Aspek Legal SDM Keperawatan
Aspek Legal SDM Keperawatan
Ahli kompeten
Kewenangan lisensi
Pasal 4
PP no. 32 tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan
(1) Tenaga kesehatan hanya dapat
melakukan upaya kesehatan setelah
tenaga kesehatan yang bersangkutan
memiliki ijin dari Menteri
(2) Dikecualikan dari pemilikan ijin
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
bagi tenaga kesehatan masyarakat
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perijinan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur oleh menteri.
LANDASAN HUKUM
UU no. 23 tahun 1992 tentang KESEHATAN
UU no. 8 tahun 1999 tentang PERLINDUNGAN
KONS
UU no. 29 tahun 2004 tentang PRAKTIK
KEDOKTERAN
PP no. 32 tahun 1996 tentang TENAGA
KESEHATAN
KEPMEKES no. 259 tahun 2001 tentang
REGISTI DAN PRAKTIK PERAWAT
KEPMEKES no. 900 tahun 2002 tentang
REGISTI DAN PRAKTIK BIDAN
PASAL 32 (4) UU no. 23 tahun
1992
PELAKSANAAN PENGOBATAN DAN
ATAU PENGOBATAN BERDASARKAN
ILMU KEDOKTERAN DAN ATAU ILMU
KEPERAWATAN HANYA DAPAT
DILAKSANAKAN OLEH NAKES YANG
PEMPUNYAI KEAHLIAN DAN
KEWENANGAN UNTUK ITU
(KEPMENKES No 1239 tahun 2001 PS
17)
PASAL 17 KEPMENKES no. 1239 tahun
2001
PERAWAT DALAM MENJALANKAN PRAKTEK
KEPERAWATAN HARUS SESUAI DENGAN KEW
YANG DIBERIKAN BERDASARKAN PENDIDIKAN
DAN PENGALAMAN
SIP:BUKTI TERTULIS PEMBERIAN
KEWENANGAN UNTUK MENJALANKAN PRAKTEK
KEPERAWATAN DI SELURUH WILAYAH RI
SIK: SIP:BUKTI TERTULIS YANG DIBERIKAN
KEPADA PERAWAT UNTUK MELAKUKAN PRAKTEK
KEPERAWATAN DI SARANA YANKES
SIPP:BUKTI TERTULIS YANG DIBERIKAN
KEPADA PERAWAT UNTUK MELAKUKAN PRAKTEK
PERAWAT PERORANGAN ATAU KELOMPOK
TENAGA KESEHATAN
SETIAP ORANG YANG MENGABDIKAN
DIRI DALAM BIDANG KESEHATAN
SERTA MEMILIKI PENGETAHUAN ATAU
KETERAMPILAN MELALUI PENDIDIKAN
DI BIDANG KESEHATAN YANG untuk
JENIS tertentu MEMERLUKAN
KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN
UPAYA KESEHATAN
JENIS-JENIS NAKES (pasal 2 PP 32 tahun
1996
1. MEDIS : DR. DRG
2. KEPERAWATAN : PERAWAT DAN BIDAN
3. KEFARMASIAN : APOTEKER, ANALIS FARMASI, DAN
ASISTEN OPOTEKER
4. KESMAS: EPIDEMIOLOG KES. ENTOMOLOG KES,
PENYULUHAN KES, ADMINISTRATOR KES, DAN
SANITARIAN
5. GIZI: NUTRISIONIS DIETISIEN
6. KETERAMPILAN FISIK: FISIOTERAPIS,
OKUPASITERAPIS, DAN TERAPIS WICARA
7. KETEKNISAN MEDIS: RADIOGRAFER,
RADIOTERAPIS, TEKNISI GIGI, TEKNISI
ELEKTROMEDIS, ANALISIS KES, REFRAGSIONIS
OPTISIEN,OTORIK PROSTETIK, TEKNISI TRANFUSI
DAN PEREKAM MEDIS.
TUGAS NAKES
NAKES BERTUGAS MENYELENGGARAKAN ATAU
MELAKUKAN KEGIATAN KESEHATAN SESUAI
DENGAN BIDANG KEAHLIAN DAN ATAU
KEWENANGAN NAKES YBS (Pasal 50 (1) UU no. 23
tahun1992)
NAKES BERHAK MEMPEROLEH PERLINDUNGAN
HUKUM DALAM MELAKSANAKAN TUGAS SESUAI
DENGAN PROFESINYA. (Pasal 53 (1) UU no. 23
tahun 1992)
NAKES DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA
BERKEWAJIBAN MEMENUHI STANDAR PROFESI
DAN MENGHORMATI HAK PASIEN. (pasal 53 (2) UU
no. 23 tahun 1992).
