Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

VERTIGO PERIFER
SUSPECT BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL
VERTIGO (BPPV)
Pembimbing:
dr. Rifa’i, Sp.S

Disusun Oleh:
Cornelia Tabita Santika – 112018019

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA
WACANA
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN
ANTARIKSA
PERIODE 10 Juni – 13 Juli 2019
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. RS
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun, 9 bulan, 17 hari
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status : Sudah menikah
Alamat : Jl. Jengki GG. TK Sahabat No. 41 RT/RW 01/02
No. Rekam Medik : 14.24.xx
Tanggal Masuk RS : 24 Juni 2019 13.12
ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh secara autoanamnesis pada tanggal: 24 Juni 2019
Keluhan Utama
• Pusing berputar yang bertambah parah sejak 8 jam SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSAU dr Esnawan dengan keluhan pusing berputar yang
bertambah parah sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluhan pasien muncul
pertama kali sekitar 10 hari yang lalu yaitu, pusing berputar yang muncul secara
tiba-tiba.. keluhan dirasakan hilang timbul, setiap serangan hilang dengan sendiri
setelah kurang lebih 10 sampai 15 detik dan yang berputar adalah ruangan sekitar
pasien dan pasien seperti merasa ingin jatuh kebelakang. Keluhan dirasakan lebih
parah dengan perubahan posisi terutama saat bangun dari tidur, tidur
menyamping, saat membungkuk pada waktu shalat dan saat menundukkan
kepala. Pusing berkurang saat memejamkan mata dan istirahat. Pasien tidak
mengalami nyeri kepala ataupun pingsan.
Pasien muntah sebanyak 3 kali, sekitar 1/2 gelas aqua setiap kali muntah dan
berisi makanan, tidak ada darah. Pasien merasakan lemas, berkeringat dingin,
pasien menyangkal adanya pandangan kabur, penglihatan ganda, kelemahan
anggota gerak, telinga berdenging, penurunan pendengaran, demam, kejang,
ataupun sakit kepala.
RIWAYAT PENYAKIT PASIEN

 Riwayat Penyakit Sebelumnya


Hipertensi (-). DM (-), Tinitius (-), trauma kepala (-), GERD (+) : Pasien
tidak ingat dengan obat yang di konsumsi.

 Riwayat perawatan
Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
.
 Riwayat pembedahan
Pasien belum pernah menjalani operasi sebelumnya.

 Riwayat pengobatan
Pasien tidak pernah minum obat rutin dan hanya mengkonsumsi
paracetamol setiap kali pasien merasa pusing.

 Riwayat alergi
Menurut pasien, pasien tidak memiliki riwayat alergi.
RIWAYAT KELUARGA

Adik perempuan pasien memiliki riwayat vertigo sudah sejak lama


namun pasien tidak mengingat dengan pasti awal mula vertigo itu
muncul

RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, konsumsi alkohol ataupun
NAPZA lainnya.
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS INTERNUS
•Status Generalis
• Kepala/leher : Normosefali,
deformitas (-), bengkak (-)
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Pembesaran KGB -/-
Tinggi Badan : 169 cm Pembesaran kelenjar tiroid -/-
Berat Badan : 58 kg
Status Gizi : Baik • Mata: Reflek cahaya +/+,
Tanda Vital Konjungtiva anemis -/-, Sklera
ikterik -/-, Pupil isokor,
- Suhu Tubuh : 36.8oC (per axilla) 3mm/3mm
- Tekanan Darah : 100/70
- Nadi : 65 x/menit, regular • Telinga/hidung :
- Laju Nafas : 20 x/menit, regular Deformitas (-), nyeri (-), sekret
(-), Septum nasi ditengah

• Mulut/faring: Mukosa tidak


pucat, hiperemis (-), Tonsil
T1/T1, Uvula ditengah
STATUS INTERNUS

Thorax • Abdomen
• Paru Inspeksi : Cembung, bekas luka
(-)
Inspeksi : Bentuk dada normal dan
Auskultasi : Bising usus normal,
simetris, Gerak napas tertinggal (-) bruits (-)
Palpasi : Tactile fremitus simetris, sama Perkusi : Timpani
kuat Palpasi : Nyeri tekan
Perkusi : Bunyi sonor pada semua epigastrik (+)
lapang paru Hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Auskultasi: Vesikuler, wheezing -/-, ronki
-/- • Punggung : Nyeri punggung
• Jantung bawah (-)
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Ekstremitas : Akral hangat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba,thrill
Deformitas (-), edema
(-) (-), CRT <2 detik
Perkusi : Pekak, batas jantung normal
Auskultasi: S1/S2 normal, (-) murmur, (-)
gallop
STATUS NEOROLOGIS

• Kesadaran : Compos Mentis


• GCS : E4 M6 V5
• Nervus kranialis
- N. I : Normal
- N. II : Visus 1/60
: Lapang pandang tidak dilakukan
- N.III, IV, VI : Ptosis -/-
: Pupil 3mm/3mm, bulat, isokor
: Reflex cahaya langsung +/+
: Reflex cahaya tidak langsung +/+
: Gerak bola mata bebas ke segala arah
STATUS NEOROLOGIS

• N. V
motorik : m. maseter normal
: Gerakan membuka mulut normal
: Gerakan rahang normal
sensorik: V1 sensibilitas normal
: V2 sensibilitas normal
: V3 sensibilitas normal
: Refleks kornea normal
• N. VII : Sikap mulut saat istirahat normal, deviasi (-)
: Mengangkat alis simetris
: Mengerutkan dahi simetris
: Menyeringai simetris
: Kembung pipi simetris
: Pengecapan 2/3 anterior tidak dilakukan
• N. VIII
n. koklearis : Gesekan jari normal
: Tes rinne tidak dilakukan
: Tes webber tidak dilakukan
: Tes swabach tidak dilakukan
n. vestibularis : Nistagmus -/-
• N. IX, X : Arkus faring simetris
: Uvula ditengah
: Disfonia (-)
: Disfagia (-)
• N. XI : Angkat bahu normal
: Memalingkan kepala normal
• N. XII : Deviasi lidah (-)
: Atrofi (-)
: Kekuatan lidah normal
Motorik
- Trofi Refleks fisiologis
eutrofi eutrofi
Bisep +/+
eutrofi eutrofi
Patella +/+
Trisep +/+
Achiles +/+
- Tonus
Reflex patologis
Babinski -/-
Chaddock -/-
Gordon -/-
- Kekuatan
5555 5555 Oppenheim -/-
5555 5555 Schaffer -/-
HoffmanTrommer -/-
• Sensorik
Ekstremitas atas • Koordinasi dan Keseimbangan
Raba +/+ - Tes tunjuk hidung : Normal
Nyeri +/+
- Tes tumit-lutut : Normal
Suhu +/+
Propioseptif + - Disdiadokokinesis : Normal
Ekstremitas bawah
Raba +/+ • Tanda rangsang meningeal
- Kaku kuduk : (-)
Nyeri +/+
- Lassegue : (-)
Suhu +/+
Propioseptif + - Kernig : (-)
- Brudzinski I : (-)
• Saraf otonom - Brudzinski II : (-)
Miksi : Normal
Defekasi : Normal
Sekresi keringat: Normal
Tes laboratorium ( 24 Juni 2019)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Tes lab (24 Juni 2019)
Hemoglobin 14.8 13.2-17.3 g/dl

Hematokrit 45 40-52%

Leukosit 10.800 3.8-10.6 ribu/ul

Trombosit 34.800 150-440 ribu/ul

Ureum 29 10-50 mg/dl

Creatinin 1.0 0.9-1.3 mg/dl

Glukosa Sewaktu 74 < 120 mg/dl


RESUME

Ny. R, usia 35 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar yang bertambah
parah sejak 8 jam SMRS. Gejala muncul pertama kali 10 hari yang lalu, muncul
secara tiba-tiba, terutama pada saat pasien menundukkan kepala, serangan
hilang sendiri setelah 10-15 detik, bertambah parah dengan perubahan posisi
terutama saat dari posisi tidur ke duduk dan saat memulai berdiri. Mual (+),
muntah (+) 3 kali, nyeri kepala (-), diplopia (-), blurred vision (-), tinnitus (-)
Gangguan pendengaran lain (-).

Pada pemeriksaan fisik didapatkan:


- Kesadaran : Compos mentis
- GCS : E4M6V5
- N. VIII : nistagmus -/-
- Sensorik : propiosepsi nomal
- Koordinasi : tes tunjuk hidungnormal

: tes tumit-lutut normal


: disdiadokokinesis normal
DIAGNOSIS
• Diagnosis klinis : Vertigo Perifer suspect BPPV
• Diagnosis topis : Sistem Vestibular
• Diagnosis etiologis : Idiopatik

DIAGNOSIS BANDING
• Penyakit meniere
• Vestibular neuritis
TATALAKSANA

Medikamentosa

1.IVFD RL 2 kolf/24 jam


2.Betahistine 3x6mg (po) – diminum
dengan jarak waktu 8 jam
3.Flunarizine 1x5mg (po)
4.Dramamin 2 x 1
5.Chapcam 3 x 1
6.Inj. Ondansentron 1x8 mg (i.v)
7.Inj. Ranitidine 2x50 mg (i.v)
8.Periksa : CT-SCAN kepala non
kontras
FOLLOW UP

•Tanggal: 25 April 2019, 07.00 WIB


1.Subjektif : pusing berputar (+), mual (+), muntah (-)
namun pasien sudah berjalan sendiri tanpa dibantu
oranglain
2.Objektif : Keadaan umum tampak sakit sedang
: Kesadaran compos mentis : GCS E4M6V5
: Tanda vital (TD 110/70, Nadi 80x/menit, Laju napas
20x/menit, Suhu 37,1oC)
3. Assessment : Vertigo Perifer susp. BPPV
4. Planning : Betahistin dinaikkan menjadi 3 x 12 mg
FOLLOW UP

•Tanggal : 26 Juni 2019, 16.35 WIB


1.Subjektif : pusing berputar (-), mual (-), muntah (-)
2.Objektif : Keadaan umum tampak sakit sedang
: Kesadaran compos mentis
: GCS E4M6V5
: Tanda vital (TD 110/80, Nadi 79x/menit, Laju napas
18x/menit, Suhu 36,8oC)
1.Assessment : Vertigo Perifer susp. BPPV
2.Planning : rawat jalan

PROGNOSIS
• Ad vitam : ad bonam
• Ad functionam : ad bonam
• Ad sanationam : ad bonam
DEFINISI

 Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar


serasa berputar mengelilingi pasien atau pasien
serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar.
 Vertigo Latin >> vertere yang artinya memutar >>
gangguan pada sistem keseimbangan.
EPIDEMIOLOGI

 pada individu dengan prevalensi sebesar 7 %


 vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (2:1)
 88% pasien mengalami episode rekuren
 Benign Paroxysmal Potitional Vertigo (BPPV) disebut sebagai
gangguan vestibular yang umum dikenal; dalam suatu kelompok
pasien, onset umur rata-ratanya adalah 54 tahun, dengan range 11
sampai 84 tahun
 BPPV 107 kasus per 100.000 populasi per tahun
ETIOLOGI

 Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui


organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini
memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo
bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak
 Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi
tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan
mata
Penyebab umum dari vertigo

Infeksi telinga bagian dalam


Keadaan lingkungan : mabuk karena bakteri, labirintis,
darat, mabuk laut penyakit maniere. Peradangan
saraf vestibuler, herpes zoster

Kelainan sirkularis : gangguan


Obat-obatan : alkohol, fungsi otak sementara karena
gentamisin berkurangnya aliran darah ke
salah satu bagian otak

Kelainan telinga : endapan


Kelainan neurologis : tumor
kalsium pada salah satu kanalis
otak, tumor yang menekan saraf
semisirkularis di dalam telinga
vestibularis
bagian dalam
Klasifikasi vertigo
Ciri-ciri Vertigo perifer Vertigo sentral
Lesi Sistem vestibuler (telinga dalam, Sistem vertebrobasiler dan
saraf perifer) gangguan vaskular (otak, batang
otak, serebelum)
Penyebab Vertigo posisional paroksismal Iskemik batang otak, vertebrobasiler
jinak (BPPV), penyakit maniere, insufisiensi, neoplasma, migren
neuronitis vestibuler, labirintis, basiler
neuroma akustik, trauma
Gejala gangguan Tidak ada Diantaranya :diplopia, parestesi,
SSP gangguan sensibilitas dan fungsi
motorik, disartria, gangguan
serebelar
Masa laten 3-40 detik Tidak ada
Habituasi Ya Tidak
Kelelahan Ya Tidak
(fatigue)
Intensitas vertigo Berat Ringan

Telinga Kadang-kadang Tidak ada


berdenging dan
Penyebab Penyebab
perifer Sentral
Vertigo Vertigo

Benign
Paroxysmal
Migraine
Positional
Vertigo (BPPV)

Ménière’s Vertebrobasilar
disease insufficiency

Vestibular Tumor
Neuritis Intrakranial
Membedakan vertigo sentral dan perifer berdasarkan nystagmus.
Nystagmus adalah gerakan bola mata yang sifatnya volunter, bolak balik,
ritmis, dengan frekuensi tertentu. Nystagmus merupakan bentuk reaksi
dari refleks vestibulo oculer terhadap aksi tertentu. Nystagmus bisa
bersifat fisiologis atau patologis dan manifes secara spontan atau dengan
rangsangan alat bantu seperti test kalori, tabung berputar, kursi berputar,
kedudukan bola mata posisi netral atau menyimpang atau test posisional
atau gerakan kepala.
PATOFISIOLOGI

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di


pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari
reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan
kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam
keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut

Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot


mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di
samping itu orang menyadari posisi kepala dan
tubuhnya terhadap lingkungan sekitar

Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau


sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis,
atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan,
maka proses pengolahan informasi akan terganggu,
akibatnya muncul gejala vertigo
Gejala klinis

 Ataksia adalah ketidakstabilan berjalan, biasanya universal pada pasien


dengan vertigo otologik dan sentral
 Gejala pendengaran biasanya berupa tinnitus, pengurangan
pendengaran atau distorsi dan sensasi penuh di telinga
 Gejala sekunder meliputi mual, gejala otonom, kelelahan, sakit kepala,
dan sensiivitas visual
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Sekitar 20 sampai 40% pasien dapat didiagnosis segera setelah
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis juga dapat
ditentukan berdasarkan komplek gejala yang terdapat pada
pasien.
ANAMNESIS

 Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien apakah


sensasi berputar atau hanya suatu perasaan yang berbeda
(kebingungan)
 Onset dan durasi vertigo
 Faktor Pencetus
Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan posisi, penyebab yang paling mungkin
adalah BPPV. Infeksi virus yang baru pada saluran pernapasan atas kemungkinan
berhubungan dengan acute vestibular neutritis atau acute labyrinthitis
 Gejala penyerta
 Riwayat keluarga
 Riwayat pengobatan
Pemeriksaan fisik

1. Uji Romberg
2. Tandem Gait
3. Uji Unterberger
4. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
5. Uji Babinsky-Weil
6. Uji Dix Hallpike
Pemeriksaan penunjang

 Tes audiologik
 Pemeriksaan laboratories
 Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan vertigo
yang memiliki tanda dan gejala neurologis
 MRI kepala mengevaluasi struktur dan integritas batang otak,
cerebellum
TATALAKSANA

Medikamentosa
 Antihistamin (Betahistin, Dimenhidrinat, DifhenhidraminHcl)
 Antagonis kalsium (Cinnarizine, Flunarizine)
 Fenotiazine (Promethazine,Khlorpromazine)
 Obat simpatomimetik (efedrin)
 Obat penenang (Lorazeoam, diazepam)
 Anti kolinergik (Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan
fenotiazine atau efedrin dan mempunyai khasiat sinergistik)
PEMBAHASAN

Tidak ditemukan Kecenderungan terhadap BPPV didapatkan


Diagnosis vertigo dibuat atas dasar adanya gejala- karena sifat dari vertigo pasien yang
keluhan pasien merupakan keluhan gejala sentral dipengaruhi posisi, yaitu saat bangun dari
pusing berputar. Pasien tidak merasakan seperti gangguan tempat tidur dan menghilang sendiri setelah
adanya nyeri kepala ataupun pingsan. penglihatan, 10-15 detik. Pasien juga memiliki keluhan
Vertigo yang dirasakan pasien penglihatan tinitus sekitar 6 bulan yang lalu. Menurut
merupakan vertigo perifer karena ganda, ataupun pasien keluhan ini tidak muncul lagi. Penyakit
keluhan muncul secara tiba-tiba, kesulitan Meniere juga dapat dicurigai, yaitu triase dari
dipengaruhi oleh posisi, terdapat mual berbicara. vertigo, tinitus, dan gangguan pendengaran.
muntah yang cukup hebat, terdapat Sehingga dapat Pasien tidak memiliki gangguan pendengaran
tinitus, pasien masih dapat jalan dan dikatakan bahwa namun, diagnosis penyakit meniere belum
beraktivitas, pasien merasakan keluhan vertigo dapat disingkirkan karena belum dilakukan
lingkungan sekitar pasien yang berputar. pasien adalah pemeriksaan terhadap pendengaran pasien
vertigo perifer. secara lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai