Anda di halaman 1dari 29

KOLOSTOMI DAN PERAWATAN

KOLOSTOMI
PENGERTIAN
 Kolostomi
“colon” dan “stomy”.
Colon (kolon) merupakan bagian dari usus besar yang memanjang dari sekum sampai
rektum
“stomy” (dalam bahasa Yunani “stoma” berarti mulut).
Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorbsi air dan
elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon
sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses
yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung.

Kolon mengabsorpsi sekitar 600 ml air per hari, bandingkan dengan


usus halus yang mengabsorpsi sekitar 8.000 ml. Kapasitas absorpsi
usus besar adalah sekitar 2.000 ml/hari. Sedikitnya pencernaan yang
terjadi di usus besar terutama diakibatkan oleh bakteri dan bukan
karena kerja enzim
Kolostomi dapat diartikan sebagai suatu pembedahan dimana suatu
pembukaan dilakukan dari kolon (atau usus besar) ke luar dari abdomen.
Feses keluar melalui saluran usus yang akan keluar di sebuah kantung yang
diletakkan pada abdomen
JENIS KOLOSTOMI
* Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien
sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena
adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid
atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus.
Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan
satu ujung lubang)

* Kolostomi temporer/ sementara


Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau
untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan
dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi
temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui
abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
• Letak kolostomi pada abdomen bisa dimana saja sepanjang letak kolon, namun
biasanya dilakukan pada bagian kiri bawah, di daerah kolon sigmoid. Namun dapat
pula dibuat dilokasi kolon asendens, transversum, dan desendens
Macam Konstruksi Stoma
1. Kolostomi tunggal
• Hanya memiliki sebuah stoma
• Ujung yang muncul bagian proksimal usus
2. Kolostomi lengkung
3. Kolostomi tabung ganda
4. Kolostomi pemisah
TUJUAN

• kolostomi dilakukan pada pembedahan kanker, namun kadang-kadang diperlukan


pada penyakit infeksi usus dan pada pembedahan yang darurat untuk perforasi atau
obstruksi pada usus

• Indikasi kolostomi ialah dekompresi usus pada obstruksi, stoma sementara untuk
bedah reseksi usus pada radang, atau perforasi, dan sebagai anus
Komplikasi kolostomi

1.Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses
yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi
kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu
diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.

2.Infeksi
Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi
pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan
tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna
untuk mencegah infeksi.
• 3.Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya
jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.

4.Prolaps pada stoma


Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang
adekuat pada saat pembedahan.

5.Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma

6.Perdarahan stoma
PERAWATAN KOLOSTOMI

 Pengertian
membersihakan stoma, kulit sekitar stoma, dan mengganti balutan kantong kolostomi secara
berkala sesuai kebutuhan
 Tujuan
 Meningkatkan kebersihan klien
 mencegah terjadinya infksi
 mencegah iritasi pada kulit sekitar stoma
 mempertahankan kenyamanan kulit dan lingkungan sekitar stoma
Hal-hal yang diperhatikan pada saat merawat kolostomi

1. Merawat kulit
2. Memasang kantong
3. Mengangkat alat drainase
4. Mengirigasi kolostomi
Persiapan alat
– kantong kolostomi
– Bak instrumen
– satu set ganti balutan (pinset anatomis, pinset
cirrurgis, cucing, dan gunting)
– 2 pasang sarung tangan
– bengkok
– perlak
– kasa steril
– larutan NaCl
– Zink salep/zink oil
• tempat sampah
PROSEDUR
– Pra Interaksi
• Mengecek dokumentasi/data klien
• mencuci tangan
• Mendekatkan alat
– tahap orientasi
• memberikan salam
• kepada klien, siapa nama pasien
• memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
• menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
• memberikan kesempatan klien untuk bertanya
• menanyakan keluhan utama klien
• jaga privasi klien
 Tahap Kerja
 Mengajak pasien untuk berdo’a
Menggunakan sarung tangan
meletakkan perlak atau pengalas di bagian kanan/kiri pasien sesuai
letak stoma
melatakkan bengkok di atas perlak dekat tubuh pasien
mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi bau dll)
membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan
pinset dan tangan kiri menekan kulit klien
Mengobservasi stoma mungkin terjadinya tanda tanda infeksi
membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas NaCl
membersihkan stoma dengan sangat hati-hati menggunakan kapas
NaCl jangan sampai terjadi prdarahan
mengeringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril
Observasi stoma dan kulit sekitar stoma
memberikan zink salep/zink oil jika terdapat iritasi pada kulit sekitar
stoma
mengukur stoma dan membuat lubang pada kantong kolostomi
sesuai ukuran stoma
membuka salah satu sisi (sebagian) perekat kantong kolostomi
menggunakan pinset untuk mempermudah memasukkan stoma
melalui lubang kantong kolostomi
membuka sisa perekat dan hindari masuknya udara ke dalam kantong
kolostomi
merapikan klien
Melepas sarung tangan
Perawat dan pasien berdo’a
Tahap terminasi
Mengevaluasi tindakan yang baru saja dilakukan
memberikan reinforcement positif pada klien
Merapikan dan kembalikan alat
Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Irigasi Kolostomi
• Irigasi kolostomi serupa dengan enema
• Digunakan untuk pasien kolostomi desenden dan kolostomi
sigmoid
• Berguna untuk stimulasi peristaltik, untuk pengosongan kolon
• Pengosongan feses teratur tidak memerlukan irigasi
Sebelum melakukan irigasi kolostomi lakukan pengkajian :
1. Apakan stoma perlu di dilatasi
2. Lokasi kolostomi distal atau proksimal (proksimal irigasi, distal
untuk prosedur diagnostik)
3. Kenapa irigasi dilakukan
Persiapan alat irigasi kolostomi
• Selimut mandi, pengalas, pispot
• Perlengkapan irigasi (wadah larutan, slang, klem, kateter karet
berukuran 28 untuk kolon, corong atau segel stoma, kantong
drainase)
• Tiang, sarung tangan
• Pelumas, peralatan kolostomi yang bersih
• Waslap dan handuk
Pelaksanaan

• Isi kantong dengan 500 cc air hangat atau larutan sesuai program
• Gantung wadah setinggi 30-40 cm diatas stoma
• Hubungkan kateter kolon dengan slang
• Buka klem pengatur dan keluarkan udara yang ada di slang dan
tutup klem
• Cuci tangan dan pakai sarung tangan
• Posisikan pasien tidur miring atau duduk diatas toilet
• Lepaskan kantong kolostomi dan dan pasang lengan kolostomi
• Masukkan corong stoma dengan gerakan rotasi untuk membuka
stoma.
• Masukkan kateter hanya sedalam 7 cm
• Jika kesulitan memasukkan corong stoma atau kateter jangan
dipaksa
Pendidikan pada pasien
1. Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan
benar
2. Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
3. Waktu penggantian kantong kolostoma
4. Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien
5. Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk
menyesuaikan
6. Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien
7. Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi
8. Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien
9. Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika
apsien sudah dirawat dirumah
10. Berobat/ control ke dokter secara teratur
11. Makanan yang tinggi serat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai