PEMBIMBING:
DR. MADE AGUS SUANJAYA, SP.B
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. KM
Umur : 66 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Sandubaya
Tanggal masuk : 15 Desember 2018
Tanggal anamnesa : 15 Desember 2018
Nomor CM : 312615
Anamnesis
Keluhan Utama
Tidak BAB sejak 4 hari yang lalu
Status Generalis
Kepala : mesochepal, rambut sebagian hitam, distribusi rambut merata, rambut tidak mudah
dicabut.
Mata : Ca -/-, Si (-/-), pupil bulat isokor 3mm/3mm, reflex cahaya (+/+)
Hidung : deviasi septum (-), discharge (-)
Telinga : simetris, discharge (-)
Mulut : sianosis(-), lidah kotor(-) dan hiperemis (-), mukosa basah (-)
Leher : kelenjar limfe tidak membesar
Thorax
Pulmo
Inspeksi : simetris, jejas (-) ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : kiri atas SIC II LPSS, kiri bawah SIC IV LMCS
: kanan atas SIC II LPSD, kanan bawah SIC IVLPSD
Auskultasi : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Status lokalis
Abdomen
Inspeksi : cembung (+), darm counter (-), darm staifung (-)
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : defense muscular (-), nyeri tekan semua regio (+), hepar/lien tidak
teraba, massa (-)
Ekstremitas
Superior : akral hangat -/-, edema -/-, sianosis -/-, CRT< 2 detik
Inferior : akral hangat -/-, edema -/-, sianosis -/-
Pemeriksaan Fisik
Diagnosa kerja;
Ileus Obstruktif
PENATALAKSANAAN
Berdasarkan jenis
A. Ileus obstruksi strangulasi
Tidak ada gambaran klinis khas untuk mendeteksi awal
obstruksi
Biasanya nyeri sekali, demam, takikardi
B. Ileus obstruksi sederhana
Nyeri perut sering digambarkan sebagai kram perut dan
sifatnya intermiten (berkala/ hilang timbul) merupakan
gejala yang paling menonjol
MANIFESTASI KLINIS
Berdasarkan letak :
A. Obstruksi ileus bagian proksimal
rasa sakit yang terjadi dalam jangka waktu yang lebih
singkat dan nyeri kolik disertai dengan muntah
menandakan obstruksi ileus bagian proksimal
B. Obstruksi ileus bagian distal
nyeri yang lama (beberapa hari), bersifat progresif, dan
disertai dengan distensi abdomen
Perbedaan Letak Obstruksi
DIAGNOSIS
A. Anamnesis
1. Nyeri (Kolik)
Obstruksi usus halus : nyeri dirasakan disekitar umbilikus
Obstruksi kolon : nyeri dirasakan disekitar suprapubik
2. Muntah
3. Distensi
4. Konstipasi (tidak defekasi, tidak flatus)
5. Demam dan takikardi, terjadi terlambat dan mungkin terkait
dengan adanya strangulasi
DIAGNOSIS
B. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Distensi
Darm contour (kontur usus), darm steifung (pergerakan usus)
Benjolan regio ingunal, femoral dan skrotum hernia
Masa abdomen berbentuk sosis intususepsi
Bekas luka operasi adhesi
Darm Countur
DIAGNOSIS
Auskultasi
Hiperperistaltik, bising usus gemerincing logam bernada
tinggi dan gelora (rush’)/borborygmi (suara seperti air
dalam botol yang di kocok / seperti suara ombak.
Fase lanjut, bising usus dan peristaltik melemah sampai
hilang
DIAGNOSIS
Palpasi
Distensi perut dan tidak nyeri tekan (kecuali pada saat
hiperperistaltik) tak ada defance muscular kecuali pada
peritonitis.
Palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun
atau nyeri tekan, yang mencakup ‘defance muscular’ involunter
atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal.
Perkusi
Hipertimpani
DIAGNOSIS
Rectal Toucher
1. Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease
2. Adanya darah dapat menyokong adanya
strangulasi, neoplasma
3. Feses yang mengeras : skibala
4. Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
5. Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
6. Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terapi operatif
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada
obstruksi ileus.
1. Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah
sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia
incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus
ringan.
2. Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati"
bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease,
dan sebagainya.
3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,
misalnya pada Ca stadium lanjut.
4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-
ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada
carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya.
KOMPLIKASI
Nekrosis usus
Perforasi usus
Sepsis
Syok-dehidrasi
Abses
Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan
malnutrisi
Pneumonia aspirasi dari proses muntah
Gangguan elektrolit
PROGNOSIS