Anda di halaman 1dari 39

Ileus Obstruktif

PEMBIMBING:
DR. MADE AGUS SUANJAYA, SP.B
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. KM
 Umur : 66 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Tidak bekerja
 Alamat : Sandubaya
 Tanggal masuk : 15 Desember 2018
 Tanggal anamnesa : 15 Desember 2018
 Nomor CM : 312615
Anamnesis

 Keluhan Utama
Tidak BAB sejak 4 hari yang lalu

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh tidak dapat BAB sejak 4 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan tidak bisa buang angin sejak 4 hari, keluhan lain
berupa mual dan muntah, pasien muntah >3x, muntahan berupa
makanan dan cairan, tidak terdapat darah. Pasien mengatakan perut
terasa kembung dan nyeri seluruh regio abdomen. Nyeri dirasakan
hilang timbul. Nafsu makan berkurang. Buang air kecil lancar.
Pasien menyangkal adanya demam.
Riwayat Pasien

Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat hipertensi disangkal
 Riwayat diabetes mellitus disangkal
 Riwayat sakit jantung disangkal
 Riwayat trauma pada daerah perut disangkal
 Riwayat operasi abdomen
 Riwayat penyakit ginjal disangkal
 Riwayat operasi sebelumnya disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama
 Riwayat diabetes melitus disangkal
 Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat pengobatan dan alergi
 Riwayat alergi obat disangkal
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak lemas


Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 113 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,60C
SpO2 : 99%
Skala nyeri : 4 (sedang)
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Kepala : mesochepal, rambut sebagian hitam, distribusi rambut merata, rambut tidak mudah
dicabut.
Mata : Ca -/-, Si (-/-), pupil bulat isokor 3mm/3mm, reflex cahaya (+/+)
Hidung : deviasi septum (-), discharge (-)
Telinga : simetris, discharge (-)
Mulut : sianosis(-), lidah kotor(-) dan hiperemis (-), mukosa basah (-)
Leher : kelenjar limfe tidak membesar
Thorax
Pulmo
Inspeksi : simetris, jejas (-) ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : kiri atas SIC II LPSS, kiri bawah SIC IV LMCS
: kanan atas SIC II LPSD, kanan bawah SIC IVLPSD
Auskultasi : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Status lokalis
Abdomen
Inspeksi : cembung (+), darm counter (-), darm staifung (-)
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : defense muscular (-), nyeri tekan semua regio (+), hepar/lien tidak
teraba, massa (-)
Ekstremitas
Superior : akral hangat -/-, edema -/-, sianosis -/-, CRT< 2 detik
Inferior : akral hangat -/-, edema -/-, sianosis -/-
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Rectal Toucher


Hasil pemeriksaan RT:
 Tonus spincter ani (TSA) kuat, mukosa licin, ampula
tidak kolaps, nyeri tekan (-) massa (-)
 ST : feses (+), darah (-)
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium (15 – 12- 2018)


Hitung Jenis
Darah lengkap
Basofil : 0,2
Hemoglobin : 16,3 Eosinofil : 0,4
Leukosit : 12,01 Batang : 0,4
Hematokrit : 48 Segmen : 81,6
Eritrosit : 5,51 Limfosit : 12,4
Monosit : 8,5
Trombosit : 314.000
Kimia Klinik
MCV : 87,2 SGOT/PT : 26/30
MCH : 29,6 Ureum : 68,9
MCHC : 34,0 Kreatinin : 0,68
RDW : 13,3 Glukosa sewaktu : 136
Natrium : 138
MPV : 8,8
Kalium : 3,7
Klorida : 103
BNO

Diagnosa kerja;

Ileus Obstruktif
PENATALAKSANAAN

Non Farmakologi : puasakan pasien, dekompresi (pasang


NGT), foto abdomen BNO, rencana CT Scan abdomen
dengan kontras
Farmakologi: IVFD RL 20 tpm, Cefoperazone 2x1 gram IV,
ketorolac 3x30mg IV, ranitidine 2x50 mg IV
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DEFINISI

 Hambatan pasase usus yang dapat disebabkan oleh


obstruksi lumen usus atau gangguan peristaltik usus

 Terdapat 2 jenis ileus


1. Ileus paralitik (adinamik)  hambatan peristaltik
usus karena toksin atau trauma yang
mempengaruhi kontrol otonom pergerakan usus
2. Ileus obstruktif (mekanik)  rintangan fisik yang
menghalangi proses pengeluaran isi usus
Klasifikasi

Menurut Lokasi Obstruksi


Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum
Letak Tengah : Ileum Terminal
Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum
Klasifikasi

Menurut Sifat Sumbatan


Simple Obstruction: Penyumbatan mekanis pada
lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah

Strangulation Obstruction: Penyumbatan pada


lumen usus yang disertai oklusi pembuluh darah
Etiologi

dibedakan menjadi tiga kelompok:


1. Lesi-lesi intraluminal  fekalit, benda asing, bezoar,
batu empedu.
2. Lesi-lesi intramural  malignansi atau inflamasi.
3. Lesi-lesi ekstramural  adhesi, hernia, volvulus atau
intususepsi.
Etiologi
Etiologi
MANIFESTASI KLINIS

Berdasarkan jenis
A. Ileus obstruksi strangulasi
Tidak ada gambaran klinis khas untuk mendeteksi awal
obstruksi
Biasanya nyeri sekali, demam, takikardi
B. Ileus obstruksi sederhana
Nyeri perut sering digambarkan sebagai kram perut dan
sifatnya intermiten (berkala/ hilang timbul) merupakan
gejala yang paling menonjol
MANIFESTASI KLINIS

Berdasarkan letak :
A. Obstruksi ileus bagian proksimal
rasa sakit yang terjadi dalam jangka waktu yang lebih
singkat dan nyeri kolik disertai dengan muntah
menandakan obstruksi ileus bagian proksimal
B. Obstruksi ileus bagian distal
nyeri yang lama (beberapa hari), bersifat progresif, dan
disertai dengan distensi abdomen
Perbedaan Letak Obstruksi
DIAGNOSIS

A. Anamnesis
1. Nyeri (Kolik)
 Obstruksi usus halus : nyeri dirasakan disekitar umbilikus
 Obstruksi kolon : nyeri dirasakan disekitar suprapubik
2. Muntah
3. Distensi
4. Konstipasi (tidak defekasi, tidak flatus)
5. Demam dan takikardi, terjadi terlambat dan mungkin terkait
dengan adanya strangulasi
DIAGNOSIS

B. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
 Distensi
 Darm contour (kontur usus), darm steifung (pergerakan usus)
 Benjolan regio ingunal, femoral dan skrotum  hernia
 Masa abdomen berbentuk sosis  intususepsi
 Bekas luka operasi  adhesi
Darm Countur
DIAGNOSIS

Auskultasi
 Hiperperistaltik, bising usus gemerincing logam bernada
tinggi dan gelora (rush’)/borborygmi (suara seperti air
dalam botol yang di kocok / seperti suara ombak.
 Fase lanjut, bising usus dan peristaltik melemah sampai
hilang
DIAGNOSIS

Tanda meteorismus, dibedakan berdasarkan letak ;


1). Ileus letak tinggi : di duodenum dengan kembung di
ventrikulus
2). Ileus letak tengah : kembung di umbilicus, jejunum dan
ileum proksimal
3). Ileus letak rendah : di colon dengan kembung terasa di
seluruh region perut
DIAGNOSIS

Palpasi
 Distensi perut dan tidak nyeri tekan (kecuali pada saat
hiperperistaltik) tak ada defance muscular kecuali pada
peritonitis.
 Palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun
atau nyeri tekan, yang mencakup ‘defance muscular’ involunter
atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal.
Perkusi
 Hipertimpani
DIAGNOSIS

 Rectal Toucher
1. Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease
2. Adanya darah dapat menyokong adanya
strangulasi, neoplasma
3. Feses yang mengeras : skibala
4. Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
5. Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
6. Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Kimia serum : hasilnya biasanya normal atau sedikit meningkat.


 BUN (Blood Ure Nitrogen) : Jika BUN meningkat, hal ini dapat
menunjukan penurunan volume cairan tubuh (dehidrasi).
 Kreatinin : peningkatan kreatinin mengindikasikan adanya
dehidrasi.
 CBC (Complete Blood Count): Sel darah putih (WBC) mungkin
meningkat dengan pergeseran ke kiri biasanya terjadi pada ileus
obstruktif sederhana atau strangulasi, peningkatan hematokrit
adalah indikator kondisi cairan dalam tubuh berkurang
(misalnya; dehidasi).
Foto Polos Abdomen

 Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara lain:


1. Temuan spesifik untuk obstruksi usus halus ialah dilatasi usus halus (
diameter > 3 cm )
2. Distensi usus bagian proksimal obstruksi
3. Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
4. Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
5. Posisi supine dapat ditemukan :
 step-ladder sign
 String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet.
 Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung
usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem.
 Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.
CT Scan

 Mendefinisikan penyebab dan tingkat obstruksi


Diagnosis banding
Penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN

Operasi  strangulasi, obstruksi lengkap, hernia


inkarserata dan tidak ada perbaikan pada
pengobatan konservatif

1. Balance Penderita dirawat di rumah sakit


2. Penderita dipuasakan
3. Kontrol status airway, breathing and circulation
4. Dekompresi dengan nasogastrictube
5. Intravenousfluidsandelectrolyte
6. Dipasang kateter urin untuk menghitung cairan
PENATALAKSANAAN

 Terapi operatif
 Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada
obstruksi ileus.
1. Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah
sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia
incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus
ringan.
2. Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati"
bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease,
dan sebagainya.
3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,
misalnya pada Ca stadium lanjut.
4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-
ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada
carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya.
KOMPLIKASI

 Nekrosis usus
 Perforasi usus
 Sepsis
 Syok-dehidrasi
 Abses
 Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan
malnutrisi
 Pneumonia aspirasi dari proses muntah
 Gangguan elektrolit
PROGNOSIS

 Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai


8% asalkan operasi dapat segera dilakukan.
 Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika
terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan
meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.
 Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan
dengan cepat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai