Anda di halaman 1dari 109

Oleh :

Abd. Wahid, S.Kep.Ns.M.Kep


Pasal 8
Kepmenkes 1239/2001 (2)
DASAR HUKUM PRAKTIK PERAWAT
UU no. 23 tahun 1992
tentang Kesehatan
(pasal 32 ayat 4)

Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan


berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu

 Ahli  kompeten
 Kewenangan  lisensi
Pasal 4
PP no. 32 tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan
(1) Tenaga kesehatan hanya dapat
melakukan upaya kesehatan setelah
tenaga kesehatan yang bersangkutan
memiliki ijin dari Menteri
(2) Dikecualikan dari pemilikan ijin
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
bagi tenaga kesehatan masyarakat
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perijinan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur oleh menteri.
LANDASAN HUKUM
 UU no. 23 tahun 1992 tentang KESEHATAN
 UU no. 8 tahun 1999 tentang PERLINDUNGAN
KONS
 UU no. 29 tahun 2004 tentang PRAKTIK
KEDOKTERAN
 PP no. 32 tahun 1996 tentang TENAGA
KESEHATAN
 KEPMEKES no. 259 tahun 2001 tentang
REGISTI DAN PRAKTIK PERAWAT
 KEPMEKES no. 900 tahun 2002 tentang
REGISTI DAN PRAKTIK BIDAN
PASAL 32 (4) UU no. 23 tahun
1992
PELAKSANAAN PENGOBATAN DAN
ATAU PENGOBATAN BERDASARKAN
ILMU KEDOKTERAN DAN ATAU ILMU
KEPERAWATAN HANYA DAPAT
DILAKSANAKAN OLEH NAKES YANG
PEMPUNYAI KEAHLIAN DAN
KEWENANGAN UNTUK ITU
(KEPMENKES No 1239 tahun 2001 PS
17)
PASAL 17 KEPMENKES no. 1239 tahun
2001
PERAWAT DALAM MENJALANKAN PRAKTEK
KEPERAWATAN HARUS SESUAI DENGAN KEW
YANG DIBERIKAN BERDASARKAN PENDIDIKAN
DAN PENGALAMAN
 SIP:BUKTI TERTULIS PEMBERIAN
KEWENANGAN UNTUK MENJALANKAN PRAKTEK
KEPERAWATAN DI SELURUH WILAYAH RI
 SIK: SIP:BUKTI TERTULIS YANG DIBERIKAN
KEPADA PERAWAT UNTUK MELAKUKAN PRAKTEK
KEPERAWATAN DI SARANA YANKES
 SIPP:BUKTI TERTULIS YANG DIBERIKAN
KEPADA PERAWAT UNTUK MELAKUKAN PRAKTEK
PERAWAT PERORANGAN ATAU KELOMPOK
TENAGA KESEHATAN
SETIAP ORANG YANG MENGABDIKAN
DIRI DALAM BIDANG KESEHATAN
SERTA MEMILIKI PENGETAHUAN ATAU
KETERAMPILAN MELALUI PENDIDIKAN
DI BIDANG KESEHATAN YANG untuk
JENIS tertentu MEMERLUKAN
KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN
UPAYA KESEHATAN
JENIS-JENIS NAKES (pasal 2 PP 32 tahun
1996
1. MEDIS : DR. DRG
2. KEPERAWATAN : PERAWAT DAN BIDAN
3. KEFARMASIAN : APOTEKER, ANALIS FARMASI, DAN
ASISTEN OPOTEKER
4. KESMAS: EPIDEMIOLOG KES. ENTOMOLOG KES,
PENYULUHAN KES, ADMINISTRATOR KES, DAN
SANITARIAN
5. GIZI: NUTRISIONIS DIETISIEN
6. KETERAMPILAN FISIK: FISIOTERAPIS,
OKUPASITERAPIS, DAN TERAPIS WICARA
7. KETEKNISAN MEDIS: RADIOGRAFER,
RADIOTERAPIS, TEKNISI GIGI, TEKNISI
ELEKTROMEDIS, ANALISIS KES, REFRAGSIONIS
OPTISIEN,OTORIK PROSTETIK, TEKNISI TRANFUSI
DAN PEREKAM MEDIS.
TUGAS NAKES
NAKES BERTUGAS MENYELENGGARAKAN ATAU
MELAKUKAN KEGIATAN KESEHATAN SESUAI
DENGAN BIDANG KEAHLIAN DAN ATAU
KEWENANGAN NAKES YBS (Pasal 50 (1) UU no. 23
tahun1992)
NAKES BERHAK MEMPEROLEH PERLINDUNGAN
HUKUM DALAM MELAKSANAKAN TUGAS SESUAI
DENGAN PROFESINYA. (Pasal 53 (1) UU no. 23
tahun 1992)
NAKES DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA
BERKEWAJIBAN MEMENUHI STANDAR PROFESI
DAN MENGHORMATI HAK PASIEN. (pasal 53 (2) UU
no. 23 tahun 1992).
LEGISLASI PRAKTIK KEPERAWATAN
UPAYA PERUMUSAN PENYEMPURNAAN PERANGKAT
HUKUM DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

TUJUAN LEGISLASI
1. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MAS
TERHADAP YANKEP YANG DIBERIKAN OLEH
PRAKTISI YANG PROFESIONAL
2. MEMELIHARA KUALITAS YANKEP YANG
DIBERIKAN
3. MEMBERIKAN BATAS KEWENANGAN SETIAP
KATEGORI TENAGA KEPERAWATAN
4. MEMOTIVASI PROFESIONALISME NAKEP
5. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM
KOMPONEN LEGISLASI
A. SERTIFIKASI
PENGAKUAN TERHADAP KOMPETENSI
(PENGETAHUAN, KETERAMPILAN,
PERILAKU) SEORANG PERAWAT
B. REGISTRASI
PENGAKUAN TERHADAP NAKES UNTUK
MEMPEROLEH KEWENANGAN
MELAKUKAN PRAKTEK
C. LISENSI
SURAT IZIN BAGI NAKEP UNTUK
MELAKUKAN PRAKTIK SESUAI STANDAR
PROFESI DIBERBAGAI TATANAN YANKES
UNSUR HUKUM
1. MENGATUR TINGKAH LAKU MANUSIA DALAM
MASYARAKAT
2. DIADAKAN OLEH BADAN RESMI
3. BERSIFAT IMPERATIF (MENGIKAT DAN MEMAKSA)
4. MEMP SANKSI TEGAS

TUJUAN HUKUM
1. KETERTIBAN MASYARAKAT
2. KEPASTIAN HUKUM
SUMBER HUKUM

FORMIL = UU, KEBIASAAN, DOKTRIN,


(PDPT PAKAR HK)
PERJANJIAN/TRANSAKSI,
YURISPRUDENSI
MATERIIL = HUKUM PIDANA, HUKUM
PERDATA, HUKUM KESEHATAN, HUKUM
NIAGA, HUKUM LINGKUNGAN
PASAL 53 (2) UU No. 23 TAHUN
1992
NAKES DALAM MELAKUKAN TUGASNYA
BERKEWAJIBAN UNTUK MEMENUHI
STANDAR PROFESI DAN MENGHORMATI
HAK PASIEN

PASAL 21 PP No. 32 TAHUN 1996


SETIAP NAKES DALAM MELAKUKAN
TUGASNYA BERKEWAJIBAN UNTUK
MEMATUHI STANDAR PROFESI NAKES
PASAL 17 KEPMEN 1239 TAHUN
2001
PERAWAT DALAM MELAKUKAN
PRAKTIK KEPERAWASTAN HARUS
SESUAI DENGAN KEWENANGAN YANG
DIBERIKAN BERDASARKAN
PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN
SERTA MEMPBERIKAN PELAYANAN
BERKEWAJIBAN MEMENUHI STANDAR
PROFESI
STANDAR KEPERAWATAN

1. standar pelayanan keperawatan


2. standar praktik keperawatan
3. standar pendidikan keperawatan
4. standar pendidikan berkelanjutan
keperawatan
(PPNI, 1996)
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DI
RUMAH SAKIT
SK Menkes: 660/1987. SK Dirjenyanmed: 7637.1993.

 Standar 1 Falsafah Keperawatan


 Standar 2 Tujuan Asuhan Keperawatan
 Standar 3 Pengkajian Keperawatan
 Standar 4 Diagnosa Keperawatan
 Standar 5 Perencanaan Keperawatan
 Standar 6 Intervensi Keperawatan
* Prosedur Keperawatan Umum (14 komponen)
 Standar 7 Evaluasi Keperawatan
 Standar 8 Catatan Asuhan Keperawatan
Standar 6 Intervensi Keperawatan
* Prosedur Keperawatan Umum (14 komponen)
1. memenuhi kebutuhan oksigen
2. memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit
3. memenuhi kebutuhan eliminasi
4. memenuhi kebutuhan keamanan
5. memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
6. memenuhi kebutuhan istirahat tidur
7. memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani
8. memenuhi kebutuhan spiritual
9. memenuhi kebutuhan emosional
10. memenuhi kebutuhan komunikasi
11. mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis
12. memenuhi kebutuhan pengobatan & membantu proses
penyembuhan
13. memenuhi kebutuhan penyuluhan
14. memenuhi kebutuhan rehabilitasi
LINGKUP PRAKTIK
KEPERAWATAN MANDIRI
 Mengacu pada standar askep :  Terkait dengan sifat intervensi :

* Melakukan pengkajian * Observasi


* Merumuskan diagnosa * Pendidikan
keperawatan /penyul. kesehatan
* Menyusun rencana * Konseling
tindakan * Tindakan / terapi kep.
* Melaksanakan tindakan * Terapi medik yang
* Mendokumentasikan dilimpahkan
REGULASI KEPERAWATAN

NOW:
KEPMENKES NO: 1239/2001 tentang
REGISTRASI & PRAKTIK KEPERAWATAN  Dinas Kesehatan

FUTURE:
KONSIL KEPERAWATAN  UU KEPERAWATAN ?
Amandemen Permenkes 1239/2001 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat

OP PPNI DEPKES

KNUKP
DINKES
Perwakilan KNUKP
Di Daerah

Registrasi
Uji Kompetentsi
Nasional implementasi
di daerah

Lisensi
Sertifikasi
oleh KNUKP
Nasional
25
Persiapan Pengaturan
Sistem Uji Kompetensi Masa Transisi
 Amandemen Permenkes  Undang Undang
1239/2001: Keperawatan:
Prinsip dasar self-
 Komite Uji
governance by profession:
Kompetensi dan
 KNUKP (Komite Nasional Uji Registrasi
Kompetensi Perawat):  Komite Standar
1. Melaksanakan uji kompetensi Pendidikan Profesi
2. Menetapkan kelulusan uji  Komite Praktik
kompetensi
Keperawatan
3. Memberikan sertifikasi
 Pemerintah:  Komite Disiplin
1. Melakukan registrasi Keperawatan
2.Memberikan lisensi

26
JENIS UJI KOMPETENSI

a. Uji Kompetensi Tingkat Pemula (Entry


Level Exams)

b. Entry level exam adalah uji kompetensi


yang dilaksanakan bagi perawat yang
akan berkerja setelah lulus pendidikan
ALUR ELE
KNUKP
Layak
Lulus Kompeten
kerja

Perawat Uji
lulusan baru kompetensi

Belum
Tidak lulus Uji ulang
kompeten

Lembaga Training
ALUR WPA
Perawat
Bekerja

Lulus Sertifikat Sarana Kesehatan,


Pra Kompetensi Lembaga Praktek Mandiri
konsultasi

Uji
Kompetensi

Lulus
Tidak Uji ulang
lulus 1
Lulus

Tidak Uji ulang


lulus 2 Lulus
Tidak Uji ulang
lulus 3
Tidak
lulus

LEMBAGA TRAINING
Uji Kompetensi dalam konteks sistem Credentialing
Perawat Indonesia

BAR U LULU S/ SDH KERANGKA UJ I KO


M PETENSI DALAM
KERJ A
KONTEKS SISTEM CREDENTIA LING
PERAWAT INDONESIA
M ENG AJUKAN PEMBAHARUANT
IAP 5 TH
PERM O HO NAN UJI
KO M PETENSI S
PERO RANG AN/
E
KELO M P
OK
R D
T
I I D
F S I S
K NU K P L I LEVEL N . N PRA KTEK
K VO KASI K K . SAR KES
U A
E
L T E T S I
UJ I S .
KOM PETENSI U . K
K R A P
S O
M LEVEL B .
P PRO FESI
P . / PRAKTE K
E O NAL R P K P M ANDI RI
TI D A K L UL U S O
T O T .
E . A
N P
DI K L AT S
I
PRO F ESI
Cat atan: 1. Leve l perawat Voka si (M inim al D3) d apatm e m perolehijin pr aktikm and ir i
denganpenga lam anbeke r ja d
i saranakes . Minim al 3t ah
. Leve
2 l per awa t Pr o
f essional ( S1& S pes
ialis) dapat sekaligus m en gur u
s ijn
pr akt ekdi sa r kesda n pr akt ikm and ir i
PRAKTIK PERAWAT
Praktik Keperawatan
Tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerjasama bersifat kolaboratif dengan
pasien/ klien dan tenaga kesh lainnya
dalam memberikan askep sesuai lingkup
wewenang & tanggungjawabnya

Perawat profesional :
“ners generalis, ners spesialis, ners
konsultan”
Praktik Keperawatan Profesional
TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY)

Tanggung jawab perawat berarti keadaan


yang dapat dipercaya dan terpercaya.

perawat professional menampilkan kinerja


secara hati-hati, teliti dan kegiatan
perawat dilaporkan secara jujur
Tanggung jawab perawat menurut ANA
(Responsibility)

 Penerapan ketentuan hukum


(eksekusi) terhadap tugas-tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu
dari perawat, agar tetap kompeten
dalam Pengetahuan, Sikap dan
bekerja sesuai kode etik (ANA, 1985).
Beberapa cara perawat mengkomunikasikan
tanggung jawabnya :

1. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere


intereset)
Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan
ibu saya akan mengganti balutan atau mengganti spreinya”.
2. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat
bersedia memberikan penjelasan dengan ramah kepada
kliennya (explanantion about the delay). Misalnya ;
“Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat
dan darurat sehingga harus meninggalkan bapak sejenak”.
3. Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect)
yang ditunjukkan dengan perilaku perawat.
misalnya mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk,
bersalaman dsb.

4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan


klien (subjects the patiens desires) bukan pada
kepentingan atau keinginan perawat
misalnya “Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu
saat ini”.
Sedangkan apabila perawat berorientasi pada
kepentingan perawat ; “ Apakah bapak tidak paham
bahwa pekerjaan saya itu banyak, dari pagi sampai siang,
mohon pengertiannya pak, jangan mau dilayani terus”
5. Tidak mendiskusikan klien lain di depan
pasien dengan maksud menghina
(derogatory)
misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan
sembuhnya lebih kecil dibanding pasien
yang tadi”

6. Menerima sikap kritis klien dan mencoba


memahami klien dalam sudut pandang klien
(see the patient point of view).
Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana
saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak
cocok atau diagnosanya mungkin salah.
Jenis tanggung jawab perawat

1. Responsibility to God (tanggung jawab utama


terhadap Tuhannya)
2. Responsibility to Client and Society
(tanggung jawab terhadap klien dan
masyarakat)
3. Responsibility to Colleague and
Supervisor (tanggung jawab terhadap
rekan sejawat dan atasan)
TANGGUNG GUGAT (ACCOUNTABILITY)

Sebagai bentuk partisipasi perawat


dalam membuat suatu keputusan dan
belajar dengan keputusan itu
konsekuensi-konsekunsinya
Sebagai tenaga perawat kesehatan
perawat memiliki tanggung gugat
terhadap klien

sebagai pekerja atau karyawan perawat


memilki tanggung jawab terhadap direktur

Sebagai profesional perawat memilki


tanggung gugat terhadap ikatan profesi

Sebagai team kesehatan perawat memiliki


tanggung gugat terhadap ketua tim
3 PRINSIP YANG TERKANDUNG
DALAM PERTANGGUNGGUGATAN
 Setiap orang bertanggungjawab atas kerugian yang
ditimbulkan oleh perbuatan / tindkannya sendiri
 Seseorang tidak hanya bertanggungjawab atas kerugian
yang ditimbulkan oleh perbuatan / tind yang disengaja
tetapi juga oleh kelalaiannya
 Seseorang tdk hanya bertanggungjawab atas kerugian
yang ditimbulkan oleh perbuatan / tindnya sendiri, tetapi
juga oleh perbuatan/ tind orang lain atau oleh benda
dibawah pengawasannya
Bukti tertulis yg diberikan kpd
perawat untuk melakukan
praktik keperawatan
DISARANA PELY KESH
(rumah sakit, Puskesmas, klinik, dll)
TATA CARA LISENSI (SIK)
Pemohon :
 Permohonan (Form IV)
 Foto copy SIP
 Surat keterangan sehat
 Surat keterangan dari tempat kerja
 Rekomendasi OP (PPNI)
 Pas foto hitam putih

Dinkes kab/kota

SIK
 SIK hanya berlaku di 1 tempat sarana
pelayanan kesehatan
 SIK dapat diperbaharui setelah habis masa
berlaku
 Masa berlaku SIK sama dengan masa
berlaku SIP
Bukti tertulis yg diberikan kpd
“perawat” untuk menjalankan
praktik perawat
PERORANGAN/ BERKELOMPOK
Pasal 8
Kepmenkes 1239/2001 (3)

Perawat yang melakukan


praktik perorangan/
berkelompok
harus memiliki SIPP
S I P
SURAT IJIN PERAWAT

 Bukti tertulis pemberian kewenangan untuk


menjalankan pekerjaan keperawatan di seluruh
wilayah Indonesia
 Berlaku 5 tahun, dapat diperbaharui, dasar
memperoleh SIK, SIPP
 Dikeluarkan oleh propinsi dimana studi dilakukan
PRAKTIK MANDIRI

Perorangan, kelompok, Home Health Care

Persyaratan :
1. Memiliki lisensi (SIPP)
2. Memiliki tempat praktik
3. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan
keperawatan sesuai standar
4. Memiliki perlengkapan administrasi
(dokumentasi keperawatan)
Pasal 28
Kepmenkes 1239/2001

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan


WAJIB MELAPORKAN PERAWAT yang
melakukan praktik dan yang berhenti
melakukan praktik pada sarana pely kesh
kepada DINKES Kab/Kota dengan tembusan
kepada OP
Pasal 29
Kepmenkes 1239/2001

Ka.DINKES Kab/Kota dan/ atau Organisasi


yang terkait melakukan
PEMBINAAN dan PENGAWASAN
terhadap perawat yang menjalankan
praktik keperawatan di wilayahnya
Kepmenkes, 1239/ 2001, pasal 38

Perawat yang sengaja :


1. Melakukan praktik keperawatan tanpa ijin
2. Melakukan praktik keperawatan tanpa mendapat
pengakuan/ adaptasi  lulusan luar negeri
3. Melakukan praktik keperawatan yang tidak sesuai
dengan ketentuan pasal 16
4. Tidak melaksanakan kewajiban sesuai pasal 17

Dipidana DENDA Rp. 10.000.000,-


(UU 23/1992, pasal 86)
Kepmenkes, 1239/ 2001, pasal 16

KEWAJIBAN PERAWAT :
a. Menghormati hak pasien
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
d. Memberikan informasi
e. Meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan
f. Melakukan catatan perawatan dengan baik
Kepmenkes, 1239/ 2001, pasal 17

Perawat dalam melakukan praktik


keperawatan harus sesuai dengan
kewenangan yang diberikan,
berdasarkan pendidikan dan
pengalaman serta dalam
memberikan pelayanan
berkewajiban mematuhi standar
profesi
Pasal 38
Kepmenkes 1239/2001 (b)

Terhadap perawat yang melakukan praktik


keperawatan tanpa izin sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8. Dipidana sesuai
ketentuan pasal 35 PP No. 32 tahun 1996
tentang tenaga kesehatan
Pasal 35 PP No. 32 tahun 1996
tentang tenaga kesehatan
Berdasarkan ketentuan pasal 86 UU No. 23/1992 tentang
kesehatan, barang siapa dengan sengaja :
a. Melakukan upaya kesehatan tanpa ijin sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 ayat (1) ;
b. Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukan adaptasi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) ;
c. Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi
tenaga kesehatan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21 ayat (1) ;
d. Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
pasal 22 ayat (1) ;
Dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
Pasal 32
Kepmenkes 1239

Ka Dinkes Kab/Kota dan atau OP dapat


memberi peringatan lisan atau tertulis
kepada perawat yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan
keputusan ini
Pasal 33

Sebelum keputusan pencabutan SIK atau SIPP


ditetapkan, Ka Dinkes Kab/Kota terlebih dulu
mendengar pertimbangan dari MDTK atau
majelis pembinaan dan pengawasan Etika
Pelayanan Medis (MP2EPM sesuai
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Badan Regulatori/Konsil PPNI

Akreditasi

Uji Kompetensi Pelaksanaan


Pend.Ners Sertifikasi PBP
Nasional
(Kompetensi)

Lulus Tidak lulus

LISENSI Investasi Etik &


Institusi S1 Disiplin MAJELIS ETIK
Keperawatan (Praktik)

AIPNI
PN/RN Perselisihan/
KOLEGIUM Pelanggaran/ PIDANA/
PROFESI PERDATA
PRAKTIK Lalai
KEPERAWATAN
TINDAKAN YANG DILARANG
1. Kelalaian yg mengakibatkan kematian,
luka berat dan sakit untuk sementara
waktu (diatur dalam pasal 359, 360, dan
361 KUHP)
 Apabila perawat terbukti melakukan
kelalaian, pasien berhak menuntut ganti
rugi yg diatur dalam pasal 1365, 1366,
1367, 1370 dan 1371 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata
2. Melakukan tindakan medik tanpa
permintaan tertulis dari dokter (pasal 15 c,
SK Menkes 1239/2001)
3.Euthanasia :
Seorang perawat yang mengakhiri hidup seorang
pasien atas permintaan pasien itu karena tidak bisa
menahan penderitaan karena penyakitnya dapat
dipidana berdasarkan pasal 344 KUHP
4. Keterangan Palsu :
Seorang perawat yang memberikan keterangan palsu
dipidana berdasarkan pasal 263 KUHP
5. Sumpah palsu :
Seorang perawat yang memberikan keterangan
palsu setelah di sumpah oleh penyidik atau haki,
menurut agama masing-masing, dipidana
berdasarkan pasal 242 KUHP
6. Menghalangi Penyidikan :
Seorang perawat yang dipanggil untuk menjadi saksi
atau saksi ahli, wajib menenuhi panggilan tsb karena
kalau tidak dipenuhi, dapat dianggap menghalangi
penyidikan (pasal 216 KUHP)
7. Penipuan :
Seorang perawat yg melakukan penipuan
thd pasien yg sedang dirawat olehnya,
dapat dipidana berdasarkan pasal 378
KUHP
8. Tindakan asusila :
Perawat yang melakukan tindakan asusila
thd pasien, dapat dipidana berdasarkan
pasal 281, 284, 285, 286, 289, 290, 292,
293 dan 294 KUHP
9. Tanpa keahlian & kewenangan
Perawat yang melakukan pengobatan dan atau perawatan tanpa
keahlian dan kewenangan, dipidana berdasarkan pasal 82 ayat (1)
UU no. 23 tahun 1992 tentang Kesh.
Pada pasal tsb disebutkan juga sanksi yg sama apabila keahlian
kewenangan melakukan :
a. Transfusi darah
b. Implan obat
c. Pekerjaan kefarmasian
d. Melakukan bedah mayat
Pasal 81 menyebutkan sanksi bagi tenaga kesehatan yg tanpa
keahlian & kewenangan melakukan :
a. Transplantasi organ atau jaringan tubuh manusia
b. Implan alat kesehatan
c. Bedah plastik dan rekonstruksi
10. Membantu dokter melakukan :
a. Abortus provocatus criminalis
b. Mengambil organ tanpa
memperhatikan kesehatan donor dan
atau tanpa persetujuan donor dan ahli
waris atau keluarganya
TINDAKAN YANG BERAKIBAT SANKSI
HUKUM
 Kelalaian yang berakibat kematian, luka berat dan luka
ringan (ps. 359,360, 361 KUHP)
 Membocorkan rahasia pasien (ps. 322, 112 KUHP)
 Membantu/ melakukan abortus provokatus criminalis
(ps. 347, 348, 349 KUHP dan ps. 15 UU Kesh)
 Melakukan tindakan asusila terhadap pasien atau
keluarganya
 Melakukan euthanasia terhadap pasien (ps. 344
KUHP)
 Melakukan penipuan terhadap pasien atau
keluarganya (ps. 378 & 383 KUHP)
 Melakukan penghinaan kepada pasien atau
keluarganya (ps. 315 KUHP)
Liabilitas dlm praktek keperawatan
 Liabilitas adalah tanggungan yang dimiliki
oleh seseorang terhadap setiap tindakan
atau kegagalan melakukan tindakan.
 Perawat yang melakukan tindakan kriminal
berat : kematian, sampai ringan :
menampar muka pasien  didenda atau
penjara
 Kecerobohan : menipu, melanggar privasi
klien, memfitnah, mengancam, mengekang
kebebasan pasien di sebut katageri
kelalaian (Negligence)
 Kelalaian merupakan kegagalan
melakukan sesuatu oleh orang dengan
klasifikasi sama dan dalam situasi sama.
 Kelalaian sering terjadi akibat kegagalan
menerapkan pengetahuan dlm praktik dan
dapat merugikan pasien
 Bila terjadi kelalaian maka institusi tidak
bertanggung jawab melainkan yang
bersangkutan harus bertanggung jawab
akibat mal-praktik
 Mal-praktik dapat dicegah dengan
meningkatkan kewaspadaan diri,
mengetahui kekuatan dan kelemahan.
Bila merasa kurang maka harus segera
mengambil langkah untuk meningkatkan
kompetensi diri.
MASALAH HUKUM DLM PRAKTEK
1. Menandatangani pernyataan hukum
Jika perawat diminta sebagai saksi
hendaknya tidak membuat pernyataan yg
diinterpretasikan menghilangkan pengaruh
2. Format persetujuan (consent)
Persetujuan dirawat
Persetujuan dilakukan operasi
Persetujuan tindakan medik lain
3. Incident Report : jika menemukan suatu
kecelakan baik mengenai pasien ,
pengunjung, petugas maka perawat harus
segera membuat laporan tertulis yg
disebut Incident Report
4. Pencatatan (pendokumentasian): catatan
sumber kesaksian hukum ---harus tepat
dan benar
5. Pengawasan penggunaan Obat : Obat
narkotika harus disimpan dalam tempat
yang aman dan terkunci  pengambilan
obat disaksikan minimal 2 perawat dan
menandatangani pengambilan obat
6. Abortus Kehamilan diluar cara alami
7. Kematian dan masalah terkait
Mencegah Masalah Hukum
 Ketahui hukum/undang-undang yang
mengatur praktik keperawatan
 Jangan melakukan apapun yang anda
tidak tahu bagaimana melakukannya (bila
perlu pelajari caranya)
 Sebagai penuntun untuk meningkatkan
praktik, mendapatkan kritik dan
kesenjangan pengetahuan ; lakukan
pengkajian diri, evaluasi kelompok, lakukan
audit keperawatan dan evaluasi lain.
 Jangan sembrono !!!
 Tetap perhatian kepada pasien dan
keluarganya
 Kerjalah secara interdependensi,
komunikasi dengan pihak lain
 Catat secara akurat, obyektif dan lengkap ,
jangan di hapus
 Delegasikan secara aman dan absah ,
ketahui persiapan dan kemampuan orang-
orang dibawah pengawasan anda
TIMBULNYA PERMASALAHAN
SEKITAR PELAYANAN KESEHATAN

KETIDAKPUASAN MASYARAKAT ATAS


PELAYANAN KESEHATAN YANG
DITERIMA

MASY SEMAKIN KRITIS MEMANDANG


PERMASALAHAN PELY KESH TERSEBUT
 MASYARAKAT MENUNTUT AGAR TENAGA
KESH / RS MEMBERIKAN PELY YANG
LEBIH BAIK & MANUSIAWI
TANTANGAN SDM PERAWAT

 Motivasi rendah
 Kepuasan kerja rendah
 Ketidaksesuaian utilisasi jenis dan
jenjang
 Kekurangan perawat dalam jumlah dan
kualifikasi di tempat kerja
 Tidak tertatanya sistem jenjang karir
profesional & penghargaan
 Citra keperawatan rendah
Harapan SDM perawat
 Memadai dalam jumlah & kualifikasi yg
didayagunakan secara rasional dalam
tim kesh pada tempat dan waktu yg
tepat dengan sistem jenjang karir
profesional dan penghargaan yang
tertata
Solusi SDM Perawat
 Mentapkan kesesuaian tanggung jawab,
kompetensi, pengalaman kerja dan
kompensasi penghargaan untuk tiap
jenjang dan kategori (AMK, Ners, Ners
Spesialis dan Ners Konsultan)
 Memberikan peluang bagi perawat untuk
berkembang menggunakan sistem jenjang
karir professional & PBP
 Melakukan rekrutmen dan program retensi
berdasarkan staffing level yang rasional
dalam jumlah dan kualifikasi
 Menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
 Mendukung penataan SDM yang peka
dengan kesetaraan dan keadilan gender
 Menjadi role model dan mentor profesional
bagi mahasiswa dan perawat muda
 Memfasilitasi perawat untuk berorganisasi
dalam organisasi profesi dan meningkatkan
citra keperawatan dg menggunakan
berbagai media dan forum
TANTANGAN KEBIJAKAN

 Pemberdayaan perawat
 Mutu asuhan dan pelayanan publik yang
aman
 Sistem registrasi, lisensi, sertifikasi
perawat dan akreditasi institusi pendidikan
 Pengakuan perawat Indonesia oleh negara
lain
 Filtrasi perawat asing bekerja di Indonesia
 Otonomi profesi (self gavernance)
Harapan kebijakan & regulasi
 Tertatanya sistem pely, pend, dan praktik profesi yg
bermutu
 UU praktik kepw yg memfungsikan KKI diakui secara
global dalam pengaturan sistem registrasi, lisensi,
dan sertifikasi perawat & akreditasi pend untuk
menjamin perlindungan masy
 Kebijakan yg memberdayakan perawat & kepw,
mengkonstribusi maksimal dlm sistem pely kesh
 Memposisikan OP PPNI secagai fokal point untuk
kesatuan suara, kesejahteraan, jenjang karir, PBP,
citra kepw, representasi komunitas kepw di form
nasional dan internasional dalam sistem manajemen
dan kepemimpinan yg mantap
Solusi Kebijakan/ regulasi
 Menerbitkan UU Keperawatan yang
mengatur tentang fungsi konsil
keperawatan dan perangkatnya (standar
profesi, komite, dll) dalam melindungi
masyarakat dan profesionalisme
perawat
 Menetapkan kejelasan kedudukan peran
pely/ asuhan keperawatan dalam pely
kesehatan di RS & komunitas bagi
masy.
 Kebijakan pemerintah yang mengatur
utilisasi dan mengoptimalkan konstribusi
keperawatan dalam sistem kesehatan
 Menata sistem jenjang karir profesional
perawat menjadi kebijakan nasional dan
diimplementasikan dalam tatanan pelayanan
kesehatan dengan lingkungan kerja yang
positif dan staffing level yang rasional
REKOMENDASI PPNI
 Uji pada perawat fresh graduate
dilakukan melalui uji kompetensi Entry
Level Examination / ELE secara tertulis
 Uji pada perawat yang sudah bekerja
dilakukan di tempat kerja (Work
Place Assesment / WPA ) pada tempat yang
memenuhi Standar Tempat Uji Kompetensi
(TUK)
Perlindungan Hukum Perawat
 Di Amerika disebut : Good Samaritan
Acts yang melindungi tenaga kesehatan
dalm memberikan pelayanan kesehatan
 Di Indonesia : UU Kesehatan No. 23
tahun 1992, Kepmenkes no. 1239 th.
2001
PERLINDUNGAN HUKUM
 UU No. 23 tahun 1992 (ps. 53 ayat 1)
Tenaga kesehatan berhak memperoleh
perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya
 PP No. 32 tahun 1996 (ps. 24)
Perlindungan hukum diberikan kepada
tenaga kesehatan yang melakukan
tugasnya sesuai dengan standar profesi
tenaga kesehatan
PARADIGMA DLM PRAKTIK KEPERAWATAN
(McBride, 1999)
 Asuhan keperawatan disisi klien
dimanapun klien berada (RS, Komunitas,
rumah)
 Pelayanan yang diberikan berdasarkan
hasil akhir
 Mengutamakan kebutuhan triage dan
waspada terhadap bahaya
 Berfokus pada mortalitas, membatasi
morbiditas dan memaksimalkan fungsi dan
kualitas hidup klien.
 Tidak hanya mengutamakan asuhan
langsung tetapi juga meningkatkan
kemampuan merawat diri klien,
mengarahkan asuhan yg diberikan oleh
orang lain, mendesain program yankes
berdasarkan populasi dan mengelola pely
klien
 Mengutamakan penerapan asuhan primer
 Mengelola respon penyakit akibat
perubahan gaya hidup.
Nilai Professional Praktik
Keperawatan
PROFIL LULUSAN NERS

1. Care provider
2. Community Leader
3. Educator
4. Researcher
5. Manager
STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Dasar/ Utama Ners Profesional
(Lendburg, 1999)
Mampu melakukan :
1. Pengkajian dan intervensi
2. Berkomunikasi (terapeutik)
3. Berfikir kritis
4. Mendidik orang lain (HE)
5. Hubungan antar manusia dengan sikap “caring”
6. Manajemen (mengelola secara bertanggungjawab)
7. Memperlihatkan sikap kepemimpinan
8. Mengintegrasikan pengetahuan
KOMPETENSI NERS ABAD 21
(Valainis, 2000)
 Praktik keperawatan yang independen dan
menilai kinerja diri
 Mengidentifikasi gap (celah) dalam
pengetahuan dan merencanakan kegiatan
pengembangan profesional untuk
mengatasi perubahan dalam praktik dan
menyelesaikan masalah dalam praktik
 Mengkaji kebutuhan klien sesuai
pandangan klien dan memberdayakan klien
dan keluarga untuk secara aktif terlibat
dalam asuhan sesuai kemampuan
 Mengelola asuhan secara kontinuum
dengan pelayanan berkesinambungan
pada klien dan keluarga dengan intervensi
yang konsisten
 Mensintesa pengetahuan dan keterampilan
keperawatan dengan pengetahuan
kesehatan publik untuk meningkatkan
kesehatan komunitas
 Menjamin efektivitas biaya dan kualitas
asuhan
 Memberdayakan fungsi keperawatan dari
disiplin profesional dan non profesional
lain, mengartikulasikan fungsi keperawatan
secara jelas kepada orang lain dan
melakukan praktik kolaborasi
 Memperlihatkan kepemimpinan untuk
menjamin konstribusi unik keperawatan
terhadap pengembangan kebijakan diarea
pencegahan dan penanggulangan penyakit,
bekerjasama dengan profesi lain dalam
merencanakan kesehatan poitif dari semua
jenjang (komunitas lokal sampai
internasional)
 Mendukung sejawat dalam meningkatkan
ketrampilan keperawatan yang dimiliki dan
mengembangkan keterampilan keperawatan
yang baru.
Kompetensi Utama Ners
1. Mampu berkomunikasi secara efektif
2. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dlm
praktik keperawatan
3. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan
profesional di klinik dan komunitas.
4. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan
manajemen keperawatan
5. Mampu menjalin hubungan interpersonal
6. Mampu melakukan penelitian
7. Mampu mengembangkan profesionalisme secara
terus menerus atau belajar sepanjang hayat.
KEWAJIBAN
 Menghormati hak pasien
 Menjaga kerahasian identitas dan data
kesehatan pribadi paisien
 Memberikan informasi berkaitan dengan
kondisi dan tindakan yang akan dilakukan
 Meminta persetujuan thdp tindakan yg
akan dilakukan
 Membuat dan memelihara rekam medik
 Mematuhi standar profesi
Hak pasien
 Hak atas informasi
 Hak memberikan persetujuan
 Hak memilih dokter
 Hak memilih RS
 Hak atas rahasia kedokteran
 Hak menolak pengobatan
 Hak menolak tindakan medik tertentu
 Hak atas pendapat kedua
 Hak melihat rekam medik
Transaksi keperawatan
 Transaksi u/ menemukan dan menerapkan
askep yg paling tepat scr prof. Didasarkan
atas wewenang dan tanggung jawab
diberikan kpd klien gunakan memperoleh
kembali /memelihara kesehatannya
 Obyek transkep : upaya optimal yg dilakukan
penuh kehati-hatian dan kecermatan
berdasarkan ilmu dan kep serta pengalaman
u/ merawat klien (orientasi pd kepentingan
klien, bertanggungjwb atas mutu pelayanan)
KEWENANGAN PERAWAT
1. Melaksanakan ASKEPS
 Pengkajian
 Penetapan diagnosa keperawatan
 Perencanaan
 Melaksanakan tindakan keperawatan HARUS
SESUAI
o Intervensi keperawatan
STANDAR
o Observasi keperawatan ASKEP
o Pendidikan
o Konseling
 Evaluasi
2. Pelayanan tindakan hanya dapat dilaksanakan
berdasarkan permintaan tertulis dari dokter
KEWAJIBAN PERAWAT- pasal 16 KEPMEN
no. 1239 tahun 2001
1. Menghormati hak pasien
2. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
4. Memberikan informasi
5. Meminta peretujuan tindakan yang akan
dilakukan
6. Melakukan pencatatan perawatan dengan baik
7. Mematuhi standar profesi- pasal 17
8. Meningkatkan mutu profesinya – pasal 19
9. Membantu program pem dalam meningkatkan
derajat KESMAS – pasal 18
KEWAJIBAN PERAWAT
1. Mematuhi semua peraturan RS sesuai dengan hub antara pegawai dan RS
2. Mengadakan perjanjian atertulis dengan RS
3. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati perjanjian yang telah dibuat
4. Memberikan pelayanan/ASKEP sesuai dengan standar profesi dan batas
kewenangannya
5. Menghormati hak pasien
6. Merujuk pasien kepada perawat/NAKES lain yang mempunyai keahlian yang
lebih baik
7. Memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan
dengan keluarganya, menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan YANKES
8. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan kepada pasien
/keluarganya sesuai dengan batas kewenangan
9. Meningkatkan mutu YANKEP sesuai standar profesi
10. Membuat dokumentasi ASKEP secara akurat dan berkesinambungan
11. Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan secara terus menerus
12. Melakukan pertolongan darurat sesuai dengan kewenangannya
13. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan juga setelah
pasien meninggal, kecuali jika diminta oleh pihak yang berwenang.
ASAS HUKUM PELAYANAN KEPERAWATAN

1. Asas LEGALITAS (pasal 4 PP no. 32/1996)


YANKES hanya dapat diselenggarakan jika NAKES
YBS telah memenuhi persyaratan dan perijinan
yang diatur dalam perundang-undangan
2. Asas Tepat Waktu (pasal 55 UU no. 23/1992)
Kelalaian memberikan pertolongan pada saat
dibutuhkan dapat menimbulkan kerugian
3. Asas Kehati-hatian (pasal 54 (1) UU no. 23/1992)
Dalam menjalankan fungsi dan terjadinya NAKES
tindakannya harus dilakukan atas dasar ketelitian
dan kecermatan
4. Asas itikad baik (pasal 1338 (3) KUHPDT)
Persetuan harus dilaksanakan itikad baik
→ memenuhi standar profesi dan menghormati
hak pasien (pasal 53 (2) UU 23/1992
5. Asas kejujuran
Informasi disampaikan dengan baik dan benar,
berorientasi pada kepentingan pasien
7. Asas keterbukaan (pasal 2 (c) UU no. 23/1992)
Sikap saling percaya bNAKES-KLIEN, upaya
KES dapat dilaksanakan secara efektif-efisien
→ informasi yang benar
8. Asas Keseimbangan (pasal 2 (d-c) UU no.
23/1992)
Manfaat-Resiko
Srana-Hasil
KEP. DIRJEN YANMED NO. YM00.03.02.6.956 TAHUN 1998
1. Memperoleh perlindungan HK dlm melaksankn tgs sesuai dg profesinya
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi
3. Menolak kenginan pasien yg bertentangan dg perwt per-Uuan serta standar
prof dan kode etik prof
4. Diperlakukan adil, jujur,oleh RS klien dan keluarganya
5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan IPTEK bidang keperawatan
6. Mendptkan informasi yg lengkap dr klien yg tidak puas
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya
8. Diikutsertakan dalam penyusunan penetapan kebijakan YANKES di RS
9. Diperhatikan prifasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh klien atau keluarganya serta NAKES lain
10. Menolak pihak lain yang memberikan anjuran/permintaan untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan standar
profesi dan kode etik
11. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai
dengan peraturan yang berlaku di RS
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai bidang profesinya.
HAK PASIEN
1) HAK ATAS INFORMASI
2) HAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN
3) HAK MEMILIH DOKTER
4) HAK MEMILIH rs
5) HAK ATAS RAHASIA KEDOKTERAN
6) HAK MENOLAK PENGOBATAN
7) HAK MENOLAK TINDAKAN MEDIK TTT
8) HAK MENGHENTIKAN PENGOBATAN
9) HAK ATAS PENDAPAT KEDUA (SECOND
OPINION)
10) HAK MELIHAT REKAM MEDIK
HAK DASAR
 THE RIGHT OF HEALT CARE
 THE RIGHT TO INFORMATION
 THE RIGHT OF SELF
DETERMINATION

Anda mungkin juga menyukai