Anda di halaman 1dari 38

MEMAHAMI DAN MENGAPLIKASIKAN METODE

KIMIA ANALISIS FORENSIK DALAM


IDENTIFIKASI DNA

Offering G
Kelompok 6

1. Ayu Rahmania Lestari (160332605884)


2. Celsia Nesti Permatasari (160332605871)
3. Emi Nurul Hidayati (160332605830)
4. Maria Apriliana Maja Wara (160332605895)
5. Yustica May Sabella (160332605902)
PENDAHULUAN

Jenazah yang telah membusuk, rusak, dan


hangus terbakar. Kecelakaan massal, Dianalisis
bencana alam atau kejahatan yang forensik
mengakibatkan kematian, potongan tubuh
manusia atau kerangka

Identifikasi DNA
PERUMUSAN MASALAH

Apakah yang dimaksud dengan teknologi forensik DNA

Bagaimana langkah langkah pemeriksaan DNA dalam analisis forensik

Apa saja jenis-jenis pemeriksaan DNA dalam analisis forensik

Bagaimana aplikasi pemeriksaan DNA dalam kepentingan forensik


TUJUAN PENULISAN

TUJUAN UMUM :
Mengetahui peranan DNA dalam identifikasi forensik

Tujuan Khusus :
• Mengetahui yang dimaksud dengan teknologi forensik DNA.
• Mengetahui langkah-langkah pemeriksaan DNA dalam
analisis forensik
• Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan DNA dalam analisis
forensik
• Mengetahui aplikasi pemeriksaan DNA dalam kepentinganya
di bidang forensik
Apa itu ilmu forensik ?

Ilmu forensik adalah sebuah penerapan dari berbagai


ilmu pengetahuan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang penting untuk sebuah sustem hukum
yang mana hal ini mungkin terkait dengan tindak
pidana

Kemajuan ilmu forensik dapat memudahkan kita


untuk menyelidiki suatu kasus kriminal seperti
pemeriksaan mayat atau pemeriksaan kasus hidup
seperti perkosaan, pelecehan seksual dan/ kekerasan
dalam rumah tangga.
RUANG LINGKUP ILMU
FORENSIK

Cabang ilmu
forensik

Odontologi Toksikologi psikologi Patologi Antropologi Entimologi


forensik forensik forensik forensik forensik forensik
Pengertian dan Ruang Lingkup
Teknologi Forensik DNA
teknologi forensik DNA adalah suatu upaya yang dilakukan
dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas
seseorang yang belum diketahui dengan cara menganalisis DNA

DNA (deoxyribo nucleic acid) adalah asam nukleat yang mengandung


materi genetik yang berguna untuk perkembangan dan fungsi biologis
seluruh organisme hidup. Fungsi utama dari molekul DNA adalah
sebagai tempat penyimpanan informasi jangka panjang.

DNA seringkali dianalogkan dengan blue print, karena DNA


mengandung instruksi yang diperlukan dalam pembentukan
komponen sel seperti protein dan molekul RNA. Segmen DNA
yang membawa informasi genetik disebut gen.
Langkah-Langkah Pemeriksaan DNA
dalam Analisis Forensik
1. PENGUMPULAN SAMPEL UNTUK PEMERIKSAAN DNA

Material biologis Keterangan

Darah Ditemukan dalam bentuk genangan, tetesan, percikan, atau noda. Darah diisolasi
bisa dalam bentuk cair atau kering.
Tulang Sampel tulang dari tubuh yang telah membusuk dapat digunakan untuk analisis
DNA.
Ketombe Keluhan kulit tertentu akan menghasilkan jaringan kulit kepala yang berlebihan
yang dapat digunakan untuk analisis DNA.

Rambut Akar rambut dan kulit kepala yang mengelilingi akar rambut. Satu helai rambut
yang ditarik sampai ke akarnya cukup untuk bahan analisis DNA. Sedangkan
helaian rambut yang biasa ditemukan di pakaian.

Feses Feses yang bercampur darah.

Kuku Sel-sel kulit dan darah yang terkumpul di bawah kuku.

Sidik jari Swab sidik jari.


