Anda di halaman 1dari 69

TERMINOLOGI

• RC = Refleks Cahaya +/+ direct dan indirect


• Injeksi konjungtiva = merupakan hiperemi
konjungtiva yang mempunyai tanda – tanda
pembuluh darah yang melebar dari forniks ke
kornea.
• Injeksi siliar = melebarnya pembuluh darah
perikornea (a.siliaris anterior)
Perbedaan injeksi siliar dan injeksi
konjungtiva
Inj Konjungtiva Inj SIliar
Sebab : konjungtivitis Keratitis, iritis, iridosiklitis, gloukoma
Lokasi : perifer sentral
Tetes adrenalin : hilang Tidak hilang
Sekret : seous, mukopurulen, purulen Lakrimasi
Photophobia ; (-) +
Pupil : normal Miosis : keratitis, iritis
Midriasis : glaukoma
Pemb darah : jelas, pindah bila Tidak jelas, lurus, halus, tidak
digerakan berpindah bila digerakan
Asal : a. konj posterior a. Siliaris anterior
• Florescen test : tes yang menggunakan pewarna
orange dan cahaya biru untuk mendeteksi benda
asing pada mata
Berguna untuk :
-indentifikasi goresan
dangkal
-Abromal produksi
airmata
-Infeksi
-Cedera atau trauma
Anatomi & Histologi Konjungtiva

www.pathologyoutline.com
Gray’s Anatomy for Student
Anatomi Konjungtiva
• Merupakan membrana mukosa transparan yang
menutupi permukaan dalam palpebra
(Conjunctiva palpebrae) dan permukaan depan
mata pada sklera (Conjunctiva bulbi).
• Tempat peralihan kedua bagian di atas terdapat
lipatan yang membentuk kantung antara
palpebra dan bola mata yaitu Fornix conjunctiva
superior dan inferior.
• Maka bila sclera tampak merah (hiperemis)
mungkin diakibatkan adanya pelebaran
pembuluh darah pada konjungtiva.
• Perdarahan: arteri siliaris anterior, arteri
konjungtiva posterior, arteri palpebra
• Persarafan: cabang n.V (trigeminus) → n.V1
Histologi Konjungtiva
• Konjungtiva terdiri dari 3 lapisan:
1. Epitel → sel epitel silindris pendek berlapis
dengan sel goblet lalu di daerah limbus (menuju
kornea) berubah menjadi sel epitel gepeng
berlapis tidak berkeratin
2. Stroma konjungtiva → jaringan ikat longgar,
pembuluh darah, jaringan limfoid
3. Endotel
Sel epitel
silindris
pendek
dengan
sel
goblet

Jaringan ikat
Diagnosis Banding Kelainan Mata Merah
Diagnosis Banding
• DD mata merah tanpa penurunan visus:
– Konjungtivitis akut bakterialis, viral, alergi
– Perdarahan subkonjungtiva
– Episkleritis dan skleritis
– Inflamasi pterigium, pinguekula
• DD mata merah dengan penurunan visus:
– Keratitis dan ulkus kornea
– Uveitis anterior
– Glaukoma berat
Diagnosis Banding Konjungtivitis
Virus Bakteri Alergi Toksik

Gatal - - ++ -

Mata merah + ++ + +

Hemoragi + + - -

Sekret Serous mucous Purulen, kuning, krusta Viscus -

Kemosis ± ++ ++ ±

Lakrimasi ++ + + ±

Folikel + - + ±

Papil - + + -

Pseudomembran ± ± - -

Pembesaran kelenjar ++ + - -
limfe
Panus - - - ±

Bersamaan dengan ± ± ±
keratitis
-
Demam ± ± -

-
Sitologi Granulosit Limposit, monosit Eosinofil Sel epitel, granulosit
Diagnosis Banding Konjungtivitis
Glaukoma Kongestif
Konjungtivitis Keratitis Uveitis Anterior
Akut
Menurun perlahan,
Visus Normal Tergantung letak infiltrat Menurun mendadak
tergantung letak radang
Hiperemi konjungtiva perikornea siliar Mix injeksi

Epifora, fotofobia - + + -

Sekret Banyak - - -

Palpebra Normal Normal normal Edema


Edema, suram (tidak
Kornea Jernih Bercak infiltrat Gumpalan sel radang
bening), halo (+)
COA Cukup cukup Sel radang (+) dangkal
Sel radang (+), flare (+),
H. Aquous Normal normal Kental
tyndal efek (+)
Kripta menghilang karena
Iris Normal normal Kadang edema (bombans)
edema
Pupil Normal normal miosis Mid midriasis (d:5mm)

Lensa Normal normal Sel radang menempel Keruh


ANDREAS WILSON
SETIAWAN- 1210031
RADANG KONJUNGTIVA ATAU RADANG SELAPUT
LENDIR YANG MENUTUPI BELAKANG KELOPAK
MATA DAN BOLA MATA, DALAM BENTUK AKUT
MAUPUN KRONIS

CONJUNGTIVITIS BACTERIAL :
INFLAMASI PADA CONJUNGTIVA YANG
DISEBABKAN OLEH INFEKSI BAKTERI
(Gonococcus, Meningococcus, Staphylococcus
aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophillus
influenzae, Escherichia coli)
Cleveland clinic journal of medicine-
1. KONJUNGTIVITIS KATARALIS : AKUT, KRONIK, ANGULARIS
2. KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS:
A. AKUT :
- KERATO-KONJUNGTIVITIS EPIDEMIKA
- DEMAM FARINGO KONJUNGTIVITIS
- KONJUNGTIVITIS HEMORAGIK AKUT
- KONJUNGTIVITIS NEW CASTLE
- INCLUSION KONJUNGTIVITIS
B. KRONIS
- TRAKHOMA
3. KONJUNGTIVITIS PURULENTA
A. GO :
- OFTALMIA GONORE DEWASA
- OFTALMIA GONORE ANAK-ANAK
- OFTALMIA GONORE NEONATORUM
B. NON-GO
4. KONJUNGTIVITIS MEMBRANOSA
5. KONJUNGTIVITIS ALERGI
A. KONJUNGTIVITIS VERNAL
B. KONJUNGTIVITIS KLIKTEN
C. KONJUNGTIVITIS ATOPI
Klasifikasi & Etiologi
Vaughan & Asbury's General
Ophthalmology 17th Edition
• Daerah padat penduduk dengan tingkat
sanitasi rendah
• Daerah Pabrik/ Polusi udara yang tinggi
• Daerah Tropis >
• Insidensi pada anak ↑ pada daerah tingkat
infeksi yang tinggi
• Insidensi Pria = Wanita
• Lingkungan dengan tingkat sanitasi rendah
• Sering menggunakan Lensa Kontak
• Menggunakan Kosmetik terkontaminasi
• Kelainan Okuler (Mata kering, Blepharitis, etc)
• Post operasi mata
• Penggunaan obat topical kronis
• Immunocompromised
• Neonatal dengan partus normal dari ibu
penderita STD aktif
Faktor Resiko
http://one.aao.org/asset.axd?id=7264838d-7b44-4509-b2cd-3b1e50ac42fe
PATOGENESIS PATOFISIOLOGI
Ggg mekanisme pertahanan mata thdp infeksi: Kontaminasi eksternal,
Primer  epitel yang melapisi conjunctiva menggosok mata
(regenerasi cepat dan tuntas)
Sekunder  air mata: mengandung lisozim dan Perubahan pola
imunoglobulin, lakrimasi, refleks kedip bakteri/flora normal
pada permukaan bola mata
& adneksa

Invasi oleh bakteri patogen Membran mukosa


Merusak struktur
konjungtiva Sekresi musin, air, sel,
garam inorganik
Sel inflamasi + fibrin Reaksi inflamasi akut konjungtiva
+ mukus
hasil ekskresi Lubrikasi
sel goblet Vasodilatasi Edema

Mukopurulen
Hiperemis,
pada silia
injeksi konjungtiva + Terasa mengganjal

Perlekatan ke
kelopak mata + cabang pembuluh darah
atas & bawah pada kumpulan eksudat Papil
GEJALA KLINIK
• Mata merah
• Rasa tidak nyaman, mengganjal seperti terdapat
benda asing
• Perlengketan kelopak mata
• Edema palpebra
• Gatal
• Signs:
– Discharge purulent berwarna putih kekuningan
– Papil pada tarsus superior
– Kemosis
DD, DB, DK
Identifikasi Kasus dan Dasar Diagnosis
• Laki-laki berusia 25 tahun: 60% pada perempuan, laki-
laki > perempuan, pada usia produktif 19-40 tahun
• KU: mata kiri eritema dengan banyak kotoran mata →
GK konjungtivitis
• 3 hari sebelum ke RS, px kelilipan sewaktu naik motor
→ FR konjungtivitis
• Mata terasa nyeri, berair dan seperti terdapat benda
asing → FR trauma minor
• Px menggosok matanya dengan tangan, rasa
mengganjal berkuran tapi mata menjadi tambah perih
dan berair → trauma minor, membuat port the entry
• Mata kiri px menjadi eritema, penglihatan tidak
buram → GK Inflamasi, penurunan visus (-)
• Px memakai tetes mata merek I dan keluhan
menjadi berkurang → tetes mata hanya untuk
lubrikasi sehingga membuat mata lebih nayaman
• 2 hari yang lalu pagi hari waktu bangun tidur,
mata kiri terasa lebih lengket hingga sulit
membuka mata dan terdapat kotoran mata
berwana hijau kekuningan → GK konjungtivitis
bakterialis, sekret mukopurulen
• Kelopak mata terasa membengkak dan agak
eritema → GK inflamasi akibat infeksi
• Px menggunakan obat tetes mata merek I 4x1,
mata lebih nyaman tetapi keluhan masih
terasa → pengobatan inadekuat, tidak
eradikasi bakteri
• Keluhan kotoran mata hijau kekuningan tetap
dirasakan walaupun sudah dibersihkan →
infeksi tetap berlanjut, tidak hanya cukup
dengan dibersihkan
• 1 hari yg lalu keluhan semakin berat →
progresif
• Mata dirasakan agak gatal → GK akibat adanya
kotoran yang dianggap benda asing
• Pagi hari sebelum ke RS mata px terasa sangan
lengket, sulit dibuka, kotoran mata banyak,
kelopka mata oedem dan eritema → GK
• Px, merasa penglihatan mata kirinya menjadi
agak buram → visus menurun akibat adanya
kotoran mata
• RPD: demam (-) → tidak ada inflamasi sistemik
menyingkirkan DB dengan konjungtivitis viral
• PF: pembesaran KGB preaurikuler →
menyingkirkan DB dengan konjungtivitis viral
• Status oftalmologis (OS):
1. Visus dasar: 6/6 → penurunan visus (-)
2. Palpebra: edema, hiperemis → e.c inflamasi,
sekret mukopurulen pd silia → infeksi
bakteri, injeksi konjungtiva (+) → inflamasi
pada konjungtiva
3. Konjungtiva: tarsal superior dan inferior
terdapat papil → GK khas pada konjungtivitis
bakteri, folikel (-) → menyingkirkan DB
dengan konjungtivitis viral
4. Kornea: floresin test (-) → menyingkirkan DB
penglihatan buram akibat keratitis, ulkus
kornea
Diagnosis Banding
Konjungtivitis Virus Konjungtivitis Bakteri Konjungtivitis Alergi

Gatal - - ++

Mata Merah + ++ +

Lakrimasi ++ + +

Sekret Serous, mukous Mukopurulen Viscus

Folikel + - +

Papil - + +

Pembesaran KGB ++ - _

Sitologi granulosit Limfosit, monosit eosinofil


Konjungtivitis bakteri
• Inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh
bakteri, biasanya dengan keluhan mata merah;
sekret pada mata dan iritasi mata
• Disebabkan oleh N.gonnorhoeae, Neisseria
kochii, N.meningitidis, Streptococcus pneumonia,
Haemophilus aegyptus, Hemophilus influenza,
E.colli
• Biasanya mulai pada 1 mata kemudian mengenai
mata yang lain melalui tangan dan dapat
menyebar ke orang lain
• GK: injeksi konjungtiva (+), sekret lebih
mukopurulen, oedem pada kelopak mata,
visus tidak terganggu hanya sedikit kabur
karena adanya sekret, kelopak mata saling
melekat pada pagi hari sewaktu bangun tidur
Konjungtivitis Viral
• Inflamasi pada konjungtiva yang disebabkan oleh
berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat
yang dapat menimbulkan cacat hingga infeksi ringan
yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung
lebih lama daripada konjungtivitis bakteri
• Yang paling sering: adenovirus, HSV, Varicella zoster,
poxvirus, HIV
• Sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan
penderita, dapat menular melalui droplet pernapasan,
kontak dengan benda-benda yang menyebarkan virus
• GK:
1. Adenovirus: demam, mata seperti kelilipan,
mata berair berat, psedomembran, infiltrat
subepitel kornea, keratitis, bertahan lebih dr
2 bulan
2. HSV: biasa pd anak kecil, injeksi konjungtiva
unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri,
fotofobia ringan, keratitis herpes
Konjungtivitis Alergi
• Bentuk alergi pada mata yang paling sering
dan disebabkan oleh reaksi inflamasi pada
konjungtiva yang diperantai oleh sistem imun
(reaksi hipersentivitas tipe I)
• Klasifikasi: konjungtivitis alergi musiman dan
tumbuh-tumbuhan, keratokonjungtivitis
vernal, keratokonjungtivitis atopik,
konjungtivitis papilar raksasa
• GK:
1. Konjungtivitis alergi musiman: gatal, kemerahan,
lakrimasi, injeksi konjungtiva ringan, kemosis
berat
2. Keratokonjungtivitis vernal: mata sangat gatal,
kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak
putih susu, banyak papila halus di konjungtiva
tarsalis superior
3. Keratokonjungtivitis atopik: sensasi terbakar,
pengeluaran sekret mukoid, merah, fotofobia,
tepian palpebra eritematosa, konjungtiva
tampak putih susu, visus bisa menurun
4. Konjungtivitis papilar raksasa: GK mirip
keratokonjungtivitis vernal
Diagnosis kerja

