Anda di halaman 1dari 72

JUMAT, 21 SEPTEMBER 2018

INFEKSI
Definisi Infeksi
 Infeksi adalah proses invasif oleh
mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam
tubuh yang menyebabkan sakit (Potter &
Perry, 2005).

 Infeksi adalah invasi tubuh oleh


mikroorganisme dan berproliferasi dalam
jaringan tubuh. (Kozier, et al, 1995)
INFEKSI :

 Berkembang biaknya penyakit pada hospes


disertai timbulnya respon imunologik dengan
gejala klinik atau tanpa gejala klinik
 Manusia host / penjamu
 Penyakit agent
 Transmisi kuman adalah :
Proses masuknya kuman ke dalam penjamu
sehingga timbul radang / penyakit
Faktor-Faktor Penyebab Infeksi

1) Bakteri
2) Virus
3) Parasit
4) Fungi
Proses klinis terjadinya infeksi
Tergantung pada :
- mikroorganisme,
- source atau sumber,
- portal of exit,
- mode of transmition,
- portal of entry dan
- susceptible host.
Cara penularan infeksi :

1. Kontak
Langsung, tidak langsung, droplet
2. Udara
Debu, kulit lepas
3. Alat
Darah, makanan, cairan intra vena
4. Vektor / serangga
Nyamuk, lalat
MEKANISME INFEKSI

 Kuman ( bakteri, virus, protozoa maupun jamur)


mempunyai mekanisme dalam menyerang sel
inangnya
 kuman tersebut bisa menginfeksi melalui 4

tahap yaitu:
1. Adhesi (menempel)
2. Kolonisasi (berbiak)
3. Penetrasi (masuk ke tubuh)
4. Invasi (menyebar ke seluruh tubuh sambil
berbiak)
Tipe infeksi
 Kolonisasi
 Infeksi lokal
 Infeksi sistemik
 Bakteriemi
 Septikemia
 Infeksi akut
 Infeksi kronik
Rantai infeksi
Proses infeksi
1) Periode inkubasi
2) Tahap prodromal
3) Tahap sakit
4) Pemulihan
Periode Inkubasi
periode sejak masuknya
kuman kedlam tubuh sampai
dg munculnya gejala.
Periode predromal Tahapan
periode munculnya gejala proses infeksi
umum sampai muncul
gejala spesifik
Periode sakit
timbul manifestasi

Periode konvalensi
gejala menurun sampai
Individu kembali normal/ sembuh
Sistem pertahanan Terhadap
infeksi
 Kulit → sebum yg mengandung asam lemak yg
mampu membunuh beberapa jenis bakteri
 Mulut→saliva membuang partikel yg mengandung
mikroorganisme
 Saluran pernapasan → silia di jln napas bagian atas
menjebak mikroorganisme yg diinhalasi
 Saluran urinarius → pembilasan dari aliran urine dpt
membuang mikroorganisme yg ada pada saluran
urinarius
 Sal uran pencernaan → keasaman lambung secara
kimia merusak mikroorganisme yg tidak tahan asam
Radang

Respon fisiologi lokal terhadap cedera jaringan

 Bukan suatu penyakit, melainkan suatu manifestasi


adanya penyakit
Penyebab
 Fisik : luka akibat pisau, paku, jarum, duri dsb
 Kimia : asam, basa, zat korosif, toksin
 Suhu : panas, dingin
 Sirkulasi yang terganggu : iskemia dan infark
 Infeksi : bakteri
 Respon imun : antibodi
 Sinar UV, sinar x, listrik dll
Tujuan
 Melokalisir area yang mengalami
trauma/cedera
 Menghambat proses meluasnya cedera
 Memusnahkan debris luka
 Membunuh/menghancurkan mikroorganisme
 Mengawali proses penyembuhan
Klasifikasi Radang

Radang Akut

Radang Kronik
Radang Akut

 Rangkaian reaksi yang segera terjadi pd jaringan


cedera dan berlangsung dalam waktu yang singkat
(jam, hari)
 Ciri utama :
 eksudasi cairan dan protein plasma
 infiltrasi netrofil
 Peningkatan permeabilitas vaskuler disertai
keluarnya protein plasma dan sel2 darah putih
ke dalam jaringan disebut eksudasi dan
merupakan gambaran utama reaksi peradangan
akut
Tanda-Tanda
CARDINAL
 merah (rubor)
 bengkak (tumor)
 hangat (calor)
 nyeri (dolor)
 ggn fungsi (functio laesa)
Komponen Utama
Radang Akut