Material biologis Keterangan
Bagian tubuh Potongan tubuh seseorang akan berisi sejumlah besar DNA yang
cukup untuk pemeriksaan analisis DNA.
Sekret hidung dan Digunakan kasa atau kapas untuk mengambil sekret hidung atau
telinga telinga yang dapat menjadi sumber yang baik untuk pemeriksaan
DNA.
Saliva Ditemukan pada sel-sel epitel mukosa mulut yang kadang-kadang
ditumpahkan bersama saliva.
Semen Semen atau air mani biasanya mengandung sperma yang banyak
mengandung DNA.
Urin Urin mungkin mengandung sel-sel epitel yang berasal dari saluran
kemih tetapi mungkin masih belum cukup untuk analisis DNA.
Cairan Vagina Cairan vagina mengandung sel-sel dinding vagina yang cukup untuk
analisis DNA.
Secara Umum

Prosedur terhadap tiap bercak

1. Sampel Cair
Sampel tersebut harus dikumpulkan dengan pulasan kering atau pipet bila tersedia.
Pulasan dari kapas wol yang steril cocok untuk pegambilan sampel jenis ini. Sampel tersebut
harus diambil dengan satu area pulasan dan tidak mengenai seluruh permukaan kepala pulasan

2. Bercak Kering
Bercak dapat diambil dengan beberapa cara:

A. Swabbing: dilembabkan pulasan dengan sejumlah kecil air steril (tidak sampai basah) dan
gunakan pulasan untuk menggosok material DNA dari area yang sekecil mungkin.

B. Scraping: dikerok bercak kering dari permukaan dengan pisau scalpel sekali pakai dan
simpan hasil kerokan ke dalam kontainer steril atau amplop kering.

C. Cutting: gunakan pisau steril yang tajam untuk memotong permukaan yang mengandung
material DNA, misalnya kayu atau wallpaper.

D. Lifting: bercak diangkat dengan permukaan plester yang lengket, kemudian permukaaan
plester yang lengket itu di ditempelkan pada permukaan steril misalnya pada acetate sheet.
2. Ekstraksi dan Isolasi DNA

Langkah pertama dalam mengekstraksi dan mengisolasi DNA adalah :

1. Penghancuran (lisis)
Proses perusakan atau penghancuran (lisis) membrane dan dinding sel. Pemecahan sel (lisis)
merupakan tahapan dari awal isolasi DNA yang bertujuan untuk mengeluarkan isi sel
2. Ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein.

Langkah yang kedua dalam ekstraksi adalah pemisahan DNA dari bahan-bahan kontaminan seperti
RNA dan protein, dimana untuk menghilangkan protein digunakan proteolitik (Proteinase K) pada
larutan DNA dan untuk menghilangkan kontaminan RNA digunakan enzim RNAse (ribonuklease).
3. PCR (Polymerase Chain Reaction)

1. PCR merupakan suatu teknik perbanyakan materi genetik salah satunya.


2. Dalam prosesnya, PCR melibatkan variasi suhu yang mendekati suhu didih air
3. Prinsip analisa PCR adalah reaksi memperbanyak DNA dengan memanfaatkan cara
replikasi DNA dengan bantuan enzim DNA polimerase dan perubahan sifat fisik DNA
terhadap suhu
1) Denaturasi
Pada tahap ini molekul DNA dipanaskan sampai suhu 94 ℃ yang menyebabkan terjadinya
pemisahan untai ganda DNA menjadi untai DNA tunggal. Untai DNA tunggal inilah yang menjadi
cetakan bagi untai DNA baru yang akan dibuat.
2. Penempelan (Annealing)
Enzim Taq polimerase dapat memulai pembentukan suatu untai DNA baru. Jika ada seuntai DNA
berukuran pendek (DNA yang mempunyai panjang sekitar 18 sampai 30 pasang basa) yang
menempel pada untai DNA target yang telah terpisah.

Primer Primer
Daerah Target
3. Pemanjangan (Ektension)
Setelah primer menempel pada untai DNA target, enzim DNA polimerase akan memanjangkan
sekaligus membentuk DNA yang baru dari gabungan antara primer, DNA cetakan dan nukleotida.
Komponen-komponen untuk analisis
PCR
■ Templat DNA
Fungsi DNA templat di dalam proses PCR adalah sebagai cetakan untuk
pembentukan molekul DNA baru

■ DNA Polimerase
Enzim polimerase DNA berfungsi sebagai katalisis untuk reaksi polimerisasi DNA. Pada
proses PCR
■ Primer
Di dalam proses PCR, primer berfungsi sebagai pembatas fragmen
DNA target yang akan diamplifikasi dan sekaligus menyediakan gugus hidroksi (-OH) pada ujung 3’
yang diperlukan untuk proses eksistensi DNA

Berikut adalah kriteria pemilihan primer, yaitu :


■ Panjang primer : 18-30 pb
■ Kandungan GC Kandungan (G+C)) (% jumlah G dan C) sebaiknya sama atau lebih besar dari
kandungan (G+C) DNA target.
■ Melting temperature (TM) temperatur di mana 50 % untai ganda DNA terpisah
■ Urutan nukleotida yang sama harus dihindari
■ Buffer
Fungsi buffer adalah untuk menjamin pH medium.
Selain buffer PCR diperlukan juga adanya ion Mg2+, yang bertindak sebagai kofaktor yang berfungsi
menstimulasi aktivitas DNA polymerase

■ dNTPS deoxynukleotide Triphosphate


Diperlukan dalam proses ekstensi DNA. dNTP akan menempel pada gugus –OH pada ujung 3’ dari
primer membentuk untai baru yang komplementer dengan untai DNA templat.
4. PEMERIKSAAN ELEKTROFORESIS

Pemisahan Alel Heterozigot pada produk


PCR dari short tandem repeat DNA

•Kata elektroforesis berasal dari bahasa Yunani elektron


(muatan) dan bahasa Latin phore (pembawa).
•Proses elektroforesis mengacu pada muatan listrik yang
dibawa oleh molekul.
Bermigrasi dari elektrode negatif (katoda) menuju elektroda
positif (anoda)
Semakin tinggi tegangan, semakin besar gaya yang diterima
oleh molekul DNA dan semakin cepat DNA bergerak

Pergerakan ion dalam medan listrik akan menghasilkan


panas. Panas dihamburkan atau akan diserap oleh sistem
Panas berlebih dapat menyebabkan gel slab menghasilkan
“the smiling band” atau dalam kasus yang sangat parah gel
dapat benar-benar mencair dan rusak
Metode-metode dalam Elektroforesis

“Sisir” dari sampel “Sisir”dilepas, yang akan


Material gel dicampur
ditempatkan ke dalam meninggalkan ‘sumur’ yang
bersama dan dituangkan ke
sehingga gigi-gigi dari digunakan untuk memuat
dalam cetakan untuk
“sisir” tersebut tertanam sampel DNA
menyusun struktur gel slab
1) Slab Gel dalam matriks gel
Terdiri dari matriks mikroporus yang akan dilewati molekul DNA selama elektroforesis.
Ketika tegangan diterapkan di
dua elektroda, molekul DNA Sampel DNA dimuat ke Horizontal gel terendam
bergerak menuju anoda dan sumur di bagian atas gel dalam tangki penuh buffer
terpisah berdasarkan ukuran elektroforesis
Jenis-jenis gel untuk pemeriksaan
elektroforesis
Gel agarosa memiliki ukuran pori yang cukup besar dan digunakan untuk
memisahkan molekul DNA yang lebih besar. Metode Restriction fragment length
polymorphism (RFLP) yang menggunakan gel agarosa untuk memisahkan fragmen
DNA mulai dari ukuran 600 ke 23.000 bp.

Gel poliakrilamida digunakan untuk mendapatkan pemisahan resolusi tinggi untuk


molekul DNA yang lebih kecil, biasanya di bawah 500 atau 1000 pb.
Metode STR PCR-amplified, yang memiliki ukuran dari 100 sampai 400 bp, lebih
baik menggunakan gel polyacrylamide.
2) Capillary Electrophoresis
Capillary Electrophoresis (CE) adalah metode baru dalam elektroforesis. Pemisahan
molekul DNA dengan CE pertama kali dilakukan pada akhir tahun 1980-an.
Langkah-langkah injeksi, pemisahan, dan deteksi dapat sepenuhnya dilakukan secara
otomatis.
Hanya sejumlah kecil dari sampel yang dikonsumsi dalam proses injeksi, sehingga
menyisakan banyak sampel yang mudah diuji ulang jika diperlukan.
Pemisahan dalam kapiler dapat dilakukan dalam beberapa menit bukan jam.
Informasi kuantitatif sudah tersedia dalam format elektronik setelah selesai proses.
Tidak ada resiko kontaminasi silang oleh kebocoran sampel dari saluran yang berdekatan
dengan metode CE.
Jenis jenis pemeriksaan DNA dalam
Analisis forensik
RFLP
(Restriction Fragment Length Polymorphism) Tehnik - tehnik
Definisi
■ Fragmen Pembatasan Panjang Polimorfisme
(RFLP) adalah metode analisis genetik
molekuler yang memungkinkan individu
dikenali berdasarkan pola pemotongan
protein restriksi yang unik di daerah DNA
tertentu.
■ Deteksi RFLP dilakukan berdasar pada
adanya kemungkinan untuk membandingkan
profil pita-pita yang dihasilkan setelah
dilakukan pemotongan dengan enzim
restriksi terhadap DNA target/dari individu
yang berbeda.
■ Teknik ini menggunakan enzim-enzim
restriksi yang berfungsi sebagai pemotong
DNA rantai ganda pada sekuens
yang spesifik, untuk menentukan apakah dua
fragmen DNA memiliki kesamaan. Isolasi DNA
Kelebihan dan Kekurangan RFLP

Kelebihan Kekurangan
■ Menduga hubungan kekerabatan dari ■ Membutuhkan sampel DNA dengan
beberapa individu yang dianalisis kemurnian yang tinggi dalam jumlah
yang banyak
■ Menganalisis gen yang bersal dari
proses transformasi genetik ■ Membutuhkan waktu yang banyak
■ Membutuhkan biaya yang besar
■ Membutuhkan pustka pribe yang
sesuai
■ Sedikit lokus yang terdeteksi
PCR
(Polimerase Chain Reaction)
Definisi
■ PCR (Polimerase Chain Reaction) atau reaksi
berantai polimerase adalah suatu metode in vit
ro yang digunakan untuk mensintesis sekuenst
ertentu DNA dengan menggunakan dua primer
oligonukleotida yangmenghibridisasi pita yang
berlawanan dan mengapit dua target DNA.
■ Dengan menggunakan metode PCR dapat
meningkatkan jumlah urutan DNA ribuan
bahkan jutaan kali dari jumlah semula
■ Pada setiap siklus PCR akan diperoleh 2n kali
banyaknya DNA target.
■ Barang bukti organik pada kasus
forensik biasanya terdapat dalam jumlah sangt
sedikit, misalnya sehelai rambut, percikandara
h yang kering dan kotor, serpihan sel otot atau
setetes keringat, sehingga tidak mungkin bisa
diidentifikasi dengan cara konvensional
Kelebihan dan kelemahan PCR
Kelemahan
Kelebihan
■ Sangat mudah terkontaminasi
■ Memiliki spesifisitas tinggi
■ Biaya peralatan dan reagen mahal
■ Sangat cepat, dapat memberikan hasil yang sama
pada hari yang sama ■ Interpretasi hasil PCR yang positif belum
tervalidasi untuk semua penyakit infeksi
■ Dapat membedakan varian mikroorganisme (misalnya infeksi pasif atau laten)
■ Mikroorganisme yang dideteksi tidak harus ■ Teknik prosedur yang kompleks dan bertahap
hidup membutuhkan keahlian khusus untuk
■ Mudah di set up melakukannya.
Analisis Mitochondria DNA
■ Analisis DNA mitokondri (mtDNA) dapat
digunakan untuk menentukan DNA di
sampel yang tidak dapat dianalisa dengan
menggunakan RFLP atau STR
■ Pada investigasi kasus yang sudah sangat
lama tidak terselesaikan penggunaan mtDNA
sangatlah dibutuhkan.
■ Perbedaan utama RFLP dan teknik-teknik
seperti analisis reaksi rantai polimerase
(PCR) menggunakan DNA yang diekstraksi
dari inti sel sedangkan analisis DNA
mitokondria menggunakan DNA yang
ditemukan dalam mitokondria

■ Sampel seperti rambut, tulang, dan


gigi. Biasanya, barang-barang ini
mengandung konsentrasi rendah DNA yang
terdegradasi, membuatnya tidak cocok untuk
pemeriksaan DNA nuklir .
Y – Short Tandem Repeats

Definisi ■ Pemeriksaan Y –STR dapat digunakan


■ Y-STR adalah untuk memeriksa sampel tanpa sperma yang
Pengulangan Tandem
Pendek yang ditemukan bercampur antara sampel laki-laki dan
pada Kromosom Y khusus perempuan, seperti sampel darah atau air
pria.
liur yang diambil dari kasus korban
pemerkosaan.
■ Y-STR telah digunakan
oleh laboratorium forensik ■ Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi
untuk memeriksa bukti
profil pria ketika hanya profil wanita yang
kekerasan seksual.
tampak jelas saat menggunakan STR
PCR-STR
(PCR – Short Tandem Repearts)
■ Metode yang digunakan merupakan ■ Dengan metode STR dapat dilakukan
salah satu metode analisis yang pemeriksaan sampel DNA yang rusak
berdasarkan pada metode Polymerase atau dibawah standar karena ukuran
Chain Reaction (PCR). fragmen DNA yang diperbanyak oleh
PCR hanya berkisar antara 200-500
■ Metode ini paling banyak
pasangan basa.
dikembangkan karena cepat,
otomatis, dan memiliki kekuatan
diskriminasi tinggi.
CODIS
(Combined DNA Index System )
■ CODIS menggabungkan kecanggihan ■ Seluruh profil DNA disimpan dalam CODIS
komputer dan teknologi tes DNA menjadi alat yang diciptakan menggunakan analisis STR.
melawan kejahatan.

■ CODIS menggunakan software komputer


■ CODIS versi terkini menggunakan dua untuk mencari secara otomatis dua profil yang
indeks untuk menciptakan petunjuk investigasi sama. Jika ditemukan adanya persamaan antara
pada kejahatan , dimana bukti biologis sampel dan profil DNA yang terekam , CODIS
ditemukan dari TKP. dapat mengidentifikasi pelaku.
Aplikasi Pemeriksaan DNA dalam
Analisis Forensik
Adapun aplikasi dari pemeriksaan DNA dalam Analisis Forensik adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pemeriksaan barang bukti suatu kasus kriminal
2. Sebagai paternitas
3. Sebagai identifikasi korban bencana alam
Kasus Mutilasi
tim forensik melakukan analisis DNA (Deoxyribosa Nucleic
Acid) dari potongan tubuh korban yang tersisa. Walaupun
jumlah bagian yang diperoleh dari korban tidak utuh dan
barang bukti yang terdapat di TKP juga hanya sedikit seperti
tetesan darah atau rambut, tetap dapat dilakukan analisis.

Analisis DNA yang lebih mudah dilakukan adalah analisis


mtDNA (Mitochondrial Deoxyribosa Nucleic Acid) karena
jumlahnya dalam satu sel lebih dari 1000 kopi, sedangkan
DNA inti hanya dua kopi. Metode yang digunakan untuk
analisis mtDNA disebut PCR

Hasil analisis mtDNA ini menghasilkan urutan yang tingkat


kemiripannya tinggi dengan saudara dalam satu garis keturunan
ibu (maternally inherited). Pada analisis identifikasi korban, urutan
mtDNA korban dengan keluarga dicocokan. Hasil yang mirip
menunjukkan bahwa benar jika korban termasuk dari keluarga
tersebut.

analisis mtDNA ini memiliki kekurangan yang dapat mengakibatkan saudara dalam satu
garis keturunan ibu menjadi terlibat di kasus hukum, karena urutan mtDNA yang sangat
mirip. Sehingga analisis DNA tidak dapat dijadikan sebagai satu – satunya bukti dalam
persidangan. Tentunya harus diperkuat dengan kecocokan golongan darah dan sidik jari
tersangka dengan bukti dari TKP. Ketika semua analisis menunjukkan kecocokan, hasil ini
menunjukkan kebenaran dan dapat mengetahui siapa yang bersalah.

Anda mungkin juga menyukai