Offering G
Kelompok 6
Identifikasi DNA
PERUMUSAN MASALAH
TUJUAN UMUM :
Mengetahui peranan DNA dalam identifikasi forensik
Tujuan Khusus :
• Mengetahui yang dimaksud dengan teknologi forensik DNA.
• Mengetahui langkah-langkah pemeriksaan DNA dalam
analisis forensik
• Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan DNA dalam analisis
forensik
• Mengetahui aplikasi pemeriksaan DNA dalam kepentinganya
di bidang forensik
Apa itu ilmu forensik ?
Cabang ilmu
forensik
Darah Ditemukan dalam bentuk genangan, tetesan, percikan, atau noda. Darah diisolasi
bisa dalam bentuk cair atau kering.
Tulang Sampel tulang dari tubuh yang telah membusuk dapat digunakan untuk analisis
DNA.
Ketombe Keluhan kulit tertentu akan menghasilkan jaringan kulit kepala yang berlebihan
yang dapat digunakan untuk analisis DNA.
Rambut Akar rambut dan kulit kepala yang mengelilingi akar rambut. Satu helai rambut
yang ditarik sampai ke akarnya cukup untuk bahan analisis DNA. Sedangkan
helaian rambut yang biasa ditemukan di pakaian.
1. Sampel Cair
Sampel tersebut harus dikumpulkan dengan pulasan kering atau pipet bila tersedia.
Pulasan dari kapas wol yang steril cocok untuk pegambilan sampel jenis ini. Sampel tersebut
harus diambil dengan satu area pulasan dan tidak mengenai seluruh permukaan kepala pulasan
2. Bercak Kering
Bercak dapat diambil dengan beberapa cara:
A. Swabbing: dilembabkan pulasan dengan sejumlah kecil air steril (tidak sampai basah) dan
gunakan pulasan untuk menggosok material DNA dari area yang sekecil mungkin.
B. Scraping: dikerok bercak kering dari permukaan dengan pisau scalpel sekali pakai dan
simpan hasil kerokan ke dalam kontainer steril atau amplop kering.
C. Cutting: gunakan pisau steril yang tajam untuk memotong permukaan yang mengandung
material DNA, misalnya kayu atau wallpaper.
D. Lifting: bercak diangkat dengan permukaan plester yang lengket, kemudian permukaaan
plester yang lengket itu di ditempelkan pada permukaan steril misalnya pada acetate sheet.
2. Ekstraksi dan Isolasi DNA
1. Penghancuran (lisis)
Proses perusakan atau penghancuran (lisis) membrane dan dinding sel. Pemecahan sel (lisis)
merupakan tahapan dari awal isolasi DNA yang bertujuan untuk mengeluarkan isi sel
2. Ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein.
Langkah yang kedua dalam ekstraksi adalah pemisahan DNA dari bahan-bahan kontaminan seperti
RNA dan protein, dimana untuk menghilangkan protein digunakan proteolitik (Proteinase K) pada
larutan DNA dan untuk menghilangkan kontaminan RNA digunakan enzim RNAse (ribonuklease).
3. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Primer Primer
Daerah Target
3. Pemanjangan (Ektension)
Setelah primer menempel pada untai DNA target, enzim DNA polimerase akan memanjangkan
sekaligus membentuk DNA yang baru dari gabungan antara primer, DNA cetakan dan nukleotida.
Komponen-komponen untuk analisis
PCR
■ Templat DNA
Fungsi DNA templat di dalam proses PCR adalah sebagai cetakan untuk
pembentukan molekul DNA baru
■ DNA Polimerase
Enzim polimerase DNA berfungsi sebagai katalisis untuk reaksi polimerisasi DNA. Pada
proses PCR
■ Primer
Di dalam proses PCR, primer berfungsi sebagai pembatas fragmen
DNA target yang akan diamplifikasi dan sekaligus menyediakan gugus hidroksi (-OH) pada ujung 3’
yang diperlukan untuk proses eksistensi DNA
Kelebihan Kekurangan
■ Menduga hubungan kekerabatan dari ■ Membutuhkan sampel DNA dengan
beberapa individu yang dianalisis kemurnian yang tinggi dalam jumlah
yang banyak
■ Menganalisis gen yang bersal dari
proses transformasi genetik ■ Membutuhkan waktu yang banyak
■ Membutuhkan biaya yang besar
■ Membutuhkan pustka pribe yang
sesuai
■ Sedikit lokus yang terdeteksi
PCR
(Polimerase Chain Reaction)
Definisi
■ PCR (Polimerase Chain Reaction) atau reaksi
berantai polimerase adalah suatu metode in vit
ro yang digunakan untuk mensintesis sekuenst
ertentu DNA dengan menggunakan dua primer
oligonukleotida yangmenghibridisasi pita yang
berlawanan dan mengapit dua target DNA.
■ Dengan menggunakan metode PCR dapat
meningkatkan jumlah urutan DNA ribuan
bahkan jutaan kali dari jumlah semula
■ Pada setiap siklus PCR akan diperoleh 2n kali
banyaknya DNA target.
■ Barang bukti organik pada kasus
forensik biasanya terdapat dalam jumlah sangt
sedikit, misalnya sehelai rambut, percikandara
h yang kering dan kotor, serpihan sel otot atau
setetes keringat, sehingga tidak mungkin bisa
diidentifikasi dengan cara konvensional
Kelebihan dan kelemahan PCR
Kelemahan
Kelebihan
■ Sangat mudah terkontaminasi
■ Memiliki spesifisitas tinggi
■ Biaya peralatan dan reagen mahal
■ Sangat cepat, dapat memberikan hasil yang sama
pada hari yang sama ■ Interpretasi hasil PCR yang positif belum
tervalidasi untuk semua penyakit infeksi
■ Dapat membedakan varian mikroorganisme (misalnya infeksi pasif atau laten)
■ Mikroorganisme yang dideteksi tidak harus ■ Teknik prosedur yang kompleks dan bertahap
hidup membutuhkan keahlian khusus untuk
■ Mudah di set up melakukannya.
Analisis Mitochondria DNA
■ Analisis DNA mitokondri (mtDNA) dapat
digunakan untuk menentukan DNA di
sampel yang tidak dapat dianalisa dengan
menggunakan RFLP atau STR
■ Pada investigasi kasus yang sudah sangat
lama tidak terselesaikan penggunaan mtDNA
sangatlah dibutuhkan.
■ Perbedaan utama RFLP dan teknik-teknik
seperti analisis reaksi rantai polimerase
(PCR) menggunakan DNA yang diekstraksi
dari inti sel sedangkan analisis DNA
mitokondria menggunakan DNA yang
ditemukan dalam mitokondria
analisis mtDNA ini memiliki kekurangan yang dapat mengakibatkan saudara dalam satu
garis keturunan ibu menjadi terlibat di kasus hukum, karena urutan mtDNA yang sangat
mirip. Sehingga analisis DNA tidak dapat dijadikan sebagai satu – satunya bukti dalam
persidangan. Tentunya harus diperkuat dengan kecocokan golongan darah dan sidik jari
tersangka dengan bukti dari TKP. Ketika semua analisis menunjukkan kecocokan, hasil ini
menunjukkan kebenaran dan dapat mengetahui siapa yang bersalah.