V E R T I G O P E R I F E R S U S P. B E N I G N P A R O X Y S M A L
P O S I T I O N A L V E RT I G O ( B P P V )
PEMBIMBING :
D R . M A R I A A N I TA S P. S
E VA M A R D I A N A D E W I
030.13.222
K E PA N I T E R A A N K L I N I K I L M U P E N YA K I T S A R A F
R U M A H S A K I T A N G K ATA N U D A R A D R . E S N A W A N A N TA R I K S A
F A K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S T R I S A K T I
PERIODE 18 FEBRUA RI – 23 MARET 2019
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. S
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 55 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pensiunan
• Status : Menikah
• Alamat : Harjamukti, Cimanggis, Bogor
• No. Rekam Medik : 1305xx
• Tanggal Masuk RS : 26 Februari 2019
ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh secara autoanamnesis di Poli Saraf RSAU Dr. Esnawan
Antariksa pada tanggal 26 Februari 2019 jam 11.00 WIB.
Keluhan Utama
• Pusing berputar sejak 2 hari SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien datang rutin kontrol ke Poli Saraf RSAU Dr. Esnawan dengan keluhan pusing berputar
sejak 6 bulan SMRS.
• Awalnya 6 bulan SMRS ketika berada didalam mobil pasien merasakan kepalanya sangat pusing
dan terasa berputar seolah-olah mobil yang dikendarainya terbalik dan terbang lalu terjatuh.
Setelah kejadian tersebut, pasien masih dalam keadaan sadar dan langsung dilarikan ke IGD
RSAU Dr. Esnawan Antariksa kemudian dirawat inap selama 2 hari.
• Pasien mengatakan pada saat kejadian kedua telinga terasa penuh dan berdengung. Pasien juga
merasakan mual dan sampai muntah yaitu sebanyak 3 kali, sekitar 1/4 gelas aqua setiap kali
muntah dan berisi makanan.
• Pasien mengatakan rasa penuh dan berdengung pada telinga muncul secara tiba-tiba. Namun,
beberapa waktu belakangan sebelum kejadian pasien sering merasakan telinganya terasa tidak
nyaman namun tidak sampai mengganggu pendengaran.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Keluhan pusing berputar dirasakan semakin memberat sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengatakan
pusing berputar muncul secara tiba-tiba terutama pada saat pasien bangun dari tempat tidur.
• Menurut pasien, keluhan pusing berputar dirasakan hilang timbul dan serangan bisa hilang
dengan sendirinya. Lamanya kurang lebih 20 detik dan pasien mengatakan yang berputar adalah
lingkungan disekitar pasien.
• Keluhan dirasakan lebih parah ketika pasien membuka mata ataupun perubahan posisi kepala
terutama saat bangun dari tidur dan saat sujud waktu shalat. Pasien mengatakan pusing
berputar bisa berkurang saat memejamkan mata dan istirahat.
• Pasien tidak mengalami demam, batuk dan pilek, nyeri kepala hebat ataupun pingsan. Riwayat
trauma kepala, kelemahan separuh badan, bicara pelo, mulut mencong, sulit menelan atau
berbicara dan gangguan penglihatan disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat
Pengobatan
Riwayat Penyakit Riwayat Riwayat Riwayat
Perawatan Rutin mengonsumsi
DM sejak 5 tahun yll, Pembedahan obat diabetes Alergi
Vertigo 6 bulan
hipertensi (-), stroke (-) yll (-) melitus (metformin, (-)
glimepirid) dan obat
vertigo
RIWAYAT KELUARGA & KEBIASAAN
• Abdomen :
• Inspeksi : bentuk abdomen normal, venektasi (-)
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Perkusi : suara timpani, shifting dullness (-)
• Palpasi : dinding abdomen supel, turgor kulit baik, nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba, ballotement (-), undulasi (-)
• Alat kelamin :
• Tidak diperiksa
• Ekstremitas :
• Ekstremitas atas : simetris, deformitas (-), oedem (-), CRT <2 detik.
• Ekstremitas bawah : simetris, deformitas (-), oedem (-), CRT <2 detik.
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15 (E4 M6 V5)
Nervus cranialis
- N. I : Normal
- N. II :Visus 1/60
: Lapang pandang tidak dilakukan
- N.III, IV, VI : Ptosis -/-
: Pupil 3mm/3mm, bulat, isokor
: Reflex cahaya langsung +/+
: Reflex cahaya tidak langsung +/+
: Gerak bola mata bebas ke segala arah
• N.V
motorik : m. maseter normal
: Gerakan membuka mulut normal
: Gerakan rahang normal
sensorik :V1 sensibilitas normal
:V2 sensibilitas normal
:V3 sensibilitas normal
: Refleks kornea normal
• N.VII : Sikap mulut saat istirahat normal, deviasi (-)
: Mengangkat alis simetris
: Mengerutkan dahi simetris
: Menyeringai simetris
: Kembung pipi simetris
: Pengecapan 2/3 anterior tidak dilakukan
• N.VIII
n. koklearis : Gesekan jari normal
: Tes rinne tidak dilakukan
: Tes webber tidak dilakukan
: Tes swabach tidak dilakukan
n. vestibularis : Nistagmus -/-
• N. IX, X : Arkus faring simetris
: Uvula ditengah
: Disfonia (-)
: Disfagia (-)
• N. XI : Angkat bahu normal
: Memalingkan kepala normal
• N. XII : Deviasi lidah (-)
: Atrofi (-)
: Kekuatan lidah normal
STATUS NEUROLOGIS
Motorik
- Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis : Bisep +/+
eutrofi eutrofi
: Patella +/+
: Trisep +/+
normotonus normotonus : Achiles +/+
- Tonus
normotonus normotonus Refleks patologis: Babinski -/-
: Chaddock -/-
: Gordon -/-
5555 5555
- Kekuatan : Oppenheim -/-
5555 5555
: Schaffer -/-
: Hoffman -/-
: Trommer -/-
STATUS NEUROLOGIS
• Sensorik
- Ekstremitas atas : Raba +/+ • Koordinasi dan Keseimbangan
: Nyeri +/+ - Tes tunjuk hidung : Normal
: Suhu +/+ - Tes tumit-lutut : Normal
: Propioseptif + - Disdiadokokinesis : Normal
- Ekstremitas bawah : Raba +/+ - Romberg tes : Positif
: Nyeri +/+
: Suhu +/+ • Tanda rangsang meningeal
: Propioseptif + - Kaku kuduk : (-)
• Saraf otonom - Lassegue : (-)
- Miksi : Normal - Kernig : (-)
- Defekasi : Normal - Brudzinski I : (-)
- Sekresi keringat : Normal - Brudzinski II : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Profil lemak
Diabetes
– Non medikamentosa
• Edukasi pasien untuk bangun dari
tempat tidur secara perlahan-lahan.
• Memberitahu pasien tentang latihan
Brandt-Daroff untuk latihan di rumah.
TATALAKSANA
– Medikamentosa PROGNOSIS
• Betahistine tab 3x5mg
• Flunarizine tab 2x5 mg • Ad vitam : ad bonam
• Metformin tab 3x50 mg • Ad functionam : ad bonam
• Glimepirid tab 1x3 mg • Ad sanationam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
• Terdapat tiga sistem yang mengelola pengaturan keseimbangan tubuh, yaitu : sistem
vestibular, sistem proprioseptik, dan sistem optik
• Sistem vestibular meliputi labirin (aparatus vestibularis), nervus vestibularis dan vestibular
sentral. Labirin terletak dalam pars petrosa os temporalis dan dibagi atas koklea (alat
pendengaran) dan aparatus vestibularis (alat keseimbangan)
• Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan tiga pasang kanalis
semisirkularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sakulus dan utrikulus.
Sakulus dan utrikulus masing-masing mempunyai suatu penebalan atau makula sebagai
mekanoreseptor khusus
FISIOLOGI
• Informasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler
• Arus informasi berlangsung intensif bila ada gerakan atau perubahan gerakan dari kepala atau
tubuh menimbulkan perpindahan cairan endolimfe di labirin bulu (cilia) dari sel rambut (
hair cells) akan menekuk permeabilitas membran sel berubah sehingga ion kalsium
menerobos masuk kedalam sel (influx) terjadinya depolarisasi dan juga merangsang
pelepasan NT eksitator (dalam hal ini glutamat) meneruskan impul sensoris ini lewat saraf
aferen (vestibularis) ke pusat-pusat alat keseimbangan tubuh di otak
DEFINISI
• Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi pasien atau
pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar, umumnya disebabkan oleh gangguan pada
sistem keseimbangan.
Kelainan sirkularis :
gangguan fungsi otak
Obat-obatan : alkohol,
sementara karena
gentamisin
berkurangnya aliran darah
ke salah satu bagian otak
Benign Paroxysmal
Positional Vertigo Migraine
(BPPV)
Vertebrobasilar
Ménière’s disease
insufficiency
Tumor
Vestibular Neuritis
Intrakranial
Nystagmus merupakan bentuk reaksi dari refleks vestibulo oculer terhadap aksi tertentu.
Nystagmus bisa bersifat fisiologis atau patologis dan manifestasi secara spontan atau dengan
rangsangan alat bantu seperti test kalor, tabung berputar, kursi berputar, kedudukan bola mata
posisi netral atau menyimpang atau test posisional atau gerakan kepala
PATOFISIOLOGI
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi
alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan
proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya
dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut
Medikamentosa
• Antihistamin (Betahistin, Dimenhidrinat, Difhenhidramin Hcl)
• Antagonis kalsium (Cinnarizine, Flunarizine)
• Fenotiazine (Promethazine,Khlorpromazine)
• Obat simpatomimetik (Efedrin)
• Obat penenang (Lorazepam, diazepam)
• Anti kolinergik (Skopolamin)
Non medikamentosa
PEMBAHASAN
• Diagnosis vertigo dibuat atas dasar keluhan pasien yaitu pusing berputar. Vertigo yang dirasakan
pasien merupakan vertigo perifer karena keluhan muncul secara tiba-tiba, bersifat hilang timbul,
dipengaruhi oleh perubahan posisi kepala, terdapat mual dan muntah, tinitus, pasien masih
dalam keadaan sadar, dan dapat beraktivitas. Pasien merasakan lingkungan sekitar pasien yang
berputar. Tidak ditemukan adanya gejala-gejala sentral seperti nyeri kepala hebat sampai pingsan,
riwayat trauma kepala, kelemahan separuh badan, bicara pelo, mulut mencong, sulit menelan
atau berbicara dan gangguan penglihatan.
• Jenis vertigo perifer yang didapatkan adalah BPPV karena sifat dari vertigo pasien yang
dipengaruhi posisi, yaitu saat bangun dari tempat tidur dan ketika sujud waktu shalat, durasi
serangan vertigo 20 detik dan menghilang sendiri dengan sendirinys. Pasien juga memiliki
keluhan tinitus dalam waktu belakangan sebelum kejadian. Terapi yang diberikan pada pasien
berupa betahistine dan flunarizine
DAFTAR PUSTAKA
• Joesoef AA.Vertigo. In : Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2000. p.341-59
• Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008
• Lempert,T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and vestibular migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338
• Joesoef AA.Vertigo. In : Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2000. p.341-59
• Bashiruddin J. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Dalam : Arsyad E, Iskandar N, Editor. Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi
Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 104-9
• Anderson JH dan Levine SC. Sistem Vestibularis. Dalam : Effendi H, Santoso R, Editor : Buku Ajar Penyakit THT Boies. Edisi Keenam.
Jakarta : EGC. 1997. h 39-45
• Sherwood L.Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan. Dalam: Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1996. p 176-189
• Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setowulan W. Pusing . Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI.
2001. Hal 51-53
• Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary care, BJMP 2010;3(4):a351
• Lempert,T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and vestibular migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338
• Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008.