SPINAL CORD

SYNDROME
SGD 18
Angkatan 2017
 DEFINISI
Sindrom sumsum
tulang belakang disebabkan
oleh lesi pada traktus spinal
yang naik atau turun yang
terjadi akibat trauma,
kompresi tulang belakang,
atau penyumbatan arteri
tulang belakang.
Sindrom saraf pusat,
sindrom korda anterior,
sindrom korda posterior, dan
sindrom Brown-Séquard
adalah jenis sindrom
sumsum tulang belakang
yang paling umum.
 ETIOLOGI
• Cedera medula spinalis traumatik,  benturan fisik eksternal: kecelakaan
kendaraan bermotor, jatuh atau kekerasan, merusak medula spinalis. Sebagai
lesi traumatik pada medula spinalis dengan beragam defisit motorik dan
sensorik atau paralisis. Sesuai dengan American Board of Physical Medicine
and Rehabilitation Examination Outline for Spinal Cord Injury Medicine,
cedera medula spinalis traumatik mencakup fraktur, dislokasi dan kontusio
dari kolum vertebra.
• Cedera medula spinalis non traumatik, seperti penyakit, infeksi atau tumor
mengakibatkan kerusakan pada medula spinalis, atau kerusakan yang terjadi
pada medula spinalis yang bukan disebabkan oleh fisik eksternal. Faktor
penyebab dari cedera medula spinalis mencakup penyakit motor neuron,
myelopati spondilotik, penyakit infeksius dan inflamatori, penyakit
neoplastik, penyakit vaskuler, kondisi toksik dan metabolik dan gangguan
kongenital dan perkembangan.

Evans, Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian

Rakyat; 2003.h. 35-36.
 PATOGENESIS
CEDERA
PRIMER

Kompresi Kompresi Laserasi/Tra

Distraksi
Persisten Sementara nseksi

• Pada cedera primer, tahap awal akan terjadi perdarahan pada medula spinalis
dilanjutkan dengan terganggunya aliran darah medula spinalis  hipoksi dan
iskemia sehingga terjadi infark lokal  substansia grisea rusak.
• Kerusakan pada gray matter (substansia grisea) karena kebutuhan metaboliknya
yang tinggi. Saraf yang mengalami trauma secara fisik terganggu dan ketebalan
myelinnya berkurang. Perdarahan mikro (mikrohemorrages) atau edema di sekitar
saraf yang mengalami cedera, dapat menyebabkan saraf tersebut semakin terganggu.
Hal tersebut yang mendasari bahwa substansia grisea mengalami kerusakan yang
ireversibel selama satu jam pertama, sedangkan substansia alba mengalami
kerusakan (72 jam setelah cedera)
 Perdarahan Suplai darah
menjadi iskemia
pada medula
terbatas

Kerusakan
CEDERA
Medula lebih
SEKUNDER
lanjut

• Cedera sekunder meliputi syok neurogenik, gangguan

vaskular seperti perdarahan dan reperfusi-iskemia,
eksitotoksisitas, trauma imunologik, apoptosis,
gangguan fungsi mitokondria, dan proses lainnya.

Dumont, Randall J; Okonkwo, David O; Verma, Subodh

; Hurlbert, C John ; Boulos, Paul T; Dumont, Aaron S;.
(2001). Acute Spinal Cord Injury, Part I:
Pathophysiologic Mechanisms. Clinical
Neuropharmacology , 24 (5), 254-264.
 Manifestasi Klinis
Syringomyelia :
Pelebaran canalis centralis → menekan serabut saraf sensoris
(anterolateral system/ALS) yang menghantarkan impuls nyeri dan
Pelebaran canalis centralis
suhu.

Tabes Dorsalis :
Degenerasi collumna posterior.
>> pada tertiary syphillis (neurosifilis).
Gejala : nyeri tajam, ataxia (krn gangguan
DCML (propriosepsi dan taktil), degenerasi
syringomyelia
N.opticus, incontinensia urin, Charcot’s joint.

Penekanan
serabut ALS

Degenerasi
collumna posterior

Tabes dorsalis
forced hyperextension injury -> lig flavum
Menekan SC menimbulkan contusio/
Concussio -> kerusakan tergantung luas
Dari upper limb dulu->lower limb

acute disc herniations, tumors, and

when the head is forced to the chest
(cervical flexion) -> Anterior spinal artery
supplies the ventral 2/3 of the spinal cord -
> ada keterlibatan motorik (UMN dan LMN)
serta sensasi suhu dan nyeri

spinal cord hemi-section

penetrating injuries, and is rare in blunt
trauma
 Tatalaksana
• Konservatif dan simtomatis :
1. ABC ( Airway, breathing, circulation)
2. Immobilisasi
3. Stabilisasi medis ( periksa vital sign, pasang NGT)
• Operatif : laminectomy dan laminotomy
• Rehabilitasi