOLLOW UP
19/1/2017
20/1/2017
S : Nyeri tulang
S : Nyeri tulang
belakang dan pinggul
belakang dan pinggul
O : Wbl
O : Wbl
A : Spondilitis TB
A : Spondilitis TB
P :
P :
- Omeprazol 1 x 1
- Omeprazol 1 x 1
- Antrain 3 x 1
- Antrain 3 x 1
- Rimfapisin 2 x 300
- Rimfapisin 2 x 300
- INH 1 x 300
- INH 1 x 300
- Ethambutol 2 x 500
- Ethambutol 2 x 500
- Pirazinamid 3 x 500
- Pirazinamid 3 x 500
-Vit B6 1 x 1
-Vit B6 1 x 1
FOLLOW UP
21/1/2017
S : Nyeri tulang
22/1/2017
belakang dan pinggul
S : Nyeri tulang
O : Wbl
belakang dan pinggul ↓
A : Spondilitis TB
O : Wbl
P :
A : Spondilitis TB
- Omeprazol 1 x 1
P :
- Antrain 3 x 1
- Omeprazol 1 x 1
- Rimfapisin 2 x 300
- Antrain 3 x 1
- INH 1 x 300
- Rimfapisin 2 x 300
- Ethambutol 2 x 500
- INH 1 x 300
- Pirazinamid 3 x 500
- Ethambutol 2 x 500
-Vit B6 1 x 1
- Pirazinamid 3 x 500
- Vit B6 1 x 1
FOLLOW UP
23/1/2017 24/1/2017
S : (-) S : (-)
O : Wbl O : Wbl
A : Spondilitis TB A : Spondilitis TB
P : P :
- Omeprazol 1 x 1 - Omeprazol 1 x 1
- Rimfapisin 2 x 300 - Rimfapisin 2 x 300
- INH 1 x 300 - INH 1 x 300
- Ethambutol 2 x 500 - Ethambutol 2 x 500
- Pirazinamid 3 x 500 - Pirazinamid 3 x 500
- Vit B6 1 x 1 - Vit B6 1 x 1
- Ambroxol 3 x 1 - Ambroxol 3 x 1
-Codein 1 x 1 -Codein 1 x 1
FOLLOW UP
25/1/2017 26/1/2017
S : (-) S : (-)
O : Wbl O : Wbl
A : Spondilitis TB A : Spondilitis TB
P : P :
- Omeprazol 1 x 1 - Omeprazol 1 x 1
- Rimfapisin 2 x 300 - Rimfapisin 2 x 300
- INH 1 x 300 - INH 1 x 300
- Ethambutol 2 x 500 - Ethambutol 2 x 500
- Pirazinamid 3 x 500 - Pirazinamid 3 x 500
- Vit B6 1 x 1 - Vit B6 1 x 1
- Ambroxol 3 x 1 - Ambroxol 3 x 1
-Codein 1 x 1 - Codein 1 x 1
-Pro Operasi
FOLLOW UP
27/1/2017
S : (-)
O : Wbl
A : Spondilitis TB
P :
- Omeprazol 1 x 1
- Rimfapisin 2 x 300
- INH 1 x 300
- Ethambutol 2 x 500
- Pirazinamid 3 x 500
- Vit B6 1 x 1
- Ambroxol 3 x 1
-Codein 1 x 1
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan susah duduk akibat
nyeri pada tulang belakang dan pinggul sejak 4 bulan yang lalu,
mual (-), batuk lama disangkal, trauma disangkal, BAB (+).
Keluhan ini hampir sama dengan gejala klinis menurut teori yakni
tulang belakang kaku dan nyeri bila digerakkan. Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan adalah Ro thorax PA, vertebra
lumbosakral, pedis AP/LAT dan pemeriksaan lab.
PEMBAHASAN
Pada pasien diberikan obat-obatan antituberkulosis yaitu
Rimfapisin 600 mg, Isoniazid 300 mg, Ethambutol 1000 mg,
Pirazinamid 1500 mg. Pasien juga diberikan obat lain seperti
omeprazol, antrain, Vit B6..
PENUTUP
• KESIMPULAN
Spondilitis TB merupakan peradangan kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Cara mendiagnosa penyakit ini adalah dengan anamnesa yakni
keluhan yang membuat pasien datang ke rumah sakit, dimana pada kasus ini pasien
mengeluh tidak bisa duduk akibat nyeri pada tulang belakang.. Dilakukan
pemeriksaan lab, radiologi untuk menunjang diagnosa. Pada kasus ini cara
penanganannya adalah dengan pembedahan dan konvensional seperti obat anti
tuberculosis (Rimfapisin 600 mg, Isoniazid 300 mg, Ethambutol 1000 mg,
Pirazinamid 1500 mg), omeprazol, antrain, Vit B6.

• SARAN
Untuk pasien yang terdiagnosis Tuberkulosis sebaiknya langsung di obati agar tidak
menjadi kronis dan juga pasien di edukasi untuk meminum rutin obat anti
tuberkulosisnya agar tidak resisten.

Anda mungkin juga menyukai