LEGISLASI PRAKTIK KEPERAWATAN
UPAYA PERUMUSAN PENYEMPURNAAN PERANGKAT
HUKUM DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
TUJUAN LEGISLASI
1. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MAS
TERHADAP YANKEP YANG DIBERIKAN OLEH
PRAKTISI YANG PROFESIONAL
2. MEMELIHARA KUALITAS YANKEP YANG
DIBERIKAN
3. MEMBERIKAN BATAS KEWENANGAN SETIAP
KATEGORI TENAGA KEPERAWATAN
4. MEMOTIVASI PROFESIONALISME NAKEP
5. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM
KOMPONEN LEGISLASI
A. SERTIFIKASI
PENGAKUAN TERHADAP KOMPETENSI
(PENGETAHUAN, KETERAMPILAN,
PERILAKU) SEORANG PERAWAT
B. REGISTRASI
PENGAKUAN TERHADAP NAKES UNTUK
MEMPEROLEH KEWENANGAN
MELAKUKAN PRAKTEK
C. LISENSI
SURAT IZIN BAGI NAKEP UNTUK
MELAKUKAN PRAKTIK SESUAI STANDAR
PROFESI DIBERBAGAI TATANAN YANKES
UNSUR HUKUM
1. MENGATUR TINGKAH LAKU MANUSIA DALAM
MASYARAKAT
2. DIADAKAN OLEH BADAN RESMI
3. BERSIFAT IMPERATIF (MENGIKAT DAN MEMAKSA)
4. MEMP SANKSI TEGAS
TUJUAN HUKUM
1. KETERTIBAN MASYARAKAT
2. KEPASTIAN HUKUM
SUMBER HUKUM
NOW:
KEPMENKES NO: 1239/2001 tentang
REGISTRASI & PRAKTIK KEPERAWATAN Dinas Kesehatan
FUTURE:
KONSIL KEPERAWATAN UU KEPERAWATAN ?
Amandemen Permenkes 1239/2001 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat
OP PPNI DEPKES
KNUKP
DINKES
Perwakilan KNUKP
Di Daerah
Registrasi
Uji Kompetentsi
Nasional implementasi
di daerah
Lisensi
Sertifikasi
oleh KNUKP
Nasional
25
Persiapan Pengaturan
Sistem Uji Kompetensi Masa Transisi
Amandemen Permenkes Undang Undang
1239/2001: Keperawatan:
Prinsip dasar self-
Komite Uji
governance by profession:
Kompetensi dan
KNUKP (Komite Nasional Uji Registrasi
Kompetensi Perawat): Komite Standar
1. Melaksanakan uji kompetensi Pendidikan Profesi
2. Menetapkan kelulusan uji Komite Praktik
kompetensi
Keperawatan
3. Memberikan sertifikasi
Pemerintah: Komite Disiplin
1. Melakukan registrasi Keperawatan
2.Memberikan lisensi
26
JENIS UJI KOMPETENSI
Perawat Uji
lulusan baru kompetensi
Belum
Tidak lulus Uji ulang
kompeten
Lembaga Training
ALUR WPA
Perawat
Bekerja
Uji
Kompetensi
Lulus
Tidak Uji ulang
lulus 1
Lulus
LEMBAGA TRAINING
Uji Kompetensi dalam konteks sistem Credentialing
Perawat Indonesia
Perawat profesional :
“ners generalis, ners spesialis, ners
konsultan”
Praktik Keperawatan Profesional
TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY)
Dinkes kab/kota
SIK
SIK hanya berlaku di 1 tempat sarana
pelayanan kesehatan
SIK dapat diperbaharui setelah habis masa
berlaku
Masa berlaku SIK sama dengan masa
berlaku SIP
Bukti tertulis yg diberikan kpd
“perawat” untuk menjalankan
praktik perawat
PERORANGAN/ BERKELOMPOK
Pasal 8
Kepmenkes 1239/2001 (3)
Persyaratan :
1. Memiliki lisensi (SIPP)
2. Memiliki tempat praktik
3. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan
keperawatan sesuai standar
4. Memiliki perlengkapan administrasi
(dokumentasi keperawatan)
Pasal 28
Kepmenkes 1239/2001
KEWAJIBAN PERAWAT :
a. Menghormati hak pasien
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
d. Memberikan informasi
e. Meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan
f. Melakukan catatan perawatan dengan baik
Kepmenkes, 1239/ 2001, pasal 17
Akreditasi
AIPNI
PN/RN Perselisihan/
KOLEGIUM Pelanggaran/ PIDANA/
PROFESI PERDATA
PRAKTIK Lalai
KEPERAWATAN
TINDAKAN YANG DILARANG
1. Kelalaian yg mengakibatkan kematian,
luka berat dan sakit untuk sementara
waktu (diatur dalam pasal 359, 360, dan
361 KUHP)
Apabila perawat terbukti melakukan
kelalaian, pasien berhak menuntut ganti
rugi yg diatur dalam pasal 1365, 1366,
1367, 1370 dan 1371 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata
2. Melakukan tindakan medik tanpa
permintaan tertulis dari dokter (pasal 15 c,
SK Menkes 1239/2001)
3.Euthanasia :
Seorang perawat yang mengakhiri hidup seorang
pasien atas permintaan pasien itu karena tidak bisa
menahan penderitaan karena penyakitnya dapat
dipidana berdasarkan pasal 344 KUHP
4. Keterangan Palsu :
Seorang perawat yang memberikan keterangan palsu
dipidana berdasarkan pasal 263 KUHP
5. Sumpah palsu :
Seorang perawat yang memberikan keterangan
palsu setelah di sumpah oleh penyidik atau haki,
menurut agama masing-masing, dipidana
berdasarkan pasal 242 KUHP
6. Menghalangi Penyidikan :
Seorang perawat yang dipanggil untuk menjadi saksi
atau saksi ahli, wajib menenuhi panggilan tsb karena
kalau tidak dipenuhi, dapat dianggap menghalangi
penyidikan (pasal 216 KUHP)
7. Penipuan :
Seorang perawat yg melakukan penipuan
thd pasien yg sedang dirawat olehnya,
dapat dipidana berdasarkan pasal 378
KUHP
8. Tindakan asusila :
Perawat yang melakukan tindakan asusila
thd pasien, dapat dipidana berdasarkan
pasal 281, 284, 285, 286, 289, 290, 292,
293 dan 294 KUHP
9. Tanpa keahlian & kewenangan
Perawat yang melakukan pengobatan dan atau perawatan tanpa
keahlian dan kewenangan, dipidana berdasarkan pasal 82 ayat (1)
UU no. 23 tahun 1992 tentang Kesh.
Pada pasal tsb disebutkan juga sanksi yg sama apabila keahlian
kewenangan melakukan :
a. Transfusi darah
b. Implan obat
c. Pekerjaan kefarmasian
d. Melakukan bedah mayat
Pasal 81 menyebutkan sanksi bagi tenaga kesehatan yg tanpa
keahlian & kewenangan melakukan :
a. Transplantasi organ atau jaringan tubuh manusia
b. Implan alat kesehatan
c. Bedah plastik dan rekonstruksi
10. Membantu dokter melakukan :
a. Abortus provocatus criminalis
b. Mengambil organ tanpa
memperhatikan kesehatan donor dan
atau tanpa persetujuan donor dan ahli
waris atau keluarganya
TINDAKAN YANG BERAKIBAT SANKSI
HUKUM
Kelalaian yang berakibat kematian, luka berat dan luka
ringan (ps. 359,360, 361 KUHP)
Membocorkan rahasia pasien (ps. 322, 112 KUHP)
Membantu/ melakukan abortus provokatus criminalis
(ps. 347, 348, 349 KUHP dan ps. 15 UU Kesh)
Melakukan tindakan asusila terhadap pasien atau
keluarganya
Melakukan euthanasia terhadap pasien (ps. 344
KUHP)
Melakukan penipuan terhadap pasien atau
keluarganya (ps. 378 & 383 KUHP)
Melakukan penghinaan kepada pasien atau
keluarganya (ps. 315 KUHP)
Liabilitas dlm praktek keperawatan
Liabilitas adalah tanggungan yang dimiliki
oleh seseorang terhadap setiap tindakan
atau kegagalan melakukan tindakan.
Perawat yang melakukan tindakan kriminal
berat : kematian, sampai ringan :
menampar muka pasien didenda atau
penjara
Kecerobohan : menipu, melanggar privasi
klien, memfitnah, mengancam, mengekang
kebebasan pasien di sebut katageri
kelalaian (Negligence)
Kelalaian merupakan kegagalan
melakukan sesuatu oleh orang dengan
klasifikasi sama dan dalam situasi sama.
Kelalaian sering terjadi akibat kegagalan
menerapkan pengetahuan dlm praktik dan
dapat merugikan pasien
Bila terjadi kelalaian maka institusi tidak
bertanggung jawab melainkan yang
bersangkutan harus bertanggung jawab
akibat mal-praktik
Mal-praktik dapat dicegah dengan
meningkatkan kewaspadaan diri,
mengetahui kekuatan dan kelemahan.
Bila merasa kurang maka harus segera
mengambil langkah untuk meningkatkan
kompetensi diri.
MASALAH HUKUM DLM PRAKTEK
1. Menandatangani pernyataan hukum
Jika perawat diminta sebagai saksi
hendaknya tidak membuat pernyataan yg
diinterpretasikan menghilangkan pengaruh
2. Format persetujuan (consent)
Persetujuan dirawat
Persetujuan dilakukan operasi
Persetujuan tindakan medik lain
3. Incident Report : jika menemukan suatu
kecelakan baik mengenai pasien ,
pengunjung, petugas maka perawat harus
segera membuat laporan tertulis yg
disebut Incident Report
4. Pencatatan (pendokumentasian): catatan
sumber kesaksian hukum ---harus tepat
dan benar
5. Pengawasan penggunaan Obat : Obat
narkotika harus disimpan dalam tempat
yang aman dan terkunci pengambilan
obat disaksikan minimal 2 perawat dan
menandatangani pengambilan obat
6. Abortus Kehamilan diluar cara alami
7. Kematian dan masalah terkait
Mencegah Masalah Hukum
Ketahui hukum/undang-undang yang
mengatur praktik keperawatan
Jangan melakukan apapun yang anda
tidak tahu bagaimana melakukannya (bila
perlu pelajari caranya)
Sebagai penuntun untuk meningkatkan
praktik, mendapatkan kritik dan
kesenjangan pengetahuan ; lakukan
pengkajian diri, evaluasi kelompok, lakukan
audit keperawatan dan evaluasi lain.
Jangan sembrono !!!
Tetap perhatian kepada pasien dan
keluarganya
Kerjalah secara interdependensi,
komunikasi dengan pihak lain
Catat secara akurat, obyektif dan lengkap ,
jangan di hapus
Delegasikan secara aman dan absah ,
ketahui persiapan dan kemampuan orang-
orang dibawah pengawasan anda
TIMBULNYA PERMASALAHAN
SEKITAR PELAYANAN KESEHATAN
Motivasi rendah
Kepuasan kerja rendah
Ketidaksesuaian utilisasi jenis dan
jenjang
Kekurangan perawat dalam jumlah dan
kualifikasi di tempat kerja
Tidak tertatanya sistem jenjang karir
profesional & penghargaan
Citra keperawatan rendah
Harapan SDM perawat
Memadai dalam jumlah & kualifikasi yg
didayagunakan secara rasional dalam
tim kesh pada tempat dan waktu yg
tepat dengan sistem jenjang karir
profesional dan penghargaan yang
tertata
Solusi SDM Perawat
Mentapkan kesesuaian tanggung jawab,
kompetensi, pengalaman kerja dan
kompensasi penghargaan untuk tiap
jenjang dan kategori (AMK, Ners, Ners
Spesialis dan Ners Konsultan)
Memberikan peluang bagi perawat untuk
berkembang menggunakan sistem jenjang
karir professional & PBP
Melakukan rekrutmen dan program retensi
berdasarkan staffing level yang rasional
dalam jumlah dan kualifikasi
Menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
Mendukung penataan SDM yang peka
dengan kesetaraan dan keadilan gender
Menjadi role model dan mentor profesional
bagi mahasiswa dan perawat muda
Memfasilitasi perawat untuk berorganisasi
dalam organisasi profesi dan meningkatkan
citra keperawatan dg menggunakan
berbagai media dan forum
TANTANGAN KEBIJAKAN
Pemberdayaan perawat
Mutu asuhan dan pelayanan publik yang
aman
Sistem registrasi, lisensi, sertifikasi
perawat dan akreditasi institusi pendidikan
Pengakuan perawat Indonesia oleh negara
lain
Filtrasi perawat asing bekerja di Indonesia
Otonomi profesi (self gavernance)
Harapan kebijakan & regulasi
Tertatanya sistem pely, pend, dan praktik profesi yg
bermutu
UU praktik kepw yg memfungsikan KKI diakui secara
global dalam pengaturan sistem registrasi, lisensi,
dan sertifikasi perawat & akreditasi pend untuk
menjamin perlindungan masy
Kebijakan yg memberdayakan perawat & kepw,
mengkonstribusi maksimal dlm sistem pely kesh
Memposisikan OP PPNI secagai fokal point untuk
kesatuan suara, kesejahteraan, jenjang karir, PBP,
citra kepw, representasi komunitas kepw di form
nasional dan internasional dalam sistem manajemen
dan kepemimpinan yg mantap
Solusi Kebijakan/ regulasi
Menerbitkan UU Keperawatan yang
mengatur tentang fungsi konsil
keperawatan dan perangkatnya (standar
profesi, komite, dll) dalam melindungi
masyarakat dan profesionalisme
perawat
Menetapkan kejelasan kedudukan peran
pely/ asuhan keperawatan dalam pely
kesehatan di RS & komunitas bagi
masy.
Kebijakan pemerintah yang mengatur
utilisasi dan mengoptimalkan konstribusi
keperawatan dalam sistem kesehatan
Menata sistem jenjang karir profesional
perawat menjadi kebijakan nasional dan
diimplementasikan dalam tatanan pelayanan
kesehatan dengan lingkungan kerja yang
positif dan staffing level yang rasional
REKOMENDASI PPNI
Uji pada perawat fresh graduate
dilakukan melalui uji kompetensi Entry
Level Examination / ELE secara tertulis
Uji pada perawat yang sudah bekerja
dilakukan di tempat kerja (Work
Place Assesment / WPA ) pada tempat yang
memenuhi Standar Tempat Uji Kompetensi
(TUK)
Perlindungan Hukum Perawat
Di Amerika disebut : Good Samaritan
Acts yang melindungi tenaga kesehatan
dalm memberikan pelayanan kesehatan
Di Indonesia : UU Kesehatan No. 23
tahun 1992, Kepmenkes no. 1239 th.
2001
PERLINDUNGAN HUKUM
UU No. 23 tahun 1992 (ps. 53 ayat 1)
Tenaga kesehatan berhak memperoleh
perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya
PP No. 32 tahun 1996 (ps. 24)
Perlindungan hukum diberikan kepada
tenaga kesehatan yang melakukan
tugasnya sesuai dengan standar profesi
tenaga kesehatan
PARADIGMA DLM PRAKTIK KEPERAWATAN
(McBride, 1999)
Asuhan keperawatan disisi klien
dimanapun klien berada (RS, Komunitas,
rumah)
Pelayanan yang diberikan berdasarkan
hasil akhir
Mengutamakan kebutuhan triage dan
waspada terhadap bahaya
Berfokus pada mortalitas, membatasi
morbiditas dan memaksimalkan fungsi dan
kualitas hidup klien.
Tidak hanya mengutamakan asuhan
langsung tetapi juga meningkatkan
kemampuan merawat diri klien,
mengarahkan asuhan yg diberikan oleh
orang lain, mendesain program yankes
berdasarkan populasi dan mengelola pely
klien
Mengutamakan penerapan asuhan primer
Mengelola respon penyakit akibat
perubahan gaya hidup.
Nilai Professional Praktik
Keperawatan
PROFIL LULUSAN NERS
1. Care provider
2. Community Leader
3. Educator
4. Researcher
5. Manager
STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Dasar/ Utama Ners Profesional
(Lendburg, 1999)
Mampu melakukan :
1. Pengkajian dan intervensi
2. Berkomunikasi (terapeutik)
3. Berfikir kritis
4. Mendidik orang lain (HE)
5. Hubungan antar manusia dengan sikap “caring”
6. Manajemen (mengelola secara bertanggungjawab)
7. Memperlihatkan sikap kepemimpinan
8. Mengintegrasikan pengetahuan
KOMPETENSI NERS ABAD 21
(Valainis, 2000)
Praktik keperawatan yang independen dan
menilai kinerja diri
Mengidentifikasi gap (celah) dalam
pengetahuan dan merencanakan kegiatan
pengembangan profesional untuk
mengatasi perubahan dalam praktik dan
menyelesaikan masalah dalam praktik
Mengkaji kebutuhan klien sesuai
pandangan klien dan memberdayakan klien
dan keluarga untuk secara aktif terlibat
dalam asuhan sesuai kemampuan
Mengelola asuhan secara kontinuum
dengan pelayanan berkesinambungan
pada klien dan keluarga dengan intervensi
yang konsisten
Mensintesa pengetahuan dan keterampilan
keperawatan dengan pengetahuan
kesehatan publik untuk meningkatkan
kesehatan komunitas
Menjamin efektivitas biaya dan kualitas
asuhan
Memberdayakan fungsi keperawatan dari
disiplin profesional dan non profesional
lain, mengartikulasikan fungsi keperawatan
secara jelas kepada orang lain dan
melakukan praktik kolaborasi
Memperlihatkan kepemimpinan untuk
menjamin konstribusi unik keperawatan
terhadap pengembangan kebijakan diarea
pencegahan dan penanggulangan penyakit,
bekerjasama dengan profesi lain dalam
merencanakan kesehatan poitif dari semua
jenjang (komunitas lokal sampai
internasional)
Mendukung sejawat dalam meningkatkan
ketrampilan keperawatan yang dimiliki dan
mengembangkan keterampilan keperawatan
yang baru.
Kompetensi Utama Ners
1. Mampu berkomunikasi secara efektif
2. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dlm
praktik keperawatan
3. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan
profesional di klinik dan komunitas.
4. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan
manajemen keperawatan
5. Mampu menjalin hubungan interpersonal
6. Mampu melakukan penelitian
7. Mampu mengembangkan profesionalisme secara
terus menerus atau belajar sepanjang hayat.
KEWAJIBAN
Menghormati hak pasien
Menjaga kerahasian identitas dan data
kesehatan pribadi paisien
Memberikan informasi berkaitan dengan
kondisi dan tindakan yang akan dilakukan
Meminta persetujuan thdp tindakan yg
akan dilakukan
Membuat dan memelihara rekam medik
Mematuhi standar profesi
Hak pasien
Hak atas informasi
Hak memberikan persetujuan
Hak memilih dokter
Hak memilih RS
Hak atas rahasia kedokteran
Hak menolak pengobatan
Hak menolak tindakan medik tertentu
Hak atas pendapat kedua
Hak melihat rekam medik
Transaksi keperawatan
Transaksi u/ menemukan dan menerapkan
askep yg paling tepat scr prof. Didasarkan
atas wewenang dan tanggung jawab
diberikan kpd klien gunakan memperoleh
kembali /memelihara kesehatannya
Obyek transkep : upaya optimal yg dilakukan
penuh kehati-hatian dan kecermatan
berdasarkan ilmu dan kep serta pengalaman
u/ merawat klien (orientasi pd kepentingan
klien, bertanggungjwb atas mutu pelayanan)
KEWENANGAN PERAWAT
1. Melaksanakan ASKEPS
Pengkajian
Penetapan diagnosa keperawatan
Perencanaan
Melaksanakan tindakan keperawatan HARUS
SESUAI
o Intervensi keperawatan
STANDAR
o Observasi keperawatan ASKEP
o Pendidikan
o Konseling
Evaluasi
2. Pelayanan tindakan hanya dapat dilaksanakan
berdasarkan permintaan tertulis dari dokter
KEWAJIBAN PERAWAT- pasal 16 KEPMEN
no. 1239 tahun 2001
1. Menghormati hak pasien
2. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
4. Memberikan informasi
5. Meminta peretujuan tindakan yang akan
dilakukan
6. Melakukan pencatatan perawatan dengan baik
7. Mematuhi standar profesi- pasal 17
8. Meningkatkan mutu profesinya – pasal 19
9. Membantu program pem dalam meningkatkan
derajat KESMAS – pasal 18
KEWAJIBAN PERAWAT
1. Mematuhi semua peraturan RS sesuai dengan hub antara pegawai dan RS
2. Mengadakan perjanjian atertulis dengan RS
3. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati perjanjian yang telah dibuat
4. Memberikan pelayanan/ASKEP sesuai dengan standar profesi dan batas
kewenangannya
5. Menghormati hak pasien
6. Merujuk pasien kepada perawat/NAKES lain yang mempunyai keahlian yang
lebih baik
7. Memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan
dengan keluarganya, menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan YANKES
8. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan kepada pasien
/keluarganya sesuai dengan batas kewenangan
9. Meningkatkan mutu YANKEP sesuai standar profesi
10. Membuat dokumentasi ASKEP secara akurat dan berkesinambungan
11. Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan secara terus menerus
12. Melakukan pertolongan darurat sesuai dengan kewenangannya
13. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan juga setelah
pasien meninggal, kecuali jika diminta oleh pihak yang berwenang.
ASAS HUKUM PELAYANAN KEPERAWATAN