Konjungtivitis Bakterialis Akut Okuler


Sinistra (OS)
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Mikrobiologi:
– Swab konjungtiva  pemeriksaan gram, kultur &
sensitivitas antibiotik.
Mikrobiologi Penyebab Konjungtivitis
Bacterialis
• Hyperacute Bacterial Conjunctivitis
– N gonnorhoeae (paling sering), Neisseria kochii, N
meningitidis
• Acute Bacterial Conjunctivitis
– Streptococcus pneumonia, Haemophilus
aegyptyus
• Chronic Bacterial Conjunctivitis
– Staphylococcus, konjungtivitis sekunder atau pada
pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis
Penatalaksanaan
Obat topikal untuk mata
Bentuk sediaan obat mata
• Larutan/suspensi/tetes mata
(+) OOA > cepat, tidak mengganggu visus
(-) DOA > cepat, sehingga pemakaian semakin
sering
• Salap mata/okulenta
(+) DOA > lama, sehingga pemakaian lebih jarang
Bersentuhan dgn permukaan okular dan efek
menenangkan
(-) OOA > lama, lengket, sulit dan kotor
Ophtalmic antibiotic
Mekanisme kerja
• Aminoglikosida (gentamisin, neomisin, tobramisin)
menghambat sintesis protein dengan mengikat 30S
subunit ribosom.
• Bacitracin menghambat pertumbuhan bakteri
melalui pencegahan subunit dinding sel yang
ditambahkan ke rantai peptidoglikan. Bacitracin
bersifat bakterisidal
• Fluoroquinolones menghambat DNA gyrase
(topoisomerase II) dan topoisomerase IV
• Azitromycin dan eritromisin berikatan dengan 50S
subunit ribosom dan menghambat sintesis protein
mikroba
• Gramicidin memiliki aksi bakterisidal trhdp organisme
gram positif dgn meningkatkan permeabilitas sel trhdp
kation anorganik
• Natamycin mrpkn tertraene polyene antifungal antibiotik
yg berasal dr streptomyces natalenis
• Polymyxin B bersifat bakterisidal trhdp organisme gram
negatif
• Sulfacetamide mrpkn antibiotik sintesis sulfonamide dan
menghambat sintesis dihydrofolate bakteri
• Trimetoprim mengganggu sintesis folat dgn menghalangi
produksi asam tetrahydrofolic dr asam dihydrofolic
Kasus
Tujuan
• Menghilangkan bakteri penyebab
• Menghindari kontaminasi mata yang sehat
atau mata orang lain
Non-farmakologi
• Tidak menggosok mata yang sakit dan
kemudian menyentuh mata yang sehat
• Mencuci tangan setelah setiap kali
memegang mata yang sakit
• menggunakan kain lap, handuk, dan sapu
tangan baru yang terpisah untuk
membersihkan mata yang sakit
• Kompres dengan air dingin bila terasa
panas
Farmakologi
• 1st Obat tetes :
Gentamycin solution 0,3 % 1-2 tetes setiap 4 jam
• 2nd Obat salep (optional):
Sulfacetamide ointment 10% sebelum tidur
selama 7-10 hari
PENCEGAHAN
• Menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan
• Hindari menggosok-gosok mata
KOMPLIKASI
• Kerusakan duktus lacrimasi
• Timbul jaringan parut pada konjungtiva
• Glaukoma
• Ablatio retina
• Ulkus
PROGNOSIS
• Qua ad vitam : ad bonam
• Qua ad sanationam : ad bonam
• Qua ad functionam : ad bonam

Anda mungkin juga menyukai