Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN RISIKO PSIKOSOSIAL


“ASIETAS)

Kelompok 4
Nama anggota :
1. Farhan Nurdiasyah
2. Heni arlita
3. Hulayfa adila
DEFINISI

Ansietas merupakan perasaan takut yang tidak jelas


dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa
cemas ,individu merasa tidak nyaman atau takut
bahkan memiliki firasat akan ditimpa malapetaka
padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang
mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang
dapat diidentifikasikan sebagai stimulus ansietas
(comer,1992).
ETIOLOGI
Menurut Sylvia D. Elvira (2008 : 11) Ada beberapa faktor
yang menyebabkan kecemasan meliputi :
1. Faktor predisposisi
a) Peristiwa traumatik
b) Konflik emosional
c) Kecemasan diri terganggu
d) Frustasi
e) Gangguan fisik
f) Pola mekanisme
g) Medikasi yang memicu terjadinya kecemasan
2. Faktor Prespitasi
Stresor presipitasi kecemasan dikelompokan menjadi 2
,yaitu :
A. Ancaman terhadap integritas fisik,ketegangan yang
mengancam integritas fisik yang meliputi :
a) Sumber internal ,meliputi kegagalan mekanisme
fisiologi sistem imun ,regulasi suhu tubuh,perubahan
biologis normal (misal nya hamil).
b) Sumber eksternal meliputi paparan terhadap infeksi
virus dan bakteri,polutan
lingkungan,kecelakaan,kekurangan nutrisi,tidak
adkuatnya tempat tinggal.
B. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber
eksternal dan internal,
a) Sumber internal

Kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah


dan tempat kerja,penyesuaian terhadap peran baru.
Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat
mengancam harga diri.
b) Sumber eksternal
Kehilangan orang yang dicintai ,perceraian,perubahan
status pekerjaan,tekanan kelompok sosial budaya
TINGKATAN ANSIETAS

Tingkatan ansietas dibagi menjadi empat,meliputi :


a) Ansietas Ringan

b) Ansietas sedang

c) Ansietas berat

d) Tingkatan panik
TANDA DAN GEJALA
KECEMASAN
Respon fisik :
a) Kardiovaskular : Palpasi,jantung berdebar,tekanan darah tinggi,denyut
nadi cepat
b) Pernafasan : Napas cepat,napas pendek,tekanan pada dada,napas
dangkal,pembengkakan pada tenggorokan,terengah-engah
c) Neuromuskular : Refleks meningkat,Insomnia,tremor,gelisah,wajah
tegang.Kelemahan umum kaki goyah,gerakan yang janggal.
d) Gastrointestinal : Anoreksia,Diare/konstipasi,mual,rasa tidak nyaman
pada abdomen
e) Traktur Urinarius : Sering berkemih dan tidak dapat menahan kencing
f) Kulit : Wajah kemerahan, berkeringat,gatal,rasa panas pada kulit.
a. Respon Kognitif
 Meliputi :Lapang persepsi menyempit,tidak mampu
menerima rangsang luar,berfokus pada apa yang
menjadi perhatiannya.
b. Respon Perilaku
 Meliputi : Gerakan tersentak-sentak,bicara berlebihan
dan cepat, perasaan tidak aman
c. Respon emosi
 Meliputi :Menyesal,iritable,kesedihan
mendalam,takut ,gugup,suka cita yang berlebihan dll.
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan


dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan
yang bersifat holistik,yaitu :
1. menyangkup fisik (somatik)

2. psikologik atau psikiatrik

3. Psikososial

4. psikoreligius.
PENGKAJIAN
1. Faktor Predisposisi,meliputi :
a) Teori Psikoanalitik

b) Teori Interpersonal

c) Teori ansietas

d) Kajian keluarga

e) Kajian biologis

2. Faktor presipitasi
3. Perilaku
SUMBER KOPING

Tingkat ansietas menimbulkan 2 jenis mekanisme koping :


a. Reaksi yang berorientasikan pada tugas,yaitu upaya yang
disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara
realistis tuntutan situasi stress
b. Mekanisme pertahanan ego,membantu mengatasi ansietas ringan
dan sedang ,tetapi jika berlangsung pada tingkat sadar dan
melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas,maka mekanisme
ini dapat merupakan respon maladaptif terhadap stress
DIAGNOSA
1. Penyelesaian Kerusakan
2. Kecemasan
3. Pola napas tidak efektif
4. Koping individu tidak efektif
5. Diam
6. Gangguan pembagian bidang energi
7. Stres
Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara terus menerus pada respon ansietas
klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Evaluasi disesuaikan dengan tujuan atau kriteria hasil yang
disusun.
Kasus
Tn. S, Laki-laki, 39 tahun, pasien datang ke UGD Rumah Sakit
Jiwa karena merasa dadanya berdebar dan keringat dingin.
Keluhan ini dimulai sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya
terdapat tetangga pasien yang meninggal karena serangan jantung
yang membuat pasien takut
menyebabkan pasien melakukan check upp ada 3 hari yang lalu
dan dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kelainan pada tubuh
pasien. Namun, pasien tetap merasa ada kelainan pada tubuhnya
sehingga membawanya berobat ke UGD. Perasaan cemas ini
berlangsung sebentar dan biasanya hilang atau berkurang apabila
pasien berkonsultasi ke dokter ataupun bercerita tentang
keluhannya kepada temannya. Pasien mengatakan serangan
cemas ini berlangsung hilang timbul dan hampir setiap minggu.
Keluhan seperti ini terjadi sejak ±3 tahun yang lalu, diawali oleh
kematian ibu pasien yang meninggal karena diabetes melitus. Hal
ini menyebabkan pasien melakukan check up setiap 6 bulan sekali
dan melakukan pemeriksaan gula darah setiap seminggu sekali.
Pasien juga telah mendaftarkan dirinya pada beberapa asuransi
kesehatan.
Hal ini dikarenakan ketakutan pasien akan kondisi
tubuhnya.Perasaan cemas terjadi pada saat apapun, tidak terbatas
pada kecemasan pada saat di tempat terbuka ataupun diluar
lingkungan keluarga. Pasien merasa tidak berdaya, kehilangan
minat, merasa lemas Tidak ada riwayat trauma, mengkonsumsi
alkohol maupun obatobatan terlarang. Selama keluhannya
berlangsung, pasien masih dalam keadaan sadar penuh. Tidak
pernah mengamuk, berbicara sendiri, mendengar atau melihat
sesuatu. Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
keluarganya, orang sekitarataupun masalah dalam ekonomi.
PEMBAHASAN
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan perasaan cemas yang
bermakna serta menimbulkan suatu distress(penderitaan) dan
disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan
jiwa.
Hal ini sesuai dengan definisi gangguan jiwa menurut World Health
Organization (WHO) dimana didapatkan suatu kelompok gejala atau
perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna dan disertai
dengan distress dan yang berkaitan dengan disfungsi Berdasarkan
data-data yang didapat melalui anamnesis psikiatri dan
pemeriksaan fisik, tidak ditemukan riwayat demam tinggi,trauma,
sakit berat, penurunan kesadaran dan kejang. Selain itu pasien juga
tidak pernah meminum alkohol ataupun obat obatan terlarang
lainnya sehingga dapat menyingkirkan diagnosis gangguan mental
dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
 Pada pasien didapatkan perasaan dadanya berdebar,
keringat dingin, nyeri atau tidak nyaman di dada dan rasa
takut meninggal. Dimana perasaan kecemasan ini timbul
secara episodik dan pada keadaan yang secara objektif tidak
ada bahaya. Pada pasien ini sudah memeneuhi kriteria
diagnosis panik merupakan suatu periode diskret rasa takut
atau ketidaknyamanan yang intens dengan tiba-tiba muncul
4 gejala dari 13 gejala berikut dan mencapai puncaknya
dalam 10 menit 9,10 :
1. Merasa pusing, tidak stabil berdiri, hingga
pingsan
2. Palpitasi, berdebar-debar, denyut jantung bertambah cepat
3. Nyeri dada, rasa tidak nyaman di dada
4. Merasa sesak, bernapas pendek
5. Mual atau distress abdominal
6) Gemetaran
7) Berkeringat
8) Rasa panas di kulit, menggigil
9) Mati rasa, kesemutan
10) Merasa kehilangan kontrol, seperti mau gila
11) Takut mati
12) Leher serasa dicekik
13) Derealisasi, depersonalisasi (merasa
seperti terlepas dari diri sendiri)Sehingga pada pasien
telah memenuhi kriteria panik karena telah memenuhi 4
kriteria.
 Untuk mengatasi masalah keperawatan pada kasus
tersebut maka dalam penatalaksaan jiwa akan dilakukan
tindakan terapi meliputi, 1)terapi psikofarmaka,2)terapi
somatik,3)Psikoterapi ,4)Psikoreligius
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH……………….

Anda mungkin juga menyukai