Anda di halaman 1dari 47

MANAGEMEN KEPERAWATAN PADA

KEGAWATAN POSTPARTUM

By :

Ns. DHIANA S,M.Kep.,Sp.Mat


PENDAHULUAN

ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) ---- SALAH SATU


INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN SUATU
NEGARA.
DI INDONESIA AKI SETIAP TAHUNNYA ADA
13.778 ATAU SETIAP 2 JAM ADA 2 IBU HAMIL,
BERSALIN DAN NIFAS YANG MENINGGAL
KARENA BERBAGAI PENYEBAB, ANTARA LAIN
PENYEBABNYA ADALAH
PERDARAHAN POST PARTUM (2005).
 Salah satu masalah penting dalam bidang
obstetri dan ginekologi adalah masalah
perdarahan.
 Perdarahan dalam bidang obstetri hampir
selalu berakibat fatal bagi ibu maupun
janin, terutama jika tindakan pertolongan
terlambat dilakukan.
 Perdarahan obstetri dapat terjadi setiap
saat, baik selama kehamilan, persalinan,
maupun masa nifas. Oleh karena
itu,setiap perdarahan yang terjadi dalam
masa kehamilan, persalinan dan nifas
harus dianggap sebagai suatu keadaan
akut dan serius,karena dapat
membahayakan ibu dan janin.
KEGAWATAN POSTPARTUM
1. Perdarahan
– Atonia uteri ( > 75 % )
– Retensi Placenta
– Laserasi Jalan Lahir
– Ruptur Uteri
– Hematoma Vulva, Vagina & Pelvis
– Inversio Uteri
– Sub Involusio
– Gangguan Pembekuan darah (Disseminated Intravascular
Coagulation)
2. Trombosis :
– Trombosis vena luar
– Trombosis vena dalam
– Pelvictromboplebitis
– Emboli paru
3. Infeksi :
– Metritis
– Infeksi Luka
– Mastitis
– UTI
PERDARAHAN POST PARTUM
HAEMORAGIC POST PARTUM

DEFINISI
 Perdarahan postpartum adalah perdarahan
lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah
anak lahir.
 Perdarahan post partum adalah perdarahan
dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam
24 jam setelah anak dan plasenta lahir
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998).
 Haemoragic Post Partum (HPP) adalah
hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam
24 jam pertama setelah lahirnya bayi
(Williams, 1998).
 HPP biasanya kehilangan darah lebih dari
500 ml selama atau setelah kelahiran
(Marylin E Dongoes, 2001).
Klasifikasi Klinis
 Early Postpartum Haemorrhage, : Terjadi 24
jam pertama setelah bayi lahir
 Late Postpartum Haemorrhage : Terjadi
lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
 Tiga hal yang harus diperhatikan dalam
menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum :
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mencegah timbulnya syok.
3. Mengganti darah yang hilang.
Hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca
persalinan ( Faktor Predisposisi ):

1. Riwayat persalinan yang kurang baik :


- Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu
- Grande multipara ( > 4 anak)
- Jarak kehamilan yang dekat ( < 2 tahun)
- Bekas operasi Caesar
- Pernah abortus sebelumnya
2. Hasil pemeriksaan waktu persalinan :
- Kala II yang terlalu cepat (Partus precipitatus )
- Uterus terlalu teregang : Hidramnion, kehamilan
kembar, anak besar (BB > 4000
gram)
- Partus lama (exhausted mother)
- Penggunaan oksitosin yang berlebihan dalam persalinan
(induksi partus).
- Riwayat plasenta manual
- Anemi berat
- IUFD yang sudah lama, emboli air ketuban (koagulopati).
- Infeksi uterus.
- Hipertensi dalam kehamilan (Gestosis)
Perdarahan Postpartum akibat Atonia Uteri

 Atoni uteri merupakan sebab terpenting


perdarahan postpartum.
 Faktor predisposisi atonia uteri :
Umur, Paritas, Partus lama dan partus terlantar,
Obstetri operatif dan narkosa, Uterus terlalu
regang dan besar (gemelli, hidramnion atau janin
besar), Kelainan pada uterus (mioma uterii, uterus
couvelair pada solusio plasenta), Faktor sosio
ekonomi yaitu malnutrisi.
Perdarahan Pospartum akibat Retensio
Plasenta
 Plasenta belum lahir selama 1 jam setelah bayi lahir.
 Penyebab retensio plasenta:
1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat
dan tumbuh lebih dalam.
2. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum
keluar karena atoni uteri atau adanya lingkaran konstriksi
pada bagian bawah rahim (akibat kesalahan penanganan
kala III) yang akan menghalangi plasenta keluar (plasenta
inkarserata).
 Plasenta jg bisa tdk keluar krn kandung kemih/rektum penuh.
Manifestasi Klinis
Gejala Klinis umum yang terjadi:
 Kehilangan darah dalam jumlah yang
banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat,
lochea berwarna merah, haus, pusing,
gelisah, letih, dan dapat terjadi syok
hipovolemik, tekanan darah rendah,
ekstremitas dingin, mual.
Perdarahan Postpartum akibat Subinvolusi

 Kegagalan uterus untuk mengikuti pola


normal involusi.
 Salah satu dari penyebab terumum
perdarahan pascapartum.
 Fundus uteri letaknya tetap tinggi
 Keluaran lokia seringkali gagal berubah,
Jumlah lokia bisa lebih banyak dari pada
yang diperkirakan.
Perdarahan Postpartum akibat Inversio
Uteri
 Keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian
atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri.
 Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya
inversio uteri :
1. Uterus yang lembek, lemah, tipis
dindingnya.
2. Tarikan tali pusat yang berlebihan.
Perdarahan Postpartum akibat Laserasi
atau Robekan Jalan Lahir

 Perdarahan postpartum dengan uterus yang


berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh
robekan servik atau vagina.
 Laserasi pada traktus genitalia sebaiknya
dicurigai, ketika terjadi perdarahan yang
berlangsung lama yang menyertai kontraksi uterus
yang kuat.
 Gejala Klinis berdasarkan penyebab :
1.Atonia Uteri:
- Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi,
lembek
dan perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan
postpartum primer)
- Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah
rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas
dingin,
gelisah, mual dan lain-lain).
2. Robekan jalan lahir
- Gejala yang selalu ada: perdarahan
segera,
darah segar mengalir segera setelah
bayi
lahir, kontraksi uterus baik, plasenta
baik.
- Gejala yang kadang-kadang timbul:
pucat,
lemah, menggigil.
 3. Retensio plasenta
-Gejala yang selalu ada: plasenta belum
lahir
setelah 30 menit, perdarahan segera,
kontraksi uterus baik
-Gejala yang kadang-kadang timbul: tali
pusat putus akibat traksi berlebihan,
inversi
uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan
 4. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
-Gejala yang selalu ada : plasenta atau
sebagian selaput tidak lengkap dan
perdarahan segera.
-Gejala yang kadang-kadang timbul:
Uterus
berkontraksi baik tetapi tinggi fundus
tidak
berkurang
5. Inversio uterus
- Gejala yang selalu ada: uterus tidak
teraba,
lumen vagina terisi massa, tampak tali
pusat
(jika plasenta belum lahir), perdarahan
segera, dan nyeri sedikit atau berat.
- Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok
neurogenik dan pucat.
PENANGANAN ATONIA UTERI
Penanganan umum:
Atonia uteri -infus/tranfusi darah
-uterotonika
-Massase uterus
-Kompresi bimanual

Reaksi ada, perdarahan tetap


Reaksi uterus tidak
ada

Susp.plasenta rest.:
Ligasi arteri Dilatasi+kuretase
hipogastrika

Perdarahan Berhasil baik:


terus Perdarahan tidak ada.
Kontraksi baik

Histerektomi
Konservatif:
Antibiotik
Uterotonika
Suportif;vitamin,Fe
Tindakan pd Retensi Placenta
Retensi Placenta

IVFD/Transfusi

Perdarahan Banyak Perdarahan Sedikit

Placenta Bimanual

Berhasil baik Placenta melekat :


Kuretage
Observasi :
•KU
Perdarahan terus
•Darah
•Obat Profilakssis
Histerektomy
Tindakan pd Laserasi
Bentuk Gejala klinik Tindakan
laserasi
Lecet ringan Perdarahan ringan Tanpa tindakan, cukup beri betadin

Tingkat I, II, Perdarahan sedang Perlu dilakukan repair dengan dijahit disesuaikan dengan tingkat
III dan IV Perlukaan dalam laserasi perineal.

Laserasi Perdarahan ringan Hentikan perdarahan dengan ligasi


Vagina sampai dapat Tampon vagina jika perlu Ganti tampon setelah 24 –48 jam dan
menyebabkan yakinkan tampon diganti untuk menghindari statis dan infeksi
syock ( tergantung seperti toxis syock syndrome.
tingkat laserasi) Dokumentasikan setiap dimasukan tampon.
Kateter foley mungkin diperlukan untuk beberapa saat (24 jam )
karena tampon dapat menyebabkan tekanan pada uretra dan
menghindari kontaminsi dengan urin,

Laserasi Perdarahan terus, Ligasi luka serviks ( lebih sulit dilakukan )


Serviks merah segar Gunakan anesyesi regional untuk menghindari nyeri

Untuk semua laserasi yang memerlukan tindakan ligasi harus


selalu diperhatikan komplikasi yang mungkin timbul : fistula.
Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan tanda-tanda vital
B. Pemeriksaan Khusus
1. Nyeri/ketidaknyamanan
- Nyeri tekan uterus
- Ketidaknyamanan vagina/pelvis, sakit
punggung.
2. Sistem vaskuler
-Perdarahan di observasi tiap 2 jam selama 8
jam 1, kemudian tiap 8 jam berikutnya.
- Tensi diawasi tiap 8 jam.
-Apakah ada tanda-tanda trombosis, kaki sakit,
bengkak dan merah.
-Haemorroid diobservasi tiap 8 jam terhadap
besar
dan kekenyalan
- Riwayat anemia kronis, konjungtiva
anemis/sub
anemis.
3. Sistem Reproduksi
a. Uterus diobservasi tiap 30 menit selama 4 hari post
partum,
kemudian tiap 8 jam selama 3 hari meliputi tinggi
fundus
uteri dan posisinya serta konsistensinya.
b. Lochea diobservasi setiap 8 jam selama 3 hari
terhadap
warna, banyak dan bau.
c. Perineum diobservasi tiap 8 jam untuk melihat tanda-
tanda
infeksi, luka jahitan dan apakah ada jahitannya yang
lepas.
d. Vulva dilihat apakah ada edema atau tidak
e. Payudara dilihat kondisi areola, konsistensi dan
kolostrum.
4. Traktus urinarius

 Diobservasi tiap 2 jam selama 2 hari


pertama.
 Meliputi miksi lancar atau tidak, spontan dan
lain-lain.
5. Traktur gastro intestinal
Observasi terhadap nafsu makan dan
obstipasi
6. Integritas Ego : Mungkin cemas, ketakutan
dan khawatir.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
c. Riwayat obstetrik
d. Pola aktifitas sehari-hari
Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik,
hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan
kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa
plasenta.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam
jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah,
haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas
dingin, dan mual.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi,
penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia
dan penyakit menular.
Riwayat obstetrik

1. Riwayat menstruasi : Menarche, lamanya


siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu
haid, HPHT.
2. Riwayat perkawinan : Usia kawin, kawin
yang keberapa, Usia mulai hamil.
3. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang
lalu.
4. Riwayat Kehamilan sekarang
Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
1. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus, retensi plasenta.
2. Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan,
penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan,
anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu
lahir.
3. Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada peredarahan,
ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan
kontraksi.
Riwayat Kehamilan sekarang

1. Hamil muda, keluhan selama hamil muda


2. Hamil tua, keluhan selama hamil tua,
peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu,
nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah,
keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
3. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat
pelayanan, beberapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat.
Pola aktifitas sehari-hari

1. Makan dan minum, meliputi komposisi makanan,


frekuensi, baik sebelum dirawat maupun selama
dirawat.
2. Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah,
warna, konsistensi. Adanya perubahan pola miksi
dan defeksi.
3. Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur
karena perubahan peran dan melaporkan
kelelahan yang berlebihan.
4. Personal hygiene meliputi : Pola atau
frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas,
baik sebelum dan selama dirawat serta
perawatan mengganti balutan atau duk.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin
muncul
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler
yang berlebihan.
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovelemia.
3. Ansietas berhungan dengan krisis situasi, ancaman perubahan pada
status kesehatan atau kematian, respon fisiologis.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,
Stasis cairan tubuh, penurunan Hb.
5. Resiko tinggi terhadap nyeri berhubungan dengan trauma/ distensi
jaringan.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan atau
tidak mengenal sumber informasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. KEKURANGAN VOLUME CAIRAN BERHUB. DG MENINGKATNYA


PENGELUARAN LOCHEA.
2. RISIKO INFEKSI BERHUB. DG. INVASI MIKROORGANISME AKIBAT
EPISIOTOMI.
3. PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN PERIFERAL BERHUB. DG GANGGUAN
SIRKULASI AKIBAT TROMBOPHLEBITIS.
4. GANGGUAN HARGA DIRI BERHUB. DG INFEKSI POST PARTUM DAN
KETIDAKMAMPUAN MEMBERI ASI PD BAYI.
5. ISOLASI SOSIAL BERHUB. ADANYA TINDAKAN PENCEGAHAN YG
.
PENTING UNTUK MELINDUNGI BAYI DARI TRANSMISI INFEKSI
6. RISIKO PERUB. PERAN ORANG TUA BERHUB DG. TERPISAH DARI
BAYINYA KARENA ADANYA INFEKSI.
7. KETIDAKEFEKTIFAN MENYUSUI BERHUB. DG. ADANYA MASTITIS.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Intervensi Rasional
keperawatan
Kekurangan 1.Tinjau ulang catatan Membantu dalam
volume cairan b.d kehamilan dan persalinan, membuat rencana
kehilangan perhatikan faktor-faktor perawatan yang tepat
vaskuler berlebihan penyebab atau memperberat dan untuk memberikan
perdarahan seperti laserasi, kesempatan mencegah
retensio plasenta, sepsis, terjadinya komplikasi
abrupsio plasenta, emboli
cairan amnion.
Diagnosa Intervensi Rasional
keperawatan

2. Kaji dan catat jumlah Perkiraan kehilangan darah,


perdarahan ; timbang dan Adanya bekuan membantu
hitung pembalut ; simpan membuat diagnosa banding
bekuan darah, dan dan menentukan kebutuhan
jaringan untuk dievaluasi. penggantian (catatan : satu
gram peningkatan berat
pembalut sama dengan kira-
kira 1 ml kehilangan darah).
Intervensi Rasional

3.Kaji lokasi uterus dan derajat Derajat kontraktilitas uterus


kontraktilitas uterus. Dengan membantu dalam diagnosa
perlahan masase penonjolan banding. Peningkatan
uterus dengan satu tangan kontraktilitas miometrium dapat
sambil menempatkan tangan menurunkan kehilangan darah.
kedua tepat diatas simfisis pubis. Penempatan satu tangan diatas
simfisis pubis mencegah
kemungkinan inversi uterus
selama massase.
4. Perhatikan hipotensi /
takikardia, perlambatan Menunjukkan hipovolemik dan
pengisian kapiler atau sianosis, terjadinya syok. Perubahan pada
kuku, membran mukosa dan Tekanan Darah tidak dapat
bibir. dideteksi sampai volume cairan
telah menurun sampai 30-50%.
Sianosis adalah tanda akhir dari
hipoksia.
Intervensi Rasional
5. Pantau parameter hemodinamik, Memberikan pengukuran
seperti tekanan vena sentral atau lebih langsung dari
tekanan bagi arteri pulmonal, bila volume sirkulasi dan
ada. kebutuhan penggantian.

Bermanfaat dalam
6. Pantau masukan aturan puasa memperkirakan
saat menentukan status/kebutuhan luas/signifikasi
klien. kehilangan cairan.
Volume perfusi/sirkulasi
adekuat ditunjukkan
dengan haluaran 30-50
ml/jam atau lebih besar.
Meningkatkan relaksasi
dapat menurunkan
7. Berikan lingkungan yang tenang ansietas dan kebutuhan
dan dukungan psikologis. metabolik.
 MANDIRI UNTUK DX KEP.
LAINNYA......

Anda mungkin juga menyukai