Anda di halaman 1dari 14

PEMBIMBING : dr.Muhammad Nasir,Sp.

A
Infeksi manusia dengan Entamoeba histolytica prevalen
di seluruh dunia, fokus endemik terutama lazim di
daerah tropis dan daerah dengan standar
sosioekonomi dan kebersihan rendah.
Disentri amuba terjadi kira-kira 1-17% dari subyek
yang terinfeksi. Walaupun sangat endemik di Afrika,
Amerika latin, India dan Asia Tengara, amubiasis tidak
semata-mata terbatas pada daerah tropik.
Prevalensi infeksi amuba di seluruh dunia bervariasi
dari 5% sampai 81% dengan frekuensi tertinggi
terutama ada di daerah tropis yang mempunyai
kondisi lingkungan yang buruk, sanitasi perorangan
yang jelek, dan hidup dalam kemiskinan.
 Amubiasis adalah penyakit usus yang
biasanya ditularkan melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh parasit
mikroskopis yang disebut Entamoeba
histolytica (E. histolytica)
 Amubiasis biasanya terjadi di daerah di
mana kondisi kehidupan yang padat dan di
mana ada kurangnya sanitasi yang
memadai.
 Entamoeba histolytica terdapat dalam dua bentuk,
yaitu sebagai kista dan tropozoit.
 Kista ini berukuran 10-18 mm, berisi empat inti,
dan resisten terhadap keadaan lingkungan seperti
suhu rendah dan kadar klorin yang biasa
digunakan pada pemurniaan air, parasit dapat
dibunuh dengan pemanasan 55 °C.
 Trofozoit mempunyai diameter rata-rata 20 mm;
sitoplasmanya terdiri atas zona luar yang jernih
dan endoplasma dalam yang granuler padat,
mengandung inti yang berbentuk sferis yang
mempunyai kariosom sentral yang kecil dan
bahan kromatin granuler yang halus.
 Masa inkubasi rata-raata 2-4 minggu
 Amubiasis kolon akut atau disentri amuba memberikan
gejala sindrom disentri yang merupakan kumpulan
gejala yang terdiri atas tinja yang berlendir dan
berdarah, tenesmus anus, nyeri perut dan kadang-
kadang disertai demam.
 Pada amubiasis kronik penderita mengeluh nyeri perut
dan diare yang di selingi konstipasi.
 Pada amubiasis ekstra intestinalis kadang ditemukan
riwayat amubiasis usus.
 Penderita amubiasis hati biasanya demam, hati
membesar disertai nyeri tekan abdomen terutama di
daerah kanan atas, berkeringat , tidak nafsu makan,
berat badan turun dan ikterus.
 Amubiasis kutis dan perinalis menyebabkan ulkus yang
tepinya bergaung, sedangkan amubiasis vaginalis
menimbulkan leukore dengan bercak darah dan lendir.
 Diagnosis pasti penderita amoebiasis adalah
menemukan parasit didalam tinja atau jaringan.
Dagnosa didasartakan atas :
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan :10
1. Amubiasis kolon akut : menemukan E.histolytica
bentuk histolitika dalam tinja cair.
2. Amubiasis kolon menahun : menemukan E.histolytica
bentuk kista dalam tinja. Jika tidak di temukan,
pemeriksaan tinja perlu di ulang 3 hari berturut-turut.
Pemeriksaan sero logi dapat di lakukan untuk
menunjang diagnosis amubiasis.
3. Amubiasis hati : menemukan bentuk E.histolitica dalam
biopsi dinding abses atau aspirasi nanah. Jika tidak di
temukan amoba dapat dilakukan pemeriksaan serologi
utuk menunjang diagnosis amubiasis.
 Emetin Hidroklorida. Obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika.
Pemberian emetin ini hanya efektif bila diberikan secara parenteral karena
pada pemberian secara oral absorpsinya tidak sempurna.
 Dehidroemetin relatif kurang toksik dibandingkan dengan emetin dan dapat
diberikan secara oral. Dosis maksimum adalah 0,1 gram sehari, diberkan
selama 4 – 6 hari. Emetin dan dehidroemetin efektif untuk pengobatan abses
hati (amoebiasis hati).
 Klorokuin. Obat ini merupakan amoebisid jaringan, berkhasiat terhadap
bentuk histolytica.
 Anti Biotik. Tetrasiklin dan eritomisin bekerja secara tidak langsung sebagai
amebisid dengan mempengaruhi flora usus.
 Peromomisin bekerja langsung pada amoeba.
Dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg bb/hari selama 5 hari, dierikan secara
terbagi.
 Metronidazol (Nitraomidazol). Metronidazol merupakan obat pilihan, karan
efektif terhadap bentuk histolytica dan bentuk kista. Efek samping ringan,
antara lain, mual, muntah dan pusing. Dosis untuk orang dewasa adalah 2
gram sehari selama 3 hari berturut-turut dan diberikan secara terbagi.
dosis dewasa : 500-750 mg 3x sehari selama 7-10 hari.
Dosis anak 1 tahun : 50 mg/kgBB 3x sehari, selama 7-10 hari
 DOSIS UMUMNYA DI BERIKAN :7
 Emetin HCl 1 g/ kgBB/ hari untuk 10 hari
 Chloroquine 10 g/kgBB/ hari untuk 21 hari
 Metronidazole 50 g/ kgBB/ hari untuk 5 hari
 Tetrasiklin 20 g – 40 g/ kgBB/ hari (sebaiknya
tidak diberi untuk anak < 7 tahun)
 Sampai saat ini tidak ada vaksin untuk
mencegah amubiasis. Akan tetapi anda dapat
mencegah penyakit ini dengan bersikap hati-
hati tentang apa yang Anda makan dan
minum, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, dan jangan lupa cuci tangan
sebelum dan sesudah makan pada air yang
mengalir.
 Prognosis amubiasis usus baik bila tidak ada
penyulit. Data statistik menunjukkan bahwa
kematian amubiasis usus tanpa abses hati
hanya 1-2%. Kematian ini biasanya akibat
nekrosis atau perforasi usus, tindakan bedah
sedini mungkin dapat menurunkan angka
kematian karena penyulit ini dari 100% sampai
28%.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai