Anda di halaman 1dari 46

APLIKASI BIOOPTIK

PADA PELAYANAN KESEHATAN


Ir. DJOKO SUSILO, Dipl. Rad
PENDAHULUAN
TEOREMA I ( Plato dan Euclides ) :
Mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan

TEOREMA II ( Aristoteles ) :
- kita tidak dapat melihat pada ruang gelap

TEOREMA III ( ALHAZAN ) :


- Benda-benda memancarkan cahaya ke mata kita
Optik
 Pendekatam gejala optik :
1. Optik geometris
berpangkal pada penjalaran cahaya dalam medium secara
garis lurus
2. Optik fisik
pemahaman secara fisik dilakukan terhadap cahaya itu
sendiri
Lensa
 Berdasarkan bentuk permukaan, maka lensa dibagi
menjadi 2 :
1. Lensa yang mempunyai permukaan sferis
1.1. lensa konvergens / konveks
sinar sejajar yang menembus lensa akan
berkumpul menjadi bayangan nyata  lensa positif /
lensa cembung
1.2. lensa divergens
sinar sejajar yang menembus lensa akan menyebar 
lensa negatif / lensa cekung

2. Lensa yang mempunyai permukaan silindris


lensa yang mempunyai fokus postif dan negatif
KESESATAN LENSA
 Kesesatan lensa (aberasi lensa )
1. Aberasi sferis
terbentuknya bayangan lain
2. Koma
lensa tdk bs membentuk bayangan dari sinar di tengah dan tepi
3. Astigmatisma
titik benda membentuk suut besar dengan sumbu, shg bayangan
yang terbentuk ada 2
4. Kelengkunan medan
bayangan yg dibntk oleh lensa pada layar letaknya tidak dalam 1
bidang datar melainkan pada bidang lengkung
5. Distorsi
6. Aberiasi kromatis
Mata
3 komponen pada indera penglihatan seseorang :
1. Mata memfokuskan bayangan pada retina
2. Sistem syaraf mata yang memberi informasi ke otak
3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa
penglihatan tersebut
Alat optik mata
Bagian-bagian mata
1. Retina
terdapat rot / batang & korteks, fungsi rod untukmelihat pada
malam hari sedangkan kone untuk melihat siang hari. Dari
retina ini akan dilanjutkan ke syaraf optikus.
2. Fovea sentralis
daerah cekung yang berukuran 0,24 mm di tengah-tengahnya
terdapat makula lutea (bintik kuning).
3. Kornea dan lensa
kornea merupakan lapisan mata paling depan denganketebalan
0,5 mm dan berfungsi mengfokuskan benda dengan cara
refraksi. Sedangkan lensa terdiri dari kristal mempunyai 2
permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8 mm, fungsinya 
mengfokuskan obyek pada berbagai jarak.
4. Pupil
fungsinya mengatur cahaya yang masuk.
Aplikasi biooptik
BRONCHOSCOPY
Pemeriksaan dengan menggunakan aplikasi biooptik, pada
target bronchus.
Aplikasi biooptik
1. ENDOSCOPY
Endoscopi ialah suatu tindakan yang memungkinan dokter
untuk melihat kedalam saluran atau bagian dalam tubuh,
melakukan proses pemeriksaan terhadap struktur internal
dengan menggunakan suatu alat yang fleksibel. Secara
harfiah Endoscopi artinya adalah melihat kedalam, yang
dalam hal ini berarti melihat kedalam tubuh manusia
untuk suatu alasan medis.
Endoscopi adalah suatu alat yang menggunakan
sistem fiberoptik dengan sistem pencahayaan yang
memungkinkan visualisasi kedalam bagian tubuh
tertentu.
Teknik Endoscopi
Teknik Endoscopi dibagi menjadi 2 kelompok besar :
1. diagnostik
2. Terapeutik.
Pemeriksaan Saluran Cerna Bagian Atas disebut
esofago Gastro Duodenoscopi (EGD) dan Saluran
Cerna Bagian Bawah disebut kolonoscopi.
Indikasi endoscopy
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
Dispepsia
Disfagia
Odinofagia
Nyeri Epigastrium Kronis
Kecurigaan Obsruksi Outlet
Survey Endoscopi curiga keganasan
Nyeri dada tak khas
absolut
Tidak kooperatif
Psikopat
Alergi obat premedikasi
Syok
Infark miokard akut
Respiratori distress
Perdarahan masif
Kontra indikasi relatif
Kelainan kolumna vertebralis
- Gagal jantung
- Sesak nafas
- Gangguan kesadaran
- Infeksi akut
- Aneurisma aorta torakalis
- Tumor Mediastinum
- Stenosis esofagus
- Gastritis korosif akut
- Gastritis flegmonosis
Persiapan pasien
Pendekatan dan motivasi pasien
sekaligus“Informed Consent”, sambil
diterangkan mengenai kegunaan pemeriksaan,jenis pemeriksaan
yang akan dikerjakan, serta keadaan-keadaan yang mungkin
dirasakan pada waktu diperiksa seperti kembung, mual, sedikit rasa
tak nyaman dsb. Diterangkan kemungkinan terjadi komplikasi
meskipun jarang.
Puasa tidak makan tetapi dapat minum obat yang diperlukan,
paling tidak 6 jam sebelum pemeriksaan.
Gigi palsu dan kacamata dilepas.
Dilakukan penyuntikan xylocain spray pada tenggorokan.
Bila perlu dilakukan penyuntikan obat.
Cara menelan dan bernafas panjang diampilkan pada waktu
pemeriksaan.
Berbaring dengan posisi miring kekiri,tangan kiri dibawah bantal
dan tangan kanan diatas paha kanan.
durum)
Gambar 2 (uvula)
epiglotis
esofagus
duodenum
URETEROSCOPY
Pemeriksaan dengan menggunakan aplikasi fiber
optik, untuk mendeteksi dan menghacurkan batu
pada saluran kencing.
Keberadaan batu saluran kencing :
1. ginjal
2. ureter
3. vesica urinaria
4. uretrhra
URS SET
Tractus uninaris
(PERCUTANEOUS NEPHROLITHOTOMY)
Colonoscopy
Coloscopy merupakan sarana diagnostic yang penting
untuk dilakukan pada penyakit colon. Dengan
pemeriksaan ini memungkinkan pengamatan seluruh
colon,rectum serta ileum terminalis.
Pengamatan ditujukan untuk mencari kelainan yang
ada secara menyeluruh pada mucosa, lumen serta
isinya dan motilitas dari saluran cerna. Dapat diamati
pula adanya kompresi dari luar colon.
Disamping prosedur diagnostik juga bisa dipakai
sebagai prosedur terapeutik terhadap polip, dilatasi,
mengambil benda asing serta tindakan lain.
Indikasi colonoscopy
Hematemesis melena yang belum diketahui dengan jelas.
Hematoskesia
Penyakit inflamasi usus kronis hubungannya dengan survailen
kanker kolorektal.
Diare kronis
Nyeri perut yang belum jelas kausanya.
Evaluasi abnormalitas pada pemeriksaan barium enema.
Riwayat sindroma poliposis.
Survailen kanker,Colitis Ulseratif,Sindrom Poliposis.
Penelitian penyakit colon pada penderita tua & penurunan
berat badan yang tak jelas penyebabnya.
Terapeutik, polipektomi, perdarahan, mengambil benda asing,
dekompensasi megakolon atau vovulus dan dilatasi stenosis.
Kontra indikasi

Pasien tidak kooperatif.


Perforasi usus.
Peritonitis.
Hamil trimester ke 3.
Gambar (rectum)
Gambar 2 1 (sigmoid)
Gambar 3 (colon descenden)
Gambar 4 fleksura linealis)
Gambar 5 (colon transversum)
Gambar 6 ( (fleksura hepatika)
Gambar 7 (colon acenden)
Gambar 8 (secum)

Anda mungkin juga menyukai