Anda di halaman 1dari 32

Proses Pengujian

“ Proses Pengujian Instalasi Pengolahan Air


Limbah Inlet dan Outlet “
PT Pertamina Research And Technology Center

Disusun Oleh :
Aditya Lutfi Munthaha
15030038

Dosen Pembimbing

Farlina Hapsari, M.Eng


Pokok Bahasan

• Latar Belakang
• Tujuan
• Profil Perusahaan
• Pembahasan
• Kesimpulan
Latar Belakang
• Pada proses sebuah industri tentu menghasilkan limbah,
limbah tersebut memiliki dampak yang buruk bagi
lingkungan terutama limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan
Beracun ). Pada PT Pertamina Research and Technology
Center limbah yang dihasilkan berasal dari limbah hasil
uji dan limbah domestik yang berasal dari washtafel dan
toilet serta limbah B3. Pada pengolahan limbah B3 PT
Pertamina Research and technology bekerja sama
dengan pihak ke 3 sedangkan untuk limbah domestik di
olah pada Instalasi pengolahan air limbah ( IPAL ) dan di
uji oleh departemen Pengujian Limbah . Pada pengujian
IPAL ini kualitas dari air limbah tersebut harus sesuai
dengan Kepmen LH No 19 tahun 2010 dan Kepmen LH
No 5 Tahun 2014
Tujuan
1. Memahami proses pengujian Inlet dan Outlet
pada IPAL.
2. Mengetahui baku mutu yang sesuai dalam
pengujian inlet dan outlet pada instalasi
pengolahan air limbah IPAL PT Pertamina
Research and Technology Center.
3. Memahami metode AAS yang digunakan
dalam pengujian inlet dan outlet pada air
limbah.
4. Memahami metode UV-Vis yang digunakan
dalam pengujian inlet dan outlet pada air limbah.
Profil Perusahaan

Berdiri sejak tahun 1973 , terletak di Jl. Raya Bekasi Km 20, Pulogadung
Jakarta Timur. Perusahaan yang bergerak dibidang Riset dan services
laboratory, pada perusahaan ini terdapat beberapa departemen, yaitu :
- Laboratorium polimer dan lingkungan
- Laboratorium katalis dan material
- Laboratorium bahan bakar ( Fuel )
- Laboratorium Non Fuel
- Pilot Plant
Profil Perusahan
Visi :
Menjadi Perusahaan yang handal dan efisien dalam rangka
meningkatkan daya saing produk dan margin pengolahan Pertamina
guna mendukung pengembangan bisnis perusahaan mencapai kinerja
kelas dunia.
Misi:
1. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, jasa layanan
teknis, dan jasa laboratorium untuk mendukung kegiatan operasional
pengolahan yang berdaya saing searah dengan kebijakan perusahaan.
2. Memberikan nilai tambah bagi PT Pertamina Persero dalam
mendukung operasional bisnis pengolahan sebagai penugasan utama
dan pemasaran.
3. Melaksanakan kajian pengembangan energi ke depan sejalan dengan
kebijakan Pertamina dan penugasan daerah
Pembahasan
Pada proses pengujian pada sampel inlet dan
outlet pada IPAL menggunakan metode Uv-Vis
dan AAS terdiri dari beberapa tahap :
1. Preparasi Alat
2. Preparasi Sampel
3. Pengujian Sampel
4. Hasil Pengujian
Preparasi Alat

Spektro Serapan Asam ( SSA ) UV Vis Spectrofotometer


Preparasi Sampel
Preparasi Sampel

Tempat Pengambilan Sampel Pengambilan Sampling Tempat Sampling


Inlet dan Outlet
Preparasi Sampel
Pembuatan Larutan Standar Krom Heksavalen

Timbang dan larutkan Larutan standar


Larutan K2Cr2O7 500 ppm
0,1414 gram K2Cr2O7 0,1 ; 0,3 ; 0,5 ; 0,8 ; 1 ppm
( Potasium Dichromate )
Dalam 100 ml

Pembuatan Larutan Reagen


1. Larutan Asam Sulfat 10 % dalam 100 ml Aquadest.
2. Larutan Diphenyl Carbizide : Timbang 0,125 gr dan larutkan dalam 25 ml Aseton
Prosedur Pengerjaan
95 ml Sampel + 2 ml Tambahkan Larutan Tera dengan Aquadest
Larutan Diphenyl Carbizide H2SO4 10 % 3 tetes diamkan 5-10 menit
Preparasi Sampel
Pembuatan Larutan Standar Amonia
Timbang dan Pipet 10 ml dari 1000 Larutan standar
Larutkan 0,3819 gr ppm dalam 100 ml 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0,4 ; 0,5
PNH4Cl ( 1000 Ppm ) ( 100 Ppm ) Ppm dalam 100 ml
Pembuatan Larutan Reagen
1. Larutan Fenol : Timbang 2,5 gram fenol dalam 25 ml etanol 95 %
2. Larutan Natrium Nitroprosside 0,5 % : Timbang 0,125 gr Natrium Nitroprosside dalam 25 ml
3. Larutan Alkaline Sitrat : Timbang 10 gr Titnatrium Sitrat + 0,5 gr NaOH dalam 50 ml
4. Larutan Pengoksidasi : Campur 40 ml Larutan Alkaline Sitrat + 10 ml Natrium Hipoklorit
Prosedur Pengerjaan

Pipet 25 ml Larutan + 1 ml Larutan Fenol +


+ 2,5 ml Larutan
Kerja + Sampel 1 ml Larutan Natrium
Pengoksidasi
Nitroprossida
Preparasi Sampel
Pembuatan Larutan Standar
10 ml Larutan Induk Larutan Standar 0,3562 ;
Buat larutan standar
Asam Phosphat dalam 0,7124 ; 1,4247 ; 2,8495 ;
dari larutan induk
100 ml 3,5618 ppm
Pembuatan Larutan Reagen
1. Larutan NH4OH 0,5 N : Pipet 4 ml NH4OH dalam 50 ml
2. Larutan Penyangga Phosphat : Timbang dan larutkan 10,45 gr K2HPO4 dan 7,23 gr KH2PO4
Dalam 100 ml
3. Larutan Kalium Ferisianida : Timbang 4 gr kalium ferisianida dalam 50 ml
4. Larutan 4-Amino Antipirin : Timbang 0,5 gr 4-Amino Antipirin dalam 25 ml
Proses Pengerjaan

Pipet 100 ml larutan + 2,5 mml NH4OH + 5,5 ml larutan + 1 ml larutan 4-


kerja + sampel 0,5 N buffer Amino Antipirin

+ 3 ml larutan
Kalium
Ferrisianida
Preparasi Sampel
Pembuatan Larutan Standar Logam Pb, Cu, Cd

Pipet Larutan Induk Larutan Standar 0,1 ; 0,5 ; 1 ; 2


Larutan Standar Pb
100 ppm Ppm dalam 25 ml HNO3 2%

Pipet Larutan Induk Larutan Standar 1 ; 2 ; 5 ; 10


Larutan Standar Cu
100 ppm Ppm dalam 25 ml HNO3 2%

Pipet Larutan Induk Larutan Standar 0,1 ; 0,5 ; 1 ; 2


Larutan Standar Cd
100 ppm Ppm dalam 25 ml HNO3 2%
Pengujian Sampel
Pengujian Sampel

Rangkaian Alat AAS Flame pada AAS Lampu Katoda AAS


Pengujian Sampel
Pengujian Sampel

Alat UV-Vis Tempat Pembacaan Kuvet UV-Vis


UV- Vis
Hasil Pengujian Fenol

Kurva Standar Januari Kurva Standar Februari


Hasil Pengujian Fenol
Nilai Persamaan Linear Kurva Standar kalibrasi

Fenol Januari : y = 0,183651 x + 0,00219103


Inlet WL 500 nm nilai Abs ( y ) = 0,04
Outlet WL 500 nm nilai Abs ( y ) = 0,043

Fenol Februari : y = 0,187713 x + 0,00554110


Inlet WL 5000 nm nilai Abs ( y ) = 0,063
Outlet WL 500 nm nilai Abs ( y ) = 0,003

Inlet :0,22 mg/L


Fenol Januari Max 0,8 mg/L
Outlet : 0,22 mg/L

Inlet : 0,38 mg/L


Fenol Februari Max 0,8 mg/L
Outlet : 0,05 mg/L
Hasil Pengujian Amonia

Kurva Standar Januari Kurva Standar Februari


Hasil Pengujian Amonia
Nilai Persamaan Linear Kurva Standar kalibrasi

Amonia Januari : y = 1,27367 x – 0,00374141


Inlet WL 640 nm nilai Abs ( y ) = 0,133 ( fp 25 x )
Outlet WL 640 nm nilai Abs ( y ) = 0,044

Amonia Februari : y = 1,31839 x + 0,00688634


Inlet WL 640 nm nilai Abs ( y ) = 0,357 ( fp 25 x )
Outlet WL 640 nm nilai Abs ( y ) = 0,032

Inlet : 2,69 mg/L


Amonia Januari Max 0,8 mg/L
Outlet : 0,04 mg/L

Inlet : 13,8 mg/L


Amonia Februari Max 0,8 mg/L
Outlet : 0,03 mg/L
Hasil Pengujian Krom Heksavalen

Kurva Standar Januari Kurva Standar Februari


Hasil Pengujian Krom Heksavalen
Nilai Persamaan Linear Kurva Standar kalibrasi

Cr Januari : y = 0,507643 x – 0,00317128


Inlet WL 540 nm nilai Abs ( y ) = 0,001
Outlet WL 540 nm nilai Abs ( y ) = - 0,002

Cr Februari : y = 0,786398 x + 0,00143432


Inlet WL 540 nm nilai Abs ( y ) = 0,008
Outlet WL 540 nm nilai Abs ( y ) = - 0,001

Inlet : 0,01 mg/L


Cr6+ Januari Max 0,5 mg/L
Outlet :0 mg/L

Inlet : 0,01 mg/L


Cr6+ Februari Max 0,5 mg/L
Outlet : 0 mg/L
Hasil Pengujian
Kurva Kalibrasi Larutan Standar Logam Cd

Cd januari Cd Februari
0.14 0.14
y = 0.0621x + 0.0029 y = 0.0615x + 0.0045
0.12 0.12
R² = 0.9861 R² = 0.9868
0.1 0.1

0.08 0.08
Abs abs
0.06 0.06
Linear (Abs) Linear (abs)
0.04 0.04

0.02
0.02
0
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
0 0.5 1 1.5 2 2.5 -0.02
Hasil Pengujian
Nilai Persamaan Linear Kurva Standar kalibrasi

Logam Cd Januari : y = 0,0621 x + 0,0029


Inlet WL 228,8 nm nilai Abs ( y ) = 0,002
Outlet WL 228,6 nm nilai Abs ( y ) = 0,002

Logam Cd Februari : y = 0,0615 x + 0,0045


Inlet WL 228,8 nm nilai Abs ( y ) = 0,001
Outlet WL 228,8 nm nilai Abs ( y ) = 0,001

Logam Cd Januari Inlet : 0,04 mg/L Max 0,1 mg/L


Outlet : 0,05 mg/L
Logam Cd Februari Inlet : 0 mg/L Max 0,1 mg/L
Outlet : 0 mg/L
Hasil Pengujian

Pb Januari Pb Februari
0.03 0.016
y = 0.0144x - 0.0027 y = 0.0072x - 0.0014
R² = 0.999 0.014 R² = 0.9562
0.025
0.012
0.02 0.01

0.015 0.008
abs Abs
0.006
0.01 Linear (abs) Linear (Abs)
0.004
0.005 0.002
0
0
-0.002 0 0.5 1 1.5 2 2.5
0 0.5 1 1.5 2 2.5
-0.005 -0.004
Hasil Pengujian
Nilai Persamaan Linear Kurva Standar kalibrasi

Logam Pb Januari : y = 0,0144 x – 0,0027


Inlet WL 217 nm nilai Abs ( y ) = - 0,001
Outlet WL 217 nm nilai Abs ( y ) = - 0,001

Logam Pb Februari : y = 0,0072 x + 0,0014


Inlet WL 217 nm nilai Abs ( y ) = - 0,001
Outlet WL 217 nm nilai Abs ( y ) = - 0,001

Logam Pb Januari Inlet : 0,17 mg/L Max 1 mg/L


Outlet : 0,15 mg/L
Logam Pb Februari Inlet : 0,18 mg/L Max 1 mg/L
Outlet : 0,17 mg/L
Hasil Pengujian

Cu Februari Cu Februari
y = 0.0244x - 0.005
0.45 0.3 R² = 0.9762
y = 0.0461x - 0.0438
0.4 R² = 0.9975 0.25
0.35
0.3 0.2
0.25 0.15
abs Abs
0.2
Linear (abs) 0.1 Linear (Abs)
0.15
0.1 0.05
0.05
0
0 0 2 4 6 8 10 12
0 2 4 6 8 10 12 -0.05
Hasil Pengujian
Nilai Persamaan Linear Kurva Standar kalibrasi

Logam Cu Januari : y = 0,0461 x – 0,0438


Inlet WL 324,8 nm nilai Abs ( y ) = - 0,001
Outlet WL 324,8 nm nilai Abs ( y ) = - 0,001

Logam Cu Februari : y = 0,0244 x – 0,005


Inlet WL 324,8 nm nilai Abs ( y ) = - 0,002
Outlet WL 324,8 nm nilai Abs ( y ) = - 0,002

Logam Cu Januari Inlet : 0,039 mg/L Max 3 mg/L


Outlet : 0,038 mg/L
Logam Cu Februari Inlet : 0,05 mg/L Max 3 mg/L
Outlet : 0,03 mg/L
Kesimpulan
• 1. Proses Pengujian limbah inlet dan outlet pada ipal menggunakan metode UV-
Vis untuk pengujian amonia, fenol , krom heksavalen dan untuk logam berat Pb,
Cd, Cu dengan AAS
• 2. Parameter baku mutu pada fenol adalah maksimum 0,8 mg/L, Amonia 8
mg/L , krom heksavalen 0,5 mg/L , logam berat Pb 1 mg/L, Logam Berat Cd 0,1
mg/L logam berat Cu 3 mg/L
• 3. Metode AAS yaitu mengubah unsur logam yang ingin diketahui
kandungannya menjadi uap menggunakan energi panas (nyala api), kemudian
terjadi atomisasi. Setelah menjadi atom-atom, ditembak dengan cahaya Hollow
Cathode, lalu cahaya tersebut terserap ke dalam atom-atom. Serapan tersebut
dinamakan absorbansi.
• 4. Metode UV-Vis yaitu sampel diletakkan di dalam kuvet yang kemudian
ditembakkan dengan panjang gelombang tertentu dan kemudian akan terbaca oleh
detektor
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai