Anda di halaman 1dari 87

ASISTENSI PRAKTIKUM ILMU GIZI

Diberikan dalam Praktikum Ilmu Gizi


Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi
Program Studi Pendidikan Dokter Undata
2008/2009
BAGIAN ILMU GIZI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
DOKTER
PRAKTIKUM ILMU GIZI
SISTEM DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI

• ILMU GIZI DASAR  Antropometrik


(bayi, anak & dewasa)
• ILMU GIZI KLINIK  Terapi Dietetik
(MPB, ML, MS, MC/MLP)
ILMU GIZI DASAR
PENILAIAN STATUS GIZI CARA
ANTROPOMETRIK
Pendahuluan
• Antropometrik  indikator status gizi dapat
dilakukan dengan mengukur beberapa parameter.

• Parameter  ukuran tunggal dari tubuh manusia


antara lain umur, berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar panggul dan tebal lemak di bawah kulit.
PENILAIAN STATUS GIZI CARA
ANTROPOMETRIK
• DEWASA:
1) BB untuk TB
2) Lingkar Lengan Atas
• BAYI & ANAK:
1) BB untuk TB
2) Lingkar Lengan Atas (LLA)
3) LLA untuk TB umur 1- 10 tahun
PRAKTIKUM 1
(Kode Praktikum: GD/APM/A/I)

PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI


BERAT BADAN (BB) UNTUK TINGGI BADAN (TB)
ORANG DEWASA
Pendahuluan
• Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang
dewasa (18 tahun ke atas) merupakan masalah penting,
karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit
tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

• Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)


merupakan alat atau cara sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa.
Alat yang digunakan untuk orang dewasa:

• BB : - Spring balance scale


- Platform balance scale
• TB : - Microtoice
Rumus penentuan status gizi:
 BBI : (TB – 100) – 10 % (TB – 100)
 IMT : BB / TB²

Satuan ukur:
 BBI : TB dalam cm
 IMT : BB dalam Kg dan TB dalam meter (m)
Klasifikasi Interpretasi Status Gizi IMT

Status IMT (Kg/m²) Resiko ko-morbiditas


BB Kurang < 18,5 Rendah
Normal 18,5 – 22,9 Normal
BB Lebih >23
Beresiko 23 - 24,9 Meningkat
Obesitas I 25 – 29,9 Moderat
Obesitas II >30 Berat
PRAKTIKUM 2
(Kode Praktikum: GD/APM/A/II)

PENILAIAN STATUS GIZI CARA


ANTROPOMETRI
LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) UNTUK
ORANG DEWASA
Pendahuluan:
• Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan
salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah
dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh
dengan harga yang lebih murah.
• Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks
status gizi misalnya kesalahan pengukuran pada LLA relatif
lebih besar dibandingkan TB.
• Alat yang digunakan :
Insertion tape  suatu pita pengukur yang
terbuat dari fiberglass atau jenis kertas
tertentu berlapis plastik

• Tempat pengukuran LLA :


Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara
acromion dan olecranon.
• Syarat-syarat pengukuran LLA :
- lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif
- lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak
tertutup kain/pakaian
- lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak
tegang atau kencang
- alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak
kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya
sudah tidak rata
• 3. Cara pengukuran LLA :
1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon
2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon
3. Tentukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan sampai
cukup terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar
6. Cara pembacaan skala yang benar
• Nilai standar LLA :
Laki-laki : 29,5 cm
Perempuan : 28,5 cm
• Rumus Penentuan Status Gizi:

LLA yang diukur


% SG = X 100%
LLA standar

• Penilaian status gizi :


Baik : > 85%
Kurang : 75,1%-85%
Buruk :  75%
• Ө Lengan = LLA
3,14
• Ө Otot = Ө lengan – TLK
• О otot = Ө otot x 3,14
Insertion Tape
PRAKTIKUM 4
(Kode Praktikum: GD/APM/B/II)

PENILAIAN STATUS GIZI CARA


ANTROPOMETRI
LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) MENURUT
UMUR UNTUK BAYI & ANAK
LLA untuk Bayi & Anak:

• Alat yang digunakan :


Insertion tape  suatu pita pengukur yang terbuat dari
fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik

• Tempat pengukuran LLA :


Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara acromion dan
olecranon.
• Syarat-syarat pengukuran LLA :
- lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif
- lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak
tertutup kain/pakaian
- lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak
tegang atau kencang
- alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak
kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya
sudah tidak rata
• Cara pengukuran LLA :
1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon
2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon
3. Tentukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan sampai
cukup terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar
6. Cara pembacaan skala yang benar
Status gizi berdasarkan warna pada pita shakir :
- merah : 7,5 - 12,5 cm : status gizi buruk
- kuning : 12,6 – 13,5 cm : status gizi kurang
- hijau : 13,5 – 17,5 cm : status gizi baik
- putih : > 17,5 cm : status gizi overweight
• Rumus penentuan status gizi berdasarkan daftar 6 (LLA untuk
umur) :
%SG = LLA diukur/LLA standar x 100%

• LLA standar = LLA baku (80%) pada daftar 1

• Interpretasi :
- Status gizi baik : > 85%
- Status gizi kurang : 70,1 – 85%
- Status gizi buruk : ≤ 70%
Insertion Tape/Pita Shakir
PRAKTIKUM 4
(Kode Praktikum: GD/APM/B/III)

PENILAIAN STATUS GIZI CARA


ANTROPOMETRI
LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) UNTUK
TINGGI BADAN (TB) ANAK UMUR 1-10 TAHUN
LLA untuk TB Anak 1- 10 tahun

• Alat yang digunakan :


TB : microtoice
LLA : pita shakir
Quac stick
• Rumus penentuan status gizi berdasarkan daftar (LLA untuk
TB) :
% SG = LLA diukur/LLA standar x 100%
• LLA standar = LLA baku (85%) pada daftar 2
• Interpretasi :
- Status gizi baik : > 85%
- Status gizi kurang : 70,1 – 85%
- Status gizi buruk : ≤ 70%
• Untuk menyeleksi secara cepat status gizi anak dengan cara
LLA untuk TB dikenal dengan menggunakan Quac stick.
• Cara memakai Quac stick :
- Hubungkan TB (cm) pada sisi kiri dengan LLA (cm)
pada sisi kanan
- Bila garis penghubung :

mendatar = gizi baik

menurun = gizi kurang

menanjak = gizi lebih


Quac Stick
Praktikum 5

PENENTUAN KEBUTUHAN ENERGI DENGAN


MENGGUNAKAN
RUMUS HARRIS BENEDICT
TAMBAHAN
PENILAIAN STATUS GIZI CARA
ANTROPOMETRI BERAT BADAN (BB) DAN
TINGGI BADAN (TB) UNTUK BAYI DAN ANAK
Alat yang digunakan :

Berat badan
• Anak : -Platform balance scale
-Spring balance scale
• Bayi : Dacin

Tinggi badan
• Anak : Microtoice
• Bayi : Infantometer
FORMULA
US-NCHS (National centre for health
statistic)
Skor baku rujukan
Nilai individual subyek (NIS) – Nilai median baku rujukan

Nilai simpang baku rujukan (NSBR)

Z-score = BB sekarang – median


+1SD – median
Interpretasi :

• Baik : > -2 SD
• Kurang : (-2) – (-3) SD
• Buruk : < -3 SD
Contoh :
Anak ♂ 36 bulan, BB = 15,2 Kg, TB = 96 cm
Z-score ?
PB/U = Z-score = 96 – 96,5 = -0,139
100,1 – 96,5
BB/U = ?

BB/TB = ?
ILMU GIZI KLINIK
TERAPI DIETETIK
PRAKTIKUM 1
(Kode Praktikum: GK/TDE/A/I)

MAKANAN PADAT BIASA


PRAKTIKUM 1 :
MAKANAN PADAT (BIASA)
• Makanan padat (biasa) adalah bentuk makanan yang
diberikan pada orang normal.
• Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari
yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk,
tekstur dan aroma yang normal.
• Makanan biasa terdiri dari golongan makanan pokok,
golongan lauk-pauk, golongan sayuran dan golongan
buah.
Syarat-syarat diet makanan biasa
1. Energi sesuai kebutuhan normal orang
dewasa dalam keadaan istirahat.
2. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
5. Cukup mineral, vitamin dam kaya serat
6. Makanan tidak merangsang saluran cerna
7. Makanan sehari-hari beraneka ragam dan
bervariasi
Indikasi pemberian makanan biasa

• Makanan biasa diberikan kepada pasien yang


tidak memerlukan diet khusus berhubungan
dengan penyakitnya.
Makanan yang dianjurkan

• Walau tidak ada pantangan secara khusus,


makanan sebaiknya dalam bentuk yang
mudah dicerna dan tidak merangsang pada
saluran cerna
Makanan yang tidak dianjurkan

• Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet


makanan biasa adalah makanan yang
merangsang seperti makanan yang berlemak
tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu dan
minuman yang mengandung alkohol.
• Bahan makanan tersebut dapat ditukar
dengan bahan makanan lain sesuai dengan
makanan yang ada di daerah dan kebiasaan
makanan setempat.
• Bahan makanan pada tiap golongan dalam
jumlah yang dinyatakan pada daftar URT
bernilai gizi hampir sama, oleh karena itu satu
sama lain dapat saling menukar.
• Contohnya : Nasi 100 g = ¾ gls
Kentang 200 g = 2 biji sedang
Keduanya mengandung 175 kkal, 4 gr protein,
40 gr HA
PRAKTIKUM 2
(Kode Praktikum: GK/TDE/A/II)

MAKANAN LUNAK
(SOFT DIET)
PRAKTIKUM 2 :
MAKANAN LUNAK (SOFT DIET)

• Makanan lunak adalah makanan yang memiliki


tekstur yang mudah dikunyah, ditelan dan
dicerna dibandingkan makanan biasa.
• Makanan lunak merupakan perpindahan dari
makanan saring ke makanan biasa.
Syarat-syarat diet makanan lunak
1. Energi, protein dan zat gizi lain cukup
2. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau
lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan
kemampuan makan pasien.
3. Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali
makan lengkap dan 2 kali selingan.
4. Makanan mudah cerna, rendah serat dan tidak
mengandung bumbu yang tajam.
Indikasi pemberian makanan lunak

• Pasien sesudah operasi tertentu


• Pasien dengan penyakit infeksi dengan
kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi
• Pasien dengan kesulitan mengunyah dan
menelan
• Sebagai perpindahan dari makanan saring ke
makanan biasa.
Makanan yang boleh diberikan

• Sumber HA : beras ditim, dibubur, kentang


direbus, makaroni, soun, mi, misoa direbus,
roti, biskuit, tepung sagu, tapioka, maizena,
hunkwe dibubur atau dibuat puding, gula,
madu
• Sumber protein hewani : daging, ikan, ayam,
tidak berlemak direbus, dikukus, ditim, telur
direbus, diceplok air, diorak-arik, bakso ikan,
sapi atau ayam direbus, susu, milkshake,
yoghurt, keju.
Makanan yang boleh diberikan
• Sumber protein nabati : tempe dan tahu direbus,
dikukus, ditumis, dipanggang, kacang hijau
direbus, susu kedelai.
• Sayuran : sayuran tidak banyak serat dan dimasak
seperti daun bayam, daun kangkung, kacang
panjang muda, buncis muda, labu siam, labu
kuning, tomat, wortel.
• Buah-buahan : buah segar dihaluskan atau dipure
tanpa kulit seperti pisang matang, pepaya, jeruk
manis dan jus buah.
Makanan yang tidak boleh diberikan
• Sumber HA : nasi digoreng,beras ketan, ubi,
singkong, tales, cantel
• Sumber protein hewani : daging dan ayam
berlemak dan berurat banyak, daging ayam,
ikan dan telur digoreng, ikan banyak duri
seperti bandeng, mujair, mas dan selar
• Sumber protein nabati : tempe, tahu dan
kacang-kacangan digoreng, kacang merah
Makanan yang tidak boleh diberikan
• Sayuran : sayuran banyak serat seperti daun
singkong, daun katuk, daun melinjo, nangka muda,
pare, sayuran yang menimbulkan gas seperti kol,
sawi, lobak, sayuran mentah
• Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan
gas seperti nenas, nangka masak, dan durian, buah
lain dalam keadaan utuh kecuali pisang, buah kering.
PRAKTIKUM 3
(Kode Praktikum: GK/TDE/A/III)

MAKANAN SARING
(SEMI LIQUID DIET)
PRAKTIKUM 3 :
MAKANAN SARING (SEMI LIQUID DIET)
• Makanan saring adalah makanan semipadat
yang mempunyai tekstur lebih halus daripada
makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan
dan dicerna.
• Makanan saring merupakan perpindahan dari
makanan cair kental ke makanan lunak.
Syarat-syarat diet makanan saring
1. Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama
1-3 hari, karena kurang memenuhi kebutuhan gizi,
terutama energi dan tiamin.
2. Rendah serat, mudah dicerna, tidak membentuk
gas dalam saluran cerna, tidak merangsang saluran
cerna, diberikan dalam bentuk disaring atau
diblender.
3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali
sehari.
Indikasi pemberian makanan saring

• Pasien sesudah mengalami operasi tertentu


• Pasien pada infeksi akut termasuk infeksi
saluran cerna (misal : typhus abdominalis atau
gastroenteritis)
• Pasien dengan kesulitan mengunyah dan
menelan
• Sebagai perpindahan dari makanan cair kental
ke makanan lunak
Makanan yang boleh diberikan
• Sumber HA : beras dibubur saring atau
dihaluskan (diblender), roti dipanggang atau
dibubur, krakers, biskuit, tepung-tepungan
seperti tepung beras, maizena, sagu, hunkwe ,
havermout dibubur atau dibuat puding, gula
pasir, gula merah, gula aren, sirop.
• Sumber protein hewani : daging, ayam dan
ikan tanpa duri digiling, dihaluskan, telur ayam
rebus ½ masak atau dicampur dalam makanan
atau minuman, susu sapi, yoghurt.
Makanan yang boleh diberikan
• Sumber protein nabati : tempe dan tahu digiling,
kacang hijau disaring atau dihaluskan, susu kedelai.
• Sayuran : sayuran rendah serat dan disaring atau
dihaluskan seperti bayam, labu siam, labu kuning,
tomat, wortel.
• Buah-buahan : buah yang tidak banyak serat disaring
atau dibuat jus atau dihaluskan seperti pepaya,
semangka, melon, pisang,
Makanan yang tidak boleh diberikan
• Sumber HA : beras ketan, jagung, cantel, ubi,
talas, singkong.
• Sumber protein hewani : daging dan ayam
berlemak, daging ayam, ikan dan telur
digoreng, daging diawet seperti dendeng,
diasap, ikan diawet seperti dendeng dan
diasap, ikan banyak duri seperti bandeng,
mujair, mas dan selar.
Makanan yang tidak boleh diberikan
• Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan hasil
olah seperti tempedan tahu digoreng.
• Sayuran : sayuran banyak serat seperti daun
singkong, daun katuk, daun melinjo, nangka muda,
pare, sayuran yang menimbulkan gas seperti kol,
sawi, lobak.
• Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan
gas seperti nenas, nangka , durian dan kedondong
Contoh Menu Makanan Saring:
PRAKTIKUM 4
(Kode Praktikum: GK/TDE/A/IV)

MAKANAN CAIR
(FULL LIQUID DIET)
PRAKTIKUM 4 :
MAKANAN CAIR ( FULL LIQUID DIET)
• Makanan cair adalah makanan yang
mempunyai konsistensi cair hingga kental.
• Makanan dapat diberikan secara oral atau
parenteral
• Menurut konsistensi makanan, makanan cair
terdiri atas 3 jenis yaitu:
 makanan cair jernih,
 makanan cair penuh dan
 makanan cair kental.
Syarat-syarat diet makanan cair jernih
1. Makanan yang diberikan dalam bentuk cair jernih
yang tembus pandang
2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber
karbohidrat
3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah
diserap
4. Sangat rendah sisa (residu)
5. Diberikan hanya selama 1-2 hari
6. Diberikan dalam porsi kecil tapi interval sering
Indikasi pemberian makanan cair jernih

• Pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu


• Pasien yang intakenya tidak adekuat (mis:
mual dan muntah)
• Pasien pasca perdarahan saluran cerna
Makanan yang boleh diberikan
• Teh, sari buah, sirop, air gula, kaldu jernih
serta cairan mudah cerna seperti cairan yang
mengandung maltodekstrin.
• Makanan dapat ditambah dengan suplemen
energi tinggi dan rendah sisa.
Syarat-syarat diet makanan cair penuh

1. Tidak merangsang saluran cerna


2. Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat
memenuhi kebutuhan energi dan protein
3. Kandungan energi minimal 1 kkal/ml.
Konsentrasi cairan dapat diberikan secara
bertahap dari ½,1/4 sampai penuh
Syarat-syarat diet makanan cair penuh
4. Berdasarkan masalah pasien, dapat
diberikan formula rendah atau bebas
laktosa, dan sebagainya
5. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral dapat diberikan tambahan
ferosulfat, vitamin B kompleks dan vitamin C
6. Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml
Indikasi pemberian makanan cair
penuh
• Pasien yang mempunyai masalah untuk
mengunyah, menelan atau mencernakan
makanan padat misalnya pada operasi mulut
atau tenggorokan, dan atau pada pasien
dengan kesadaran menurun.
Makanan yang boleh diberikan
• Makanan dapat diberikan melalui oral,pipa tau
enteral (Naso Gastric Tube) secara bolus atau
drip (tetes)
• Makanan cair dengan susu penuh/skim =>
susu penuh, maizena, telur ayam, margarin,
inyak, gula, sari buah
• Makanan diblender => nasi tim, telur ayam,
daging giling, ikan, tahu, tempe ,wortel, labu
kuning, sari buah
Syarat-syarat diet makanan cair kental

1. Mudah ditelan dan tidak merangsang


saluran cerna
2. Cukup energi dan protein
3. Diberikan bertahap menuju ke makanan
lunak
4. Porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam)
Indikasi pemberian makanan cair kental

• Pasien yang tidak mampu mengunyah,


menelan serta untuk mencegah aspirasi
(cairan masuk ke dalam saluran napas) seperti
pada penyakit yang disertai peradangan, ulkus
peptikum, atau gangguan struktural atau
motorik pada rongga mulut.
Makanan yang boleh diberikan
• Sumber HA : kentang, gelatin, tapioka dibuat
puding
• Sumber protein : susu, es krim, yoghurt, telur
ayam, tahu giling
• Sumber lemak : margarin, mentega
• Sayuran : sayuran dibuat jus dan dikentalkan
dengan gelatin
• Buah-buahan : buah dibuat jus, jeli dan pure
Contoh Menu Makanan Cair & MLP:
PRAKTIKUM 5
(Kode Praktikum: GK/TDE/A/V)

APLIKASI KOMPREHENSIF
DIETETIK PADA ORANG SAKIT
Sistem “SOAP”

A. Subjective data

B. Objective data

C. Assessment

D. Plan
A. Subjective Data
• Riwayat penyakit
• Food recall 24 jam
• Frekuensi konsumsi makanan
• Ketidakmampuan untuk makan sendiri
• Pengetahuan tentang zat gizi
B. Objective Data
• Evaluasi hubungan kebiasaan makan dan cara
hidup
• Evaluasi asupan makanan 3 hari berturut-turut
(recall diet)
• Evaluasi kebiasaan makan dan asupan makan
sebelumnya, antropometrik, laboratorium dan
pemeriksaan klinis.
• Interpretasi hasil laboratorium
• Evaluasi kemampuan penderita untuk dapat
menerima dan mengerti intruksi diit yang
diberikan.
C. Assessment

• Evaluasi and interpretasi subjective


dan objective data
• Menentukan masalah gizi utama
D. P l a n
• Tindakan diambil berdasarkan data Subjektif,
Objektif, Assessment
• Rekomendasi untuk melakukan komunikasi dan
evaluasi antara anggota team
• Implementasi, monitoring dan perbaikan rencana
asuhan nutrisi termasuk tujuan objektif untuk
memecahkan masalah gizi penderita, termasuk
follow-upnya
Energi : orang sehat dan sakit

• Dapat dihitung menggunakan rumus Harris-


Benedict sbb:
Laki-laki : BEE=66 + 13.7W + 5H – 6.8A
Perempuan : BEE=655 + 9.6W + 1.7H – 4.7A

• Untuk mendapatkan hasil yg akurat perlu


diperhitungkan aktivitas dan injury factor
utamanya pada penderita yang sakit
– Aktivitas faktor:
1.2 pt bedrest
1.3 ambulatory pt
1.5-1.75 normal pt
2.0 extremely active
– Injury factor 1.2 minor operasi
1.35 skeletal trauma
1.44 elective operasi
1.6-1.9 major sepsis
1.88 trauma + steroid
2.1-2.5 luka bakar berat
• Total daily expenditure [TDE] penderita dpt dihitung dg
mengalikan BEE dg aktifitas faktor [AF] dan injury faktor [IF]
Keadaan Khusus
• Untuk mempertahankan BB :
BEE x 1,2-1,5

• Untuk peningkatan BB pada


pasien yang stabil :
BEE x 2
CARA CEPAT :
- Laki-laki : 1 kkal x kg BB x 24 jam
Perempuan : 0,95 x kg BB x 24 jam
- Laki-laki : 30 kkal x kg BB
Perempuan : 25 kkal x kg BB
Contoh

Hipertensi
Patofisiologinya
Pengobatan
Penatalaksanaan gizi
Penentuan kebutuhan untuk mengubah diet
dan cara hidup
Pengurangan pemasukan natrium
lanjutan
Makanan yang harus dihindari:
Pembatasan ringan (2-3 gr/hari)
Jangan gunakan:
Garam dimeja
Makanan yang diasap atau diawetkan atau
diawetkan dengan garam seperti ikan asin, sosis,
kornet sapi, minyak zaitun dll
CARA CEPAT :
- Laki-laki : 1 kkal x kg BB x 24 jam
Perempuan : 0,95 x kg BB x 24 jam
- Laki-laki : 30 kkal x kg BB
Perempuan : 25 kkal x kg BB

Anda mungkin juga menyukai