 Vaskuler
 Seluler
Komponen Vaskuler
1. Perubahan diameter pembuluh darah
 Peningkatan aliran darah ke daerah cedera

Kemerahan (rubor)
Hangat (Calor)
Komponen Vaskuler
2. Peningkatan permeabilitas vaskuler

- berpindahnya cairan plasma dari p.darah ke


rongga interstisiel BENGKAK (TUMOR)
- extravasasi protein plasma ke ruang ekstraseluler
(EKSUDAT)
Komponen Vaskuler
Penyebab kenaikan permeabilitas vaskuler

 Segera, sementara mediator kimiawi,seperti


histamin
 Segera, menetap cedera vaskuler langsung
yang hebat
 Diperlambat, lebih lama cedera sel endotel, seperti
sinar x, toksin
Komponen Seluler
 Netrofil polimorf
Tahapan :
- emigrasi neutrofil
- kemotaksis neutrofil
- emigrasi neutrofil
- fagositosis
LEUKOCYTE NOMENCLATURE
Komponen Seluler
Radang Akut
Respon Fisiologi Tanda-tanda

Pengeluaran mediator kimia


Panas (calor)
Vasodilatasi

Peningkatan aliran darah Kemerahan (rubor)

Ekstravasasi cairan (permeabilitas) Bengkak (tumor)


Influks seluler (kemotaksis)
Nyeri (dolor)
Peningkatan metabolisme seluler
Radang Akut
Respon Fisiologi Tanda-tanda

Pengeluaran mediator kimia


Panas (calor)
Vasodilatasi

Peningkatan aliran darah Kemerahan (rubor)

Ekstravasasi cairan (permeabilitas) Bengkak (tumor)


Influks seluler (kemotaksis)
Nyeri (dolor)
Peningkatan metabolisme seluler
Radang Akut
Respon Fisiologi Tanda-tanda

Pengeluaran mediator kimia


Panas (calor)
Vasodilatasi

Peningkatan aliran darah Kemerahan (rubor)

Ekstravasasi cairan (permeabilitas) Bengkak (tumor)


Influks seluler (kemotaksis)
Nyeri (dolor)
Peningkatan metabolisme seluler
Radang Akut
Respon Fisiologi Tanda-tanda

Pengeluaran mediator kimia


Panas (calor)
Vasodilatasi

Peningkatan aliran darah Kemerahan (rubor)

Ekstravasasi cairan (permeabilitas) Bengkak (tumor)


Influks seluler (kemotaksis)
Nyeri (dolor)
Peningkatan metabolisme seluler
Radang Akut
Respon Fisiologi Tanda-tanda

Pengeluaran mediator kimia


Panas (calor)
Vasodilatasi

Peningkatan aliran darah Kemerahan (rubor)

Ekstravasasi cairan (permeabilitas) Bengkak (tumor)


Influks seluler (kemotaksis)
Nyeri (dolor)
Peningkatan metabolisme seluler
Tahap – Tahap Radang
I. Respon neurologi
sistem saraf simpatis menyebabkan
konstriksi pemb. darah
II. Respon vaskuler
o Vasodilatasi
o Nyeri
o Peningkatan permeabilitas bengkak
Tahap – Tahap Radang
o Terbentuknya eksudat inflamasi
Proses bocornya cairan menuju rongga
ekstravaskuler yang menyebabkan edema
(bengkak) dinamakan EKSUDASI
Perbedaan Eksudat dan Transudat
 Eksudat terjadi akibat proses radang
isi : banyak protein dan sel debris
berat jenis tinggi : >1.020
dapat membeku (krn mengandung
fibrinogen)

 Transudat terjadi akibat gangguan sirkulasi


(ketidakseimbangan tekanan hidrostatik
atau osmotik)
tidak terjadi peningk. permeabilitas
vaskuler
isi : sedikit protein
berat jenis : < 1.015
Sifat Eksudat
 Serous :
o Warna bening, plasma >>>, protein <<<, terjadi pada awal
respon radang atau pada radang yg ringan
 Purulen :
o Warna kuning, mengandung pus/nanah (sisa leukosit,
protein, jaringan dan mikroorganisme yg mati)
 Hemoragik :
o Warna merah, kerusakan pembuluh darah
 Fibrinosa :
o Fibrinogen >>>, tebal dan lengket, hanya dpt dihancurkan
oleh enzim fibrinolitik. Kegagalan penghancuran fibrin
menyebabkan pembentukan jaringan ikat (scar)
Different morphological patterns of acute inflammation can be found
depending on the cause and extend of injury and site of inflammation

Serous inflammation Purulent inflammation

Fibrinous inflammation ulcers


Tahap – Tahap Radang
III. Respon seluler
o Marginasi neutrofil
o Penempelan neutrofil (pavementing)
o Emigrasi
o Kemotaksis
o Fagositosis
III. Respon Seluler
 Marginasi neutrofil
Dlm sirkulasi normal, sel darah hanya terdapat
di bagian tengah aliran dalam p. darah dan
tidak mengalir pada bagian tepi (zona
plasmatik) dekat endotel.
Hilangnya cairan intravaskuler dan meningk.
viskositas plasma disertai lambatnya aliran pd
tempat terjadinya radang akut, mengakibatkan
neutrofil mengalir di zona plasmatik
III. Respon Seluler
 Penempelan neutrofil
Pada kondisi normal neutrofil tdk dapat menempel
pd endotel. Pada tempat radang, penempelan
terjadi pada fase awal respon radang akut yg terjadi
akibat lambatnya aliran darah.
Meningkatnya adhesi leukosit mrpkn hsl dari
interaksi antara perlekatan molekul pada leukosit
dan permukaan endotel.
III. Respon Seluler
 Emigrasi neutrofil
Leukosit migrasi dgn gerak ameboid yg aktif melewati
dinding venula dan vena kecil, tp biasanya tdk dpt keluar
dari kapiler.
Neutrofil, eosinofil dan makrofag dpt menyisip sbg
pseudopodia di antara sel-sel endotel, kemudian
bermigrasi melalui celah diantara sel endotel, melintasi
lamina basalis utk sampai ke dinding p. darah. Celah yg
terjadi menutup dgn sendirinya dan endotel tdk mengalami
kerusakan.
III. Respon Seluler
 Diapedesis
proses keluarnya sel darah merah dari p.darah
yg berlangsung secara pasif akibat tekanan
hidrostatis.
Ditemukannya sel darah merah dlm jumlah yg
banyak dlm rongga ekstravaskuler disebabkan
cedera yg hebat pd p.darah.
III. Respon Seluler
 Kemotaksis
Gerakan netrofil ke arah substansi kimiawi tertentu

Mediator kimiawi pd radang akut:


• Histamin
• Lisosom
• Prostaglandin
• Leukotrin
• Sitokin
Emigrasi neutrofil
III. Respon Seluler
 Fagositosis
Suatu proses sel (seperti neutrofil dan makrofag)
menelan/memakan partikel solid.
Langkah-langkah :
 Melekatnya partikel pd permukaan sel
 Fagosit mengelilingi pertikel dgn pseudopodia
 Partikel dimakan fagosit
 Partikel berada di dlm ruang fagositik (fagosom) dibatasi membran
sel
 Lisosom menyatu dgn fagosom membentuk fagolisosom
 Penghancuran mikro-organisme intraseluler
Peranan Limfatik

 Pada radang akut, saluran limfe akan melebar


 Cairan edema dari eksudat radang akan
disalurkan dan dibuang melalui saluran limfe
 Penyaluran ini akan mengurangi terjadinya
edema
 Kemampuan saluran limfe membawa molekul
yg besar dan substansi tertentu penting utk
respon imun terhdp agen infeksi
Lymphatic System:
Overview of Immune Defense Organs & Cells

Figure 24-2 ab: Anatomy of the immune system


Inflammation Outcome
Chronic
Inflammation

Acute
Injury
Healing
Inflammation

Abscess

Fistula Ulcer Sinus


Outcome of acute inflammation
 Penyembuhan cedera
 Terbentuknya abses
 Radang kronik
 Penyembuhan dengan timbulnya jaringan scar
(jaringan parut)
 Reaksi alergi
 Ulkus peptikum
 Pneumonia bakterial : cairan radang yg mengandung
fibrin+lekosit
 Sepsis
Penyembuhan Cedera
 Penyembuhan pada proses radang :
 Pembuangan debris

 Angiogenesis

 Fibroblas membentuk kolagen dan


elastin
Proses Terbentuknya Abses
Abses rongga berisi cairan kental yg
terdiri dari jaringan nekrotik, dan
sisa leukosit yg mati, dan
membentuk pus

Flegmon radang jaringan yg luas dg batas


tidak jelas, berisi pus.

Erysipelas radang jaringan yg luas spt flegmon


tapi tidak berisi pus => merah
Reaksi Alergi
(Pembengkakan laring)
Bacterial pneumonia
Peptic ulcer
An ulcer is a local defect of
mucosal lining produced by
shedding of necrotic tissue
Peptic ulcers are produced by an
imbalance between gastro-
duodenal defense mechanisms
and the damaging force
70% of all ulcers are due to H.
pyolri infection which initiates a
strong inflammatory response
Septicemia with disseminated intravascular
coagulation due to Meningococcal Infection

Invasion of the bloodstream by Neisseria meningitides leads to


widespread vascular injury with endothelial necrosis, thrombosis
and peri-vascular hemorrhage.
Hemorrhage as it is seen in the skin can occur in all organs
Radang Kronik
 Proses radang dimana limfosit, sel plasma, dan
makrofag lebih banyak ditemukan
 Biasanya primer, tetapi dpt sebagai kelanjutan
radang akut
 Reaksi seluler berbeda dengan radang akut
 Radang granulomatosa merupakan jenis spesifik
dari radang kronis
Pembentukan Granuloma

Granuloma : bagian dari makrofag, yang dikelilingi


oleh limfosit
Radang Kronik
 Bila proses akut tidak selesai maka
berlanjut menjadi:
 Cedera atau infeksi menetap (TBC, ulkus)
 Pajanan agen toksik yang terus menerus
(asbes)
 Pada kondisi penyakit autoimun (SLE, RA)
Komponen Radang Kronik

 Makrofag : microglia, Kupffer cells, sinus


histiocytes, alveolar macrophages, dll.
o Bersirkulasi sebagai monosit, sampai pada tempat
cedera dlm watu 24 – 48 jam dan bertransformasi
menjadi makrofag
o Diaktifkan oleh sitokin, endotoksin, dan produk
radang
Komponen Radang Kronik

 Limfosit B dan T
o Diaktivasi oleh antigen
 Sel plasma : memproduksi antibodi
 Eusinofil :
o Berperan pada infeksi parasit dan alergi
Efek Sistemik Radang

 Demam : suhu > 37,8 C


 Dilepasnya pirogen endogen dari netrofil dan
makrofag yg mempengaruhi sistem pengaturan
suhu dlm hipothalamus
TNF, IL-1 and IL6

PGE2
Adrenal gland
releases
Glucocorticoids
 Leukositosis
 Peningkatan jumlah sel darah putih
 Infeksi bakteri (neutrofil >>>)

 Infeksi parasit (eusinofil >>>)

 Infeksi virus (limfositosis)


 Hiperplasia reaktif dari RES
 Perubahan hematologi :
- ↑ LED ok perub protein plasma,
- leukositosis →
- netrofilia pd infeksi piogenik & destruksi jar,
eosinofilia pd peny alergi & infeksi parasit,
limfositosis pd infeksi kronik, infeksi virus,
monositosis pd infeksi mononukleosiosa dan bbrp
infeksi bakteri spt tbc, thypoid
- Anemia : ok hilangnya darah dlm eksudat inflamasi,
hemolisis dll
- Amiloidosis : infeksi kronik yg lama dg pe↑ amiloid
serum → deposit amiloid pd berbagai jar
 Perubahan metabolisme dan endokrin
menyebabkan munculnya gejala konstitusional
berupa malaise, anoreksia.
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai