Anda di halaman 1dari 45

BST – CBD – MINICEX

G2P0A1 Gravida 33-34 minggu + prematur


kontraksi + mioma uteri
Preceptor: Dr. dr. Roni Rowawi, Sp.OG (K)

Oleh :
Nomi Irene Putri S.
1315240

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
SMF OBSTETRI-GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2018
Identitas Pasien
• Nama : Ny. T A K
• Umur : 23 th
• Pendidikan : SMK
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Menikah : 1x, selama 1 tahun
• Nama suami : Tn. Y
• Pekerjaan : Swasta
• Alamat : Jalan Maleber
• Tanggal masuk : 18 Februari 2019
ANAMNESIS
• Keluhan utama : Mulas

• Anamnesis Khusus (autoanamnesis) :


G2P0A1 mengaku hamil 8 bulan mengeluh mulas sejak Pukul
12.00 (7 jam SMRS). Mulas dirasakan semakin sering dan tidak
berkurang bila istirhat serta tidak dipengaruhi aktivitas. Rsa
mulas disertai tegang, kaku, dan nyeri ada perut bagian bawah
yang semakin seringmuncul sejak siang pasien merasakan nyeri
perut sekitar 5 kali. Sebelumnya sekitar Pukul 08.00 keluar
lendir dengan sedikit darah dari jalan lahir. Pasien merasakan
gerakan janin pertama kali 5 bulan. Pasien menyangkal adanya
perdarahan dan keluar cairan bening dari jalan lahir sebelum
bulan ke 8, tidak ada gangguan BAK dan BAB.
Anamnesis Tambahan
• RPD : Hipertensi (-), DM (-), hipertensi saat kehamilan
(-)
• RPK : Hipertensi dalam kehamilan (-), DM (-)
• Riwayat Kebiasaan : tidak merokok, tidak konsumsi alkohol.
• Riwayat Operasi : Tidak ada
• Riwayat Alergi : Tidak ada
• Golongan Darah :B
• Riwayat menstruasi:
– HPHT : 15-07-2018
– Lamanya : 4-5 hari
– Nyeri : Nyeri
• Riwayat menikah : 1x, 1 tahun
• Riwayat KB : Tidak pernah KB
Riwayat Persalinan
Perkawin Hamil ke Lama Jenis J BBL Usia Keadaan
an kehamila persalinan K (gr) sekarang
n
1 1 16 Abortus
minggu
2 Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital :
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi : 104x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 36,6ºC
STATUS GENERALIS
• Kepala
- Conjunctiva anemis -/-
- Sclera ikterik -/-

• Thorax
– Cor : BJM, reg, murmur –
– Pulmo : VBS ka=ki, Rh -/-, Wh -/-

• Abdomen
Cembung, teraba massa seperti usia kehamilan 34 minggu, konsistensi padat
kenyal, permukaan berbenjol, mobilitas (-), NT (-)

• Ekstremitas
- Akral hangat
- CRT < 2”
- Oedem tungkai -/-
Status obtetrikus
• TFU: 28 cm
• LP: 95 cm
• Letak janin: memanjang
• His: 1 kali dalam 10 menit, selama 10 detik
• BJJ: 12-12-12 (144 kali/menit)
• TBBA: 2.325 gram
• Leopold I: lunak, kurang bundar, kurang melenting
• Leopold II: memanjang, punggung kanan
• Leopold III: keras, bundar, melenting
• Leopold IV: konvergen
• Inspekulo: tidak dilakukan

• Pemeriksaan Dalam:
– Vulva/vagina: TAK
– Portio: Lunak, tebal
– Pembukaan: 1 cm
– Presentase: Kepala
– Hodge: 1
Diagnosis Masuk
• G2P0A1 Gravida 33-34 minggu + prematur
kontraksi + mioma uteri + janin intrauterine
tunggal, hidup, letak kepala
Pemeriksaan Penunjang
• Hematologi rutin
• Gula darah sewaktu
• EKG
• Urin Rutin
• Foto toraks
• USG
• NST
Penatalaksanaan
• Rawat Inap, RL 1500cc/24 jam
• Obat:
– Isoksuprin Hcl
– Dexamethasone
– Suplemen Asam folat
Prognosis
• Quo ad vitam: ad bonam
• Quo ad functionam: ad bonam
• Quo ad sanactionam: dubia ad bonam
DIAGNOSIS UTAMA
MYOMA UTERI
PEMBAHASAN TEORI
MYOMA UTERI
DEFINISI
• Myoma Uteri / Fibromioma / Fibroid ataupun
leiomioma adalah neoplasma jinak yang
berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpanginya.
EPIDEMIOLOGI
• ♀ usia reproduksi (20-25%)
• PA  prevalensi mioma uteri ↑ >70 %
• < 1% malignansi
• Peak Age 35-50 tahun (mioma uteri
dengan estrogen)
• Di Indonesia 2,39%-11,87% dari semua
penderita ginekologi yang dirawat.
• Di USA warna kulit hitam 3-9x lebih tinggi
menderita mioma uteri
ETIOLOGI
• Banyak pada usia reproduktif
• Rendah pada usia menopause, belum pernah
terjadi sebelum menarche.
• Diduga stimulasi hormon estrogen.
KLASIFIKASI
• Mioma uterus berasal dari serviks uteri (1-3%)
dan korpus uteri.
• Menurut tempatnya dan menurut arah
pertumbuhannya :
• 1. Mioma submukosa (6,1%)
• 2. Mioma intramural (54%)
• 3. Mioma subserosa (48%)
• 4. Mioma intraligamenter (4,4%)
Mioma submukosa
 Berada di bawah endometrium, menonjol ke
dalam rongga uterus.
 Keluhan perdarahan.
 Sering mengalami infeksi (mioma submukosa
pedinkulata/mioma submukosa bertangkai).
• Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke
vagina (Myoma Geburt/mioma yang
dilahirkan), mudah mengalami infeksi, ulserasi
dan infark. Penderita akan mengalami anemia
dan sepsis.
Mioma Intramural
Di dinding uterus di antara serabut
miometrium.
Mioma yang terletak pada dinding depan
uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan
dan mendorong kandung kemih ke atas,
sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.
Mioma Subserosa
Tumbuh keluar dinding uterus  menonjol
permukaan uterus diliputi serosa.
Mioma subserosa dapat tumbuh di antara kedua
lapisan ligamentum latum menjadi mioma
intraligamenter.
Mioma Intraligamenter
Mioma subserosa tumbuh menempel pada
jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau
omentum kemudian membebaskan diri dari
uterus sehingga disebut wondering parasitis
fibroid.
• Bila mioma dibelah : terdiri dari bekas otot
polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti
kumparan (whorie like pattern) dengan
pseudocapsul yang terdiri dari jaringan ikat
longgar yang terdesak karena pertumbuhan
Gejala Klinik
 Gejala Klasik : Hipermenore, menometroragia
 Dismenore
 Nyeri perut bagian bawah
 Nyeri pinggang.
 Bila mengenai kandung kemih, ureter dan usus
dapat terganggu, keluhan disuri (14%), keluhan
obstipasi (13%).
 Infertilitas
 Abortus spontan
DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan bimanual rutin.
Gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih
licin.

