A
Infeksi manusia dengan Entamoeba histolytica prevalen
di seluruh dunia, fokus endemik terutama lazim di
daerah tropis dan daerah dengan standar
sosioekonomi dan kebersihan rendah.
Disentri amuba terjadi kira-kira 1-17% dari subyek
yang terinfeksi. Walaupun sangat endemik di Afrika,
Amerika latin, India dan Asia Tengara, amubiasis tidak
semata-mata terbatas pada daerah tropik.
Prevalensi infeksi amuba di seluruh dunia bervariasi
dari 5% sampai 81% dengan frekuensi tertinggi
terutama ada di daerah tropis yang mempunyai
kondisi lingkungan yang buruk, sanitasi perorangan
yang jelek, dan hidup dalam kemiskinan.
Amubiasis adalah penyakit usus yang
biasanya ditularkan melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh parasit
mikroskopis yang disebut Entamoeba
histolytica (E. histolytica)
Amubiasis biasanya terjadi di daerah di
mana kondisi kehidupan yang padat dan di
mana ada kurangnya sanitasi yang
memadai.
Entamoeba histolytica terdapat dalam dua bentuk,
yaitu sebagai kista dan tropozoit.
Kista ini berukuran 10-18 mm, berisi empat inti,
dan resisten terhadap keadaan lingkungan seperti
suhu rendah dan kadar klorin yang biasa
digunakan pada pemurniaan air, parasit dapat
dibunuh dengan pemanasan 55 °C.
Trofozoit mempunyai diameter rata-rata 20 mm;
sitoplasmanya terdiri atas zona luar yang jernih
dan endoplasma dalam yang granuler padat,
mengandung inti yang berbentuk sferis yang
mempunyai kariosom sentral yang kecil dan
bahan kromatin granuler yang halus.
Masa inkubasi rata-raata 2-4 minggu
Amubiasis kolon akut atau disentri amuba memberikan
gejala sindrom disentri yang merupakan kumpulan
gejala yang terdiri atas tinja yang berlendir dan
berdarah, tenesmus anus, nyeri perut dan kadang-
kadang disertai demam.
Pada amubiasis kronik penderita mengeluh nyeri perut
dan diare yang di selingi konstipasi.
Pada amubiasis ekstra intestinalis kadang ditemukan
riwayat amubiasis usus.
Penderita amubiasis hati biasanya demam, hati
membesar disertai nyeri tekan abdomen terutama di
daerah kanan atas, berkeringat , tidak nafsu makan,
berat badan turun dan ikterus.
Amubiasis kutis dan perinalis menyebabkan ulkus yang
tepinya bergaung, sedangkan amubiasis vaginalis
menimbulkan leukore dengan bercak darah dan lendir.
Diagnosis pasti penderita amoebiasis adalah
menemukan parasit didalam tinja atau jaringan.
Dagnosa didasartakan atas :
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan :10
1. Amubiasis kolon akut : menemukan E.histolytica
bentuk histolitika dalam tinja cair.
2. Amubiasis kolon menahun : menemukan E.histolytica
bentuk kista dalam tinja. Jika tidak di temukan,
pemeriksaan tinja perlu di ulang 3 hari berturut-turut.
Pemeriksaan sero logi dapat di lakukan untuk
menunjang diagnosis amubiasis.
3. Amubiasis hati : menemukan bentuk E.histolitica dalam
biopsi dinding abses atau aspirasi nanah. Jika tidak di
temukan amoba dapat dilakukan pemeriksaan serologi
utuk menunjang diagnosis amubiasis.
Emetin Hidroklorida. Obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika.
Pemberian emetin ini hanya efektif bila diberikan secara parenteral karena
pada pemberian secara oral absorpsinya tidak sempurna.
Dehidroemetin relatif kurang toksik dibandingkan dengan emetin dan dapat
diberikan secara oral. Dosis maksimum adalah 0,1 gram sehari, diberkan
selama 4 – 6 hari. Emetin dan dehidroemetin efektif untuk pengobatan abses
hati (amoebiasis hati).
Klorokuin. Obat ini merupakan amoebisid jaringan, berkhasiat terhadap
bentuk histolytica.
Anti Biotik. Tetrasiklin dan eritomisin bekerja secara tidak langsung sebagai
amebisid dengan mempengaruhi flora usus.
Peromomisin bekerja langsung pada amoeba.
Dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg bb/hari selama 5 hari, dierikan secara
terbagi.
Metronidazol (Nitraomidazol). Metronidazol merupakan obat pilihan, karan
efektif terhadap bentuk histolytica dan bentuk kista. Efek samping ringan,
antara lain, mual, muntah dan pusing. Dosis untuk orang dewasa adalah 2
gram sehari selama 3 hari berturut-turut dan diberikan secara terbagi.
dosis dewasa : 500-750 mg 3x sehari selama 7-10 hari.
Dosis anak 1 tahun : 50 mg/kgBB 3x sehari, selama 7-10 hari
DOSIS UMUMNYA DI BERIKAN :7
Emetin HCl 1 g/ kgBB/ hari untuk 10 hari
Chloroquine 10 g/kgBB/ hari untuk 21 hari
Metronidazole 50 g/ kgBB/ hari untuk 5 hari
Tetrasiklin 20 g – 40 g/ kgBB/ hari (sebaiknya
tidak diberi untuk anak < 7 tahun)
Sampai saat ini tidak ada vaksin untuk
mencegah amubiasis. Akan tetapi anda dapat
mencegah penyakit ini dengan bersikap hati-
hati tentang apa yang Anda makan dan
minum, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, dan jangan lupa cuci tangan
sebelum dan sesudah makan pada air yang
mengalir.
Prognosis amubiasis usus baik bila tidak ada
penyulit. Data statistik menunjukkan bahwa
kematian amubiasis usus tanpa abses hati
hanya 1-2%. Kematian ini biasanya akibat
nekrosis atau perforasi usus, tindakan bedah
sedini mungkin dapat menurunkan angka
kematian karena penyulit ini dari 100% sampai
28%.
Terimakasih