Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

Gastroentritis Akut

Adityo Muhamad Farid


Internship RSUD Besuki
PENGERTIAN
• Gastroenteritis akut (GEA) adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba
dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 14 hari.
• Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak
dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain
memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3
kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai
lendir dan darah
EPIDEMIOLOGI
• Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2
episode/orang/tahun sedangkan di negara berkembang lebih dari itu.
• WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap
tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun
• Setiap tahun di indonesia sekitar 100 juta episode diare pada orang
dewasa.
ETIOLOGI
• Virus • Campylobacter
• Rotavirus • Shigella species
• Adenovirus • Vibrio cholera
• Bakteri • Salmonella
• Diarrheagenic Escherichia- coli • Parasitic agents
• Enterotoxigenic E. coli (ETEC) • Cryptosporidium parvum,
• Enteropathogenic E. coli (EPEC) • Giardia L,
• Enteroinvasive E. coli (EIEC) • Entamoeba histolytica
• Enterohemorrhagic E. coli • Cyclospora cayetanensis
(EHEC) • Stongiloide stecoralis
• Angiostrongylus C
• Schisotoma Mansoni
• S. Japonicum
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah
• Shigella, Salmonela,
• Campylobacter jejuni,
• Escherichia coli, dan
• Entamoeba histolytica.
PATOGENESIS
• Patogenesis diare karena infeksi bakteri/parasit terdiri atas:
A. Diare karena bakteri non-invasif (enterotoksigenik)
Diare jenis ini biasanya disebut juga sebagai diare tipe sekretorik dengan
konsistensi berair dengan volume yang banyak. Bakteri yang memproduksi
enterotoksin ini tidak merusak mukosa,menyebabkan sekresi aktif anion
klorida ke dalam lumen usus yang diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation,
natrium dan kalium
B. Diare karena bakteri/parasite invasive (enterovasif)
Diare yang diakibatkan bakteri enterovasif disebut sebagai diare Inflammatory.
Bakteri yang merusak (invasif), diare disebabkan oleh kerusakan dinding usus
berupa nekrosis dan ulserasi. Sifat diarenya sekretorik eksudatif
MEKANISME DIARE
• Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat
dibagi menjadi kelompok
• Osmotik  terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan
osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare
• Sekretorik  sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik
absorbsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat
• eksudatif  inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus
halus maupun usus besar.
• gangguan motilitas  adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan
waktu tansit usus menjadi lebih cepat.

• Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme.


PATOFISOLOGI
1. Perlekatan bakteri ke epitel usus
2. Invasi bakteri kedalam sel epitel
3. Terjadi inflamasi pada usus
4. Usus (epitel dan subepitel miofibroblas) mengeluarkan sitokin antara lain interleukin 1
(IL-l), TNF-α, dan kemokin seperti interleukin 8 (IL-8)
5. IL-8 dalam konsentrasi yang cukup masuk kedalam lumen usus, maka neutrofil akan
bergerak menembus epitel dan membentuk abses kripta, dan melepaskan berbagai
mediator (prostaglandin, leukotrin, platelet actifating factor, dan hidrogen peroksida)
6. akan merangsang sekresi usus, dan aktifitas saraf usus
7. Selain itu Mekanisme imunologi akibat pelepasan produk dari sel lekosit
polimorfonuklear, makrophage epithelial, limfosit-T akan mengakibatkan kerusakan
dan kematian sel-sel enterosit
8. Pada akhirnya terjadi kerusakan atau sel-sel imatur yang rudimenter dimana vili-vili
yang tak berkembang pada usus halus dan kolon. Sel sel imatur ini akan mengalami
gangguan dalam fungsi absorbsi
DIAGNOSIS
Diagnosis gastroenteritis akut dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
• Anamnesis
• Onset, durasi, tingkat keparahan, dan frekuensi diare harus dicatat, dengan
perhatian khusus pada karakteristik feses (misalnya, berair, berdarah,
berlendir, purulen). Pasien harus dievaluasi untuk tanda-tanda mengetahui
dehidrasi, termasuk kencing berkurang, rasa haus, pusing, dan perubahan
status mental. Gejala lebih menunjukkan invasif bakteri (inflamasi) diare
adalah demam, tenesmus, dan feses berdarah.
Pemeriksaan fisik
• Tujuan utama dari pemeriksaan fisik adalah untuk menilai tingkat
dehidrasi pasien. Umumnya penampilan sakit, membran mukosa
kering, waktu pengisian kapiler yang tertunda, peningkatan denyut
jantung dan tanda-tanda vital lain yang abnormal seperti penurunan
tekanan darah dan peningkatan laju nafas dapat membantu dalam
mengidentifikasi dehidrasi
Pemeriksaan Penunjang
• Darah perifer lengkap
• Serum elektrolit: Na+, K+, Cl-
• Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam
basa (pernafasan Kusmaull)
• Immunoassay: toksin bakteri (C. difficile), antigen virus (rotavirus), antigen
protozoa (Giardia, E. histolytica).
• Feses lengkap (mikroskopis: peningkatan jumiah lekosit di feses pada
inflamatory diarrhea; parasit: amoeba bentuk tropozoit, hypha pada jamur)
• Biakan dan resistensi feses (colok dubur)
• Pemeriksaan penunjang diperlukan dalam penatalaksanaan diare akut karena
infeksi, karena dengan tata cara pemeriksaan yang terarah akan sampai pada
terapi definitif
PENATALAKSANAAN
• Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan,
• Antibiotik
• Terapi definitif
Rehidrasi
• Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan
jumlah cairan yang keluar dari badan. Kehilangan cairan dari badan
dapat dihitung dengan memakai Metode Daldiyono berdasarkan
keadaan klinis dengan skor. Rehidrasi cairan dapat diberikan dalam 1-
2 jam untuk mencapai kondisi rehidrasi
Goldbeger (1980) mengemukakan beberapa cara menghitung
kebutuhan cairan :
• Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya,
maka kehilangan cairan kira-kira 2% dari berat badan pada waktu itu.
• Bila disertai mulut kering, oliguri, maka defisit cairan sekitar 6% dari
berat badan saat itu.
• Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas,
perubahan mental seperti bingung atau delirium, maka defisit cairan
sekitar 7 -14% atau sekitar 3,5 – 7 liter pada orang dewasa dengan
berat badan 50 Kg.
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis :
• Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan 5% x KgBB
• Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan 8% x KgBB
• Dehidrasi berat, kebutuhan cairan 10% x KgBB

Rute pemberian cairan pada orang dewasa terbatas pada oral dan
intravena. Untuk pemberian per oral diberikan larutan oralit.
Antibiotik
• Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare
akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari
tanpa pemberian antibiotik.
• Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan
tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada
feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten
atau penyel amatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong,
dan pasien immunocompromised.
Obat anti diare
1. Kelompok antisekresi selektif  Racecadotril (Hidrasec) penghambat
enzim enkephalinase
2. Kelompok opiat  loperamid HCl, peningkatan absorbsi cairan sehingga
dapat memperbaiki konsistensi feses
3. Kelompok absorbent  Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat,
pektin, kaolin (menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin)
4. Zat Hidrofilik  Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago
oveta, Psyllium, Karaya (Strerculia), Ispraghulla, Coptidis dan Catechu
(membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus )
5. Probiotik  Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces
boulardii (memiliki efek yang positif karena berkompetisi untuk nutrisi
dan reseptor saluran cerna)
KOMPLIKASI
• Syok hipovolemik
• Asidosis metabolic
• Haemolityc uremic Syndrome
• Sindrom Guillain – Barre
• Artritis pasca infeksi
PROGNOSIS
• Dengan penggantian Cairan yang adekuat, perawatan yang
mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis
diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal
PENCEGAHAN
• Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral,
penularannya dapat dicegah dengan menjaga higiene pribadi yang
baik contohnya :
• Mencuci tangan
• Kebersihan makanan dan minuman
• Pengolahan limbah
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. S
• Umur : 75 tahun
• Jenis Kelamin : Laki
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Alamat : Demung
• Tgl MRS : 8 Januari 2019
• Tgl Pemeriksaan : 8 Januari 2019
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : BAB cair
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari yang lalu sebanyak <15
x sehari, lendir (+), darah (+), selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri
perut sejak ± 1 minggu lalu, Mual (+), Muntah (-). Pusing (+), badan terasa
lemas, dan nafsu makan dan minum menurun.
Pasien sering telat makan.

• Riwayat Penyakit Dahulu : Hipotensi (+)


• Riwayat Penyakit Keluarga : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanggal : 8 Januari 2019
Status Generalis
• Keadaan Umum : lemas
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda vital :
• Tekanan darah : 80/60 mmHg
• Frekuensi nadi : 53 x/menit reguler
• Frekuensi nafas : 20x/menit
• Suhu tubuh : 36 C
Kepala Leher

• Bentuk dan ukuran : normocephal


• Mata : PBI diameter 3mm, RC +/+, Mata cekung (+)
• Telinga : tidak ada sekret
• Hidung : normal, septum deviasi (-), sekret(-), NCH (-)
• Mulut : lidah kotor (-)
• Tenggorokan : hiperemis faring(-)
• Leher : trakea ditengah, kel. Tiroid tidak teraba
• A/I/C/D : -/-/-/-
Thorax
Paru Jantung
• Inspeksi : iktus cordis tidak
• Inspeksi : pergerakan dada tampak
simetris, jejas (-), pelebaran
vena (-) • Palpasi : iktus teraba, thrill(-)
• Perkusi
• Palpasi : simetris,krepitasi (-) • batas jantung kiri : ICS V MCL sinistra
• Perkusi : sonor • batas jantung kanan : ICS IV PSL
dextra batas atas : ICS II PSL
• Auskult : rh -/-, wh-/- dextra
• Auskultasi : S1 S2 tunggal, murmur
(-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : Cekung (-)
• Palpasi : nyeri tekan (+), hepar tidak teraba, Tugor menurun (+)
• Perkusi : meteorismus(-), shifting dullness (-),
• Auskultasi : bising usus (+)

Ekstremitas
akral dingin ekstremitas bawah (+), sianosis (-), edema (-)

• KGB : cervical, inguinal, axilla tidak teraba


• St. Neurologis : dalam batas normal
DIAGNOSA
• Gastroentritis Akut dengan dehidrasi ringan sedang

PENATALAKSANAAN
• Loading RL 2 flc maintenance IVFD RL 20 tpm
• Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam
• Attapulgite 3x2 tab / BAB cair
• Oralit 1 sach tiap BAB cair
PLAN DX
• Pemeriksaan darah lengkap
• Gula darah Sewaktu
• Feces Lengkap
• Serum Elektrolit (kosong)
• EKG
TANGGAL S O A P

9/1/19 BAB cair (-) KU : Cukup GEA dengan Terapi :


Darah (-) TD:90/60 mmHg Dehidrasi ringan • IVFD RL 20 tpm
Lendir (-) sedang • Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam
N: 80 x/menit
Mual(+) T : 37.8 C • Attapulgite 3x2 tab / BAB cair
• Oralit 1 sach tiap BAB cair
Muntah(-) RR : 20 x/menit
• Inj Ondancetron 1 amp/ 8 jam
Ma/mi (↓) P. Fisik : K/P
Nyeri perut (+) A/I/C/D : -/-/-/- • Sukralfat 3x1
Thorax : sonor,rh -/-,wh-
/-
Cor : S1 S2 tunggal
Abdomen: Cekung (+),
NT (+) epigastrium , BU
(+), Tugor < 2 Detik
Ekremitas ; Akral
Dingin (-)
TANGGA S O A P
L
10/1/19 BAB cair (-) KU : Tampak Sakit GEA dengan Terapi :
Nyeri perut (-) Sedang Dehidrasi ringan • IVFD RL 20 tpm
sedang • Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam
TD:100/60 mmHg
N: 84 x/menit • Attapulgite 3x2 tab / BAB cair
• Oralit 1 sach tiap BAB cair
T : 36,2 C
• Inj Ondancetron 1 amp/ 8 jam
RR : 20 x/menit K/P
P. Fisik : • Sukralfat 3x1
A/I/C/D : -/-/-/- • Zinc 20mg 1x1
Thorax : sonor,rh -/-,wh-
/- • KRS
Cor : S1 S2 tunggal
Abdomen: Cekung (+),
NT (-) , BU (+), Tugor <
2 Detik
Ekremitas ; Akral
Dingin (-)
Pemeriksaan Penunjang
(8 Januari 2019)

• Hb : 17,5 g/dL • Gula Darah Sewaktu: 117mg/dl


• Eritrosit : 5,83 juta/uL
• Hematokrit : 55,6 %
• MCV : 95,4 fL
• MCH : 30,0 pg
• MCHC : 31,4 g/dL
• Leukosit : 7200 / uL
• Limfosit : 18,6%
• Granulosit : 72,6 %
• Trombosit : 266000/uL
ANALISIS KASUS
Anamnesis

Kasus Literatur
Pasien datang dengan keluhan • Diare adalah buang air besar
BAB cair sejak 1 hari yang lalu (defekasi) dengan tinja berbentuk
cair atau setengah cair (setengah
sebanyak <15 x sehari, lendir (+), padat), kandungan air tinja lebih
darah (+), selain itu pasien juga banyak dari biasanya lebih dari 200
mengeluhkan nyeri perut sejak ± 1 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain
minggu lalu, Mual (+), Muntah (-). memakai kriteria frekuensi, yaitu
Pusing (+), badan terasa lemas, buang air besar encer lebih dari 3
kali per hari. Buang air besar encer
dan nafsu makan dan minum tersebut dapat/tanpa disertai
menurun. lendir dan darah
Harrison's Gastroenterology and Hepatology (2016).
Pemeriksaan Fisik

Kasus Literatur
• Tanda vital : • Umumnya penampilan sakit,
• TD : 80/60 mmHg membran mukosa kering, waktu
• Nadi : 53 x/menit reguler pengisian kapiler yang tertunda,
• RR : 20 x/menit peningkatan denyut jantung dan
• T : 36 C tanda-tanda vital lain yang
abnormal seperti penurunan
tekanan darah dan peningkatan
laju nafas dapat membantu
dalam mengidentifikasi dehidrasi
Practice Guidelines for the Management of Infectious Diarrhea
(2001)
Pemeriksaan Penunjang

Kasus Literatur
• Hb : 17,5 g/dL • Pemeriksaan penunjang diperlukan
• Eritrosit : 5,83 juta/uL dalam penatalaksanaan diare akut
• Hematokrit : 55,6 % karena infeksi, karena dengan tata
• MCV : 95,4 fL cara pemeriksaan yang terarah
• MCH : 30,0 pg akan sampai pada terapi definitif.
• MCHC : 31,4 g/dL • Pemberian antibotik secara empiris
• Leukosit : 7200 / uL jarang diindikasikan pada diare
• Limfosit : 18,6% akut infeksi, karena 40% kasus
diare infeksi sembuh kurang dari 3
• Granulosit : 72,6 %
hari tanpa pemberian antibiotik.
• Trombosit : 266000/uL
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2009)
Penatalaksanaan

Kasus Literatur
• Loading RL 2 flc maintenance • Diare derajat sedang defisit
IVFD RL 20 tpm cairan 6% dari berat badan
• Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam • Kelompok absorbent  Arang
• Attapulgite 3x2 tab / BAB cair aktif, attapulgit aktif, bismut
subsalisilat, pektin, kaolin
• Oralit 1 sach tiap BAB cair (menyeap bahan infeksius atau
toksin-toksin)

Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology (2003)


• Pada pasien ditemukan Mata cekung (+), dan tugor menurun,
menurut WHO pasien tersebut masuk dalam dehidrasi derajat
sedang, kehilangan 6% cairan. Dengan berat badan pasien 50 kg.
Maka di dapatkan penghitungan cairan sebagai berikut :

• Defisit cairan (%) x KgBB = 6% x 50kg


= 3 (Liter)
Tahap penanganan pemberian cairan
rehidrasi
1. memberikan 50% (1500cc) dari total kebutuhan cairan dalam 8 Jam
pertama. Dan sisanya diberikan 16 jam berikutnya.
2. Agar gangguan hemodinamik cepat teratasi, 1 jam pertama
diberikan 20 mL/KgBB. Maka dalam 1 jam pertama didapatkan

20mL x 50kg = 1000cc cairan kristaloid


Kasus
Penatalaksanaan
• Loading RL 2 flc maintenance IVFD RL 20 tpm
• Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam
• Attapulgite 3x2 tab / BAB cair
• Oralit 1 sach tiap BAB cair
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai