Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“MORAL REMAJA USIA SEKOLAH MENENGAH”

Nama Kelompok :

1. DANIYEL LINGGA
2. EDI NAWER
3. FAHREZI
4. EGI AMIN
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
2018
Perkembangan Moral
1. Pengertian Moral
Pengertian Moral menurut Gunarsa adalah rangkaian nilai tentang
berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Istilah moral sendiri berasal
dari kata mores yang berarti tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau
kebiasaan.
Pengertian Moral Menurut Shaffer adalah kaidah norma dan
pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan
masyarakat dan kelompok sosial. Moral ini merupakan standar baik dan
buruk yang ditentukan oleh individu dengan nilai-nilai sosial budaya di
mana individu sebagai anggota sosial.
Menurut
Rogers, Pengertian Moral adalah aspek kepribadian yang diperlukan
seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis,
seimbang dan adil. Perilaku moral ini diperlukan demi terwujudnya
kehidupan yang damai penuh keteraturan,dan keharmonisan.
Kolhberg juga membenarkan gagasan Jean Piaget yang
mengatakan bahwa pada masa remaja sekitar umur 16 tahun telah
mencapai tahap tertinggi dalam proses pertimbangan moral. Adanya
kesejajaran antara perkembangan kognitif dengan perkembangan moral
dapat dilihat pada masa remaja yang mencapai tahap tertinggi dari
perkembangan moral, yang kemudian ditandai dengan kemampuan
remaja menerapkan prinsip keadilan universal pada penilaian moralnya.
Pengertian Perkembangan Moral
Kolhberg (dalam Santrock, 2002:370) menekankan bahwa
perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan
berkembang secara bertahap. Perkembangan moral (moral development)
berkaitan dengan aturan dan konvensi tentang apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.
Dalam mempelajari aturan-aturan ini para pakar perkembangan akan
menguji tiga bidang yang berbeda yaitu:

(1) Bagaimana anak-anak bernalar atau berpikir tentang aturan-aturan


untuk perilaku etis;
(2) Bagaimana anak-anak sesungguhnya berperilaku dalam keadaan
bermoral;
(3) Bagaimana anak merasakan hal-hal moral itu.
Perkembangan moral (moral development) melibatkan perubahan seiring
usia pada pikiran, perasaan, dan perilaku berdasarkan prinsip dan nilai yang
mengarahkan bagaimana seseorang seharusnya bertindak. Perkembangan
moral memiliki dimensi intrapersonal (nilai dasar dalam diri seseorang dan
makna diri) dan dimensi interpersonal (apa yang seharusnya dilakukan orang
dalam interaksinya dengan orang orang lain)
Tahap Perkembangan Moral

Menurut Piaget (dalam Slavin, 2008:69). Sebagaimana kemampuan


kognitif, Piaget berpendapat bahwa perkembangan moral berlangsung
dalam tahap-tahap yang dapat diprediksi, yakni dari tipe penalaran moral
yang sangat egosentris ke tipe penalaran moral yang didasarkan pada
sistem keadilan berdasarkan kerjasama dan ketimbalbalikan.

Piaget menemukan bahwa anak-anak usia 10 atau 12 tahun cenderung


mendasarkan penilaian moral pada maksud pelakunya alih-alih
konsekuensi tindakan tersebut. Tahap kedua ini dinamakan aturan
moralitas otonomi atau “moralitas kerja sama”. Moralitas tersebut muncul
ketika dunia sosial anak itu berkembang hingga meliputi makin banyak
teman. Dengan terus-menerus berinteraksi dan bekerja sama dengan
anak-anak lain, gagasan anak tersebut tentang aturan dan kerena itu juga
moralitas mulai berubah. Kini aturan adalah apa yang kita buat sebagai
aturan.
Menurut Kohlberg (dalam Ormord, 2000:371). Kohlberg
mengemukakan ada tiga tingkat perkembangan moral, yaitu tingkat
prakonvensional, konvensional dan post-konvensional.Masing-masing
tingkat terdiri dari dua tahap, sehingga keseluruhan ada enam tahapan
(stadium) yang berkembang secara bertingkat dengan urutan yang tetap.

1) Tahap satu yaitu orientasi hukuman dan ketaatan (punihsment and


obedience orientation) ialah tahap penalaran moral didasarkan atas
hukuman. Anak-anak taat karena orang-orang dewasa menuntut mereka
untuk taat.
2) Tahap dua ialah individualisme dan tujuan (individualism and
purpose) ialah tahap penalaran moral didasarkan atas imbalan (hadiah)
dan kepentingan sendiri. Anak-anak taat bila mereka ingin dan butuh
untuk taat. Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang
dianggap menghasilkan hadiah.
3) Norma-norma interpersonal (interpersonal norms). Pada tahap ini,
seseorang menghargai kebenaran, kepedulian, dan kesetiaan kepada
orang lain sebagai landasan pertimbangan moral. Anak-anak sering
mengadopsi standar-standar moral orang tuanya pada tahap ini, sambil
mengharapkan dihargai oleh orang tuanya sebagai seorang “perempuan
yang baik” atau seorang “laki-laki yang baik.”
4) Moralitas sistem sosial (social system morality). Pada tahap ini
pertimbangan-pertimbangan didasarkan atas pemahaman aturan sosial,
hukum-hukum, dan kewajiban.
5) Prinsip-prinsip etis universal (universal ethical principles). Pada
tahap ini seseorang telah mengembangan suatu standar moral yang
didasarkan pada hak-hak manusia yang manusia yang universal. Bila
menghadapi konflik antara hukum dan suara hati, seseorang akan
mengikuti suara hati, walaupun keputusan itu mungkin melibatkan
resiko pribadi.
6) Hak-hak masyarakat dengan hak-hak individual (community rights
and individual rights). Pada tahap ini, seseorang memahami bahwa nilai-
nilai dan aturan-aturan adalah bersifat relatif dan bahwa standar dapat
berbeda dari satu orang ke orang lain. Seseorang menyadari bahwa hukum
penting bagi masyarakat, tetapi juga mengetahui bahwa hukum dapat
diubah. Seseorang percaya bahwa beberapa nilai, seperti kebebasan, lebih
penting dari pada hukum.
KESIMPULAN

Perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan


berkembang secara bertahap. Perkembangan moral (moral development)
berkaitan dengan aturan dan konvensi tentang apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.
Perkembangan moral (moral development) melibatkan perubahan
seiring usia pada pikiran, perasaan, dan perilaku berdasarkan prinsip dan
nilai yang mengarahkan bagaimana seseorang seharusnya bertindak.
Perkembangan moral memiliki dimensi intrapersonal (nilai dasar dalam
diri seseorang dan makna diri) dan dimensi interpersonal (apa yang
seharusnya dilakukan orang dalam interaksinya dengan orang orang lain).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai