Anda di halaman 1dari 15

NAMA :ADRIAN MARATI

NIM :R1C1 17 001


PRODI :TEKNIK GEOLOGI
Karakteristik Erupsi tentang Sleeping
Volcano, Sinabung, Sumatera Utara,
Indonesia, dan SMS gateway untuk Sistem
Peringatan Dini Bencana
Sinabung, gunung berapi yang tertidur sejak tahun 1600 bangkit dan meletus pada
tahun 2010, 2013, dan 2015. Gunung berapi ini terletak di Kabupaten Karo, Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia, secara geografis pada 3o10 'Lintang Utara , dan 98o23, Bujur
Timur. Tingginya sekitar 2.460 m di atas permukaan laut, dan merupakan gunung berapi
tertinggi di Sumatera. Sinabung diperkirakan sekitar 400 tahun tidak aktif, oleh karena itu
dikategorikan sebagai tipe B gunung berapi. Sangat mencengangkan; Sinabung meletus pada
27 Agustus 2010, sekali lagi pada November 2013, dan pada Mei hingga Juni 2015.
Kebangkitan gunung berapi secara hipotetis telah dipicu oleh gempa bumi dekade terakhir
yang terjadi di Sumatera Utara dan sekitarnya, termasuk gempa bumi dan tsunami besar di
Aceh, Desember 2004 yang menyebabkan sekitar 115.000 orang meninggal. Sekarang
Sinabung menjadi gunung berapi paling aktif di dunia. Pengaturan techtonic Indonesia yang
dihasilkan oleh interaksi lempeng Eurasia di utara, lempeng India-Australia di selatan, dan
lempeng Pasifik di timur menjadikan negara itu kaya akan gunung berapi aktif
[Kusumayudha, 2013]. Karakteristik aktivitas gunung berapi tersebut dipengaruhi oleh sifat
magmatiknya. Pengamatan dan analisis lapangan juga dilakukan untuk mengumpulkan data
tentang sifat fisik, dan penyebaran endapan erupsi, serta untuk memperoleh data yang
terkait dengan aspek sosial dari dampak bencana. Selanjutnya, untuk menyelesaikan studi
ini, sistem komunikasi terstruktur berbasis pada teknologi informasi yang disebut SMS
Gateway telah dikembangkan. SMS gateway dimaksudkan untuk membantu masyarakat
dalam sistem peringatan dini yang diharapkan dapat mengurangi risiko bencana erupsi
Sinabung.
Gunung berapi Sinabung terletak di zona lemah di bagian timur Sumatera
segmen kesalahan. Letusannya menghasilkan endapan batuan vulkanik yang dapat
dikelompokkan menjadi 25 unit [Badan Geologi Indonesia, 2015]. Ada 25 unit produk
erupsi primer, dan satu unit aktivitas vulkanik sekunder sebagai endapan lahar.
Secara umum stratigrafi Sinabung dan daerah sekitarnya dapat dibagi menjadi dua
satuan batuan, yaitu satuan Plio-Pleistosen dan satuan batuan berumur Kuarter.
Satuan batuan Plio-Pleistosen terdiri dari batuan vulkanik andesitik hingga basalt,
tufa, breksi, dan lahar, dan intrusi terdiri dari tanggul basalt hidolit aphanitik, dan
andesit porfiri (Badan GeologiIndonesia).

Satuan batuan Kuarter terdiri dari batuan sedimen, endapan vulkanik,


daNendapanaluvial.Gunung berapi Sinabung terjadi di barat laut cekungan Toba
Lama. Ada patahan slip-slip membedah hampir semua formasi batuan di sepanjang
tepi barat cekungan Toba [Badan Geologi Indonesia, 2011]. Selain terjadinya
patahan-slip, ada kesalahan normal yang ditemukan di Danau Kawar. Di wilayah
studi, pola struktur geologis menunjukkan sumbu barat daya-timur laut, serta
struktur kawah gunung berapi Sinabung yang juga berorientasi barat laut-tenggara.
Peta geologi Sinabung dan daerah sekitarnya, yang dikembangkan oleh Badan
Geologi Indonesia [2011] ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 1. Peta yang menunjukkan Lokasi gunung berapi
Sinabung.
Gambar 2. Klasifikasi letusan gunung berapi [Kusumayudha, 2013, dimodifikasi dari
MacDonald, 1989]
Gambar 3. Peta geologi Gunung Api Sinabung (Badan Geologi Indonesia, 2011)
Sejarah Erupsi
Berdasarkan beberapa referensi yang ditinjau, sejak tahun 1600 hingga 2009
gunung berapi Sinabung telah dicatat dan diinformasikan sebagai tidak ada erupsi. Oleh
karena itu gunung berapi dikategorikan dan diklasifikasikan ke dalam tipe B. Menurut
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (CVGDM) Indonesia, ada tiga jenis
gunung berapi di Indonesia, seperti dijelaskan dalam Tabel 1.
Pada tanggal 27 Agustus 2010, gunung berapi Sinabung tiba-tiba berasap dan
menyemburkan abu vulkanik keluar, diklasifikasikan sebagai freatik erupsi [Sutawidjaja
et.al, 2013]. Pada 29 Agustus dini hari, sekitar pukul 00.15 waktu setempat, lava
diekstrusi dan mengalir dari kawah gunung berapi. Letusan kali ini menyemburkan debu
vulkanik. Sinabung meletus tanpa menandatangani peringatan signifikan. Pada 3
September 2010 terjadi dua kali letusan, yang pertama terjadi pada pukul 04.45 pagi,
menyemprotkan debu vulkanik setinggi sekitar 3 km di atas kawah, sedangkan yang
kedua pada pukul 6.00 sore, bertepatan dengan gempa bumi yang dapat diidentifikasi
dari radius 25 km di sekitar gunung berapi.
Erupsi Sinabung 2010 dan 2013 ditandai oleh tekanan gas yang cukup tinggi ke
atas, dan dapat diklasifikasikan ke dalam tipe vulcananian. Namun akhir-akhir ini, pada
2014/2015, 2016, dan 2018 dengan terjadinya kubah lava dan longsoran piroklastik,
erupsi Gunung Sinabung berubah menjadi kombinasi antara Merapi dan jenis-jenis
vulcan. Daerah yang sangat terancam oleh bahaya Sinabung adalah Kabupaten Karo,
Sumatera Utara, tempat penelitian dilakukan (Gambar 4).
klasifikasi Volcano berdasarkan aktivitas magmatik
nya (CVGDM)
Jenis Volcano Keterangan

SEBUAH gunung berapi tersebut pernah magmatik meletus


setidaknya sekali setelah tahun 1600. Gunung berapi ini
harus diperhitungkan karena mungkin aktif setiap saat dan
mengancam kehidupan manusia
B The gunung berapi tidak pernah secara magmatik meletus
sejak 1600, tetapi masih menunjukkan aktivitas freatik
seperti solfatar dan fumarol

C Gunung berapi tidak diketahui meletus, tidak ada catatan


sejarah mengenai letusannya, tetapi ada
A B

C
D

Gambar 4. Gunung Sinabung (a), dampak letusan 2015 di desa Sukanalu (b),
endapan lahar (c) dan dampak sosial letusan 2016 (d)
Gambar 5. Peta yang menunjukkan daerah rawan bencana Gunung Sinabung (
BNPB, 2015)
Karakteristik Erupsi People Land & Infrastru

Awalnya jenis letusan diklasifikasikan sebagai freatik, tetapi berlanjut oleh aktivitas Lebih dari 12.000 Pertanian, kerusaka
magmatik. Gunung berapi itu meledakkan material abu dan debu, melemparkan balok orang dari 21 desa diungsikan. Wilayah Karo. Kot
dan bom yang menyala. Di sana juga mengalir lahar dan awan yang bercahaya. Satu meninggal karena penyakit terletak di 80 kilom
Penyebaran endapan vulkanik mencapai 2 km dari puncak. pernapasan dipasangi hujan abu

Letusan dikategorikan sebagai magmatik, jenis Vulcanian. Melempar material vulkanik Tidak ada korban manusia Pertanian, kerusaka
hingga 5.000 meter; awan yang bersinar, menghasilkan hujan abu yang menyebar sekitar (tujuh) distrik Wilay
radius 5 km. 5.000 rumah / ban

Erupsi magmatik, tipe Vulcanian dan tipe Merapi. Ini melemparkan piroklastik hingga 15 meninggal. Ada 2.053 keluarga Kerusakan rumah,
lebih dari 5000 meter. Awan panas yang bersinar dengan jarak 2 km dari pusat erupsi, atau sekitar 6.179 orang tinggal di di 7 distrik di wilay
relatif ke selatan. tempat tinggal sementara. tanaman pangan da
Ha. Untuk hortikul
2.063 Ha sayuran,
buahan, dan 1 Ha b

Kombinasi jenis letusan Vulkanian dan Merapi dengan lebih dari seratus kali aliran 200 orang desa Sukanalu pertanian Keru
pirokstana longsoran, lebih dari 14 kali gempa bumi goyang / getar. Aliran piroklastik dievakuasi 7 kabupaten di wila
mencapai 3 - 3,5 km arah tenggara. Tinggi kolom abu berkisar dari 2000 hingga 3.000
meter. Lahar mulai terjadi. Ada sekitar 3 juta meter kubik bahan vulkanik di puncak
gunung berapi yang berpotensi meluncur ke bawah sebagai lahar.

atas Erupsi ke (tipe Vulkanian) dan longsoran (tipe Merapi), 7 orang tewas, 2 terluka oleh Kerusakan pertania
seperti yang terjadi pada kegiatan 2015. aliran piroklastik. Mereka
melakukan
aktivitas di zona merah.

Tabel 2. Karakteristik dan Dampak Erupsi Gunung Api Sinabung (dari berbagai sumber surat kabar dan web)
SMS Gateway untuk Sistem Peringatan Dini
SMS gateway dimaksudkan untuk membantu masyarakat dalam sistem
peringatan dini yang diharapkan dapat mengurangi risiko bencana erupsi
Sinabung.SMS gateway dapat diterapkan untuk sistem peringatan dini di wilayah
Sinabung. Informasi tentang status gunung berapi, seperti keadaan darurat atau
siaga dapat disebarluaskan oleh Volcano Observatory langsung kepada orang-orang
dengan persetujuan pemerintah daerah. Dalam implementasinya masih ditemukan
beberapa kendala yang dihadapi oleh orang yang berprestasi sebagai operator,
karena hanya merupakan pekerjaan tambahan di antara tugas-tugas lainnya.
Sehubungan dengan ini, pengoperasian SMS gateway masih perlu dibimbing.

Secara teoritis, manajemen bencana dapat dioperasikan dengan langkah-


langkah kegiatan, yang melibatkan pra-bencana, selama bencana, dan pasca-
bencana [Paripurno, 2014]. Khusus untuk Sinabung dan daerah sekitarnya,
manajemen bencana masih kurang dipahami, karena tidak ada ancaman darigunung
berapi ; Penyusunan Prosedur Operasional Standar (SOP) dalam
penggunaan dan pengelolaan sistem informasi. Manajemen bencana pada
umumnya dipahami dengan baik dan dijalankan oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia (Pemerintah, LSM, akademisi, dan masyarakat),
terutama yang tinggal di daerah rawan bahaya geologis seperti gempa bumi,
tsunami, tanah longsor, dan letusan gunung berapi [Kusumayudha, 2012].
SMS gateway sebagai model sistem komunikasi lingkungan
menunjukkan bahwa untuk menangani bencana, diperlukan fase-fase
manajemen seperti itu. Dalam mitigasi bencana gunung berapi
Sinabung, ada dua hal yang saling bergantung satu sama lain,
termasuk manusia dan lingkungan. Dalam sistem komunikasi, semua
pemangku kepentingan memiliki peran mereka sendiri untuk berpartisi
pasi.sistem.
Sistem SMS gateway dibangun dalam dua bagian, yaitu aplikasi
teknis dan manajemen program. Itu dibangun melalui beberapa tahap,
termasuk: Proses penyebaran ide dan konsep ke sistem yang dikelola
oleh pemangku kepentingan dan warga negara; Pengumpulan dan
pengelolaan nomor ponsel dalam sistem; Media Management Center
sebagai sumber informasi (dalam hal ini adalah Sinabung Volcano
Observatory); Sosialisasi dan pelatihan tentang cara menggunakan
sistem untuk pengguna
Referensi:

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (CVGDM) Indonesia (2015). Daerah rawan bencana Gunung
Api Sinabung.
Badan Geologi Indonesia (2011). Peta geologi Gunung Sinabung.
Kusumadinata K (1979). Data Dasar Gunung Berapi Indonesia: Departemen Pertambangan dan Energi RI: 820.
Kusumayudha SB (2013). Gunung Berapi Aktif Indonesia: edisi ke-2. PT Citra Aji Parama: 2-21; 23.
Kusumayudha SB (2012). Analisis Pengembangan Kapasitas untuk Mengurangi Bahaya Vulkanik versus Erupsi
Gunung Merapi 2010, Jawa Tengah, Indonesia, InternationaL Jurnal Geologi Ekonomi dan
Lingkungan, Vol 3 (2), pp 5 - 11.
Sitanggang HDM (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pasca Gempa Gunung Sinabung (Strategi
Pemberdayaan Masyarakat Pasca Gempa Gunung Sinabung), Jurnal Ilmiah Ekonomi, Vol 1
Nomor 2, Desember 2010: 71-78
Suparto, Sukarman, Anda M (2015). Pemetaan Dampak Erupsi Gunung Sinabung (Pemetaan Dampak Erupsi
Gunung Sinabung), Proc. Sistem Informasi dan Pemetaan Sumberdaya Lahan Implementasi
Swasembada Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, hal 1-16.
(Dalam bahasa Indonesia).
Sutawidjaja IS, Prambada O, Siregar DA (2013). Erupsi Gunung Sinabung pada Agustus 2010 di Sumatra Utara,
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 8 No. 1 Maret 2013: 55-61.
https://rovicky.wordpress.com/2013/11/05/dimana- sinabung-mana-toba /.
http: //www.suara merdeka.com/2015. http://sms.combine.or.id/sinabung .
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Sinabung.

Anda mungkin juga menyukai