2. Temuan laboratorium
Anemia
Kadang polisitemia
Kelainan ginjal
3. Pemeriksaan penunjang

a. Ultrasonografi
USG transabdominal dan transvaginal Irregularitas
kontur, pembesaran uterus, kalsifikasi ditandai fokus-
fokus hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi
kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik.

b. Histeroskopi
Dapat dilihat mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil
serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat
diangkat.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma
tetapi jarang diperlukan.
Mioma : massa gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari
miometrium normal.
Dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi
dengan jelas, termasuk mioma submukosa.
PENATALAKSANAAN
A. Konservatif
Mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan
pengobatan, tetapi harus diawasi
perkembangan tumornya
Bila > kehamilan 10-12 minggu, tumor yang
berkembang cepat, terjadi torsi pada tangkai,
perlu diambil tindakan operasi.
B. Terapi medikamentosa
 Belum ada yang dapat mengecilkan secara pasti.
 Terapi medikamentosa masih merupakan terapi
tambahan atau terapi pengganti sementara dari
operatif.
 Preparat : analog GnRH dan progesteron sintetik
 Mioma submukosa dan mioma intramural
merupakan mioma uteri yang paling rensponsif
terhadap pemberian GnRH ini.
 Keuntungan pemberian pengobatan medikamentosa dengan
GnRHa adalah:
1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri.
2. Mengurangi anemia akibat perdarahan.
3. Mengurangi perdarahan pada saat operasi.
4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat
pengangkatan mioma.
5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal.
6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa
dengan histeroskopi.
C. Embolisasi Arteri Uterina
• Suatu tindakan yang menghambat aliran darah ke
uterus dengan cara memasukkan agen emboli ke arteri
uterina. Arteri uterina yang mensuplai aliran darah ke
mioma dihambat secara permanen dengan agen
emboli (partikel polivynil alkohol).
• Proses embolisasi menggunakan angiografi digital
substraksi dan dibantu fluoroskopi. Hal ini dibutuhkan
untuk memetakan pengisian pembuluh darah atau
memperlihatkan ekstrvasasi darah secara tepat. Agen
emboli yang digunakan adalah polivinyl alkohol adalah
partikel plastik dengan ukuran yang bervariasi.

• Tingkat keberhasilan penatalaksanaan mioma uteri


dengan embolisasi adalah 85-90%.
D. Operatif

1. Miomektomi
Pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan
uterus.
Bila pasien masih ingin memiliki keturunan
Kemungkinan kehamilan ± 30% sampai 50%. Selain
alasan tersebut, miomektomi juga dilakukan pada
kasus mioma yang mengganggu proses persalinan.
Metode bedah untuk miomektomi tergantung pada
ukuran,lokasi, dan jumlah fibroid.,meliputi:

* Histeroskopi: yang melibatkan memasukkan


instrumen untuk melihat lebih jelas melalui vagina dan
masuk ke rahim. Histeroskopi dapat digunakan untuk
menghilangkan fibroid pada dinding dalam rahim yang
belum tumbuh jauh ke dalam dinding rahim.
* Laparoskopi: yang menggunakan instrumen
untuk melihat lebih jelas dan satu atau lebih
potongan kecil (sayatan) di perut. Laparoskopi
biasanya diperuntukkan untuk menghilangkan
satu atau dua fibroid, sampai sekitar 2 inci (5,1
cm) di seluruh, yang tumbuh di luar rahim.
* Laparotomi: yang menggunakan sayatan yang lebih
besar di perut. Laparotomi digunakan untuk
menghilangkan fibroid yang besar, fibroid banyak, atau
fibroid yang tumbuh jauh ke dalam dinding rahim.
2. Histerektomi
Operasi pengangkatan kandung rahim pada seorang wanita,
sehingga setelah menjalani operasi ini dia tidak bisa lagi hamil
dan mempunyai anak
• Histerektomi total: pengangkatan rahim dan
serviks, tanpa ovarium dan tuba falopi

• Histerektomi subtotal: pengangkatan rahim


saja, serviks, ovarium dan tuba falopi tetap
dibiarkan.

• Histerektomi total dan salpingo-oporektomi


bilateral: pengangkatan rahim, serviks, ovarium
dan tuba falopi.
• Histerektomi radikal. Histerektomi ini
mengangkat bagian atas vagina, jaringan, dan
kelenjar limfe disekitar kandungan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai